Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta pada kelas X
Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Juli 2013. Pelaksanaan
penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Alokasi Waktu Penelitian
Kegiatan
Bulan
Feb
2013
Maret
2013
April
2013
Mei
2013
Juni
2013
Juli
2013
a. Observasi
b. Pengajuan Judul
Permohonan Ijin
Penyusunan Proposal
Pengajuan proposal
penelitian
Penyusunan dan uji
instrumen
Seminar proposal
Pengambilan data
Analisis data
Penyusunan laporan
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain
Randomized Pretest-Postest Comparison Group Design. Rancangan ini
51
52
menggunakan 2 kelompok subyek yaitu 1 kelompok sebagai kelas eksperimen I
(metode TGT disertai kartu soal) dan 1 kelompok sebagai kelas eksperimen II
(metode TGT disertai roda impian). Adapun bagan design Randomized Pretest-
Postest Comparison Group Design terdapat dalam Tabel 3.2 (Syaodih N, 2005:
205).
Tabel 3.2. Bagan desain Randomized Pretest-Postest Comparison Group
Design
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Kelas eksperimen I
Kelas eksperimen II
T
1
T
1
X
1
X
2
T
2
T
2
Keterangan :
T
1
= prestasi siswa pada pokok bahasan hidrokarbon sebelum diberi perlakuan
T
2
= prestasi siswa pada pokok bahasan hidrokarbon setelah diberi perlakuan
X
1
= perlakuan dengan metode TGT disertai kartu soal
X
2
= perlakuan dengan metode TGT disertai roda impian
Berdasarkan desain penelitian yang telah dirancang maka langkah
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pretest T
1
pada kelompok eksperimen untuk mengukur rata-rata
kemampuan kognitif sebelum obyek diberi perlakuan.
2. Memberikan perlakuan X
1
berupa penggunaan metode TGT disertai kartu
soal pada kelompok eksperimen I dan perlakuan X
2
berupa penggunaan
metode TGT disertai roda impian pada kelompok eksperimen II.
3. Memberikan postest T
2
pada kelompok eksperimen I dan kelompok
eksperimen II untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif setelah diberi
perlakuan X
1
dan X
2
.
4. Menentukan selisih nilai antara T
1
dan T
2
pada kelompok eksperimen I untuk
mengukur rata-rata selisih nilai pretest-postest (Z
1
).
5. Menentukan selisih nilai antara T
1
dan T
2
pada kelompok eksperimen II untuk
mengukur rata-rata selisih nilai pretest-postest (Z
2
).
6. Membandingkan Z
1
dan Z
2
untuk menentukan perbedaan yang timbul.
53
7. Menerapkan uji statistik yang sesuai untuk menentukan apakah perbedaan
tersebut signifikan, yaitu dengan uji-t pihak kanan.
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis, variable dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu. Dinamakan variabel karena ada variansinya (Sugiyono, 2008: 60).
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran TGT disertai kartu soal untuk kelas eksperimen I dan metode
pembelajaran TGT disertai roda impian untuk kelas eksperimen II.
b. Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan pada akibat atau pengaruh
yang dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
prestasi belajar siswa mengenai pokok bahasan hidrokarbon pada siswa kelas
X SMA Negeri 7 Surakarta.
2. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan
berkesinambungan dengan urutan sebagai berikut :
a. Melakukan observasi pada kelas X SMA Negeri 7 Surakarta meliputi subjek
penelitian yang akan digunakan dan pembelajaran yang ada.
b. Melakukan uji coba/tryout soal kognitif dan angket afektif.
c. Menentukan dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian secara random.
d. Memberikan tes awal pada ke dua kelas dengan instrument penelitian (soal
kognitif) yang telah diujicobakan dan memenuhi syarat untuk digunakan
dalam mengambil data penelitian.
54
e. Melaksanakan penelitian yaitu mengajar materi hidrokarbon dengan
menerapkan pembelajaran metode TGT disertai kartu soal pada kelas
eksperimen I dan metode TGT disertai roda impian pada kelas eksperimen II.
f. Memberikan tes akhir.
g. Mengolah dan menganalisis data dengan uji statistik yang sesuai.
h. Menarik kesimpulan.
C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7
Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 9 kelas.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling atau sampel acak. Dalam teknik ini, sampel merupakan unit dalam
populasi yang mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel, bukan siswa
secara individual tetapi kelas (Sugiyono, 2010: 120 ). Dari 9 kelas yang ada di
SMA Negeri 7 Surakarta diambil 2 kelas untuk dijadikan sampel yaitu kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang dilaksanakan
dengan cara mengajukan sejumlah daftar pernyataan yang harus dijawab oleh
responden. Metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan
afektif.
2. Metode Tes
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan individu
yang dalam penelitian ini untuk mengukur prestasi belajar kognitif pada materi
pokok hidrokarbon kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.
55
E. Instrumen Penelitian
Berdasarkan variabel yang diteliti maka instrumen penelitian yang
diperlukan adalah tes kognitif dan angket afektif. Uji coba instumen penilaian
kognitif dan afektif dilakukan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Surakarta
tahun pelajaran 2012/2013.
1. Instrumen Penilaian Kognitif
Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data, berupa suatu
daftar pertanyaan atau butir-butir soal. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan
data berupa tes objektif yang disusun oleh peneliti berdasarkan rancangan
pembelajaran dan kisi-kisi tes. Tes yang berisi perolehan hasil belajar kimia
tersebut digunakan untuk mengambil data prestasi belajar materi pokok
hidrokarbon. Perangkat tes yaitu tes objektif dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban
yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
Untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya
pembeda maka instrumen yang akan dipakai dalam penelitian ini perlu
diujicobakan terlebih dahulu kepada sekelompok siswa yang telah menerima
materi pokok hidrokarbon.
a. Uji Validitas
Validitas berarti keabsahan. Suatu alat ukur dikatakan valid atau
mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut memang dapat mengukur
apa yang hendak kita ukur. Validitas instrumen sangat diperlukan dalam suatu
penelitian karena validitas juga merupakan ukuran mutu dan kebermaknaan suatu
penelitian. Validitas mencerminkan ukuran kejituan instrument penelitian untuk
mengukur dan menggali fakta yang tersembunyi (Toha M, 2008: 28-29).
Uji Validitas Isi
Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai
alat ukur hasil belajar yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur
hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif
56
terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan
(Sudijono A, 2005: 164).
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrument yang digunakan dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Prinsip suatu tes valid adalah valid, tidak
universal. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti bahwa ia
hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja (Sukardi, 2011: 121).
Untuk dapat mengetahui apakah secara isi, validitas instrument memenuhi
syarat atau tidak, digunakan formula Gregorry (2007) untuk melihat validitas isi
secara keseluruhan. Formula Gregorry adalah sebagai berikut :
Keterangan :
A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis
B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut
panelis II
C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut
panelis II
D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis
Jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregorry, 2007: 121-123).
Setelah dilakukan uji validitas isi oleh 2 orang panelis maka diperoleh
hasil yang tercantum dalam Tabel 3.3, dan hasil lebih rinci dapat dilihat pada
Lampiran 13 dengan hasil perhitungannya tercantum pada Lampiran 14.
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kognitif
Jenis Soal Jumlah Soal Content Validity Kriteria
Kognitif 35 0,97 Valid
b. Reliabilitas Soal
Kata reliabilitas sering diartikan sebagai keajegan atau kemantapan.
Sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabil jika hasil-hasil pengukuran yang
dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap subjek
57
yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan
stabil selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Realibilitas dapat dicari dengan menggunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder
dan Richardson. Menurut Kuder dan Richardson, cara menentukan reliabilitas tes
itu adalah lebih tepat apabila dilakukan secara langsung terhadap butir-butir item
tes yang bersangkutan (Sudijono A, 2008: 252). Untuk menghitung koefisien
reliabilitas tes bentuk objektif digunakan rumus KR
20
sebagai berikut:
1
1
]
1


1
]
1


2
2
11
1
t
i i t
S
q p S
n
n
r
Keterangan :
r
11
: koefisien reliabilitas tes
n : banyaknya butir item
1 : bilangan konstan
S
t
2
: varian total
p
i
: proporsi siswa yang menjawab benar butir item yang bersangkutan
q : proporsi siswa yang menjawab salah, atau q
i
=1- p
i
p
i
q
i :
jumlah dari hasil perkalian antara p
i
dengan q
i
(Sudijono A, 2008: 252-253)
Kriteria pengujian:
Jika r
11
0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang
tinggi (reliable).
Jika r
11
< 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang
tinggi (unreliable).
(Sudijono A, 2008: 209)
Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif terangkum
dalam Tabel 3.4. Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif yang
lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 16.
Tabel 3.4. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Reliabilitas
Soal pada Aspek Kognitif
Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
Kognitif 35 0,78 Tinggi
58
c. Taraf Kesukaran Soal
Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir yang
baik apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu
mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.
Untuk penentuan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = angka indeks kesukaran item
B = banyaknya siswa yang menjawab benar terhadap butir item yang
bersangkutan
JS = jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar
Penafsiran terhadap angka indeks kesukaran item :
P < 0,30 : terlalu sukar
0,30 < P < 0,70 : cukup (sedang)
P > 0,70 : terlalu mudah
(Sudijono A, 2005: 370)
Hasil uji taraf kesukaran soal instrumen penilaian kognitif yang dilakukan
terangkum dalam Tabel 3.5. Hasil uji taraf kesukaran soal instrumen penilaian
kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 16.
Tabel 3.5. Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian Kognitif
Jenis Soal Jumlah Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sukar
Kognitif 35 25 8 2
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar
untuk dapat membedakan (diskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi
59
(pandai), dengan testee yang kemampuannya rendah (bodoh). Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks daya pembeda (DP).
Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang
bersangkutan membedakan siswa yang sudah memahami dan belum memahami
materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin
tinggi daya pembeda suatu soal maka semakin baik soal tersebut. Jika daya
pembeda negatif berarti lebih banyak kelompok siswa yang belum memahami
materi menjawab benar soal tersebut. Untuk mengetahui daya pembeda tes soal
bentuk pilihan ganda digunakan rumus korelasi poin biserial (rpbis) seperti
berikut ini:

q
p
SD
M M
r
t
t p
pbi


Keterangan :
r
pbis
= korelasi poin biserial
Mp = rerata skor total dari sejumlah subyek yang menjawab benar pada item
yang ditentukan validitasnya
Mt = rerata skor total seluruh peserta pada seluruh soal
SD
t
= simpangan baku skor total
p = proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa
q = 1-p
Kriteria daya pembeda butir:
0,0 0,2 : jelek
0,21 0,4 : cukup
0,41 0,7 : baik
0,71 1,0 : baik sekali
(Sudijono A, 2005: 185)
Hasil uji daya beda soal instrumen penilaian kognitif yang dilakukan
terangkum dalam Tabel 3.6. Hasil uji daya beda soal instrument penilaian kognitif
yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 16. Item soal dengan kriteria jelek
dalam penelitian ini terdapat 5 soal yang harus diperbaiki.
60
Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian Kognitif
Jenis Soal Jumlah Soal
Kriteria
Baik
Sekali
Baik Cukup Jelek
Kognitif 35 - 14 16 5

2. Instrumen Penilaian Afekif
Dalam penelitian ini digunakan angket untuk memperoleh nilai afektif
siswa pada materi pokok hidrokarbon. Jenis angket yang digunakan adalah angket
langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Siswa memberikan
jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.
Konsep alat ukur ini berisi indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian
yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam
menyusun item-item angket.
Ada 5 (lima) ranah afektif yang dinilai, yaitu sikap, minat, konsep diri,
nilai, dan moral. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, skor
tertinggi tiap butir adalah 5 dan yang terendah adalah 1. Dalam pengukuran sering
terjadi kecenderungan responden memilih jawaban pada kategori 3 (tiga) untuk
skala Likert. Untuk mengatasi hal tersebut skala Likert hanya menggunakan 4
(empat) pilihan agar jelas sikap atau minat responden, yaitu sangat setuju, setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Depdiknas, 2010: 54).
Tabel 3.7 . Kriteria Skor Penilaian Afektif
Skor untuk aspek yang
dinilai
Skor
Pernyataan positif (+) Pernyataan negative (-)
SS (Sangat setuju)
S (Setuju)
4
3
1
2
61
TS (Tidak setuju)
STS (Sangat tidak setuju)
2
1
3
4
Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut
diuji terlebih dahulu dengan uji validitas isi yang meliputi segi materi, konstruksi,
bahasa serta dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui kualitas item angket.
a. Uji Validitas Angket
Uji Validitas Isi
Seperti halnya dengan instrument kognitif, angket afektif juga divalidasi,
yaitu segi validitas isi dengan rumus :
Keterangan :
A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis
B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut
panelis II
C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut
panelis II
D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis
Jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregorry, 2007: 121-123).
Setelah dilakukan uji validitas isi oleh 2 orang panelis maka diperoleh
hasil yang tercantum dalam Tabel 3.8, dan hasil lebih rinci dapat dilihat pada
Lampiran 13 dengan hasil perhitungannya tercantum pada Lampiran 14.
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Afektif
Jenis Soal Jumlah Soal Content Validity Kriteria
Afektif 40 1 Valid
62
b. Uji Reliabilitas
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap bila dilakukan kembali kepada subyek yang sama.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha, yaitu sebagai
berikut :

,
_

,
_


2
2
11
1
1
t
i
S
S
n
n
r
Keterangan
r
11
: Koefisien reliabilitas
n : Jumlah item yang dikeluarkan dalam tes
1 : Bilangan konstan

2
i
S

: Jumlah varian skor dari tiap-tiap item
S
2
t
: Varian total
Kriteria pengujian:
Jika r
11
0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang
tinggi (reliable).
Jika r
11
< 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang
tinggi (unreliable).
(Sudijono A, 2008: 208-209)
Hasil uji reliabilitas instrumen instrumen penilaian afektif yang dilakukan
terangkum dalam Tabel 3.9. Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian efektif yang
lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 17.
Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif
Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
Kognitif 40 0,96 Tinggi
F. Teknis Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
63
Data yang diperlukan dianalisis dengan menggunakan uji tdua pihak. Oleh
karena itu perlu dipenuhi uji prasyarat analisisnya yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Uji ini
digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak.
Metode Lilliefors digunakan dengan prosedur :
1) Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi normal
H
1
: sampel tidak berasal dari populasi normal
2) Statistik Uji
L = max
( ) ( )
i i
Z S Z F
Dengan:
Z berdistribusi N (0,1)
F(Z
i
) = P(Z Z
i
)
S(Z
i
) = proporsi cacah Z Z
i
terhadap seluruh Z
i
3) Taraf Siginifikansi (

) = 0,05
4) Daerah Kritik (DK)
DK = { L L > L
:n
atau L < -L
:n
} dengan n adalah ukuran sampel.
5) Keputusan Uji
Ho ditolak Jika L
hitung

DK.
6) Kesimpulan
a. Sampel berasal dari populasi normal jika H
0
diterima.
b. Sampel tidak berasal dari populasi normal jika H
0
ditolak
(Budiyono, 2009: 169-170)
b. Uji Homogenitas
64
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu
sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui
homogenitas varians digunakan uji Bartlett. Rumus uji Bartlett adalah
sebagai berikut:

2
( )

2
j j
s log f - RKG log f
C
2,303
dengan :

2
~
2
(k 1)
k = banyaknya populasi = banyaknya sampel
f = N k =

k
j
j
f
1
= derajat kebebasan untuk RKG = N k
f
j
= derajat kebebasan untuk S
j
2
= n
i
1
j = 1, 2, , k
N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)
n
j
= banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j
1
1
]
1

+

f
1
f
1
1) - 3(k
1
1 C
j
dan

j
j
f
SS
RKG
serta
( )
( )



2
j j
j
2
j
j
2
j
s 1 n
n
X
X SS
dimana
1 n
SS
s
j
j
j
2


kriteria :

2
<
2
tabel
, maka sampel berasal dari populasi yang homogen

2

2
tabel
, maka sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.
(Budiyono, 2009:176-177)
c. Uji t-maching
Uji t- matching bertujuan untuk mencari kesetaraan antara dua
sampel dalam penelitian.
1) Menentukan Hipotesis
65
Ho;
1
=
2
= tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai kelas
eksperiment I dan kelas eksperimen II.
H
1
;
1

2
= ada perbedaan antara rata-rata nilai kelas eksperiment I
dan kelas eksperimen II.
2) Komputasi
3) Daerah Kritik
=0,05 dk = n
1
+ n
2
-2
4) Kriteria Uji
Ho diterima jika t
hitung
< t
tabel


(Budiyono, 2009: 156)
2. Uji Hipotesis
Data yang diperoleh dalam penelitian akan diolah dengan menguji kesamaan
rata-rata. Uji yang digunakan adalah uji t-pihak kanan dengan ketentuan
sebagai berikut:
H
0
:
1

2
(rata-rata selisih nilai pretest- posttest kelas eksperimen I lebih
rendah atau sama dengan kelas eksperimen II)
H
1
:
1
>
2
(rata-rata selisih nilai pretest- posttest kelas eksperimen I lebih
tinggi dari pada kelas eksperimen II)
Keterangan :

1
: nilai rata-rata kelas eksperimen I

2
: nilai rata-rata kelas eksperimen II
Adapun rumusnya sebagai berikut :
2 1
2 1
1 1
n n
S
x x
t
+

66
( ) ( )
2
1 1
2 1
2
2 2
2
1 1
+
+

n n
S n S n
S
H
o
diterima jika t
hitung
< t
tabel
, H
o
ditolak jika t
hitung
> t
tabel
.
Keterangan :
1
x : nilai rata-rata tes kelas eksperimen I
2
x : nilai rata-rata tes kelas eksperimen II
n
1
: jumlah sampel pada kelas eksperimen I
n
2
: jumlah sampel pada kelas eksperimen II
S : simpangan baku gabungan
S
2
: varian sampel kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
S
1
2
: varians kelas eksperimen I
S
2
2
: varians kelas eksperimen II
(Sudjana, 2005:239)

Anda mungkin juga menyukai