Dasar Dasar k3 Pop
Dasar Dasar k3 Pop
DIREKTORAT TEKNIK MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT JENDERAL GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2007
pekerjaan tanpa kecelakaan Memberikan suasana atau lingkungan kerja yang aman Dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya
karyawan tidak mendapat luka/cidera/mati Tidak terjadinya kerusakan /kerugian pada alat /material/produksi Upaya pengawasan thd 4 M yaitu : manusia, material, mesin, metode kerja yang dapat memberikan lingkungan kerja aman dan nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan
Pengawasan Thd 4 M
PRINSIP K3
Setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya Penyebab kecelakaan harus dicegah /
ditiadakan Setiap pekerjaan pasti dapat dilakukan dengan aman dan selamat Kunci bekerja dengan aman, maka haruslah : - mengetahui/memahami pekerjaan yang akan dilakukan - mengetahui potensi bahaya yg mungkin terjadi - Melengkapi dengan alat perlengkapan kerja yang diperlukan
PENTINGNYA K3
Menyelamatkan karyawan, dari :
sakit, sedih, penderitaan, kehilangan gaji Menyelamatkan keluarga, dari : kesedihan, masa depan, dll Menyelematkan perusahaan, dari : kerusakan alat, kehilangan tenaga kerja, melatih/mengganti karyawan yang celaka, bahkan bisa sampai stop produksi
Kesehatan Kerja
Adalah untuk melindungi karyawan dari sakit akibat kerja ataupun akibat lingkungan kerja. Yang perlu dilakukan perusahaan, adl : 1.Pemeriksaan Kesehatan Karyawan a. Pekerja Baru : untuk mengetahui kondisi Kese hatan awal karyawan b. Pekerja Lama : guna memantau kesehatan/peny akit yg mungkin timbul selama bekerja. - Karyawan tb bawah tanah, 6 bulan sekali - Karyawan tb di permukaan, 1 tahun sekali
JENIS-JENIS KECELAKAAN
terjatuh/tergelincir Terpukul
Terbentur
Terjepit Terkena aliran listrik
Kemasukan benda
dll
KECELAKAAN TAMBANG
Benar-benar terjadi
Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang
yang diberi izin Akibat kegiatan usaha pertambangan Terjadi pada jam kerja Terjadi didalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau area proyek Sehingga apabila kecelakaan memenuhi 5 Kriteria tsb dpt digolongkan Kecelakaan Tambang
2.
3.
Cidera Ringan Bila kurang 3 minggu pekerja sudah dapat bekerja kembali ketempat semula Cidera Berat - lebih dari 3 minggu pekerja baru dapat kerja - cacat tetap shg tdk kerja seperti semula - patah/retak/dislokasi (Kepmen 555. K) Mati Apabila mati dalam waktu 24 jam sejak kecelakaan itu terjadi
PENYEBAB KECELAKAAN
Versi Heinrich Tindakan tidak aman (88%) Kondisi tidak aman (10%) Takdir/Nasib/Lain-lain (2%)
Versi Perusahaan Du-Pont Tindakan tidak aman (96%) Penyebab lain-lain (4%)
PENYEBAB KECELAKAAN
Tindakan Tidak Aman : Tidak mengenakan APD Tidak mengikuti prosedure yang ditentukan Tidak mengikuti peraturan K3 yang telah dibuat Bekerja sambil bergurau Mengemudi melebihi kecepatan Kondisi Tidak Aman : Lantai kerja yg licin Pencahayaan yg kurang Bagian mesin berputar yg tdk dilindungi Perkakas yang tdk standart Lain-Lain/Nasib
PENDORONG KECELAKAAN
Adalah hal-hal yg menyebabkan atau memberikan Kontribusi terhadap timbulnya Tindakan Tidak Aman (TTA) dan Kondisi Tidak Aman (KTA) yg pada akhirnya menimbulkan kecelakaan. Sedangkan Penyebab Langsung Kecelakaan, adl : a. Tindakan tidak aman b. Kondisi tidak aman
BIAYA KECELAKAAN
A.
B.
Biaya Langsung antara lain : - biaya kompensasi - biaya perawatan/pengobatan - biaya reparasi peralatan - biaya penyelidikan Biaya Tidak Langsung antara lain : - Biaya penggantinya jam kerja pekerja yang hilang - Biaya pendidikan/keahlian - Biaya pengganti menurunnya atau berhentinya produksi
PEMBINAAN K3
Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan Cara-cara sebagai berikut : A. Penyuluhan : - ceramah-ceramah K3 - pemasangan poster-poster K3 - pemutaran film/slide K3 B. Safety Talk Dilakukan pada setiap gilir kerja atau awal shift dan membahas apa yg akan dikerjakan, apa bahaya-nya, peralatan apa yang harus dipakai dan bagaimana cara penanganannya bila terjadi bahaya
D.
Safety Training - Pelatihan penggunaan peralatan keselamatan - Pelatihan pemadam kebakaran - Pelatihan P3K - Pelatihan pengendalian keadaan darurat Safety Inspection - Inspeksi rutin, berkala dan inspeksi bersama
E.
Safety Meeting Dengan pertemuan K3 secara terencana dan rutin, maka hal-hal berkaitan dengan K3 dapat dibicarakan dan dievaluasi
3. KLASIFIKASI API
a. Gol Api A (Ash /Meninggalkan Abu) gol api yg berasal dari material mudah terbakar Seperti : kayu, kertas, kain, plastik dll Pemadam : air bertekanan, foam/busa, kimia kering, halon Gol Api B (Boil/Cairan mendidih) gol api yg berasal dari cairan yg mudah terbakar Seperti : oli, minyak solar/diesel/bensin, cat tiner, gemuk dll Pemadam : foam/busa, CO2, kimia kering, halon
b.
Air air sbg pemadam api sudah lama dipakai, krn air bersifat sbg pendingin/melarutkan/menu tupi & mengemulsi permukaan bahan bakar
Busa Pemadam Api adl kumpulan gelembung cairan yg di dlmnya berisi udara. Krn busa lbh ringan drpd cairan asalnya, maka busa akan mengapung di atas permukaan cairan yg terbakar & menjadi pendesak udara, pendingin, penutup dan membawa air yg berguna untuk pemadaman.
2.
3.
4.
Pendinginan (Cooling) Melarutkan (Dilection) dpt dilakukan bila bhn bakar cair dapat larut dalam air. Menutupi / Menyelimuti (Smothering) Dlm hal ini api dpt padam krn tersingkirnya udara akibat bhn bakar diselimuti. Tetapi biasanya smothering tdk dpt mematikan api dengan sempurna. Kalau cooling bisa sempurna. Emulsi Prinsipnya : Dua cairan tdk dpt bersatu bila diagetasi menjadi emulsi.
SAFETY) PERLINDUNGAN THD HARTA BENDA DAN BANGUNAN (PROPERTY SAFETY) PERLINDUNGAN INFORMASI/PROSES (PROCESS SAFETY) PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP DARI KERUSAKAN (ENVIROMENTAL SAFETY)
BUNYIKAN ALARM KEBARAN/TANDA LAIN MATIKAN ALIRAN LISTRIK, BHN BAKAR PERGUNAKAN APAR DNG CEPAT & TEPAT
KEADAAN DARURAT
KLASIFIKASI EMERGENCY EMERGENCY PLAN PICK UP POINT PROSEDUR EMERGENCY KLINIK DAN RUMAH SAKIT PERALATAN DAN PELINDUNG DIRI
PD meeting