Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TEKNIK PEMBAKARAN

Disusun oleh Nama NIM : Daniriel Gultom : 0851050008

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA 2013

1.

Asal Usul Batu bara Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang telah terikat antara batuan dengan

strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen dan isa tumbuhan dari jaman prasejarah. Batu bara banyak terdapat di rawa dan lahan gambut. Batu bara adalah bahan bakar fosil yang dapat terbakar sehingga sampai saat ini dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan.

2.

Peta peta penyebaran batubara Batubara di Indonesia Di Indonesia batubara terbentuk pada cekungan-cekungan sedimentasi berumur Permo-Karbon sampai Terrier (Neogen dan Paleogen). Sebagian besar batubara Indonesia berumur muda (Neogen), berupa batubara lignite dan subbituminus dengan nilai kalori yang rendah dan sedang. Endapan batubara Neogen ditemukan di Cekungan Sumatra Selatan, Cekungan Bengkulu, Cekungan Kutai dan Tarakan (Kalimantan Timar) serta Cekungan Barito (Kalimantan Selatan). Sedangkan batubara Indonesia yang berumur Paleogen dengan nilai kalori yang tinggi serta bernilai ekonomis lebih sedikit jumlahnya daripada batubara Neogen, diantaranya terdapat di

Cekungan Ombilin Sumatra Barat, Cekungan Sumatra Tengah (Riau), Cekungan Pasir dan Asam-Asam (Kalimantan Timar dan Selatan), Cekungan Barito (Kalimantan Tengah dan Selatan) serta Cekungan Ketungau ( Kalimantan Barat). Endapan batubara Paleogen juga ditemukan di Sulawesi dan Jawa Barat, walaupun tidak terdapat dalam jumlah yang banyak.

3. Jenis jenis Batubara yang ada antara lain : Berdasarkan tahapan pembentukannya, batubara dapat dikelompokan kedalam 5 jenis, mulai dari yang memiliki kalori terendah sampai tertinggi, yaitu :

Gambut Lignit Batubara sub bituminous Batubara bitominous Batubara antrasit

Standar Nasional Indonesia menetapkan jenis batubara berdasarkan nilai kalorinya, yaitu : Batubara Kalori Rendah : < 5100 (gambut dan lignite) Batubara Kalori Sedang : 5100 - 6100 (batubara sub bituminous) Batubara Kalori Tinggi : 6100 - 7100 (batubara bituminus) Batubara Kalori Sangat Tinggi : > 7100 (batubara bituminus dan antrasit)

Gambar: Fisik Gambut, Lignite, Batubara Bituminus dan Batubara Antrasit Dalam penggunaannya di dunia industri, batubara dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu batubara kokas (coking coal) dan batubara uap (steaming coal). Batubara kokas dipergunakan untuk pembuatan kokas (metallurgical coke), sedangkan batubara uap adalah bahan baku untuk menghasilkan uap yang selanjutnya dipergunakan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik.

4. PROSES PENGOLAHAN BATU BARA Terdiri dari beberapa unit, yaitu : 1. Unit Pengolahan Awal Batu Bara Tujuannya adalah untuk mengolah batu bara menjadi bentuk yang dapat dimasukkan ke dalam proses pencairan batu bara. Ukuran rata-rata batu bara 20 cm dan ukuran yang diinginkan 0,01 cm. Proses Grinding yang digunakan harus bertahap : Roller Crusher Pengeringan Menggunakan Ballmils

2. Unit Pencairan Batu bara yang telah melewati tahap grinding selanjutnya dialirkan ke slurry mixer menggunakan conveyor.Pada slurry mixer, batu bara dicampur dengan solvent heavy oil sehingga didapatkan slurry .Setelah itu dicampur menggunakan aliran solvent dari

aliran bawah solvent hydrogenation unit .Hasil akhir dari slurry mixer dicampur dengan hidrogen.Sebelum masuk reaktor,aliran tersebut akan melewati pre-heater untuk menaikkan suhu mendekati suhu reaktor 4000 C.Setelah keluar dari reaktor, akan melewati separator yang terdiri dari 2 jenis, yaitu : Separator suhu tinggi Separator pemsihan gas

3. Unit Distilasi Proses distilasi ini merupakan distilasi atomsferik yang bertujuan untuk memisahkan naptha yang sudah bebas senyawa ringan dari senyawa beratnya dan keluar sebagai produk utama, selanjutnya akan masuk ke distilasi vakum.Produk bawah dari kolom ini adalah residu, keluaran atas kolom berupa distilat besar yang akan menuju ke Solvent Hydrogenation Unit 4. Unit Hidrogenasi Solvent Setelah itu akan melewati Solvent booster pump untuk memompa aliran.Kemudian dimasukkan hidrogen Dipanaskan oleh pre-heating furnace sebelum masuk ke solvent hydrogenation reactor untuk menaikkan suhu dari 320-4000C dan juga digunakan katalis Ni-Mo (Al2O3).
5. Membuang NOx dari batu bara

Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar dari pada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu

disebut sebagai NOx. NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak di dalam batu bara. Di udara, NOx adalah polutan yang dapat menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota besar, juga sebagai polusi yang membentuk acid rain (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya sesuatu yang disebut ground level ozone, tipe lain dari pada polusi yang dapat membuat kotornya udara. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar batubara di pemabakar dimana ada lebih banyak bahan bakar dari pada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua dimana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar. Konsep ini disebut "staged combustion" karena batu bara dibakar secara bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara lebih dari separuh. Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan lebih dari 90% polusi Nox.

5. Negara penghasil batu bara utama

Pengekspor batu bara berdasarkan negara dan tahun (dalam juta ton) Negara Australia Amerika Serikat Afrika Selatan Uni Soviet Polandia Kanada Republik Rakyat Cina Amerika Selatan Indonesia Total 2010 238,1 43,0 78,7 41,0 16,4 27,7 103,4 57,8 200,8 713,9 2011 247,6 48,0 74,9 55,7 16,3 28,8 95,5 65,9 131,4 764,0

7. Bagaimana membuat batu bara bersih


Ada beberapa cara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batu bara, pada beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batu bara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sbelum mencapai cerobong asap.

Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah dengan cara mudah memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold dapat dipisahkan dari batu bara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air , batu bara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batu bara dari pengotor-pengotornya. Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini. Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu bara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya "scrubbers" karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.

8.

Gasifikasi batu bara Coal gasification adalah sebuah proses untuk mengubah batu bara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah. Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat di dalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan asam" acid rain. Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.

Anda mungkin juga menyukai