Anda di halaman 1dari 15

RADIASI SERTA EFEK YANG

DITIMBULKAN PADA MANUSIA



6:39 PM AJUNK ARTAWIJAYA 4 COMMENTS

I. PENDAHULUAN
Benarkah bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali terdapat radiasi ? Disadari
ataupun tanpa disadari ternyata disekitar kita baik dirumah, di kantor, dipasar,
dilapangan, maupun ditempat-tempat umum lainnya ternyata banyak sekali
radiasi. Yang perlu diketahui selanjutnya adalah sejauh mana radiasi tersebut
dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan kita.
Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi
dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa
contohnya adalah perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan
gelombang radio. Selain radiasi, energi dapat juga dipindahkan dengan cara
konduksi, kohesi, dan konveksi. Dalam istilah sehari-hari radiasi selalu diaso-
siasikan sebagai radioaktif sebagai sumber radiasi pengion.
II. PENGERTIAN RADIASI
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang
dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa
sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya
adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan
(microwave oven), komputer, dan lain-lain. Selain benda-benda
tersebut ada sumber-sumber radiasi yang bersifat unsur alamiah
dan berada di udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan
bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan Thorium di
dalam lapisan bumi; Karbon dan Radon di udara serta Tritium dan
Deuterium yang ada di dalam air.
Radiasi dalam bentuk partikel adalah jenis radiasi yang
mempunyai massa terukur.
Sebagai contoh adalah radiasi alpha dengan simbol:

2
4
angka 4 pada simbol radiasi menunjukkan jumlah massa dari
radiasi tersebut adalah 4 satuan massa atom (sma) dan angka 2
menunjukkan jumlah muatan radiasi tersebut adalah positif 2, serta
radiasi beta dengan simbol:

-1
0
menunjukkan bahwa jumlah massa dari jenis radiasi tersebut
adalah 0 dan jumlah muatannya adalah 1 negatif, sedangkan radiasi
neutron dengan simbol:

1
0
menunjukkan bahwa jumlah massa dari neutron adalah 1 sma dan
jumlah muatannya adalah 0. Radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi
yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah
gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar
lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan
handphone.

III. SIFAT RADIASI
Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan untuk
mengetahui keberadaan sumber radiasi pada suatu tempat atau
bahan, yaitu sebagai berikut :
Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga
untuk mengenalinya diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang
disebut dengan detektor radiasi. Ada beberapa jenis detektor yang
secara spesifik mempunyai kemampuan untuk melacak keberadaan
jenis radiasi tertentu yaitu detektor alpha, detektor gamma,
detektor neutron, dll.
Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya
melalui proses ionisasi, eksitasi dan lain-lain. Dengan
menggunakan sifat-sifat tersebut kemudian digunakan sebagai
dasar untuk membuat detektor radiasi.




Gb. 1 Macam-macam alat pengukur radiasi (dositometer)
IV. JENIS RADIASI

Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion
dan radiasi non-pengion.
o Radiasi Pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan
proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila
berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi
pengion adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X
dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus.
Yang termasuk radiasi pengion adalah partikel alfa (), partikel
beta (), sinar gamma (), sinar-X, partikel neutron.
o Radiasi Non Pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan
menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi.
Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita.
Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah
gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui
radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam
microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar
inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya
tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan
matahari).

V. SUMBER RADIASI
Ada macam-macam sumber radiasi yang dapat dibedakan pada
garis besarnya menjaadi :
a. Sumber Radiasi Alam
Radiasi alam dapat berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari
kulit bumi, hasil peluruhan radon dan thorium di udara, serta
berbagai radionuklida yang terdapat dalam bahan makanan. Di
beberapa negara seperti India, Brazil dan Perancis terdapat daerah
yang memiliki radioaktivitas alam yang lebih tinggi dibandingkan
dengan di negara lain.
b. Sumber Radiasi Buatan
Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau
berhubungan dengan kegiatan manusia; seperti penyinaran di
bidang medic, jatuhan radioaktif, radiasi yang diperoleh pekerja
radiasi di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal dari kegiatan di
bidang industri : radiografi, logging, pabrik lampu, dsb.

VI. INTERAKSI RADIASI DENGAN SUATU
MATERI
Radiasi apabila menumbuk suatu materi maka akan terjadi
interaksi yang akan menimbulkan berbagai efek. Efek-efek radiasi
ini bergantung pada jenis radiasi, energi dan juga bergantung pada
jenis materi yang ditumbuk. Pada umumnya radiasi dapat
menyebabkan proses ionisasi dan atau proses eksitasi ketika
melewati materi yang ditumbuknya.

IONISASI
Ionisasi bisa terjadi pada saat radiasi berinteraksi dengan atom
materi yang dilewatinya. Radiasi yang dapat menyebabkan
terjadinya ionisasi disebut radiasi pengion. Termasuk dalam
katagori radiasi pengion ini adalah partikel alpha, partikel beta,
sinar gamma, sinar-X dan neutron. Pada saat menembus materi,
radiasi pengion dapat menumbuk elektron orbit sehingga elektron
terlepas dari atom. Akibatnya timbul pasangan ion positif dan ion
negatif.

Menurut sifat kejadiannya, ionisasi dikelompokkan ke dalam
ionisasi-langsung dan ionisasi- tak-langsung. Ionisasi-langsung
terjadi jika radiasi menyebabkan ionisasi pada saat itu juga ketika
berinteraksi dengan atom materi, dan proses ini bisa disebabkan
oleh partikel bermuatan listrik seperti alpha dan beta. Berbeda
dengan yang terjadi pada interaksi partikel bermuatan, interaksi
radiasi yang berupa gelombang elektromagnetik (sinar gamma atau
sinar-X) ataupun partikel yang tidak bermuatan listrik (neutron)
tidak secara langsung menimbulkan ionisasi. Partikel yang
dihasilkan dalam interaksi yang pertama ini kemudian
menyebabkan terjadinya ionisasi. Proses seperti ini dikenal sebagai
ionisasi-tak-langsung.


EKSITASI
Apabila radiasi yang berinteraksi dengan atom tidak cukup
energinya untuk menghasilkan ionisasi langsung, maka dapat
mengakibatkan suatu elektron orbit tertentu berpindah ke tingkat
energi yang lebih tinggi, atau ke keadaan tereksitasi. Energi
eksitasi tersebut akan dilepaskan kembali dalam bentuk radiasi
elektromagnetis, pada saat elektron tersebut kembali ke orbit
dengan tingkat energi yang lebih rendah.



Gb. 2 Ionisasi & Eksitasi
VI. 1. INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI
BIOLOGIK
Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru
dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang
merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur
yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat
menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan sempurna seperti
pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari
dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus).
Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi
mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel
mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut
kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat
penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan
keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia
yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang
merupakan suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic
acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik.

Interaksi antara radiasi dengan sel hidup merupakan proses yang
berlangsung secara bertahap. Proses ini diawali dengan tahap fisik
dan diakhiri dengan tahap biologik. Ada empat tahapan interaksi,
yaitu :
1. Tahap Fisik
Tahap Fisik berupa absorbsi energi radiasi pengion yang
menyebabkan terjadinya eksitasi dan ionisasi pada molekul atau
atom penyusun bahan biologi. Proses ini berlangsung sangat
singkat dalam orde 10-16 detik. Karena sel sebagian besar (70%)
tersusun atas air, maka ionisasi awal yang terjadi di dalam sel
adalah terurainya molekul air menjadi ion positif H
2
O
+
dan e
-

sebagai ion negatif. Proses ionisasi ini dapat ditulis dengan :


H
2
O + radiasi pengion ----> H
2
O
+
+ e
-


2. Tahap Fisikokimia

Tahap fisikokimia dimana atom atau molekul yang tereksitasi atau
terionisasi mengalami reaksi-reaksi sehingga terbentuk radikal
bebas yang tidak stabil. Tahap ini berlangsung dalam orde 10-6
detik. Karena sebagian besar tubuh manusia tersusun atas air, maka
peranan air sangat besar dalam menentukan hasil akhir dalam
tahap fisikokimia ini. Efek langsung radiasi pada molekul atau
atom penyusun tubuh selain air hanya memberikan sumbangan
yang kecil bagi akibat biologi akhir dibandingkan dengan efek tak
langsungnya melalui media air tersebut. Ion-ion yang terbentuk
pada tahap pertama interaksi akan beraksi dengan molekul air
lainnya sehingga menghasilkan beberapa macam produk ,
diantaranya radikal bebas yang sangat reaktif dan toksik melalui
radiolisis air, yaitu OH
-
dan H
+
. Reaksi kimia yang terjadi dalam
tahap kedua interaksi ini adalah:

H
2
O
+
----> H
+
+ OH
-


H
2
O + e ------> H
2
O
-


H
2
O
-
------> OH
-
+ H
+

Radikal bebas OH
-
dapat membentuk peroksida (H
2
O
2
) yang
bersifat
oksidator kuat melalui reaksi berikut :

OH
-
+ OH
-
-----> H
2
O
2


3. Tahap Kimia Dan Biologi
Tahap kimia dan biologi yang berlangsung dalam beberapa detik
dan ditandai dengan terjadinya reaksi antara radikal bebas dan
peroksida dengan molekul organik sel serta inti sel yang terdiri atas
kromosom. Reaksi ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan-
kerusakan terhadap molekul-molekul dalam sel. Jenis
kerusakannya bergantung pada jenis molekul yang bereaksi. Jika
reaksi itu terjadi dengan molekul protein, ikatan rantai panjang
molekul akan putus sehingga protein rusak. Molekul yang putus ini
menjadi terbuka dan dapat melakukan reaksi lainnya. Radikal
bebas dan peroksida juga dapat merusak struktur biokimia molekul
enzim sehingga fungsi enzim terganggu. Kromosom dan molekul
DNA di dalamnya juga dapat dipengaruhi oleh radikal bebas dan
peroksida sehingga terjadi mutasi genetik.
4. Tahap Biologis
Tahap biologis yang ditandai dengan terjadinya tanggapan biologis
yang bervariasi bergantung pada molekul penting mana yang
bereaksi dengan radikal bebas dan peroksida yang terjadi pada
tahap ketiga. Proses ini berlangsung dalam orde beberapa puluh
menit hingga beberapa puluh tahun, bergantung pada tingkat
kerusakan sel yang terjadi. Beberapa akibat dapat muncul karena
kerusakan sel, seperti kematian sel secara langsung, pembelahan
sel terhambat atau tertunda serta terjadinya perubahan permanen
pada sel anak setelah sel induknya membelah. Kerusakan yang
terjadi dapat meluas dari skala seluler ke jaringan, organ dan dapat
pula menyebabkan kematian.

VI. 1. 1. Efek Radiasi Terhadap Manusia
Dilihat dari interaksi biologi tadi di atas, maka secara biologis efek
radiasi dapat dibedakan atas :
1. Berdasarkan jenis sel yang terkena paparan radiasi
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel
genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki,
sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas :
Efek Genetik (non-somatik) atau efek pewarisan adalah efek yang
dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan
radiasi.
Efek Somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang
terpapar radiasi. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya
gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan
atas :
o Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat
teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut
terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema
(memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah.
Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca
iradiasi.
o Efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah
waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti
katarak dan kanker.

2. Berdasarkan dosis radiasi
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi),
efek radiasi dibedakan atas efek stokastik dan efek deterministic
(non-stokastik).
i. Efek Stokastik adalah efek yang penyebab
timbulnya merupakan fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak
mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi sebagai akibat paparan
radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk
menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat
molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak
membunuh sel tetapi mengubah sel, sel yang mengalami
modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk
lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk
menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau
transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak.
Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan
muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis
paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik,
sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah
dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel
genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan
kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan.
Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam
jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari
bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan
berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.
Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik a.l :
Tidak mengenal dosis ambang
Timbul setelah melalui masa tenang yang lama
Keparahannya tidak bergantung pada dosis radiasi
Tidak ada penyembuhan spontan
Efek ini meliputi : kanker, leukemia (efek somatik), dan penyakit
keturunan (efek genetik).
ii. Efek Deterministik (non-stokastik) adalah
efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan
hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini terjadi karena
adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah
fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai
akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek
deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang
(threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah
terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan
meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang
yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih
rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek
deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis
ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.
-CO4 ]))-])) ]]g E-4E
gC4)g C
Mempunyai dosis ambang
Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi
Adanya penyembuhan spontan (tergantung keparahan)
Tingkat keparahan tergantung terhadap dosis radiasi
Efek ini meliputi : luka bakar, sterilitas / kemandulan, katarak
(efek somatik)
Darai penjelasan di atas dapat disimpulkan :
Efek Genetik merupakan efek stokastik, sedangkan
Efek Somatik dapat berupa stokastik maupun deterministik (non-
stokastik)
Efek radiasi secara biologis terhadap manusia dapat
dilihat dari bagan berikut :



Gb. 3 Bagan Efek Radiasi terhadap manusia


VI. 2. INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI
FISIK
Berkurangnya energi dari sinar- X pada saat melewati suatu materi
fsik terjadi karena tiga proses utama, yaitu :
1. Efek Fotolistrik
2. Efek Compton
3. Efek produksi pasangan
Efek fotolistrik dan efek Compton timbul karena interaksi antara
sinar gamma atau sinar-X dengan elektron-elektron dalam atom
materi, sedangkan efek produksi pasangan timbul karena interaksi
dengan medan listrik inti atom.
a. Efek Fotolistrik
Pada efek fotolistrik, energi foton diserap oleh elektron orbit,
sehingga electron tersebut terlepas dari atom. Elektron yang
dilepaskan akibat efek fotolistrik disebut fotoelektron. Efek
fotolistrik terutama terjadi pada foton berenergi rendah yaitu antara
energi + 0,01 MeV hingga + 0,5 MeV. Disamping itu efek
fotolistrik banyak terjadi pada material dengan Z yang besar.
Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah
hitam (Z=82) daripada tembaga (Z=29).
b. Hamburan Compton
Pada efek Compton, foton dengan energi hv berinteraksi dengan
elektron terluar dari atom, selanjutnya foton dengan energi hv
dihamburkan dan elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya
dengan atom dan bergerak dengan energi kinetik tertentu.
c. Efek Produksi Pasangan
Proses produksi pasangan hanya terjadi bila foton datang / 1,02
MeV. Apabila foton semacam ini mengenai inti atom berat, foton
tersebut akan lenyap dan sebagai gantinya timbul sepasang
elektron-positron. Positron adalah partikel yang massanya sama
dengan elektron dan bermuatan listrik positif yang besarnya juga
sama dengan muatan elektron. Proses ini memenuhi hokum
kekekalan energy. Oleh karena itu proses ini hanya bisa
berlangsung bilamana energi foton yang datang minimal adalah
massa diam elektron dan c adalah kecepatan cahaya. Berkaitan
dengan uraian ini maka nilai atau besaran absorpsi linier akan
bergantung pada energy foton yang datang disamping bergantung
pada jenis media/materi/zat yang dilaluinya atau bergantung pada
nomor atom (Z) media/materi yang dilaluinya.
d. Emisi Sekunder
Emisi sekunder dapat juga terjadi pada efek fotolistrik karena
disebabkan oleh dua hal sebagai berikut :
Pertama :
Karena energinya besar elektron yang dilepaskan adalah elektron
dari orbit yang lebih dalam pada unsur bernomor atom besar, maka
lowongan elektron ini akan diisi oleh elektron dari orbit yang lebih
luar. Apabila pelepasan elektron terjadi pada orbit K, maka transisi
ini akan disertai dengan emisi foton dengan berbagai karakteristik
berupa radiasi sinar-X karakteristik yang dikenal dengan radiasi
fluoresensi.
Kedua:
Kadang-kadang foton ini menumbuk elektron dari orbit yang lebih
luar dari atom dan melepaskan elektron ini. Elektron tersebut
memiliki energi kinetik yang sama dengan energi sinar-X
karakteristik dikurangi dengan energi ikat elektron tersebut dalam
orbitnya dalam orbitnya dan disebut electron Auger. Rangkuman
interaksi foton dengan materi (yang utama, dari antara serangkaian
interaksi yang rumit)



Gb. 4 Tabel interaksi radiasi dengan molekul fisik

VI. 3. INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI
KIMIA
Sejumlah bahan kimia alam dan buatan manusia yang berpotensi
menginisiasi dan promosi kanker ada di lingkungan hidup manusia
dan mungkin berinteraksi dengan radiasi. Kelompok senyawa
kimia dibedakan atas :
1. Senyawa yang terutama beraksi sebagai perusak DNA
(genotoksik)
Senyawa genotoksik termasuk spesies yang aktif secara kimiawi,
atau senyawa yang dapat diaktivasi, berikatan atau memodifikasi
DNA. Bahan kimia kelompok ini dapat dibedakan atas senyawa
yang bereaksi secara langsung dengan ikatan kovalen pada DNA
dan secara tidak langsung menghasilkan radikal bebas.
2. Senyawa yang beraksi dengan cara lain (non genotoksik).
Senyawa non genotoksik berkisar dari iritan tidak spesifik dan
sitotoksin sampai hormon alamiah, faktor pertumbuhan, dan
analognya. Senyawa ini berinteraksi dengan sistem pengatur sel
dan organ dan tidak dapat selalu dianggap toksik



Bahan kimia Interaksi
Senyawa Nitroso (MNU, DEN,
4NQO)
Supraaditif
Promotor tumor (TPA) Supraaditif
Rokok/tembakau Supraaditif
Vitamin Subaditif
Makanan/lemak Subaditif dan Supraaditif
Arsenik Supraaditif
Tabel 1. Sejumlah agen penting yang berinteraksi dengan
radiasi pengion dalam radiasi

VII. PENUTUP
Sesuai penjelasan-penjelasan sebelumnya di atas telah diketahui
bahwa radiasi, khususnya radiasi pengion dapat berinteraksi baik
dengan materi biologik, fisik, maupun kimia. Serta memiliki efek
biologik terhadap manusia melalui tahapan fisik, tahap fisikokimia,
tahap kimia & biologi serta yang terakhir tahap biologi. Dan
memiliki akibat seperti timbulnya berbagai penyakit, mutasi gen
dan yang terfatalmenibulkan kematian.


DAFTAR PUSTAKA

www.batan.go.id
www.infonuklir.com
www.nova-rahman.blogspot.com
BATAN, 2000; Materi Diklat Petugas Proteksi Radiasi Bidang
Radiodiagnostik, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai