Anda di halaman 1dari 7

12/08/2013 05:08:00 Wayang Kulit Punah, Siapa yang Salah?

Siapa yang tidak mengenal wayang kulit? Kebudayaan Indonesia yang satu ini memang sangat terkenal, tidak hanya dikalangan orang dewasa tapi juga dikalangan anak-anak. Semua orang tahu akan eksistensi dan pentingnya wayang kulit ini dalam kebudayaan Indonesia. Bahkan UNESCO pada tanggal 7 November 2013 mengakui wayang kulit sebagai World Master Piece of Oral and Intangible Heritage of Humanity, yang membuat wayang menjadi bukan hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tapi juga menjadi kebanggaan dunia. Wayang diduga berasal dari kata wewayangan yang berarti bayangan. dugaan ini didasarkan oleh cara pementasan wayang kulit yang tidak menampilkan wayang kulit secara langsung, melainkan melalui secarik kain pembatas. Cahaya dibalik kain pembatas antara penonton dan dalang akan membentuk bayangan wayang kulit ini pada layar. Bayangan inilah yang biasanya kita nikmati pertunjukannya. Selain wewayangan, wayang diduga berasal dari kata Ma Hyang yang berarti menuju kepada roh spiritual, dewa atau Tuhan Yang Maha Esa. Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. 1

Nn, Sejarah Wayang Kulit, http://budayawayangkulit.blogspot.com/2009/01/wayang-kulit-wayang-salahsatu-puncak.html , diakses 12 Agustus 2013, jam 1:26 WIB.
1

Kelahiran wayang diperkirakan lahir di Inodonesia pada zaman pemerintahan Prabu Airlangga, Raja Kahuripan (976-1012), zaman dimana kerahaan di Jawa Timur sedang mangalami puncak kemakmuran. Hal ini diperkuat dengan adanya karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang yang telah hadir sejak abad X. karya-karya itu antara lain adalah naskah sastra Kitab Ramayana Kakawin yang ditulis pada masa pemerintahan Raja Dyah Balitung (9891010) yang berbahasa Jawa Kuno. Dibalik terkenalnya wayang dan kayanya sejarah akan wayang kulit ini tersebut, minat masyarakat terhadap wayang kulit sangat minim pada saat ini. Terutama minat dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa awal. Hal ini didasari oleh survey menyatakan bahwa sekitar 80 persen penonton wayang berusia diatas 50 tahun. Kebanyakan dari penonton ini adalah masyarakat yang tumbuh dengan wayang kulit sebagai tontonan favorite mereka. Jujur saja, saya penulis juga merupakan salah satu dari jutaan remaja yang tidak menaruh perhatian dan minat terhadap kebudayaan Indonesia yang satu ini. Ada beberapa hal yang menurut penulis -dan mungkin beberapa anak lainnya- menyebabkan hilangnya minat dari kalangan remaja dan anak-anak sangat minim. Pertama, tayangan yang hanya merupakan bayangan, tanpa warna. Anak-anak cenderung menyukai sesuatu yang manarik, terutama dari segi warna. Tayangan televisi yang sekarang sudah berwarna tentu lebih menarik perhatian anak-anak daripada pertunjukan wayang kulit yang hanya merupakan bayangan saja.

Kedua, tayangan wayang baik langsung maupun melalui televisi, biasanya berlangsung semalam suntuk. Dari sore hingga pagi. Tentu saja anak-anak tidak akan kuat untuk mengikutinya. Saya sendiri, penulis pernah ikut menonton wayang kulit di televisi bersama nenek, dan tertidur di awal-awal pertunjukan. Waktu penayangan yang biasanya malam dan durasi yang sangat panjang membuat pertunjukan ini tidak cocok dan membosankan bagi anakanak. Ketiga, bahasa yang digunakan pada pertunjukan wayang kulit biasanya menggunakan bahasa jawa. Tentu saja hal ini juga akan mengurangi minat anak yang tidak bisa berbahasa jawa. Pernulis sendiri contohnya, walaupun saya merupakan keturunan jawa dan nenek saya berbahasa jawa, saya tidak mengerti bahasa jawa. Dan untuk orang seperti saya, pertunjukan wayang akan sangat membosankan karena saya tidak mengerti apapun mengenai apa yang terjadi dalam cerita. Keempat, kurangnya pengetahuan anak-anak mengenaitokoh dan dasar cerita dari wayang kulit. Secara umum, biasanya wayang kulit mengambil cerita dari naskah Mahabrata dan Ramayana. Walaupun terkadang diberikan modifikasi dengan adanya lakon gubahan dari beberapa cerita, cerita Panji salah satunya. Tidak familiarnya anak-anak dengan tokoh-tokoh tersebut juga akan mengurangi minat anak terhadap pertunjukan wayang kulit. Keempat hal diatas merupakan point penting mengapa anak-anak dan remaja tidak menaruh minat terhapad pertunjukan wayang kulit. Untuk mengatasi hal ini, beberapa pengamat kesenian Indonesia menawarkan beberapa terobosan yang diharapkan bisa membuat wayang kulit lebih digemari oleh semua kalangan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa terobosan yang telah direncanakan.

Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) meminta pemerintah untuk memasukan kesenian wayang dalam kurikulum sekolah SD, SMP, SMA dan mata kuliah perguruan tinggi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan semnagat dan animo menonton wayang kulit bagi generasi muda. Karena Ketua Umum Pepada, Ekojtipto mengatakan bahwa kesenian wayang kulit hanya berkembang di kalangan seniman dan penggemar fanatik saja. Pertunjukan wayangpun sudah banyak yang mulai menggunakan bahasa Indonesia, bukan bahasa jawa maupun bahasa daerah lainnya. Hal ini merupaka terobosan agar menjadikan wayang sebagai pertunjukan yang bisa dinikmati segala kalangan. Dan ada beberapa video yang mulai memberikan subtitle, atau arti bahasa Indonesia dari rekaman pertunjukan wayang yang berbahasa jawa cara yang satu ini sangat efektif karena membuat dalang tetap menggunakan bahasa jawa yang dapat memperkental kesenian wayang kulit, namun tetap membuat penonton mengerti isi dari pertunjukan. Sayang cara ini masih belum bisa diterapkan pada pertunjukan langsung (live). Belakangan inipun marak tersebar di internet sebuah pertunjukan wayang yang menggunakan wayang Rhoma Irama yang mendapatkan respon positif dari masyarakat. Banyak sekali penonton yang tertarik pada pertunjukan ini. Dikenalnya tokoh wayang dan jargonjargonnya seoerti Terlalu membuat pertunjukan wayang ini sangat mengena di hati penonton. Selain Rhoma Irama, juga ada pertunjukan wayang yang menggunakan wayang Inul Daratista, pendadut yang namanya sempat membumbung tinggi. Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo meminta Dewan Kesenian Jawa Tengah untuk memperpendek durasi pertunjukan kesenian, terutama wayang agar pesan luhur yang hendak disampaikan bisa diterima dengan optimal. Tidak seperti pertunjukan yang sudah-sudah, berjamjam pertunjukan wayang kulit tapi pesan luhur baru muncul atau baru diberikan di pertengahan pertunjukan, yang biasanya berlangsung tengah malam atau pagi buta.

Masih banyak lagi terobosan-terobosan yang telah diberikan, tapi mengapa masih saja minim perhatian generasi mudah terhadap wayang kulit? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Sebelum kita menunjuk alasan-alasan mengapa wayang ditinggalkan dan apa saja kiat-kiat agar wayang disukai, marilah kita mulai dari diri kita sendiri. Mulailah kenali dan cintai budaya asli Indonesia kita ini. Saya, penulis sendiri akan memulai mengenali dan mencintai wayang kulit kebanggaan kita ini. Mulailah dari diri sendiri. Karna kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi?

Aisyah Nur Saadah Fakultas Farmasi 2013 Daftar Pustaka

________. Sejarah Wayang Kulit. http://budayawayangkulit.blogspot.com/2009/01/wayangkulit-wayang-salah-satu-puncak.html (diakses 12 Agustus 2013)

Brilliantono, Endot. Gubernur Jawa Tengah Minta Durasi Pertunjukan Wayang Dipersingkat. http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2012/06/gubernur-jateng-minta-durasipertunjukan-wayang-dipersingkat/ (diakses 12 Agustus 2013)

Dimyanti,

Vien.

Menpbupdar

Kecewa

Wayang

Kulit

Nyaris

Punah.

http://www.jurnas.com/news/10036/Menbudpar_Kecewa_Wayang_Kulit_Nyaris_Punah/ 89/Sosial_Budaya (diakses 12 Agustus 2013)

Santoso, Agung Budi. Wayang Rhoma Irama Main Gitar Kidal Bikin Penonton Terpingkalpingkal .http://www.tribunnews.com/lifestyle/2012/12/13/wayang-rhoma-irama-main-

gitar-kidal-bikin-penonton-terpingkal-pingkal (diakses 12 Agustus 2013)

Sutriyanto, Eko. Wayang Kulit Terancam Punah, Banyak Dalang Sepi Penonton. http://www.tribunnews.com/lifestyle/2012/11/22/wayang-kulit-terancam-punah-banyakdalang-sepi-penonton (diakses 12 Agustus 2013)

12/08/2013 05:08:00

Anda mungkin juga menyukai