Anda di halaman 1dari 23

Refluks Laringo Faring

Penyakit refluks gastro esofagus (PRGE) terjadi apabila refluks ini menimbulkan gejala-gejala abnormal dan komplikasi pada esofagus. Manifestasi RGE di luar esofagus disebut sebagai refluks ekstra esofagus (REE) atau isitlah lainnya refluks laringo faring (RLF)

Sfingter Esofagus Bawah


Mekanisme pertahanan utama untuk mencegah refluks dari isi lambung Kontraksi dari sfingter ini akan menyebabkan tertutupnya esofagus dari lambung. Relaksasi dari sfinter ini terjadi sewaktu proses menelan fase esofageal. Relaksasi sfingter sementara (transient LES relaxation) juga dapat terjadi biasanya pada saat setelah makan. Untuk mencegah refluks isi lambung, sfingter ini harus mempertahankan tekanan yang lebih tinggi dibanding dengan tekanan di lambung. Keadaan-keadaan yang menyebabkan penurunan tekanan sfingter esofagus atas atau yang meningkatkan tekanan di intraabdomen akan menimbulkan terjadi refluks gastro esofagus (esofagitis, hernia hiatal, kehamilan, gastroparesis dan lain-lain)

Sfingter esofagus atas Merupakan mekanisme pertahan terakhir dari refluks isi lambung. Jika terjadi gangguan dari fungsi sfingter ini makan isi refluks akan mencapai bagian diluar esofagus terutama faring dan laring. Konsumsi alcohol menurukan tekanan di sfingter esofagus baik atas maupun bawah. Hipotonia kronis sfingter esofagus atas pada pasien-pasien dengan kelainan pulmonal juga berhubungan dengan terjadinya REE. 1

Reflusk Laringofaring
Epidemiologi
10% penduduk Amerika merasakan gejala heartburn setiap hari dan 30%-50% memiliki heartburn (GERD) merupakan penyebab tersering, 10% sampai 50% riwayat refluks gastroesofagus

Manifestasi Klinis
Disfonia / Hoarseness , baik yang berlangsung secara episodic maupun kronis. Sensasi globus. Berdeham (clearing throat) yang kronis Vocal fatigue Voice breaks Nyeri di tenggorokkan, leher Mukus pada tenggorokkan yang berlebih Batuk kronis Disfagia Odinofagia Obstruksi jalan nafas yang kronis atau episodik.

Tabel Perbedaan Manifestasi Klinis GERD dan Refluks Laringofaring

Pemeriksaan Penunjang : laringoskopi endoskopi barium esofagografi prolonged Ambulatory pH monitoring manometri esofagus

Laringoskopi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Edema dan eritema pada laring posterior. Pachydermia laryngeus. Granular mucositis. Peningkatan jumlah dan ketebalan mukus disertai dengan pengumpulan mukus Ulserasi laring, Granuloma, Jaringan parut, dan Stenosis Pseudosulkus. Ventricular obliteration 80% pasien celah ventrikular tidak tampak lagi pada obliterasi komplit

Endoskopi
Indikasi Endoskopi
Pasien dengan gejala tanda bahaya antara lain disfagia, berat badan menurun, anemia, perdarahan gastrointestinal menyingkirkan kelainan traktus gastrointerstinal atas, metaplasia Barrett dan komplikasi lain. Pasien yang tidak respon dengan terapi medik, pasien yang mengalami gejala lebih dari 5 tahun untuk menilai prognosis dan hasil terapi medik.

Esofagitis erosif digolongkan menurut Klasifikasi Savary Miller yaitu Derajat I : esofagitis erosif dengan ulkus soliter non sirkumferensial Derajat II : esofagitis erosif dengan ulkus multipel dan confluent (membaur) Derajat III : esofagitis erosif dengan ulkus sirkumferensial dan membaur Derajat IV : Barretts Esophagus2

Barium esofagografi Prolonged Ambulatory pH monitoring Manometri esofagus

Tatalaksana Menghilangkan gejala, Menyembuhkan kerusakan mukosa, Mengatasi komplikasi, dan Mencegah remisi gejala. Tatalaksana merupakankombinasi modifikasi gaya hidup dan diet, terapi farmakologis, dan terapi bedah anti-refluk

Modifikasi Gaya Hidup 1. Meninggikan kepala tempat tidur (6-8 inchi) 2. Diet: rendah lemak, protein tinggi, hindari makanan yang mengiritasi esofagus dan lambung (jus citrus, produk tomat, kopi, teh, alkohol, cola, bawang), tidak makan 2 jam sebelum tidur

Medikamentosa - Antacid - H2 bloker


Pada PGRE
Cimetidine 400 mg 2x/hari (penyakit simptomatik non erosif); 800 mg 2x/hari (esofagitis erosif) Ranitidine: 150 mg 2x/hari(penyakit simptomatik non erosif); 150 mg 4x/hari(esofagitis erosif) Famotidine: 20 mg 2x/hari (penyakit simptomatik non erosif); 40 mg 2x/hari (esofagitis erosif) Nizatidine: 150 mg 2x/hari (semua manifestasi penyakit refluks)

Proton Pump Inhibitor Agen Promotilitas ( Metoclopramide )

TERAPI BEDAH Indikasi terapi bedah anti-refluks:


1. PRGE refrakter/persisten yang gagal dengan terapi medik 2. Malnutrisi berat 3. Infeksi saluran nafas rekuren 4. Striktur esofagus yang gagal dengan terapi dilatasi 5. Esofagus Barrett

Tujuan terapi bedah anti-refluks 1. Memperbaiki kompetensi kardia dengan menambah panjang dan tekanan SEB 2. Mengurangi diameter esofagus 3. Mengatasi distensi lambung

Komplikasi
Laringospasme paroksismal Stenosis laring Karsinoma laring Esofagus Barret Striktur Peptik

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai