Anda di halaman 1dari 7

76 B. Pembahasan Pada prinsipnya penulis mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Nn. A.

dengan kerusakan interaksi sosial : menarik diri dengan mengacu kepada teori yang telah penulis peroleh, namun pada kenyataannya pelaksanaan Asuhan Keperawatan ini belum sesuai dengan yang seharusnya, karena masih kurangnya keterampilan dan pengalaman penulis dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Jiwa. Dalam bab ini penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dengan kasus yang ditemukan di lapangan serta upaya untuk menyelesaikannya. Pembahasan ini dibagi berdasarkan tahap proses keperawatan yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Intervensi, Evaluasi dan Dokumentasi. 1. Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, analisa data dan perumusan masalah klien. Dalam proses pengkajian, ditemukan adanya kesenjangan / ketidaksesuaian antara teori dan praktek di lapangan, dimana berdasarkan teori kemungkinan masalah keperawatan yang muncul pada klien menarik diri adalah : a. Risiko perubahan sensori persepsi : halusinasi b. Risiko tinggi kekerasan : diarahkan pada diri sendiri dan orang lain c. Perubahan isi pikir d. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri e. Gangguan konsep diri : harga diri rendah f. Berduka disfungsional

77 2. Masalah Keperawatan Berdasarkan kondisi klien yang ditemukan di lapangan pada saat pengkajian, penulis merumuskan masalah keperawatan sebagai berikut : a. Regimen terapeutik individu inefektif b. Risiko tinggi perilaku kekerasan diarahkan pada diri sendiri dan orang lain c. Perubahan sensori persepsi : halusinasi d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah e. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri f. Kerusakan komunikasi verbal g. Perubahan isi pikir : waham curiga

Dari ketujuh masalah keperawatan yang ditemukan tersebut, empat masalah sesuai dengan teori yaitu : a.Kerusakan interaksi sosial : menarik diri b.Gangguan konsep diri : harga diri rendah c.Perubahan isi pikir : waham curiga d.Risti perilaku kekerasan diarahkan pada diri sendiri dan orang lain

Menurut analisa penulis terdapat dua masalah baru dan tidak sesuai dengan teori yang ada, yaitu pertama regimen terapeutik individu inefektif, masalah ini timbul karena pada saat pengkajian dan home visit didapatkan data bahwa klien sudah lima kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa, namun pengobatan yang

78 dilakukan tidak berhasil karena klien tidak mau minum obat dan tidak mau diajak kontrol ke Rumah Sakit atau ke Dokter. Untuk menyelesaikannya penulis memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai pentingnya obat, prinsip 5B dalam penggunaan obat dan memotivasi klien agar mau minum obat dan mau diajak kontrol ke Rumah Sakit Jiwa atau ke Dokter serta terus memotivasi klien untuk selalu teratur minum obat dan mau diajak kontrol ke Rumah Sakit Jiwa Atau ke Dokter.

Kedua, kerusakan komunikasi verbal. Masalah ini ditemukan karena pada saat pengkajian ada indikasi seperti kesulitan untuk bicara / mengungkapkan katakata dan tidak ada inisiatif klien untuk memulai pembicaraan. Klien baru mengungkapkan kata/berbicara setelah ditanya dan diberi gambaran terlebih dahulu tentang hal yang dibicarakan. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan intervensi yaitu dengan sering mengajak klien bicara dan lebih menjelaskan/mengarahkan isi pembicaraan..

Sedangkan masalah keperawatan berdasarkan teori yang tidak ditemukan selama pengkajian antara lain : a Berduka Disfungsional Masalah ini tidak ditemukan karena tidak ada data yang mendukung bahwa klien mengalami masalah yang menyebabkan berduka. Keluarga

79 mengatakan lebih pada masalah mistis yang menyebabkan klien menderita gangguan jiwa seperti sekarang. b Resti PSP : halusinasi Masalah ini tidak sesuai karena pada saat pengkajian klien mengatakan kadang mendengar suara hawar-hawar, jadi penulis menyimpulkan bahwa masalah cenderung sudah menjadi aktual namun penulis juga mendapat kesulitan karena hal itu belum terlalu menonjol.

3. Perencanaan Penulis mampu menyusun rencana tindakan keperawatan dengan melibatkan klien dan keluarga dengan memperhatikan literatur keperawatan yang ada, sehingga pembuatan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan dapat dibuat dengan baik dan lancar.

Pada tahap perencanaan, tidak semua masalah keperawatan diberikan intervensi karena keterbatasan waktu dan melihat masalah yang harus diprioritaskan dalam memberikan Asuhan Keperawatan.

4. Intervensi Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien dan keluarga. Keduanya sudah terlibat aktif dalam proses keperawatan yang penulis lakukan khususnya pada tahap implementasi. Klien dapat

80 memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh penulis walaupun harus diarahkan secara berulang-ulang. Jawaban yang klien berikan dijadikan data oleh penulis untuk menentukan tindakan selanjutnya. Selain melakukan intervensi pada klien, penulis juga melakukan intervensi dan validasi data kepada pihak keluarga melalui kegiatan home visit. Keluarga menerima kehadiran perawat dengan sangat terbuka memberikan penjelasan tentang klien sebelum dirawat di Rumah Sakit Jiwa Cimahi Bandung serta pengobatan yang sudah dilakukan. Tindakan yang diberikan kepada keluarga adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien di rumah serta mengetahui sejauh mana kesiapan dan tindakan yang sudah dilakukan oleh pihak keluarga dalam menerima klien kembali ke rumah.

Dari semua rencana intervensi yang ada, rencana dari dua diagnosa keperawatan telah dilaksanakan walaupun dengan berbagai keterbatasan. Rencana Keperawatan diagnosa ketiga tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan waktu dan urgensi untuk dilakukan belum begitu mendesak dibandingkan dengan dua diagnosa keperawatan yang lain, hanya intervensi yang dilakukan kepada keluarga.

81 5. Evaluasi Penulis mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilakukan mengacu pada tujuan umum dan tujuan khusus yang telah ditetapkan tanpa menemui hambatan yang berarti karena adanya keterlibatan dari klien maupun keluarga yang sangat membantu dalam proses evaluasi, Selain itu penulis melakukan evaluasi sesuai teori menggunakan dua macam evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Evaluasi proses dilakukan setelah tindakan keperawatan dan diukur melalui observasi pada tingkah laku klien sehari-hari secara langsung maupun observasi langsung pihak keluarga klien, kemudian didokumentasikan pada catatan keperawatan. Sedangkan evaluasi hasil disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan pada rencana tindakan keperawatan. Hasil evaluasi cukup baik dimana rencana 2 dari 3 yang ditetapkan dapat dilaksanakan. Klien menunjukan sikap yang cukup signifikan dalam mengikuti proses dan melakukan hal-hal yang dianjurkan, sehingga proses keperawatan yang dilaksanakan mencapai hasil yang maksimal.

82 6. Dokumentasi Pada dasarnya penulis dapat mendokumentasikan proses keperawatan yang telah dilaksanakan, meskipun dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Adapun yang dirasakan penulis sebagai hambatan dalam pendokumentasian adalah kurangnya pengetahuan penulis mengenai ketepatan dan kelengkapan setiap aspek yang didokumentasikan. Sehingga setelah dievaluasi, terdapat data yang sama dalam aspek pengkajian yang berbeda. Namun setelah mendapatkan bimbingan, hal tersebut dapat diperbaiki, sehingga data yang didokumentasikan menjadi lebih tepat.

Anda mungkin juga menyukai