LAPORAN KASUS
THALASEMIA
PEMBIMBING: dr. H. Jauhari Tri Wasisto, Sp.A
Oleh:
ANAMNESIS
Keluhan Utama
RPD
Pasien sudah terlihat lemas, pucat dan sering mimisan sejak usia 4 tahun, tetapi ibu pasien tidak pernah memeriksakan anaknya ke dokter karena masalah biaya. Riwayat TB paru disangkal, riwayat Asma disangkal
RPK
Ibu pasien mengaku sering merasa badan lemas dan kadang kadang tampak pucat sudah lama namun tidak diperhatikan sejak kapan dan tidak pernah periksa ke dokter. Riwayat TB paru dalam kelurga disangkal, riwayat asma dalam keluarga disangkal.
Hipertensi (+), Jantung (+), DM (-), KP (-), asma (-), thalasemia (-)
Hipertensi (-), Jantung (-), DM (-), KP (-), asma (-), thalasemia (+)
Hipertensi (-), Jantung (-), DM (+), KP (-), Kejang (-),asma (-), thalasemia
Hipertensi (-), Jantung (-), DM (),KP (-), asma (-), thalasemia (-)
Hipertensi (-), Jantung (-), DM (),KP (-), asma (-), thalasemia (+)
Hipertensi (-), Jantung (-),DM (), KP (+), asma (), thalasemia (-)
Riwayat Pengobatan : sebelumnya pasien sudah berobat ke dokter dan didiagnosadan dokter menyarankan untuk dirawat dan dilakukan transfusi darah tetapin
melalui persalinan spontan dan bayi langsung menangis, tidak ada kebiruan pada bibir, kuku dan badan pasien. BBL : 3000 gram, PBL : 47 cm.
Menurut ibu, ibu rajin membawa anak ke posyandu. Anak diimunisasi di tangan 1x, disuntik dipaha 3 kali dan mendapat imunisasi tetes 4 kali. Serta diimunisasi campak pada usia 9 bulan.
R. Tumbuh kembang :
Pasien sudah sekolah kelas1 SD. Menurut ibu, pasien sulit berkonsentrasi belajar badannya yang terlihat lebih kecil dibandingkan dengan teman teman seusianya. Menurut ibu, Saat masih kecil pasien baru bisa berjalan saat usianya 2 tahun, berbicara kata kata saat usia 3, 5 tahun, menghitung angka saat berusia 6 tahun. Kesan : perkembangan tidak sesuai dengan usia.
Riwayat makanan : Pasien makan 3 kali dalam sehari sebanyak kira-kira porsi orang dewasa. Pasien makan dengan nasi, sayur, tahu, tempe.
R. Psikososial : Pasien tinggal bersama dengan kelurga kecil yang berjumlah 5 orang yang terdiri dari ayah, ibu dan 2 adik pasien dalam 1 rumah. Pasien jarang bermain dengan teman teman seumurannya.
Tandatanda vital
TD Nadi RR Suhu
: : : :
Antropometri BB TB = = 17 kg 104 cm
Status Generalis
Kepala Bentuk : Normocephal Ubun-ubun besar : Datar Wajah : Fasies cooley Mata : Pupil bulat isokor, Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/ Hidung : septum nasi tidak deviasi, sekret (-), darah (-), PCH (-) Telinga : simetris, sekret (-), serumen (-) Mulut : Perioral sianosis (-), gusi berdarah (-) Leher
Tidak ada pembesaran tiroid Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-) Retraksi Suprasternal (-)
Pulmo
Abdomen
Auskultasi : Bising usus normal Hepar Palpasi : Teraba keras. teraba 3 cm dibawah
Ekstermitas : Atas Bawah Pucat : (+) (+) Akral : Hangat Hangat RCT < 2 detik : (+) (+)
WBC
RBC HGB HCT
11,8
2.1 4.0 14.0
103/L
103/L g/dl %
4.5 15.0
4 5.2 11.5 14.5 42 52
MCV
MCH MCHC PLT
65.7
18.8 29.0 277
Fl
Pg g/dl 103/L
80.0 -94.0
27.0 31.0 33.0 37.0 150 450
RDW
PCT MPV
34.0
0.23 8.9
%
% Fl
10.0 15.0
0.100 0.500 8.0 12.0
Anak perempuan usia 8 tahun gizi buruk, masuk RS dengan keluhan lemas dan
Differential Diagnosa
:Anemia Aplastik
Anemia Defisiensi zat besi
Rencana Pemeriksaan
Rencana Terapi
a. Tirah baring
b. Transfusi Darah ( PRC 10-15 cc/kgBB) 170 cc
c. Desferioksamin 30-50mg/kgBB/hari
dalam NaCl 0,9% 500 mll selama 8-12 jam 510 mg/hari dalam NaCl 0,9%
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad funtionam : dubia ad malam
Epidemiologi
Thalasemia tersebar luas didaerah Mediterania, Timur Tengah, India, pakistan, Seluruh Asia Tenggara, bangian selatan bekas Uni Soviet dan
Thalassemia mayor
Janin yang terkena akan lahir dalam keadaan hydrops fetalis akibat anemia berat Perawatan medis ekstensif, transfusi darah teratur dan terapi khelasi
Mortalitas-morbiditas
Thalassemia mayor
Kerusakan organ; gagal jantung akibat iron overload, Infeksi berat kronis yang dicetuskan transfusi darah Komplikasi dari terapi khelasi, seperti katarak, tuli, atau infeksi, merupakan komplikasi yang potensial
patofisiologi
Gg produksi rantai globin Deposisi Hb pada eritrosit (hipokromatik)
Defisiensi Hb
Hentikan sintesis Hb
Mekanisme splenomegali
Hemolisis & eritropoiesis inefektif produksi HbF
Afinitas oksigen
Hipoksia
Splenomegali massif
Hipersplenism e
Mekanisme FE
Downregulation gen HAMP yg produksi hormon hepar (hepcidin)
Eritropoiesis inefektif
Absorpsi besi
Gangguan pd regulator utama absorpsi besi di usus & resirkulasi besi o/ makrofag
Iron overload
Transferrin (protein pembawa) tersaturasi Akumulasi pada organ; jantung, kel.endokrin, hati
Kerusakan organ
klasifikasi
Thalassemia
Anemia mikrositik yang disebabkan oleh defisiensi sintesis globin- banyak ditemukan di Afrika, negara di daerah Mediterania, dan sebagian besar Asia.
Thalassemia Silent carrier thalassemia Trait thalassemia Thalassemia- yang terkait dengan variasi struktural rantai Thalassemia- homozigot (Anemia Cooley, Thalassemia Mayor)
Facies cooley
Transfusi darah
Pertahankan nilai Hb dalam kisaran 10 - 14 g/dL Darah rendah leukosit; 10 -15 ml/kg kecepatan 5 ml/kg/jam setiap 3 5 minggu
Terapi Khelasi (Pengikat Besi)
Kombinasi dengan transfusi, dapat menunda onset dari kelainan jantung Chelating agent yang biasa dipakai adalah DFO (Deferoksamin); 20, 40, atau 60 mg/kg/hari diinfuskan selama 8-12 jam saat pasien tidur selama 5 hari/minggu