I.
Identifikasi Nama Jenis kelamin Umur Bangsa Agama Pekerjaan Alamat : Tn. A : Laki-laki : 40 tahun : Indonesia : Islam : Karyawan swasta : Petamburan, Jakarta Barat
II.
A. Keluhan utama: Mata kanan penglihatannya semakin menurun sejak 2 minggu yang lalu.
Mata kanan os penglihatannya dirasa semakin lama semakin menurun sejak 2 minggu yang lalu. Ia merasa penglihatan sebelah kanannya buram, sehingga os tidak dapat bekerja. Selain buram, os merasa mata kanannya terasa silau dan berair. Os mengaku jika saat ini mata kanannya tidak terasa pedih ataupun nyeri. Os mengaku sebelumnya matanya pernah merah dan penglihatannya kabur akibat terkena ranting pohon. Setelah itu os mengaku jika matanya merah, perih, silau, berair dan penglihatannya terganggu. Os mengaku hanya memberi obat tetes visine dan tidak berobat karena merasa masih bisa bekerja. Os menyangkal pernah demam atau tidak enak badan sebelum matanya merah. Riwayat alergi disangkal, dilingkungan rumah os tidak ada yang sakit seperti ini. Os juga menyangkal sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
E. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan seperti os.
III.
Pemeriksaan Fisik A. Status Generalis Keadaan umum Kesadaran Tanda vital : Tampak sakit ringan : Compos mentis :
Tekanan darah: -
Nadi Pernapasan Suhu Kepala Mata Telinga Hidung Mulut Tenggorokan Leher
: 82x/menit : 18x/menit : Afebris : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata : (Status Oftalmikus) : Normotia, serumen-/-, secret-/: Septum deviasi-/-, secret-/: bibir kering-,sianosis: Tonsil T1-T1 tenang, faring hiperemis : Trakea lurus di tengah, KGB tidak teraba membesar, tiroid tidak teraba membesar
: S1-S2 reguler, murmur-,gallop: SN vesikuler, ronchi-/-, wheezing-/: Datar, supel, nyeri tekan-, bising usus +normal : Akral hangat, oedem-
B. Status Oftalmologi -Pemeriksaan visus: AVOD 1/300 + PH tetap AVOS 6/6 Add +2,50 J(3)
OD Orthoforia Negative Negative Kedudukan bola mata Posisi Eksoftlamus Enoftalmus Pergerakan bola mata
Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negatif Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Keruh Positive (+) m descemet buldging Negative Negative Negative Negative Dalam
Palpebra Superior Hematom Oedem Hiperemis Ptosis Palpebra Inferior Oedem Hiperemis Konjungtiva tarsalis Kemosis Hiperemis Anemis Konjungtiva forniks Kemosis Hiperemis Anemis Folikel Konjungtiva bulbi Kemosis Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Injeksi episklera Perdarahan subkonjungtiva Kornea Kejernihan Edema Ulcus Sikatriks Arkus senilis Infiltrate Erosi COA Kedalaman
Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Jernih Negative Negative Negative Negative Negative Negative Dalam
Jernih Coklat Nyata Bulat 3mm Isokor Positif Jernih Jernih Tidak diperiksa Tidak diperiksa IV. Pemeriksaan penunjang Tidak dilakukan
Kejernihan Iris Warna Gambaran kripti Pupil Bentuk Ukuran Isokoria Reflex cahaya Lensa Vitreous humour Funduskopi TIO
Jernih Coklat Nyata Bulat 3mm Jernih Jernih Tidak diperiksa Tidak diperiksa
V.
Resume Seorang laki-laki, usia 40 tahun datang ke poliklinik mata RSAL dr. Mintohardjo dengan keluhan mata kanan penglihatannya semakin menurun sejak 2 minggu yang lalu. Silau dan berair dirasakan pasien. Riwayat mata merah dengan penurunan penglihatan diakui 3 minggu yang lalu, Riwayat trauma ranting pohon diakui sehari sebelum mata os merah. Selama ini matanya hanya diberi tetes mata visine. Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal, status oftalmologi didapatkan kornea mata kanan oedem, keruh dan didapatkan penonjolan membran descemet.
VI.
VII.
VIII.
IX.
ANALISA KASUS
A. Diagnosis Pada pasien ini ditegakkan diagnosa descematokel OD susp trauma atas dasar: 1. Anamnesis Penurunan penglihatan disertai silau dan berair Riwayat mata merah Riwayat trauma
2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan visus mata kanan 1/300 Kornea keruh dan oedem Membran descemet kornea menonjol
B. Penatalaksanaan
Pada pasien ini dirujuk ke RSCM untuk penatalaksanaan selanjutnya dan diberi pengobatan antibiotik oral dan topikal untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih luas.
C. Prognosis Ad vitam Ad functionam : bonam karena tidak mengancam kehidupannya :dubia ad malam karena dapat menimbulkan gangguan penglihatan permanen Ad sanationam : dubia ad malam karena penyakit ini jika tidak ditangani dengan