Anda di halaman 1dari 3

Industri Gula Glenmore Alfariesta Gusti Gilang R [LAPORAN MINGGU 3 MAGANG PG.

KEBON AGUNG MALANG]


STASIUN PERMURNIAN Fungsi dari stasiun pemurnian adalah untuk menyingkirkan kotoran-kotoran bukan gula yang terdapat dalam nira mentah. Proses yang dilakukan baik berupa proses fisik ataupun kimia. Proses dalam stasiun pemurnian dilakukan sedemikian rupa sehingga kerusakan sukrosa dapat ditekan seoptimal mungkin. Dalam PG Kebon Agung proses pemurnian nira yang digunakan adalah sistem sulfitasi sehingga bahan kimia yang dipakai adalah larutan kapur tohor serta gas SO2 yang berasal dari pembakaran belerang padat. Dalam memproduksi gula pasir khususnya pada stasiun pemurnian nira, diperlukan adanya bahan pembantu yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan memperlancar jalannya proses produksi gula. Bahan pembantu yang digunakan adalah beberapa zat kimia, yaitu: 1. Susu Kapur (Ca(OH)2) Susu kapur adalah bahan pembantu yang berfungsi untuk menetralkan nira, mencegah terbentuknya inversi gula, dan membentuk endapan kotoran dalam nira. 2. Belerang Belerang dalah bahan pembantu yang digunakan pada unit operasi purifikasi. Belerang digunakan dalam bentuk sulfit yang bertujuan untuk menetralisir kelebihan susu kapur dan menyerap atau menghilangkan zat warna pada nira. Reaksi pemadaman kapur : CaO ( s ) + H2O ( l ) ----- > Ca ( OH )s (s) Reaksi pembakaran S menjadi SO2 S (s) + O2 (g) ----- > SO2 (g) Syarat nira mentah yang masuk ke dalam tahap pemurnian yaitu sebagai berikut : 1. pH nira mentah berkisar antara 5 5,5 2. Kadar phospat sekitar 250 ppm 3. Kadar kemurnian nira mentah berkisar antara 70 -72 %

Industri Gula Glenmore Alfariesta Gusti Gilang R [LAPORAN MINGGU 3 MAGANG PG. KEBON AGUNG MALANG]
Setelah melalui proses pemerahan nira pada unit gilingan , nira mentah disaring dengan menggunakan DSM screen yang bertujuan untuk menyaring nira bersih agar terbebas dari sisa sisa ampas halus setelah proses penggilingan. Setelah disaring nira dimasukkan ke dalam tangki nra mentah dan ditambahkan H3PO4 secara kontinu hingga kadar nira mencapai 250 ppm. Tujuan dari penambahan H3PO4 : 1. Menyerap koloid dan zat warna 2. Menurunkan kadar susu kapur nira mentah 3. Melunakkan kerak pada evaporator 4. Memudahkan pengendapan ( pembentukan flok ) Kemudian nira di pompa menuju Pemanas Pendahuluan 1 ( PP1 ) dan di panaskan hingga suhu 75
0

C yang berguna untuk membunuh bakteri sekaligus menjaga keasaman nira serta membantu

mempercepat terbentuknya endapan. Dari PP1 lalu nira dipompa ke static mixer untuk penambahan susu kapur + nira kental atau dimanakan dengan sakarat. pH sakarat yang di inject untuk penambahan pada nira jernih adalah sekitar 11 12 sehingga setelah penambahan sakarat maka diharapkan pH nira jernih adalah 8,6 9. Kemudian nira dipompa ke sulfur tower yang bertujuan untuk absorpsi SO2 ke dalam nira sehingga kadar pH pada nira menjadi 7-7,2 dan masuk pada reaction tank dimana pada reaction tank ini bertujuan untuk pembentukan endapan CaSO3 yang berfungsi untuk menyelubungi inti endapan pada proses defekasi sehingga membentuk flok / gumpalan besar dan gampang untuk di endapkan. Suhu nira pada saat masuk reaction tank adalah 80 0C dan pH 7,2. Berikut adalah proses kimia yang terjadi pada reaction tank : 1. Ca (OH)2 --- > Ca (OH) + + OHCa (OH)+ --- > Ca2+ + OH2. SO2 + H2O --- > H2SO3 H2SO3 --- > H+ + HSO3H2SO3- --- > H+ + SO323. Ca2+ + SO32- --- > CaSO3 Kemudian nira masuk ke PP2 dimana suhu dijaga pada kisaran 105 110
0

C untuk

menyempurnakan reaksi antara nira mentah , susu kapur dan gas SO2 , mempercepat proses pengendapan dan memudahkan proses pengeluaran gelembung gas udara dalam nira di dalam flash tank. Jumlah PP2 adalah 3 unit dimana 2 unit posisi ON dan 1 unit posisi standby. Pada unit flash tank berguna untuk

Industri Gula Glenmore Alfariesta Gusti Gilang R [LAPORAN MINGGU 3 MAGANG PG. KEBON AGUNG MALANG]
melepaskan gas gas sisa reaksi yang tidak diperlukan yang terdapat dalam nira agar gangguan dalam pengendapan kotoran dapat dikurangi. Pada flash tank ditambahkan flokulan untuk mengikat kotoran dalam nira sehingga membentuk flok flok agar memudahkan pengendapan pada Clarifier. Masuk ke dalam single tray clarifier nira dipisahkan antara nira jernih dan nira kotor dengan suhu kisaran 100 0C dan pH 7. Pada proses ini nira kotor akan mengendap di bawah dan nira bersih akan mengendap di atas. Pada proses penyaringan juga ditambahkan air panas untuk mencuci kotoran agar kehilangan gula dalam kotoran dapat diminimalisasi. Kemudian masuk ke dalam PP3 dimana suhu dijaga antara 115 120 0C. Pada proses PP3 ini diharapkan kondisi nira berada hamper pada titik didihnya sehingga akan mengurangi beban penguapan dan mempercepat proses penguapan pada Evaporator. Untuk nira kotor sendiri setelah melalui Clarifier maka akan masuk ke dalam bak penampung nira kotor dan di lanjutkan ke mudmixer dimana nira kotor akan ditambahkan dengan ampas halus / bagassilo yang berfungsi untuk mengentalkan nira kotor dan mempertebal blothong serta membentuk pori pori pada permukaan Rotary Vacuum Filter.

Anda mungkin juga menyukai