Anda di halaman 1dari 11

Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen

Dari Dr. Manap Somantri, M.Pd

Oleh

Nama NIM

: Fipta Oktorina : A2K012012

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI/MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2013

NAMA NIM MATA UJI DOSEN HARI/TGL

: Fipta Oktorina : A2K012012 : TI dan SIM : Dr. Manap Somantri, M.Pd : Kamis, 27 Juni 2013

TANDA TGN :

1. Setiap satuan pendidikan (sekolah) perlu merumuskan profil institusinya, dengan data yang lengkap, komprehensif, logis, dan rasional. Mengapa demikian? Jawab : Sekolah perlu merumuskan profil institusinya dengan data yang lengkap, komprehensif, logis, dan rasional karena merumuskan profil institusi pendidikan harus disusun berdasarkan data yang lengkap, berdasarkan analisa kebutuhan dan kemanfaatan layanan pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata), dan mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan berkesinambungan. Serta data yang disusun mampu memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerja sebagai suatu tim (team work) yang baik. Disamping itu data harus mencakup seluruh aspek esensial (mendasar) tentang layanan pendidikan akademik dan non akademik setiap peserta didik. 2. Kemukakan rasional, argumentasi, dan kegunaan masing-masing data utama yang perlu ada pada profil sekolah. Jawab : Rasional, argumentasi, dan kegunaan masing-masing data utama yang perlu ada pada profil sekolah adalah sekolah dan madrasah merupakan pihak yang memberikan kontribusi terbesar terhadap proses dan hasil penjaminan mutu dan peningkatan mutu pendidikan, sedangkan masyarakat penyelenggara pendidikan, dan pemerintah daerah memberikan fasilitasi dalam pelaksanaan penjaminan mutu tersebut. Oleh karena itu, sekolah dan madrasah perlu diberdayakan dan didukung dalam usahanya menciptakan budaya mutu. Pihak masyarakat perlu didorong agar secara aktif mendukung program sekolah dan madrasah. Adapun pihak pemerintah daerah perlu ditingkatkan upaya koordinasinya agar mereka menyusun program dan penganggaran penjaminan mutu sebagai prioritas utamanya.

Sementara sekolah cenderung hanya melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, lingkungan sekolah, dan harapan orang tua. Pengalaman menunjukkan bahwa sistem lama seringkali menimbulkan kontradiksi antara apa yang menjadi kebutuhan sekolah dengan kebijakan yang harus dilaksanakan di dalam proses peningkatan mutu pendidikan. Fenomena pemberian kemandirian kepada sekolah ini memperlihatkan suatu perubahan cara berpikir dari yang bersifat rasional, normatif dan pendekatan preskriptif di dalam pengambilan keputusan pandidikan kepada suatu kesadaran akan kompleksnya pengambilan keputusan di dalam sistem pendidikan dan organisasi yang mungkin tidak dapat diapresiasiakan secara utuh oleh birokrat pusat. Sekolah mengidentifikasikan data berdasarkan kebutuhan sekolah dan merumuskan visi, misi, dan tujuan dalam rangka menyajikan pendidikan yang berkualitas bagi siswanya sesuai dengan konsep pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai. Hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan identifikasi kebutuhan dan perumusan visi, misi dan tujuan adalah bagaimana siswa belajar, penyediaan sumber daya dan pengeloaan kurikulum termasuk indikator pencapaian peningkatan mutu tersebut. 3. Profil sekolah dapat dijadikan sebagai dasar dalam : a. Merencanakan pengembangan sekolah b. Pengambilan keputusan/kebijakan sekolah c. Pelibatan partisipasi masyarakat, dan d. Pemberian bantuan (black-grant, beasiswa, dll) Kemukakan masing-masing contoh untuk point a-d. Jawab : a. Rencana dalam pengembangan sumber daya manusia Sumber daya manusia di sekolah itu terdiri dari kepala sekolah, guru, karyawan non kependidikan serta siswa. Seluruh SDM dimaksud sangat perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan yang semestinya, karena pengembangan sumber daya manusia di sekolah akan menentukan seberapa besar dan tingginya tingkat pengetahuan yg dimiliki anggota organisasi sekolah tersebut.

b. Pengambilan keputusan/kebijakan sekolah Di sekolah dasar yang kurang tenaga pengajar, walaupun kepala sekolah sudah berupaya sejak beberapa tahun untuk memperoleh tambahan guru, namun hingga saat ini belum juga berhasil. Karena itu seluruh kelas yang ada harus diatur sedemikian rupa sehingga setiap kelas mempunyai peluang untuk belajar. Akibatnya jumlah jam belajar murid jadi berkurang, dan sebaliknya jumlah mengajar guru bertambah. Bahan bacaan berupa buku paket amat terbatas,karena itu materi pengajaran yang disajikan amat bergantung kepada perbendaharaan guru. Dengan segala keterbatasan yang ada, upaya meningkatkan mutu perlu dicoba terus. c. Pelibatan partisipasi masyarakat Di samping institusi pemerintahan, sekolah juga perlu membangun kerjasama yang sinergis dengan lembaga masyarakat seperti karang taruna, kepramukaan dan berbagai lembaga LSM yang bergerak dalam membantu dan membangun pendidikan. Salah satu contohnya yaitu Pelaksanaan kegiatan peningkatan kemampuan siswa, dimana sekolah ingin meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa tentang kesehatan, dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam memanfaatkan berbagai fasilitas termasuk fasilitas SDM, ingin melaksanakan pentas seni sekolah dapat bekerjasama dengan lembaga kesenian di masyarakat untuk memanfaatkan berbagai fasilitas kesenian (alatalat seni, seperti seni tradisional). d. Pemberian bantuan dalam proposal pengajuan bantuan, untuk melihat sesuatu yang diminta harus ada data lengkap profil sekolah. Sehingga dapat menerima bantuan serta pelaporan tidak ada hambatan yang berarti. Dari profil sekolah dapat dilihat dan dianalisis apakah sekolah itu memang layak mendapatkan bantuan tersebut. Kalau perlu bahkan ada tim monitoring yang langsung turun ke sekolah untuk memeriksa kebenaran data yang ad di profil sekolah.

4. Guru yang akan ditugasi menjadi kepala sekolah mestinya dipersiapkan lebih dulu melalui diklat cakep. Jelaskan mekanisme dan prasyarat penyiapan guru untuk menjadi kepala sekolah sesuai Permendiknas no. 28 Tahun 2010. Jawab : Mekanisme dan prasyarat penyiapan guru untuk menjadi kepala sekolah sesuai Permendiknas no. 28 Tahun 2010 adalah : Penyiapan guru menjadi kepala sekolah/madrasah a. Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. b. Kepala dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya menyiapkan calon kepala sekolah/madrasah berdasarkan proyeksi kebutuhan 2 (dua) tahun yang akan datang. c. Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. d. Kepala dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya menyiapkan calon kepala sekolah/madrasah berdasarkan proyeksi kebutuhan 2 (dua) tahun yang akan datang. e. Calon kepala sekolah/madrasah direkrut dari guru yang telah memenuhi persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada Pasal 2. f. Calon kepala sekolah/madrasah dan/atau direkrut melalui pengusulan oleh kepada kepala dinas sekolah/madrasah pengawas yang bersangkutan

propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. g. Dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya melakukan seleksi administratif dan akademik. h. Seleksi administratif dilakukan melalui penilaian kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang sebagai bukti bahwa calon kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah memenuhi persyaratan umum sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 2 ayat (2).

i. Seleksi akademik dilakukan melalui penilaian potensi kepemimpinan dan penguasaan awal terhadap kompetensi kepala sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundang-undangan j. Guru yang telah lulus seleksi calon kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus mengikuti program pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah di lembaga terakreditasi. k. Akreditasi terhadap lembaga penyelenggara program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan oleh menteri. l. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. m. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka dalam kurun waktu minimal 100 (seratus) jam dan praktik pengalaman lapangan dalam kurun waktu minimal selama 3 (tiga) bulan. n. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dikoordinasikan dan difasilitasi oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. o. Pemerintah dapat memfasilitasi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. p. Pendidikan dan pelatihan diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi calon kepala sekolah/madrasah. q. Calon kepala sekolah/madrasah yang dinyatakan lulus penilaian diberi sertifikat kepala sekolah/madrasah oleh lembaga penyelenggara. r. Sertifikat kepala sekolah/madrasah dicatat dalam database nasional dan diberi nomor unik oleh menteri atau lembaga yang ditunjuk s. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyiapan calon kepala sekolah/madrasah diatur dalam pedoman yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Syarat-syarat guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah 1. Guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah apabila memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. 2. Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan perguruan tinggi yang terakreditasi c) Berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam) tahun pada waktu pengangkatan pertama sebagai kepala sekolah/madrasah d) Sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter Pemerintah e) Tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku f) Memiliki sertifikat pendidik g) Pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenis dan jenjang sekolah/madrasah masing-masing, kecuali di taman kanakkanak/raudhatul athfal/taman kanak-kanak luar biasa (TK/RA/TKLB) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA/TKLB h) Memiliki golongan ruang serendah-rendahnya III/c bagi guru pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi guru bukan PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang dibuktikan dengan SK inpasing i) memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik untuk unsur penilaian lainnya sebagai guru dalam daftar penilaian prestasi pegawai (DP3) bagi PNS atau penilaian yang sejenis DP3 bagi bukan PNS dalam 2 (dua) tahun terakhir, dan j) memperoleh nilai baik untuk penilaian kinerja sebagai guru dalam 2 (dua) tahun terakhir.

3. Persyaratan khusus guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah meliputi: a. Berstatus sebagai guru pada jenis atau jenjang sekolah/madrasah yang sesuai dengan sekolah/madrasah tempat yang bersangkutan akan diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah b. Memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah pada jenis dan jenjang yang sesuai dengan pengalamannya sebagai pendidik yang diterbitkan oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan Direktur Jenderal. Khusus bagi guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah Indonesia luar negeri, selain memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) butir a dan b juga harus memenuhi persyaratan khusus tambahan sebagai berikut: a. b. c. Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagai kepala sekolah/madrasah Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan atau bahasa negara dimana yang bersangkutan bertugas Mempunyai wawasan luas tentang seni dan budaya Indonesia sehingga dapat mengenalkan dan mengangkat citra Indonesia di tengah-tengah pergaulan internasional.

5. Proyeksi kebutuhan kepala sekolah dapat dihitung berdasarkan penambahan sekolah dan pengurangan jumlah kepala sekolah. Hal apa saja yang menyebabkan kepala sekolah mengakhiri/berakhir jabatannya. Jawab : Hal yang menyebabkan kepala sekolah mengakhiri/berakhir jabatannya antara lain : 1. Anggapan bahwa manajemen konflik tidak efektif untuk meningkatkan mutu sekolah 2. Manajemen konflik lebih banyak berdampak negatif bagi anggota organisasi. 3. Kepala sekolah tidak terampil dalam menggunakan manajemen konflik untuk meningkatkan mutu sekolah. 4. Budaya ganti pemimpin ganti kebijakan. Hal demikian ini sering membuat para pelaku di tingkat bawah menjadi kebingungan karena kebijakan lama belum jelas menampakkan hasil, tetapi sudah harus menyesuaikan dengan kebijakan baru yang perlu penyesuaian kembali.

5. Belum siapnya sumber daya yang ada terutama para stake holders di tingkat bawah untuk menghadapi perubahan-perubahan yang hampir terjadi setiap saat. 6. Pemahaman terhadap manajemen sekolah sering membuat kita jadi sulit menentukan pilihan manakah yang harus dilakukan terlebih dahulu. 7. Pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi masing-masing elemen dari sistem pendidikan di Indonesia masih kurang, sehingga tidak bisa menghayati tugas dan Peranannya dalam sistem tersebut. 8. Penempatan tenaga kependidikan tidak mempertimbangkan prinsip efisiensi dan efektivitas. 9. Masih dijumpai tenaga kependidikan (guru/kepala sekolah) berperan ganda yang seharusnya lebih fokus terhadap tugas pokok dan fungsinya sebagai pengajar, tepai juga harus mengurus kebutuhan pemenuhan sarana prasaran, fisik gedung sekolah yang rusak atau kurang layak untuk berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah yang tercermin dalam EMASLIM dirasa sangat berat, padahal SD belum dilengkapi dengan tenaga kependidikan yang khusus bekerja di bidang ketata usahaan, perpustakaan, sehingga praktis semua tugas yang ada di SD menjadi tanggung jawab guru / kepala sekolah. 10. Budaya reward and punishment yang tidak proporsional, sehingga melahirkan kecemburuan sosial dan menurunnya semangat dan etos kerja. 11. Pemberlakuan masa jabatan kepala sekolah 4 tahunan, dapat berdampak positif untuk memacu kinerja yang lebih optimal, tetapi dapat pula berdampak negatif terutama bagi kepala sekolah yang sudah memangku jabatan ketika aturan tersebut diberlakukan. Ada gejala post power syndrom dan kecemasan untuk kembali bertugas Hanya sebagai guru biasa. 12. Walaupun realitanya belum berjalan tetapi pemberlakuan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2006 tentang Guru dan Dosen, dimana guru harus memenuhi kualifikasi guru professional dapat mengakibatkan kecemburuan sosial diantara para tenaga kependidikan, mengingat pemberlakukannya tidak serentak. Seleksi awal menggunakan pola yang dianggap kurang fair seperti pendidikan minimal S1 atau D4, masa kerja minimal 20 tahun, golongan minimal IV/a, dan perbandingan jumlah siswa : guru minimal 1 : 25.

7. Menampilkan profil lembaga dalam www dan memberi peluang kepada pembaca untuk berinteraksi dapat meningkatkan partisipasi dan kepedulian terhadap lembaga. Mengapa demikian. Jawab : Profil lembaga dalam www dan memberi peluang kepada pembaca untuk berinteraksi dapat meningkatkan partisipasi dan kepedulian terhadap lembaga ditampilkan karena tujuan dari pembangunan website tersebut adalah untuk memudahkan semua pihak mendapatkan informasi sekitar penyelenggaraan program Rintisan Sekolah. Sedangkan kegunaan bagi para siswa adalah untuk memudahkan mencari materi pembelajaran serta sebagai media interaksi untuk mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin. Selain dari pada itu terdapat aturan yang mengharuskan adanya transparansi pengelolaan pendidikan dimana masyarakat dapat memperoleh informasi seputar kinerja satuan pendidikan. Beberapa kegunaan Website sekolah diantaranya : 1. Memperkenalkan profil sekolah sehingga masyarakat mengetahui informasi apapun tentang sekolah seperti: fasilitas yang tersedia , kurikulum intra dan ekstra kurikuler termasuk materi pembelajaran online dan pustaka maya, prestasi yang telah diraih oleh sekolah, informasi mengenai perencanaan sekolah dan kebutuhan biaya, macam dan kualitas kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah. Jumlah dan kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan yang ada. 2. Sebagai media komunikasi antara sekolah dengan dunia luar, bentuk komunikasi yang terjalin diantaranya: komunikasi antara siswa dengan guru terkait pelaksanaan pembelajaran, komunikasi antar siswa melalui media forum, komunikasi antara orang tua siswa/calon siswa dengan sekolah melalui media email ataupun form kontak di website, komunikasi antara sekolah dengan institusi pendidikan di dalam daerah/luar daerah, komunikasi antara sekolah dengan alumni. 3. Sebagai media resmi sekolah untuk media publikasi informasi resmi ke masyarakat, seperti: pengumuman, perss release, berita resmi sekolah. Dengan adanya web di sekolah diharapkan pembaca dapat memperoleh gambaran kondisi website sekolah tersebut. Maka dari itu perlu adanya sistem pengelolan website seperti memiliki struktur organisasi pengelola perangkat teknologi secara terstruktur yang menangani perangkat keras, perangkat lunak, tim desain web, dan tim pengelola informasi, serta tim redaksi yang mengelola sistem publikasi dan komunikasi. Oleh karena itu maka selayaknya sekolah melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan tim

pengelola secara terorganisir dan terstruktur, mengembangkan program yang sesuai dengan potensi yang sekolah miliki, dan melaksanakan program yang selalu diintegrasikan dengan sistem pemantauan berkala untuk memperbaikinya. Mengingat pentingnya website bagi sekolah maka tim pengembang web sekolah kini harus menjadi pengembang yang tidak terbatas waktunya dan bertugas secara bergantian untuk mengembangkan program, mengembangkan teknologi, mengelola informasi dan menyebarkan informasi selama sekolah membutuhkannya. Perlu adanya dukungan semua pihak terutama Pemerintah Daerah untuk peduli mensukseskan program peningkatan mutu pendidikan khususnya terkait dengan penyelenggaraan sekolah agar fikiran, tenaga, peluang dan biaya yang sudah dikeluarkan tidak terbuang dengan sia-sia. Keuntungan bagi Pemerintah Daerah bilamana website sekolah dikelola dengan baik akan dapat memantau kinerja sekolah tersebut dalam penyelenggaraan pendidikan di wilayahnya sehingga dapat memberikan pembinaan serta dukungan yang tepat. Apabila website sekolah penyelenggara pendidikan tersebut statis maka berarti kinerja dari sekolah tersebut kurang optimal dan tidak sesuai dengan konsepnya. Berdasarkan kondisi tersebut Pemerintah Daerah dapat segera mengambil langkah-langkah perbaikan. Pemerintah daerah juga dapat mengarahkan penyelenggara sekolah agar benar-benar menjalankan program peningkatan mutu pendidikan, sehingga output dan outcomenya benar-benar dapat dirasakan masyarakat dan bermanfaat bagi pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai