Anda di halaman 1dari 3

Terorisme di Pakistan: Lebah Jantan Pedesaan Tidak Memperbaiki Ma... http://www.oneearthmedia.net/ind/?

p=515

Home
Tentang Kami
Kirim Tulisan

Dan Udawa pun Menangis……………….


Recent Article links:

Article

Terorisme di Pakistan: Lebah Jantan Pedesaan Tidak


Memperbaiki Masa Depan
Catatan Muhammad Abbasi

Sebuah terjemahan bebas

Madrasah-madrasah terpencil mungkin mengubah anak-anak laki-laki menjadi lebah jantan liar, akan
tetapi kemudian ada ribuan madrasah di seluruh wilayah pedesaan Pakistan yang akan menghasilkan
jutaan lebah-lebah baru yang mungkin tidak akan menjadi pelaku bom bunuh diri tetapi sudah tidak
selaras bagi kehidupan dunia. Anak-anak ini perlu diselamatkan.

Ambil seorang anak lelaki kecil dan penjarakan dia di madrasah terpencil. Jauhkan dia dari dunia dan
halangi dia agar tidak berinteraksi dengan manusia. Doktrin dia dengan agama versi yang menyimpang
dan ceritakan bahwa dia bukan milik dunia. Ajari dia tentang dunia indah yang menunggunya di surga,
dan bahwa dalam rangka mencapai surga dia harus memusnahkan semua hal yang menghalanginya,
termasuk tubuh miliknya.

Pada saat dia berusia enam belas, anak ini telah menjadi lebah jantan: pria yang bukan manusia. selain
remaja segar, kami punya robot di urat nadi masyarakat yang siap meledakkan diri atas pesanan khusus.

Berkembang pesat di Pakistan, ini adalah eksperimen menakutkan dalam pencucian otak dan setaraf
apabila tidak lebih buruk daripada perbaikan keturunan versi Nazi Jerman. Mereka berbuat atas nama
ilmu pengetahuan; dan di sini, dilakukan atas nama Tuhan dan Agama. Dalam skala yang sangat besar,
keberhasilan eksperimen yang luar biasa ini mempertahankan kemenangan secara alami.

Apakah kami menjadi narapidana sungguhan dari para keturunan kami? Apakah kami narapidana dari
orang tua, guru dan masyarakat? Kami menjadi saksi dari pengaruh genetika terhadap lingkungan?

Pakar perilaku penerima hadiah Nobel telah mendapatkan bahan riset di Pakistan. Freud, Skinner atau
Pavlov akan bekerja siang malam untuk mempelajari ini. Anjing-anjing Pavlov mengeluarkan air liur
saat mendengar bunyi lonceng; lelaki muda ini akan meledakkan dirinya demi suara lonceng, lonceng
dari telepon selulernya. “Beri saya anak lelaki usia tujuh tahun, dan saya akan memperlihatkan padamu
manusia tersebut setelah dewasa,” ujar kaum Jesuit zaman dulu.

Mungkin sangat sinis, kata-kata kaum Jesuit tersebut, akan tetapi, faktanya tidak ada orang yang lebih
memahami kerentanan otak anak kecil selain para pendeta. Di satu pihak, kita menyaksikan kewaspadaan
orang tua kala guru datang ke rumah mengajar kitab suci kepada anak-anak mereka; dan di pihak lain ada
orang-orang tua dari masyarakat yang sama yang memberikan anaknya ke madrasah yang dikelola
pengajar sebelum anaknya berusia tujuh tahun, bahkan sampai mencapai usia 14 atau 15 atau selamanya.

Beri anak-anak pandangan umum. Beri anak-anak sikap terhadap pembatasan kelahiran atau keluarga

1 of 3 15/06/2009 12:11
Terorisme di Pakistan: Lebah Jantan Pedesaan Tidak Memperbaiki Ma... http://www.oneearthmedia.net/ind/?p=515

berencana, keberlimpahan remaja adalah hasil alami. Dalam peningkatan penduduk, kami tidak jauh dari
6% indeks kenaikan penduduk dari negara model Saudi Arabia. Hal ini memberikan supply para remaja
ke madrasah-madrasah terpencil. Disana termasuk yang diculik, yatim atau pun anak-anak terlantar.
Kemudian ada orang tua yang terlampau miskin untuk membesarkan mereka. Mereka secara sederhana
menjual atau mendermakan anak-anak lelaki untuk tabligh atau jihad atau tugas agama lainnya. Mereka
memaknai perbuatan pengecut menjadi tindakan mulia.

Pengajar menyalahgunakan anak-anak telah berlangsung lama sepanjang ada pengajar dan anak-anak.
Tetapi tidak ada yang terorganisir seperti yang terjadi di Pakistan. Penyalahgunaan ini (diluar
penyalahgunaan seksual) membuat bencana. Melangkah ke luar dari kota besar, kamu akan melihat
ratusan bahkan ribuan anak-anak kecil – dari usia enam sampai tiga puluh enam bulan. Sampai kini,
anak-anak ini mengamati cara hidup mereka yang lebih tua, mereka hidup dan bersikap seperti anjing tak
terlatih. Ini adalah kenyataan di Pakistan dan tak ada militer atau pemimpin politik yang susah tidur
malam karena hal ini.

Salah kelola keamanan negara telah membuat pemerintahan terlalu sibuk sehingga pergerakan
masyarakat menjadi prioritas yang rendah. Meskipun dalam dunia yang sempurna, pemimpin kami tidak
dapat berbuat banyak tentang itu. Pekerjaan itu diluar kemampuan mereka. Hanya melaporkan itulah
peran pemimpin selama tigapuluhan tahun terakhir. Mereka terikat protokoler dan tak ada waktu untuk
yang lain.

Apakah ini tetap dan tak ada perubahan. Tidak, tidak dalam tiga dasa warsa lainnya. Tiga dasa warsa
setelah mengerjakan hal ini. Penurunan drsatis jumlah anak yang diproduksi, pendidikan modern untuk
fondasi perang, sekolah dan guru standar dunia nomor satu. Maka mulai menghitung semuanya bersamaan
di tempat ini.

Dari Zia ke Zardari, dan semua di atara mereka, tak seorang pun mengakui bahwa kami mempunyai
masalah kelebihan penduduk. Demikian ini adalah ketakutan terhadap pandangan kaum agama
konservatif.

Ini adalah persamaan: populasi yang berkembangbiak seperti tikus setara dengan kemiskinan setara
dengan umpan meriam untuk organisasi agama dan jaringan teroris. Apakah anak-anak ini lebih baik di
banding bekerja di bengkel motor dan pembuatan karpet? Mungkin ILO atau NGO dapat menjawab
pertanyaan ini. Mereka sangat diam untuk sesuatu yang lebih buruk daripada pekerja anak.

Ada alasan untuk itu: dalam hal keyakinan atau kepercayaan agama, tak seorang pun berani. Segala
macam perbuatan jahat, ilegal, atau tindakan tak manusiawi dapat diberikan sanksi apabila agama atau
sekte tertentu membuktikan bahwa itu bukan bagian dari iman. Kamu dapat sekarat di rumah sakit tetapi
tak seorang pun memberimu obat halusinasi narkotika. Tetapi kamu dapat menggunakan zat itu adalah
bila itu menjadi bagian dari iman kamu. Di tahun 2006, Mahkamah Agung mengesahkan hal itu.

Anak-anak kami menghadapi ketakutan masa depan bukan karena Taliban ( mereka sangat sedikit) tetapi
karena gelombang agama ultra konservatif yang telah melanda negara ini. Madrasah-madrasah terpencil
mungkin mengubah anak-anak lelaki menjadi lebah jantan. Tetapi kemudian ada ribuan madrasah di
seluruh pedesaan Pakistan yang memproduksi lebah-lebah baru yang mungkin tidak akan menjadi pelaku
bom bunuh diri tetapi tidak selaras dengan kehidupan dunia. Anak-anak ini perlu diselamatkan.

Alfred Hitchcock, Direktur perfilman besar dengan spesialisasi menakutkan orang, ketika mengendarai
di Swiss tiba-tiba menunjukkan ke luar jendela mobil dan mengatakan, ” Itu yang paling menakutkan yang
pernah saya telah lihat. ” Itu adalah pendeta yang bercakap-cakap dengan anak lelaki kecil, dengan
tangannya di punggung sang anak.

Hitchcock mengeluarkan tubuhnya dari jendela mobil dan berteriak, ” Lari, pemuda kecil! Lari untuk
hidup kamu! “

Last Modified : May 14th, 2009 Filed under : Semangat Indonesia Navigate :
Previous post / Next post

Comments (No comments)

What do you think?

2 of 3 15/06/2009 12:11
Terorisme di Pakistan: Lebah Jantan Pedesaan Tidak Memperbaiki Ma... http://www.oneearthmedia.net/ind/?p=515

Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website

Comment

Search for:

Categories

Anand Krishna
Insiden Monas
Maya S. Muchtar
Media
Perubahan Iklim
Puisi
Semangat Indonesia
Spiritual

Links

Anand Ashram Foundation


Anand Krishna’s Writings
National Integration Movement
One Earth Radio
Tragedi Monas

Recent Comments

tri on Bakti Burung Garuda Kendaraan Wisnu Terhadap Ibu


tri on Dhruva, Tekad Pengabdian Seorang Anak
michael on Dhruva, Tekad Pengabdian Seorang Anak
michael on Bakti Burung Garuda Kendaraan Wisnu Terhadap Ibu
ega on Mendatangkan Dewi Sri di Pulau Lombok (Artikel Pertama Saluran Interkoneksi)

Meta

Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.org

Wordpress - AjaxBerlee 1.3a Theme + WP ACF based upon Brajeshwar - RSS Feed - XHTML 1.1

3 of 3 15/06/2009 12:11

Anda mungkin juga menyukai