Anda di halaman 1dari 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu Penerapan metode Real Option di dalam memprediksi kestabilan dari suatu harga saham perdana telah dilakukan pada penelitian Bahsoon dan Emmerich (2000) pada Bursa Saham New York (NYSE) dengan membangun arsitektur software yang fokus kepada kondisi masa depan yang tidak pasti. Di mana, hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa metode atau model Real Option dapat digunakan untuk memprediksi ketidakpastian tersebut. Lebih lanjut, Borissiouk dan Peli (2002) pada tesisnya melakukan pengujian ulang dengan menggunakan metode Real Option pada Bursa Saham New York dengan kriteria sampel penelitian yang masing-masing berbeda dan meyimpulkan bahwa dengan pendekatan model Real Option sangat berguna di dalam menghitung nilai Expected Net Present Value (ENPV) yang berada di daerah abu-abu (negatif dan rendah), di mana hal ini sangat berguna dalam penentuan dan memprediksi kecenderungan harga saham perdana setelah pencatatan di bursa saham. Selanjutnya, Hakiman (2005) melakukan penelitian pada Bursa Efek Indonesia dengan mengembangkan model Real Option dengan aset, hutang, tenor, volalitas, JIBOR, dan publik sebagai variabel bebas dengan kriteria sampel yang diambil adalah sektor emiten non-perdagangan, non-finansial, non-investasi dan nonjasa dari tahun 1996 hingga 2004. Kesimpulannya adalah bahwa harga saham waktu
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Initial Public Offering (IPO) dapat dihitung dengan menggunakan model Real Option begitu juga dengan prediksi harga saham 30 hari setelah penawaran umum.

II.2. Model Option Pricing (OP Model) Pada tahun 1973, Fisher Black dan Myron Scholes mengajukan suatu model penilaian option yang dikenal sebagai Black and Scholes Model, model ini paling banyak digunakan untuk menentukan harga suatu option (Bodie, Kane dan Marcus, 2001). Lebih lanjut, model ini pada mulanya ditujukan untuk menilai opsi bertipe Eropa, namun pada perkembangan lebih lanjut diajukan beberapa modifikasi Black and Scholes model, sehingga dapat digunakan untuk menghitung option bertipe Amerika maupun option yang sahamnya membagikan dividen pada masa hidup option tersebut. Lebih lanjut, suatu opsi dibagi menjadi dua yakni Call dan Put Option. Di mana, Opsi Call menurut Bodie, Kane dan Marcus (2001) merupakan pemberian hak, bukan kewajiban, kepada pemegangnya untuk membeli suatu aktiva pada harga tertentu pada atau sebelum waktu tertentu. Sedangkan, Opsi Put menurut Bodie et al. (2001) merupakan pemberian hak, bukan kewajiban, kepada pemegangnya untuk menjual suatu aktiva pada harga tertentu pada atau sebelum waktu tertentu. Adapun gambar Call dan Put Option dapat dilihat pada Gambar II.1 sebagai berikut:

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Sumber: Bodie, Kane dan Marcus (2001) Gambar II.1. Pemegang Call dan Put Option Dalam hal ini Bodie et al. (2001) menjelaskan bahwa suatu investasi pemegang call akan pulang pokok jika pada waktu jatuh tempo call, harga pasar = harga call + harga strike. Keuntungan diperoleh jika waktu jatuh tempo call, harga pasar > harga call + harga strike, demikian sebaliknya. Sedangkan, jika suatu investasi pemegang put akan pulang pokok jika pada waktu jatuh tempo put, harga pasar = harga strike harga put. Keuntungan diperoleh jika waktu jatuh tempo call, harga pasar < harga strike harga put, demikian sebaliknya. Secara umum pendekatan dari model Option dapat dilihat melalui model Black dan Scholes (1973). Di mana, mereka mempublikasikan suatu model option yaitu persamaan umumnya untuk Call adalah; C = SN(d1) Xe-rfTN(d2) d1 ln S

Di mana:

X r

2 T 2 T
f

d 2 d1 T

= nilai call

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

S = nilai underlying asset X = nilai exercise rf = suku bunga bebas risiko T = jangka waktu

= standar deviasi
N = distribusi normal Adapun asumsi menurut Black dan Scholes (1973) yang dianut pada persamaan ini adalah: a. Suku bunga bebas risiko yang besarnya tetap sepanjang waktu option. b. Return harga saham terdistribusi secara lognormal. c. Volalitas tetap. d. Tetap ada pembagian dividen. e. Option adalah model European Style, tidak dapat di eksekusi sebelum jatuh tempo. f. Tidak ada biaya transaksi. g. Tidak ada penalti untuk short sales.

II.3. Model Real Option Istilah Real Options diperkenalkan pertama kali oleh Stewart C. Mayers dari MIT tahun 1977 pada pengaplikasian teori option pricing di dalam melakukan keputusan investasi pada suatu proyek (Haq, 2007). Pada awalnya, aplikasi ini

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

diterapkan dalam industri perminyakan yang memiliki faktor karakteristik ketidakpastian yang tinggi. Kata option atau opsi sendiri berasal dari bahasa Latin yakni optio, optare yang memiliki arti untuk memilih, mengharap, menginginkan (The Random House College Dictionary, 1999). Lebih lanjut, pada zaman pertengahan Perancis arti dari kata ini berkembang menjadi suatu hak bukan suatu kewajiban (Encarta, 2007). Sedangkan, kata real berasal dari bahasa Latin kuno yakni realis dengan arti tetap, permanen atau benda yang tidak dapat dipindah tempatkan (The Random House College Dictionary, 1999). Sehingga, menurut Brach (2003) Real Option dapat diartikan sebagai suatu opsi yang berhubungan dengan berbagai hal. Kemudian, menurut Setyabudi (2008) bahwa metode Real Option ini merupakan suatu model yang dapat menguraikan nilai suatu perusahaan di dalam ketidakpastian dan mengatur fleksibilitas di dalam strategi investasi. Lebih lanjut, menurut Wikipedia (2009) bahwa Real Option merupakan suatu hak namun bukan suatu kewajiban di dalam melakukan beberapa keputusan bisnis, sebagai contoh penentuan alternatif peluang apakah akan mengembangkan perusahaan atau sebaliknya akan menjual perusahaan. Selanjutnya, Mouboussin (1999) mendefinisikan metode Real Option adalah sebagai suatu model dengan pendekatan teori opsi yakni model Black-Scholes, sehingga dengan pendekatan ini akan sangat berguna di dalam penentuan suatu strategi bisnis dan investasi di masa yang akan datang. Lebih lanjut, Haq (2007) mengilustrasikan secara sederhana penggunaan metode Real Option pada suatu lapangan minyak yang belum dikembangkan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Di mana, suatu lapangan minyak yang belum dikembangkan dengan reserve 500 ribu barrel. Diasumsikan bahwa recovery faktornya sebesar 20% dan bila ingin dikembangkan sekarang membutuhkan investasi sebesar $ 6.1 juta. Jika harga minyak sekarang diasumsikan sebesar $60/bbl. Dari hasil perhitungan NPV sederhana maka NPV = (20% x 500 ribu bbl x $60/bbl) $ 6.1 juta= -$ 100 ribu. Dari hasil NPV ini terlihat bahwa lapangan ini tidak mempunyai nilai sehingga kelihatan layak untuk dijual. Akan tetapi, jika melihat faktor ketidakpastian kedepan dari harga minyak maka tentunya hasilnya akan berbeda. Misal tahun depan ada kemungkinan 50% harga akan naik menjadi $65/bbl dan 50% akan turun menjadi $55/bbl seperti pada skema Gambar II.2 di bawah ini:

Sumber: Haq (2007) Gambar II.2. Simulasi Metode Real Option Pada tahun depan (T = 1), ada dua kondisi yang tercipta, jika investasi tidak berubah untuk kebutuhan tahun depan, yaitu sebagai berikut: 1. Jika harga minyak menjadi $65/bbl, maka NPV = (0.2 x 500 x 65) 6.1 = $400 rubu.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

2. Jika harga minyak menjadi $55/bb, maka NPV = (0.2 x 500 x 55) 6.1 = -$600 ribu. Jika dibayangkan berada pada posisi tahun depan, maka dari kondisi-kondisi di atas secara rasional seorang manajer tentunya tidak akan mengeksekusi kondisi kedua atau dengan kata lain kondisi kedua itu bernilai nol. Oleh sebab itu, nilai lapangan pada tahun depan adalah NPV project (T = 1) = (50% x 400) + (50% x 0) = $200 ribu. Sehingga, jika melihat kondisi ini sebaiknya menunggu sampai tahun pertama daripada melakukan investasi sekarang. Keputusan ini didukung dengan perhitungan sebagai berikut: Jika diasumsikan bahwa risk discount rate adalah 15%, maka nilai NPV di (T = 0) adalah NPV project (T = 0) = $200 juta x [1/(1+15%)] = $174 ribu. Pada posisi yang sama (T = 0) jika dibandingkan nilai yang telah didiskonto dengan nilai investasi sekarang ($174 ribu > -$100 ribu), maka dapat disimpulkan lebih baik tidak dijual dan menunggu dibandingkan jika berinvestasi sekarang. Lebih lanjut, Paddock, Siegel, dan Smith dalam Haq (2007) melakukan pendekatan enam parameter dengan analogi parameter dalam penilaian cadangan minyak yang belum dikembangkan sebagaimana terlihat pada Tabel II.1 di bawah ini:

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Tabel II.1. Pendekatan Enam Parameter pada Metode Real Option Paddock, Siegel & Smiths Real Option Real Option Value of and Undeveloped Reserve 1. Current Stock Price Current Value of Developed Reserve 2. Exercise Price of the Option Investment Cost to Develop the Reserve (D) 3. Stock Dividend Yield Cash Flow Net of Depletion as Proportion of V 4. Risk-Free Interest rate Risk Free Intrest Rate 5. Stock Volatility Volatility of Developed Reserve Value 6. Time to Expiration of the Option Time to Expiration of the Investment Right (t) Sumber: Haq (2007) Selanjutnya, dalam melakukan penilaian secara Real Option, keenam parameter yang diperlukan untuk menghitungnya sebagaimana terlihat pada Gambar II.3 di bawah ini: Time to Expire
Investment Cost

Black-Scholes-Mertons Financila Options Financial Option Value

Real Options Parameter

Volatility (uncertainty) of Present Value Expected Present Value from Investment


Cash Flows

Risk Free Interest Sumber: Haq (2007) Gambar II.3. Parameter Real Option Sehingga, konklusi dari keenam parameter Paddock, Siegel, dan Smith dalam Haq (2007) adalah; pertama, Present Value proyek nilai yang diharapkan sekarang dari investasi yang dilakukan, di mana dengan meningkatnya nilai present value dari

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

suatu proyek maka akan meningkatkan nilai proyek tersebut dengan indikasi nilai Real Option mengalami peningkatan. Kedua, Uncertainty yakni volalitas dari faktor-faktor yang mempengaruhi nilai proyek, di mana semakin tinggi tingkat volalitas maka akan semakin tinggi nilai proyek dengan indikasi peningkatan terhadap nilai Real Option. Ketiga, lamanya proyek, di mana semakin lama suatu proyek maka akan semakin tinggi nilai proyek tersebut dengan indikasi tingginya nilai Real Option yang dihasilkan. Keempat, biaya investasi, di mana semakin tinggi biaya investasi akan mengurangi nilai suatu proyek dan tentunya berkurangnya nilai Real Option-nya. Kelima, Risk Interest Rate, di mana semakin tinggi risk interest rate maka akan semakin rendah nilai proyek tersebut dengan indikasi menurunnya nilai real options yang diperoleh dikarenakan akan meningkatkan time value of money apabila proyek ditangguhkan. Terakhir, keenam, Devidend Yield atau Opportunity lost, meningkatnya opportunity lost akibat penundaan suatu proyek akan menurunkan nilai proyek tersebut dengan indikasi nilai Real Option mengalami penurunan. Sedangkan, Amram dan Kulatilaka (1999) menyatakan bahwa dengan dasar teori atau model Black-Scholes maka model Real Option minimal memiliki lima parameter yakni current value of the underlying asset (S), strick price of the option menjadi corporate debt (X), time to expiration atau tenor (t), riskfree intrest rate (Rf), dan variance in the value of the underlying asset 2 dengan pendekatan implied volality. Lebih lanjut, Setyabudi (2008) menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Real Option Valuation nilai aset, variance implied volality, tenor memiliki hubungan yang positif terhadap model Real Option, di mana secara interpretasi

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

bahwa dengan tingginya nilai ketiga parameter ini akan menunjukkan peluang perusahaan secara positif di masa mendatang. Sedangkan, parameter hutang, dan suku bunga bebas risiko memiliki hubungan yang negatif terhadap model, di mana secara interpretasi bahwa dengan tingginya nilai hutang suatu perusahaan dan suku bunga bebas risiko maka peluang perusahaan di masa depan akan mengalami kendala, minimal pada arus kas perusahaan. Pengaruh variabel terhadap model memiliki interpretasi terhadap nilai atau valuasi terhadap suatu perusahaan. Sehingga, kelima parameter dapat menjadi indikator di dalam menilai saham perusahaan pada saat penawaran perdana atau pada saat penawaran terbatas. Di mana, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bahsoon dan Emmerich (2000) serta Borissouk dan Peli (2002) pada Bursa Efek New York di dalam menilai saham-saham perdana. Kemudian, menurut Martowardojo dalam Finance (2008) bahwa data Jakarta Inter Bank Offering Rate (JIBOR) merupakan data yang dapat digunakan sebagai tingkat suku bunga bebas risiko dikarenakan lebih mencerminkan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Implied volality digunakan untuk variabel volalitas yang nilainya didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan itterasi dari Newton-Rhapson. Implied volality menurut Forex (2009) merupakan sebuah pengukuran cakupan harga yang diperkirakan dalam pasar atas currency future yang didasarkan pada option premium yang diperdagangkan. Brealey dan Myers (1996) menjelaskan bahwa pada standar keuangan jika nilai dari suatu volalitas tinggi hal ini mengartikan bahwa tingkat diskonto harus tinggi dan nilai bersih present value harus rendah. Lebih lanjut, pada
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

teori opsi, jika suatu volalitas opsi tinggi maka nilai dari suatu opsi tersebut akan tinggi pula. Metode ini sudah digunakan oleh Manester dan Koehler (1982) serta Cuthberson dan Nitsche (2001). Lebih lanjut, Damodaran (1994) mengembangkan model Real Option untuk menghitung equity, nilai dari perusahaan yang bergerak di bidang sumberdaya alam, dan nilai perusahaan yang memiliki hak paten seperti perusahaan farmasi. Di mana, dasar pemikirannya adalah equity dilihat sebagai call option atas perusahaan, ini sejalan dengan model dasar dari Black-Scholes, sehingga persamaannya adalah:

Di mana: d1

ln V

D r 2 2 t
t

Nilai dari equity = VN(d1) De-rtN(d2)

d 2 d1 t

V = Nilai asset D = Nilai hutang

2 = Variance dari nilai asset perusahaan underlying


t = jangka waktu jatuh tempo hutang (tahun)

r = Suku bunga tanpa risiko N(x) = Daerah di bawah standardized normal distribusi Untuk perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam, maka nilai cadangan sumber daya alam tersebut dapat dilihat sebagai call option, sehingga persamaannya menjadi:

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Nilai dari cadangan = V e-ytN(d1) De-rtN(d2) d1 ln V

Di mana:

D r 2 2 t
t

d 2 d1 t

V = Present Value dari cadangan yang belum dikembangkan D = Present Value dari biaya pengembangan

2 = Variance dari nilai cadangan yang belum dikembangkan


t = jangka waktu cadangan

r = Suku bunga tanpa risiko y = Net cash flow per tahun dari pengembangan cadangan (dalam persen) N(x) = Daerah di bawah standardized normal distribusi Lebih lanjut, untuk perusahaan yang memiliki paten, maka nilai produk paten dilihat sebagai call option, dan persamaannya menjadi: Nilai Produk Paten = V e-ytN(d1) De-rtN(d2) d1 ln V

Di mana:

D r 2 2 t
t

d 2 d1 t

V = Present Value dari produk baru (paten) yang diluncurkan D = Present Value dari biaya pengembangan produk

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

2 = Variance dari expected cash flow


t = Jangka waktu paten r = Suku bunga tanpa risiko y = 1/(jangka waktu paten) N(x) = Daerah di bawah standardized normal distribusi Copeland et al. (1995) menggunakan option pricing methods untuk valuasi dan harga valuasi yang dihasilkan model option berkisar 16% sampai dengan 83% di atas dari harga valuasi secara konvensional. Damodaran (1994) juga menggunakan option pricing method melakukan penghitungan ulang harga saham Gulf Oil waktu di take over di tahun 1984 dengan menyimpulkan bahwa nilai saham waktu take over tersebut adalah lebih tinggi (overvalued) sebesar 36,5%. Dickens dan Lohrenz (1996) membandingkan perhitungan DFC dengan Real Option untuk minyak dan gas di teluk Mexico dengan menyimpulkan bahwa metode Real Option lebih akurat 10% dari pada model DFC. Lebih lanjut, Mouboussin (1999) menemukan bahwa nilai call option akan meningkat sejalan dengan meningkatnya volalitas dari harga saham. Borissiouk dan Peli (2002) dalam Tesis Master mereka di Universitas Lausanne menyimpulkan bahwa Real Option sangat berguna untuk menghitung nilai Expected Net Present Value (ENPV) yang berada di daerah abu-abu (negatif dan rendah).

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Bahsoon dan Emmerich (2000) pada Bursa New York (NYSE) dengan membangun arsitektur software yang fokus kepada kondisi masa depan yang tidak pasti. Di mana, hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa metode atau model Real Option dapat digunakan untuk memprediksi ketidakpastian tersebut. Titman dan Wessels (1988) mengatakan struktur modal perusahaan bergantung pada risiko kebangkrutan perusahaan itu sendiri. Semakin unik suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula risiko yang berarti dan semakin tinggi pula biaya kebangkrutannya. Akibatnya tingkat unik suatu perusahaan mempunyai hubungan negatif dengan rasio hutang.

II.4. Teori Sebab Undervalue dan Overvalue Adapun teori yang menjelaskan undervalue atau overvalue suatu saham perdana adalah terdiri dari teori market timing, short run underpricing, shares allocation, valuation, kinerja long run, struktur kepemilikan, volalitas, dan suku bunga bebas risiko. II.4.1. Teori Market Timing Suatu perusahaan akan menunda go public ketika sahamnya dihargai undervalue (Lucas dan McDonald, 1990). Lebih lanjut, Choe, Hyuk dan Nanda (1993) menemukan bahwa perusahaan akan menghindar kegiatan Initial Public Offering (IPO) ketika sedikit perusahaan bermutu yang go public. Sedangkan, menurut Schultz dan Zaman (1994) bahwa adanya information spillovers di pasar akan menyebabkan saham perdana undervalue.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

II.4.2. Short Run Underpricing Ibbotson (1975) menyatakan bahwa harga saham perdana yang underprice adalah untuk menutupi premi risiko asset-pricing akibat market misevaluation dan risiko likuiditas. Lebih lanjut, terdapat dua kelompok yang berpendapat mengenai penyebab harga saham perdana underpricing yaitu kelompok Asymmetric Information dan Symmetric Information. a. Asymmetric Information; Issuer lebih mengetahui dari pada investor Welch (1989) mengatakan bahwa underwriter akan mengembalikan kerugian emiten akibat harga yang undervalue dengan adanya aktivitas sesudah Initial Public Offering (IPO) misalnya dengan penerbitan saham selanjutnya. Lebih lanjut, Allen dan Faulhaber (1989) mengatakan bahwa pasar akan merespon positif pengumuman dividen di masa mendatang. Chemmanur (1993) mengatakan bahwa analis akan mengembalikan pengorbanan yang telah dilakukan. Benveniste dan Spindt (1989) menemukan bahwa bookbuilding memungkinkan underwriter mendapatkan informasi dari informed investors. b. Symmetric Information; Investor lebih mengetahui dari pada issuer Rock (1986) berpendapat bahwa harga saham yang tinggi waktu Initial Public Offering (IPO) mempengaruhi pendapat investor bahwa akan terjadi winners curse. Sedangkan Koh dan Walter (1989) mengatakan bahwa untuk Break Even Point (BEP), maka harga saham perdana harus underpricing. Lebih lanjut, Welch (1992) mengatakan bahwa harga saham perdana yang tinggi akan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya penurunan harga yang tajam. Habib, Michel dan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Ljungqvist (2001) mengatakan bahwa harga IPO yang underpricing adalah sebagai pengganti mahalnya biaya pemasaran. Krigman, Shaw dan Womack (1999) serta Ellis, Michaely dan OHara (2000) menemukan hasil yang sama di mana volume perdagangan akan semakin tinggi dengan semakin besarnya underpricing. II.4.3. Teori Shares Allocation Sherman dan Titman (2002) mengatakan bahwa kejadian underprice merupakan sebagai kompensasi bagi investor untuk mendapatkan informasi yang mahal. Lebih lanjut, Loughran, Tim dan Ritter (2002) mengatakan bahwa akan terjadi konflik antara issuer dengan underwriter jika diberi keleluasaan dalam

mengalokasikan saham, karena underwriter tidak melaksanakan apa yang diinginkan oleh issuer. Puliam, Susan dan Smith (2000) menemukan bahwa keleluasaan dalam mengalokasikan saham akan digunakan hanya untuk memperkaya underwriter. Ljungqvist dan Wilhelm (2002) mengatakan bahwa penjualan saham secara langsung kepada teman dan keluarga akan menurunkan tingkat underprice. II.4.4. Teori Valuation Kim, Moonchul dan Ritter (1999) mengatakan bahwa kemampuan data akunting dan earning forcast dalam menjelaskan harga saham perdana adalah rendah. Lebih lanjut, Purnanandam, Amiyatosh dan Swaminathan (2001) menemukan bahwa harga saham perdana 50% lebih tinggi dari harga rata-rata industri.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

II.4.5. Kinerja Long-Run Schultz (2001) mengatakan bahwa banyak saham perdana mengikuti saham perdana yang sukses, padahal kinerja perusahaan tersebut berada di bawah rata-rata. Heatson (2001) mengatakan penyebab terjadinya underperformance harga saham dalam jangka panjang dikarenakan manajer terlalu optimis. Lebih lanjut, Teoh, Hong, Welch dan Wong (1998) mengatakan bahwa data akunting pre Initial Public Offering (IPO) terlalu optimis, tidak memberikan sinyal akan terjadinya kesulitan dalam periode operasi (life cycle) perusahaan. II.4.6. Teori Struktur Kepemilikan Secara umum struktur kepemilikan yang menyebar luas umumnya hanya terdapat pada Amerika Serikat dan Inggris. Sedangkan pada negara-negara maju lainnya serta negara-negara berkembang, umumnya perusahaan masih dikendalikan oleh keluarga. La Porto dkk dalam Arifin (2003) menyimpulkan bahwa 85% dari perusahaan Spanyol mempunyai pemegang saham kendali, dibandingkan Inggris yang hanya 10% dan Amerika Serikat 20%. Hal yang sama terjadi, Crijs dan De Clerck dalam Berghe dan Carchon (2001) di Belgia, Shahira (2003) di Mesir, Wiwattanakantung (2000) di Thailand, Sarac (2002) di Turki, dan Arifin (2003) di Indonesia. Lebih lanjut, Sudarma (2004) menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan saham di Indonesia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Di mana, semakin berkurangnya komposisi kepemilikan manajerial dan kepemilikan

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

institusional serta meningkatnya kepemilikan publik atau umum akan berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan. II.4.7. Teori Volalitas Hudojo (2004) menjelaskan bahwa volalitas merupakan ukuran sejauhmana harga saham dapat naik atau turun (berfluktuasi) dengan cepat dalam rentang waktu yang pendek. Di mana, semakin tinggi volalitas maka semakin besar pula perubahan harga saham tersebut dari hari ke hari. Dalam perspektif investor, volalitas tidak hanya terdapat pada harga namun juga dirasakan pada return dari suatu saham. Oleh sebab itu, salah satu risiko yang akan dijumpai oleh investor adalah kemungkinan bahwa return yang diterima dari investasinya akan berfluktuasi bahkan dapat menjadi negatif. Fluktuasi return tersebut merupakan volalitas return yang dihadapi investor, jika volalitas bertambah tinggi maka semakin tinggi pula risikonya dan sebaliknya jika volalitas semakin rendah maka semakin rendah pula risikonya. Menurut Fontanills dan Gentile (2002) bahwa terdapat dua jenis volalitas yakni historical volality dan implied volality. Di mana, historical volatility merupakan ukuran statistik dari pergerakan harga yang lampau. Sedangkan, implied volatility adalah ukuran yang menentukan apakah premium option mahal atau tidak berdasarkan premium option yang diperdagangkan saat ini. Historical volatility diukur berdasarkan standar deviasi dari price return yang diperoleh dari beberapa periode. Oleh sebab itu, standar deviasi yang tinggi akan

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

menunjukkan bahwa pasar tersebut sangat volatile, dan sebaliknya bila standar deviasi rendah maka pasar tersebut kurang volatile. Lebih lanjut, volatilitas dapat digunakan sebagai alat bagi investor untuk mengetahui seberapa besar pasar dapat bergerak sehingga dapat memberikan masukan dalam membuat perkiraan harga dan permintaan. Volatilitas yang tinggi dapat menunjukkan adanya perubahan tren karena banyaknya jual/beli di pasar yang dapat menimbulkan perubahan harga yang tajam. Suatu volatilitas dapat berubah-ubah seiring dengan waktu. Hudojo (2004) menjelaskan bahwa perubahan ini dapat memiliki suatu pola-pola tertentu atau merupakan perubahan secara acak. Volatilitas yang berubah mengikuti suatu pola tertentu dinamakan dengan deterministic volatility, sedangkan volalitas yang berubah secara acak dinamakan stochastic volatility. Bollen dan Whaley (2004) menjelaskan bahwa di dalam melihat return suatu saham pada deterministic volatility, volatilitas bergerak mengikuti pola perilaku yang sudah ditentukan. Sebagai ilustrasi, jika harga saham naik maka volatilitas akan turun, sebaliknya jika harga saham turun maka volatilitas naik. Artinya, ada korelasi negatif antara harga saham dengan volalitas. Namun, menurut stochastic volatility, volatilitas bergerak secara acak (Mills, 1999). Akan tetapi terlihat adanya trend atau pola-pola tertentu yang terlihat, namun karena bersifat acak maka adanya kemungkinan bahwa ada faktor lain yang mendorong terjadinya perubahan acak tersebut. Artinya, tidak ada korelasi antara harga saham dengan volalitas.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Lebih lanjut, menurut Engle dan Patton (2001) menjelaskan bahwa para pelaku pasar sering mengasumsikan bahwa volatilitas saham yang kelihatannya tinggi dalam jangka waktu mingguan atau bulanan, namun dalam jangka waktu yang lebih panjang akan kurang lebih mengarah kepada rata-rata volatilitasnya. Hal ini mengakibatkan bahwa dalam jangka waktu yang cukup panjang volatilitas harga saham akan kurang lebih sama dengan volatilitasnya selama ini. Kemudian, Schwartz (1988) menjelaskan bahwa volatilitas harga saham dapat dibedakan menjadi volatilitas yang terjadi pada perdagangan sehari-hari dengan volatilitas yang terjadi pada saat-saat krisis atau market crash. Pada volatilitas yang terjadi sehari-hari dalam sesi perdagangan, disebabkan oleh tarik-menarik antara penawaran dan permintaan akan saham tersebut. Sedangkan pada waktu krisis, volatilitas terjadi dalam skala yang lebih besar karena dipicu oleh kepanikan pasar dimana para investor berlomba-lomba untuk keluar dari pasar. II.4.8. Suku Bunga Bebas Risiko Suku bunga bebas risiko menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2001) adalah the interest rate that can be earned with certainty atau suatu tingkat bunga yang dapat diperoleh secara pasti. Lebih lanjut, menurut Brigham dan Houston (2001) bahwa terdapat dua jenis suku bunga bebas risiko yakni suku bunga bebas risiko ril dengan simbol k* dan suku bunga bebas risiko nominal dengan simbol kRF. Suku bunga bebas risiko ril merupakan suku bunga yang terdapat pada sekuritas yang kurang berisiko jika tidak ada inflasi, atau suku bunga atas sekuritas jangka pendek seperti surat utang pemerintah pada saat tidak terdapat inflasi. Sedangkan, suku bunga
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

bebas risiko nominal merupakan suku bunga bebas risiko riil ditambah premi atas perkiraan inflasi. Lebih lanjut, Brigham dan Houston (2001) berpendapat bahwa suatu nilai suku bunga bebas risiko idealnya memuat total nilai dari risiko kegagalan, risiko jatuh tempo, risiko likuiditas, dan risiko kerugian jika inflasi meningkat. Akan tetapi hal ini sulit untuk dilakukan karena tidak ada suku bunga bebas risiko yang dapat diobservasi. Kemudian, Hakiman (2005) berpendapat bahwa suku bunga bebas risiko di Indonesia dapat diproxikan melalui nilai suku bunga antarbank atau Jakarta Inter Bank Offering Rate (JIBOR) dikarenakan JIBOR mencerminkan kondisi pergerakan ekonomi secara riil. Menurut Martowardojo dalam Finance (2008) bahwa data Jakarta Inter Bank Offering Rate (JIBOR) merupakan data yang dapat digunakan sebagai tingkat suku bunga bebas risiko dikarenakan lebih mencerminkan tingkat bunga yang berlaku di pasar.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Anda mungkin juga menyukai