Untuk harga gas, meski pemerintah dua tahun lalu sudah menerbitkan paket kebijakan
ekonomi berisikan penurunan harga gas industri, tapi penurunan baru berlaku untuk
industri pupuk, baja, dan petrokimia. Padahal, dalam Perpres No.40 Tahun 2016
tentang Penetapan Harga Gas Bumi, penurunan harga gas industri rencananya akan
dilakukan terhadap tujuh sektor industri yaitu pupuk, petrokimia, oleochemical, baja,
keramik, kaca, dan sarung tangan.
"Perbedaan harga gas tersebut membuat level playing field tidak sama, maka perlu
kebijakan sektor energi yang tepat agar daya saing ini imbang," katanya dalam Dialog
Pemerintah Badan Usaha tentang Perdagangan Internasional dan Investasi, Senin
(4/9).
Daya saing juga tergerus masalah lain. Pertama, berkaitan dengan pajak. Thomas T
Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal bilang Menteri Keuangan Sri
Mulyani dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu memaparkan bahwa 70%
penghasilan pajak berasal dari pajak penghasilan usaha perusahaan.
"Ada bank eksim dari negara besar anggota G-7 yang melarang pemberian jaminan
atas investasi di negara yang tidak punya perjanjian investasi atau perdagangan
dengan mereka, nah ini bisa membuat Indonesia sulit," katanya.
Imam Subagyo, Dirjen Perundingan Kerjasama Internasional Kementerian
Perdagangan mengatakan, ada empat kerjasama perdagangan internasional yang
perundingannya akan dikebut dan diselesaikan tahun ini, antara lain; Kesepakatan
Kerjasama Ekonomi Komprehensif Indonesia- Australia (Indonesia- Australia CEPA),
Kesepakatan Kerjasama Perdagangan Bebas Indonesia- Chile, dan Kesepakatan
Kerjasama Perdagangan Bebas Indonesia- Iran.
Pertanyaan;
1.Analisa SWOT,