Anda di halaman 1dari 19

IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan Status Pekerjaan : Ny.

n : Ny. SS : 58 tahun : Perempuan : Islam : SLTP : Menikah : Ibu Rumah Tangga

RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 05 Juni 2013, pukul

10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi hampir habis.

Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi hampir habis. Obat yang dikonsumsi hanya tersisa tiga buah obat saja. Pasien mengatakan, saat ini pasien masih sering mengucapkan bismillah secara berulang-ulang ketika setiap hendak mengambil air wudhu. Bacaan bismillah diulang-ulang pasien sebanyak lebih dari tujuh kali. Pasein mengucapkan bismillah berulang-ulang, dikarenakn pasien ragu-ragu dan kurang yakin kalau bacaannya itu tidak benar dan takut tidak diterima wudhunya. Setelan bacaan bismillah diulang lebih dari tujuh kali, pasien baru merasa mantap dan yakin. Apabila pasien sedang kesal pasien mengatakan, pasein lebih banyak lagi mengulang bacaa bismillahnya. Karena kebiasaanya ini,

pasien seringkali ditegur oleh suaminya. Suami pasien mengatakan, wudhunya cukup sekali saja tidak perlu diulang-ulang. Tetapi pasien mengabaikan teguran suaminya. Selain itu, pasien mengatakan tidak hanya wudhu saja yang diulangulang. Pada saat sholat juga pasien mengulang-ngulang gerakan dan bacaan Takbirotul Ikhrom. Pasien tidak mengingat berapa kali pasien mengulang takbir. Pasien berhenti mengulang takbir, apabila sudah merasa yakin dan mantap kalau takbirnya sudah benar dan sempurna. Sebelum pasien merasakan keluhannya ini, pasien sering mengikuti kegiatan sholat wajib berjamaah di musholla. Pasien mengulang gerakan takbir ini, pada saat pasien melakukan sholat wajib saja. Karena keluhannya ini, pasien sering tertinggal apabila sedang sholat berjamaah. Pada saat pasien megerjakan sholat sunnah, pasien tidak terlalu banyak mengulang gerakan takbir, seperti pada saat tarawih. Pasien mengatakan gerakan yang diulang-ulang hanya pada saat memulai sholat, untuk gerakan dan bacaan pada rakkat selanjutnya tidak diulang. Pasien juga mengungkapkan bahwa pada saat mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, pasien membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya. Pasien terus menggosok tangannya saat mencuci tangan sampai pasien merasa yakin bersih. Begitu pula pada saat mandi, pasien juga mengungkapkan membutuhkan waktu yang lebih lama. Pasien merasa tubuhnya belum bersih, sehingga pasien terus menggosok tubuhnya dengan sabun secara berulang-ulang. Pasien menyatakan, pasien merasa kurang nyaman dengan kondisi pasien yang seperti ini. Tetapi pasien mengaku pasrah dengan kondisi dirinya yang sekarang. Awalnya keluhan ini dirasakan sejak tahun 2001. Keluhannya ini muncul secara tiba-tiba dan terjadi pertama pada saat wudhu. Pasien tidak tahu mengapa keluhannya ini muncul. Sebelumnya pasien mengatakan tidak sedang dalam masalah dengan keluarganya. Selain itu juga pasien tidak mengalami gangguan dalam tidurnya. Akan tetapi pasien sering mengalami ketakutan apabila bepergian sendiri tanpa ditemani. Pasien megatakan, takut apabila nanti bepergian sendiri pasien jatuh dan tidak ada yang menolong. Pasien merasa lebih enak setelah minum obat, dan

pengulangan pada saat wudhu maupun sholat sedikit berkurang, yang tadinya mengulang lebih dari tujuh kali, setelah minum obat berkurang menjadi kurang lebih sebanyak tiga kali. Selama ini pasien kontrol rutin setiap bulan ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan. Setiap kontrol pasien tidak berani pergi sendiri sehingga harus ditemani oleh keluarganya. Pasien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan bisikan dimana pasien tidak dapat melihat sumber wujudnya. Pasien menyangkal pernah melihat bayangan maupun mencium bau tanpa ada sumbernya. Pasien juga menyangkal pernah merasakan ada sesuatu yang merayap/berjalan di tubuhnya, tapi saat dilihat, tidak menemukan apapun. Pasien juga menyangkal ada sensasi mengecap pada indera pengecapannya tanpa ada makanan di dalam mulutnya. Pasien menyangkal merasa orang disekitarnya dapat mengetahui apa yang ada dipikirannya, dan juga merasa pikirannya di ambil orang lain. Pasien menyangkal pernah merasa bahwa pikirannya dikendalikan orang lain. Pasien tidak pernah merasa orang lain sedang membicarakan atau menertawakan pasien. Pasien menyangkal adanya kehilangan mood, kehilangan energi, afek depresif seperti sedih. Selain itu pasien menyangkal adanya gejala perasan gembira yang berlebihan dan aktivitas mental yang berlebihan. Pasien adalah seorang ibu dari tiga orang anak dan sudah memiliki tiga orang cucu. Pasien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Ketiga anaknya sudah menikah dan tinggal terpisah dari pasien. Pasien saat ini tinggal bersama suaminya di rumahnya sendiri. Suami pasien saat ini adalah seorang pensiunan dari departeman pertanian dan pasien sendiri adalah seorang ibu rumah tangga. Pasien mengatakan hubungan dengan suami maupun anak-anak pasien tidak ada masalah ataupun konflik. Pasien dan suaminya saling membantu dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus kedua cucu mereka yang dititipkan oleh anak pasien apabila anak pasien hendak berangkat kerja.

Sebelumnya pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala sehingga tidak adanya gangguan mental organik. Pasien mengungkapkan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien. Pasien juga menyatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan menggunakan zat psikotropik (NAPZA). Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi rokok. Pasien dilahirkan secara normal, tanpa penyulit persalinan dan cacat bawaan. Riwayat masa kanak kanak pasien cukup baik. Masa pendidikan berlangsung dengan dari SD, SMP. Pasien memiliki banyak teman dan tidak memiliki masalah dalam bersosialisasi dengan teman-temannya. Hubungan dengan tetangga pasien baik. Pasien mengatakan terkadang mengikuti kegiatan pengajian di lingkungan sekitar rumahnya. Pasien juga sering duduk-duduk ngobrol dengan tetangganya. Aktivitas sehari-hari pasien adalah melakukan pekerjaan rumah dan mengurus cucunya. Kebutuhan sehari-hari pasien diperoleh dari dana pensiunan suami yang dahulu bekerja di Departemen Pertanian dan terkadang mendapat bantuan dari anak-anaknya yang sudah bekerja. Tetapi walaupun sudah mendapat biaya dari suami dan anak-anaknya, pasien seringkali merasa kurang cukup dalam hal ekonomi. Suasana perasaan pasien saat ini adalah biasa saja. Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-harinya seperti mandi dan melakukan pekerjaan rumah seperti mengepel, memasak, mencuci dan lain-lain. Pasien menyatakan, bahwa saat ini pasien hanya ingin sembuh dari penyakitnya dan pasien ingin dapat bepergian sendiri tanpa ditemani lagi. Pada saat anamnesa, terlihat pasien memiliki pengetahuan umum yang cukup baik, ini terbukti saat ditanya siapa Gubernur DKI Jakarta dan Presiden RI saat ini, pasien mampu menjawabnya dengan benar. Penilaian terhadap waktu, tempat, personal dan situasi juga baik. Penilaian terhadap memori jangka pendek, panjang dan segera juga cukup baik. Ini terbukti pasien masih dapat bercerita pasien datang ke rumah sakit dengan kendaraan umum, dapat mengingat dimana pasien dahulu bersekolah dan mengulang nama lima anggota tubuh bagian muka yang

dicontohkan oleh pemeriksa. Pada saat ditanya apa arti dari air susu dibalas air tuba, pasien mampu menjawab dengan benar arti paribahasa itu. Kemudian pasien di diberi pertanyaan untuk menguji daya nilai pasien, pasien mampu berpikir ke arah normal, karena saat pasien diberikan contoh perumpamaan bila pasien menyeberang bersama anak kecil yang ketakutan, pasien tahu apa yang seharusnya dilakukan. Riwayat Gangguan Sebelumnya Riwayat Gangguan Psikiatri Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya Riwayat Gangguan Medik Tidak ada riwayat gangguan medik pada pasien. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol /Merokok Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol sebelumnya. Riwayat Kehidupan Pribadi Riwayat Pranatal Pasien lahir secara normal tanpa penyulit persalinan dan tidak terdapat cacat bawaan. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya dan tidak ada gangguan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Pasien pernah mengenyam pendidikan sampai kelas tiga SLTP. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan tersebut termasuk biasa-biasa saja. Pasien dapat bersosialisasi secara baik dengan teman-temannya. Riwayat Pendidikan Pasien pernah mengenyam pendidikan sampai kelas tiga SLTP. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan tersebut termasuk biasa-biasa saja. Pasien dapat bersosialisasi secara baik dengan teman-temannya. Riwayat pekerjaan

Saat ini pasien hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas seharihari yaitu mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mengepel, mencuci dan mengurus cucunya. Riwayat agama Pasien beragama Islam, rajin sholat lima waktu dan sering mengikuti kegiatan pengajian. Aktivitas sosial Pasien dapat bergaul dengan para tetangga, mengikuti pengajian di lingkungan rumahnya. Pasien dapat bersosialisasi dan berinteraksi baik dengan tetangganya. Riwayat pernikahan Pasien sudah menikah dan memiliki tiga orang anak. Hubungan dengan keluarga Hubungan pasien dengan suami, anak-anak dan cucu-cucunya terjalin dengan cukup baik, pasien tinggal bersama suami. Riwayat Keluarga Tidak terdapat anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa dengan pasien. Riwayat Situasi Sosial Sekarang Pasien seorang perempuan berusia 58 tahun. Pasien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Pasien sudah menikah dan memiliki tiga orang anak. Saat ini pasien tinggal bersama suaminya di rumah pribadi milik pasien. Sedangkan anak-anak pasien sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan pasien. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Kebutuhan sehari-hari dan pengobatan dari gaji pensiunan suami pasien yang dahulu bekerja di Departeman Pertanian. Kadang kala mendapat bantuan dari anak-anak pasien. Tetapi pasien masih mengeluhkan terdapat kesulitan dalam ekonomi. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Harapan pasien saat ini adalah ingin cepat sembuh dan tidak perlu mengulang pada saat sholat dan wudhu. Selain itu pasien juga ingin dapat bepergian sendiri tanpa perasaan takut dan tanpa harus ditemani.

STATUS MENTAL DESKRIPSI UMUM Penampilan Perempuan berusia 58 tahun dengan penampilan tampak sesuai dengan usianya, berpakaian rapih, mengenakan jilbab, ekspresi tenang, perawatan diri baik. Proporsi tubuh normal, warna kulit sawo matang. Kesadaran Kesadaran umum Kontak psikis : Compos Mentis. : Baik, dapat dilakukan pasien dan cukup wajar.

Perilaku dan aktivitas psikomotor Cara berjalan Aktifitas psikomotor pemeriksa dengan baik. : Baik. : Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak terdapat

gerakan involunter, pasien masih dapat fokus dan menjawab pertanyaan

Pembicaraan Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dengan

baik dan pasien mampu mengungkapkan isi hatinya dengan jelas. Kualitas : Bicara spontan, volume bicara cukup, artikulasi jelas,

pembicaraan terarah dan dapat dimengerti. Sikap Terhadap Pemeriksa Pasien kooperatif.

KEADAAN AFEKTIF 1. Mood 2. Afek 3. Keserasian 4. Empati : Biasa-biasa saja. : Luas : Mood dan afek serasi. : Pemeriksa dapat meraba rasakan perasaan pasien saat ini.

FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan Taraf pendidikan Pasien sekolah hanya sampai SLTP. Prestasi pasien biasa-biasa saja selama menempuh pendidikan. Pengetahuan umum Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang presiden RI dan Gubernur DKI Jakarta saat ini. 2. Daya konsentrasi Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan selesai. Akan tetapi pasien hanya dapat menjawab 100-7=93 pasien dapat menjawab dengan benar. 3. Orientasi Waktu Tempat : Baik, pasien mengetahui keadaan saat wawancara yaitu pagi hari. : Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di Poliklinik

Psikiatri RS. Persahabatan. Orang Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter. : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berkonsultasi dan

tanya jawab dengan dokter. 4. Daya ingat

Daya ingat jangka panjang Baik, pasien masih dapat mengingat masa-masa tempat dimana pasien sekolah SD-SLTP.

Daya ingat jangka pendek Baik, pasien dapat mengingat pasien datang ke RS dengan menggunakan angkutan umum ditemani suaminya.

Daya ingat segera Baik, pasien dapat mengulang kembali 5 anggota wajah yang ditanyakan oleh pemeriksa secara berurutan.

Akibat hendaya daya ingat pasien Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.

5. Pikiran abstrak Baik, pasien mengerti dan mampu menjelaskan dengan benar arti peribahasa air susu dibalas dengan air tuba. 6. Bakat kreatif Tidak memiliki bakat kreatif. 7. Kemampuan menolong diri sendiri Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi dan ilusi Halusinasi : Tidak ada halusinasi auditorik, visual, olfaktorik, gustatorik dan taktil. Ilusi : Tidak terdapat ilusi pada pasien.

2. Depersonalisasi dan derealisasi Depersonalisasi Derealisasi : tidak terdapat depersonalisasi pada pasien. : tidak terdapat derealisasi pada pasien.

PROSES PIKIR 1. Arus Pikir Produktivitas Kontinuitas Hendaya : Baik, dapat menjawab pertanyaan dengan spontan. : Baik, pembicaraan sampai tujuan. : Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini.

2. Isi Pikiran Preokupasi Gangguan pikiran : Tidak ada : Tidak terdapat waham pada pasien. Terdapat

pikiran yang berulang-ulang tentang mengucapkan kata bismillah, bacaan dan gerakan awal takbir (obsesif), dan kompulsif terhadap kebersihan pada saat mandi dan cuci tangan. PENGENDALIAN IMPULS Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara dengan baik. DAYA NILAI Daya Nilai Sosial Baik, pasien dapat besosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya. Uji Daya Nilai Baik, karena ketika diberikan suatu permasalahan apabila pasien menjumpai seorang anak kecil yang ketakutan ketika menyebrang, pasien akan membantu untuk meberangkan anak kecil itu. Penilaian realitas Baik, tidak terdapat gangguan dalam menilai realita pada pasien ini karena tidak ditemukan adanya waham dan halusinasi PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu pasien sepenuhnya menyadari bahwa pasien saat ini sedang sakit dan pasien memiliki keinginan utnuk sembuh dari penyakitya sehingga pasien rutin kontrol untuk berobat. TILIKAN / INSIGHT Tilikan derajat 6, dimana pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan pasien ingin sembuh.

TARAF DAPAT DIPERCAYA Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat dipercaya, karena pasien dapat menilai realita dan konsisten terhadap setiap pertanyaan yang diberikan.

PEMERIKSAAN FISIK A. Status Generalis 1. Keadaan umum 2. Kesadaran 3. Tanda vital Tekanan darah Frekuensi nadi Frekuensi napas Suhu : 110/60 mmHg : 80 x/menit : 18 x/menit : afebris : kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal : Baik : Compos Mentis

4. Bentuk badan 5. Sistem kardiovaskular 6. Sistem muskuloskeletal 7. Sistem gastrointestinal 8. Sistem urogenital 9. Gangguan khusus

B. Status Neurologis 1. Saraf Craniale 2. Saraf Motorik 3. Sensibilitas 4. Susunan Saraf Vegetatif 5. Fungsi Luhur 6. Gangguan Khusus :kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal : kesan dalam batas normal

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien seorang perempuan, berumur 58 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RS. Persahabatan untuk kontrol rutin karena obat hampir habis. Pasien mengeluh masih sering mengucapkan bismillah berulang-ulang sampai lebih dari tujuh kali pada saat mulai wudhu. Pasien merasa tidak mantap dan ragu-ragu sehingga perlu diulang beberapa kali. Pasien juga mengatakan mengulang-ngulang bacaan dan gerakan takbir pada saat awal sholat. Sehingga pasien sering ketinggalan apabila pasien mengikuti sholat berjamaah. Pasien juga mengungkapkan bahwa pada saat mandi pasien membutuhkan waktu yang cukup lama. Pasien merasa belum bersih sehingga pasien harus berkali-kali menggosok tubuhnya sampai pasien merasa bersih. Pasien juga mencuci tangan dalam wajtu yang cukup lama sebelum dan sesudah makan. Pasien terus menggosok tangannya saat mencuci tangannya sampai pasien merasa bersih. Pasien mengaku merasa kurang nayaman dengan keadaan pasien sekarang. Bedasarkan status mentalis, pasien memiliki pikiran yang berulang-ulang tentang mengucapkan kata bismillah, bacaan dan gerakan takbir pada awal sholat, dan obsesi terhadap kebersihan.

Pasien merasa lebih enak dan keluhan berkurang setelah meminum obat. Fungsi kognitif pada pasien masih cukup baik, begitu pula dengan pengendalian impuls masih baik. Orientasi waktu, tempat, orang, dan situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek, segera, dan panjang masih baik.

Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala. Tidak terdapat keluarga pasien yang memiliki riwayat keluhan serupa dengan pasien. Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA), minuman alkohol dan rokok. Pasien tidak memiliki halusinasi dan waham. Pasien menyangkal adanya kehilangan mood, kehilangan energi, afek depresif seperti sedih. Selain itu pasien menyangkal adanya gejala perasan gembira yang berlebihan dan aktivitas mental yang berlebihan.

Pasien lahir secara normal. Pasien mengenyam pendidikan sampai lulus perguruan tinggi dengan prestasi yang cukup. Masa kanak- kanak dan remaja pasien tidak memiliki hambatan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Pasien hanya mengenyam pendidikan sampai SLTP. Keadaan umum dan pemeriksaan fisik baik. Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak didapatkan adanya kelainan. Saat ini pasien tinggal bersama suami di rumah pribadi pasien. Pasien memiliki tiga orang anak dan ketiganya sudah menikah dan tinggal terpisah dari pasien. Kebutuhan sehari-hari pasien dan biaya pengobatan menggunakan askes. Saat ini kebutuhan sehari pasien di tanggung dari pendapatan pasien sebagai pensiunan Departemen Pertanian dan bantuan dari ketiga anaknya. Tetapi walaupun begitu pasien masih mengatakan terdapat kesulitan dalam ekonomi sehingga tidak cucukp untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll.

FORMULASI DIAGNOSIS Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa. Diagnosis Aksis I Dari autoanamnesis, pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit

yang dapat mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0). Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan riwayat konsumsi obat psikoaktif (NAPZA)

serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol dan merokok. Sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1). Berdasarkan autoanamnesis pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita yang ditandai dengan adanya halusinasi atau waham sehingga pasien ini dapat dikatakan bukan menderita gangguan psikotik (F.2). Karena tidak terdapat halusinasi dan waham yang berlangsung lebih dari 1 bulan,

maka pasien bukan merupakan schizophrenia. Karena gejala halusinasi dan waham tidak ada maka pasien dikatakan bukan Skizofrenia (F.20).

Berdasarkan autoanamnesis pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas

fisik dan pembicaraan yang meningkat, maka pasien saat ini bukan pasien mania. Pasien tidak mengalami mood yang menurun seperti afek depresif, kehilangan semangat, gairah dan rasa gembira, penurunan aktivitas fisik, maka pasien ini tidak menderita gangguan depresif, karena pasien ini tidak menderita gangguan mania atau depresi maka pasien ini bukan termasuk ke dalam gangguan mood/afektif (suasana perasaan)(F30). Pasien ini ditemukan adanya pengulanagn dalam mengucapkan kata bismillah saat

berwudhu. Pasien merasa takut bahwa kata bismillah yang diucapkannya tidak benar sehingga pasien ragu-ragu tiak mantap. Pengulangan dalam bacaan dan gerakan pada saat

akan memulai sholat. Sehingga pasien sering ketinggalan dalam sholat berjamaah. Pasien juga mneggosok tubuh berukang kali pada saat mandi serta mencuci tangan . pasien merasa belum bersih dan terus menggosok tubuhnya secara berulang-ulang. Keluhannya ini dirasakan sejak tahun 2001, maka opasien ini termasuk dalam gangguan obsesif kompulsif (F.42). Pasien ini ditemukan pengulangan dalam pengucapan bismillah saat berwudhu,

bacaan dan gerakan takbir pada saat awal sholat, menggosok tubuh saat mandi, mencuci tangan yang dialami pasien setiap hari. Baik pikiran obsesif serta tindakan kompulsif sama-sama menonjol oleh karena itu, pasien didiagnosis menderita gangguan obsesifkompulsif campuran pikiran dan tindakan (F.42.2). Diagnosis Aksis II Tumbuh kembang pasien normal. Sejak masa kanak-kanak hingga dewasa pasien tumbuh dan berkembang dengan normal sesuai usia. Pasien mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka pada pasien ini tidak didapatkan gangguan kepribadian. Fungsi kognitif baik, pendidikan pasien sampai SLTP. Maka pada pasien ini tidak ada gangguan retardasi mental. Oleh karena tidak ditemukan gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental maka pada pasien ini aksis II tidak ada diagnosis. Diagnosis Aksis III Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan status neurologis salam batas normal. Maka pada aksis III tidak ada diagnosis. Diagnosis Aksis IV Saat ini pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien tinggal di rumahnya sendiri bersama suaminya yang sudah pensiun. Ketiga anaknya sudah berumah tangga dan tinggal terpisah dengan pasien. Pasien dan suaminya saling membantu dalam hal mengerjakan rumah dan megurus cucu yang dititipkan oleh anak pasien saat bekerja. Kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan dari gaji pensiunan suami pasien dan hal ini dirasakan masih kurang cukup menurut pasien. Pergaulan/bersosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya baik. Hubungan pasien degan suami, cucu dan anak-anaknya cukup baik. Oleh karena itu maka pada aksis IV terdapat masalah ekonomi. Diagnosis Aksis V Pada pasien pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, seoklah dll. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 80-71. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : Gangguan Obsesif-Kompulsif Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif. : Tidak ada diagnosis : Tidak ada diagnosis : Masalah ekonomi : GAF Scale 80-71.

DAFTAR PROBLEM Organobiologik Psikologis : Tidak ditemukan :Terdapat pengulangan dalam mengucapkan kata

bismillah saat wudhu yang lebih dari tujuh kali, bacaan dan gerakan awal sholat yang diulang-ulang, mencuci tangan lebih lama dari biasanya dan mandi lebih lama. Sosioekonomi : Terdapat masalah ekonomi pada keluarga

PROGNOSiS Prognosis ke arah baik Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh. Pasien rajin kontrol dan patuh minum obat. Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa seperti pasien. Mendapat dukungan dari keluarga terhadap kesembuhan pasien. Respon terhadap pengobatan cukup baik.

Prognosis ke arah buruk Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama sejak tahun 2001. Apabila sedang kesal pengulangan lebih banyak dari biasanya. Kesimpulan Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah : Ad vitam Ad functionam Ad sanationam TERAPI Psikofarmaka : Xanax Haloperidol Anafranil 1 x 0,5 mg 3 x 0,5 mg 2 x 25 mg : bonam : bonam : dubia ad malam

Psikoterapi : Pada pasien Beribadah dan memperbanyak doa kepada Tuhan YME sesuai dengan kepercayaan pasien agar diberi ketenangan. Edukasi tentang pentingnya untuk kontrol rutin dan minum obat secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

Anda mungkin juga menyukai