Anda di halaman 1dari 6

Teknik Menutup Kelas

Pada edisi yang lalu kita telah membahas bagaimana teknik membuka kelas. Untuk edisi kali ini kita akan melanjutkan dengan membahas bagaimana teknik menutup kelas

perkuliahan. Seperti yang telah kita bahas di edisi sebelumnya, tentunya kita ingin anak-anak didik kita berhasil setelah mengikuti perkuliahan kita. Namun, terlebih dari itu kita pasti juga memiliki keinginan bahwa apa yang sudah dipelajari di kelas selama sekian kali pertemuan tidak begitu saja segera dilupakan oleh mahasiswa seiring dengan berakhirnya semester tersebut. Oleh karena itu di sini akan disajikan teknik menutup kelas agar materi yang telah diberikan tidak begitu saja dilupakan mahasiswa. Terdapat beberapa strategi agar materi perkuliahan tidak segera dilupakan oleh para mahasiswa, yaitu: Peninjauan kembali Proses pembelajaran agar tetap dapat diingat oleh mahasiswa adalah dengan cara meninjau ulang kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh mahasiswa cenderung lebih mudah diingat dalam pikiran oleh mahasiswa ketimbang materi yang tidak dipelajari. Contoh cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi kuliah Mintalah mahasiswa berpasangan dengan temannya untuk membuat pertanyaan dan jawabannya, masing-masing di atas kertas selembar selama beberapa menit. Setelah selesai mintalah kepada setiap pasangan untuk memberikan kuis kepada pasangan yang lain untuk membacakan pertanyaan dan menantang pasangan lain untuk menjawabnya. Atau cara lain Mintalah mahasiswa untuk membuat topik-topik mata kuliah yang pernah dibahas di kelas. Jelaskan bahwa dosen ingin mengetahui apa yang mereka ingat dan apa yang telah mereka lupakan (kadang-kadang justru banyak yang mereka lupakan, maka pancing daya ingat mahasiswa dengan topik sehari-hari hingga menyinggung semua materi yang pernah diberikan). Jangan lupa bahas kesimpulan. Penilaian Sendiri Pendekatan ini meminta kepada mahasiswa untuk menilai apakah mereka akan mendapatkan manfaat dari mata kuliah yang telah diajarkan selama 1 semester. Juga menempatkan mereka dalam posisi memiliki harapan terhadap apa yang mereka pelajari, bukan hanya sekedar mengikuti pelajaran saja. Apa yang telah saya pelajari? Keterampilan apa yang saya peroleh? Apa saja yang harus saya perbaiki? Apa yang sekarang saya yakini? Kemudian: Pada akhir penyajian materi, mintalah kepada mahasiswa untuk mengingat kembali apa tujuan mereka mengikuti perkuliahan ini, kemudian mintalah kepada mahasiswa untuk menilai apakah investasi waktu dan usaha mereka di kelas ada manfaatnya jika ditinjau dari apa yang menjadi harapan mereka di awal mata kuliah. Mintalah umpan balik dari mahasiswa (mungkin ada mahasiswa yang mengungkapkan bahwa

dia memperoleh kemajuan dalam studinya). Perencanaan Masa Depan Strategi ini dirancang untuk mendukung perencanaan masa depan mahasiswa. Bisa digunakan apabila waktunya mencukupi. Bagaimanakah hal-hal yang telah dipelajari di kelas mempengaruhi mahasiswa di masa mendatang Ini merupakan bagian dari penutup kelas di mana mahasiswa membuat komitmen yang serius untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Mintalah mahasiswa untuk membuat pernyataan misalnya apa yang akan mereka terapkan setelah mempelajari hal ini atau apa yang ingin mereka lakukan untuk terus belajar. Penutup Kelas Cara yang menyenangkan untuk mengenang kegiatan yang berlangsung dalam kelas. 1. Mintalah mahasiswa untuk menuliskan daftar kegiatan proses pembelajaran selama di kelas/atau selama satu semester. 2. Adakan diskusi apa proses pembelajaran yang paling menyenangkan bagi mereka. 3. Ini untuk menciptakan hal-hal yang baik dalam proses pembelajaran. Semoga bermanfaat. Selamat mencoba. (TECS) Sumber: Materi Lecturer Development Program 1, Teaching & Learning Center, Universitas Kristen Maranatha Bandung, Oktober 2007.
http://www.cintyasantosa.cz.cc/2011/04/teknik-menutup-kelas.html

Teknik Membuka Kelas


Ada satu pertanyaan yang seringkali muncul dalam benak kita ketika akan memulai masuk ke dalam kelas perkuliahan pada awal semester. Apa harapan saya terhadap kelas yang akan saya masuki atau apa yang saya harapkan dari para mahasiswa selama mengikuti perkuliahan saya selama satu semester? Seringkali hal ini tidak disadari, namun seringkali pula muncul dalam benak kita. Tentu saja kita punya harapan besar, membayangkan mahasiswa kita begitu antusias di dalam setiap pertemuan, selalu membawa buku dan aktif dalam diksusi kelas, bahkan mahasiswa saling berebut mengacungkan jari tangannya untuk menjawab pertanyaan yang kita ajukan. Ah, seandainya hal ini bisa terjadi di dalam setiap kelas perkuliahan kita. Tentu saja perkuliahan akan berjalan dengan sangat menyenangkan. Namun bagaimana kenyataannya? Apa yang kita hadapi selama ini? Mungkin hal sebaliknya yang banyak kita alami dan rasakan. Namun kita bisa membuat impian dan harapan kita tersebut menjadi nyata dalam kelas

perkuliahan kita. Salah satu kuncinya adalah pada awal perkuliahan, yaitu bagaimana kita membuka kelas kita. Pada sesi ini kita akan membahas teknik membuka kelas perkuliahan. Teknik membuka kelas yang dimaksudkan di sini adalah hari pertama atau pertemuan pertama dari seluruh pertemuan yang sudah kita rencanakan (bisa 12 kali atau 14 kali pertemuan). Pernahkan kita merenungkan, bagaimanakah kita dapat membuka kegiatan kelas dengan melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses pembelajaran? Para mahasiswa boleh mengajukan usul dan terlibat aktif dalam menentukan aturan main perkuliahan selama 1 semester nanti? Semua ini memiliki tujuan agar mahasiswa dapat bertanggung jawab terhadap apa yang telah mereka putuskan bersama. Lebih dari itu, teknik ini bertujuan untuk membuat kelas yang sangat menyenangkan dengan melibatkan para mahasiswa. Pembukaan yang berhasil akan memuluskan jalan bagi berhasilnya proses pembelajaran. Dalam Proses pembelajaran ada 3 strategi penting yang harus dicapai: 1. Strategi Pembentukan tim: membantu mahasiswa untuk lebih mengenal satu dengan yang lain dan menciptakan semangat kerjasama. Di samping itu aktif mengeluarkan pendapat dan mencapai sesuatu yang mereka banggakan. Contoh: Dalam Menyusun Aturan Kelas Ini adalah metoda jajak pendapat yang memungkinkan mahasiswa untuk menetapkan aturan bagi perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian dari proses pembentukan tim, mereka lebih cenderung mendukung norma atau aturan yang mereka terapkan. Prosedur yang dapat dilakukan: Tunjuk mahasiswa untuk mewawancarai Gabungkan dengan daftar peraturan yang berlaku Laporkan dan tulis di whiteboard atau di kertas flipchart Variasi lain: Sediakan daftar yg berisi aturan dasar. Minta kepada mahasiswa untuk memilih 3 aturan dasar. Contoh butir yang bisa dimasukkan ke dalam daftar aturan dasar: 1. Mematuhi waktu dimulainya pelajaran 2. Semua berpartisipasi aktif dalam kerja kelompok atau tim kecil. 3. Menghargai pebedaan pendapat tidak mencemooh. Gunakan bahasa yang peka terhadap gender. Dapat menggunakan metode Multivoting untuk mengurangi daftar butir hingga setengahnya. 2. Strategi Penilaian serentak: mempelajari tentang sikap, pengetahuan, dan pengalaman mahasiswa. Strategi Penilaian Sederhana/serentak: Berkaitan dg upaya pembentukan tim. Dirancang untuk membantu mempelajari kelas Anda sambil melibatkan mahasiswa sejak awal. Berguna ketika Anda tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari karakteristik mahasiswa sebelum dimulai pelajaran. Contoh Penerapan: Sampel Perwakilan (untuk kelas dalam jumlah banyak). 1. Jelaskan anda ingin mengenal semua yang hadir, tetapi waktu terbatas.

2. Cara yang lebih cepat adalah membentuk sampel kecil mahasiswa yang mewakili sejemlah keragaman di kelas. 3. Buat pertanyaan misalnya apa harapan, dan pendapat mereka tentang mata kuliah yang akan mereka pelajari. 4. Mintalah reaksi atau tanggapan mereka. Atau dengan cara lain: Mintalah mahasiswa untuk menuliskan mengapa mereka mengambil mata kuliah tersebut Pengetahuan mereka tentang materi Apa yg mereka butuhkan atau harapkan dari mata pelajaran ini. 3. Strategi Keterlibatan belajar secara langsung: Dirancang untuk mengenalkan mahasiswa terhadap mata kuliah guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk berpikir. Contoh Penerapan: Siapkan bahan pertanyaan terkait dengan materi. 1. kata-kata untuk didefinisikan. 2. Orang yang hendak diidentifikasikan (mis, Siapakah LDV?), dll Akhirnya, adalah merupakan kehormatan besar untuk berprofesi sebagai dosen, sesuai dengan besarnya tanggung jawab yang diembannya dan suasana mahasiswa dalam kelas menceminkan kualitas interaksi dosen dengan mahasiswanya. Selamat mencoba. (TECS) Sumber: Materi Lecturer Development Program 1, Teaching & Learning Center, Universitas Kristen Maranatha Bandung, Oktober 2007. http://www.cintyasantosa.cz.cc/2011/04/teknik-membuka-kelas.html

MENGENAL DAN MEMAHAMI GAYA BELAJAR


Mungkin banyak di antara kita yang mengalami kesulitan dalam mengajar di kelas. Padahal banyak juga di antara kita yang telah menggunakan metode-metode pembelajaran seperti yang telah kita bahas pada edisi-edisi sebelumnya. Namun pada kenyataanya tetap saja sulit, dan nilai mahasiswa belum sepenuhnya menampakkan hasil yang memuaskan. Memang ada banyak faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar. Terkadang banyak di antara kita yang kurang menyadari hal tersebut. Bahkan kita selalu menuntut mahasiswa untuk belajar dan mendapatkan nilai baik. Kalau ternyata hasilnya masih kurang memuaskan mereka (mahasiswa) yang kita salahkan. Menurut Adi Wijaya Gunawan (2005) kita perlu mengetahui gaya belajar mahasiswa supaya kita dapat menyesuaikan dengan gaya mengajar kita di kelas. Menurutnya, faktor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah dengan mengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dengan gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lain. Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu

informasi. Misalnya, ketika kita ingin mempelajari mengenai tanaman, apakah lebih suka nonton video soal tanaman, mendengarkan ceramah, membaca buku atau mengunjungi kebun tanaman? Kita mengenal ada lima gaya belajar yang dapat di terima oleh otak manusia melalui lima pancaindra, yaitu visual, auditori, kinestetik, penciuman dan pengecapan. Namun yang paling sering digunakan dalam gaya belajar adalah: 1. Visual (penglihatan) Gaya belajar visual pada umumnya belajar melalui hubungan visual. Contoh orang yang memiliki gaya belajar visual, bila sedang menerima telepon, tangan orang visual biasanya tidak bisa diam, mereka cenderung membuat coretancoretan. Tipe visual berbicara dengan tempo yang cukup cepat dan banyak menggunakan kata yang berhubungan dengan penglihatan. 2. Auditori (pendengaran) Gaya belajar auditori dengan menggunakan pendengaran mereka dan cenderung interdependen. Saat belajar, mereka lebih suka lingkungan yang tenang. Mereka lebih suka lingkungan yang tenang.Tipe auditori bicara sedikit lebih lambat daripada orang tipe visual dan banyak menggunakan kata yang berhubungan dengan pendengaran. 3. Tactile/kinestetik (perabaan/gerakan) Cara belajar orang kinestetik yang sangat berbeda dengan cara belajar yang lain, yaitu perlu bergerak, atau menggunakan gerakan. Mereka memerlukan gerakan untuk bisa memasukkan informasi ke dalam otak mereka. Selain itu, orang kinestetik sangat suka belajar dengan menyentuh atau memanipulasi objek atau model/peralatan. Mereka juga suka belajar sambil berjalan, mengalami sendiri apa yang dipelajari, dan cenderung field-dependent. Dengan mengetahui gaya belajar di atas, kini sedikitnya kita telah mendapatkan gambaran yang jelas tentang gaya belajar. Orang visual akan sangat mudah melihat atau membayangkan apa yang dilihat. Orang auditori mengespresikan diri mereka melalui suara, baik itu melalui komunikasi internal dengan diri sendiri maupun eksternal dengan orang lain. Berbeda dengan orang kinestetik sangat peka terhadap perasaan atau emosi dan pada sensasi sentuhan dan gerakan. Semoga artikel singkat ini dapat membantu rekan-rekan dalam menambah wawasan dalam pembelajaran di ruang kelas. Jika ada rekan-rekan yang berhasil menerapkan gaya belajar ini dapat membagikan kepada rekan-rekan yang lain. Kami tunggu..(TECS)
Sumber: Genius Learning Strategy, Adi W. Gunawan, 2004, Born to be a genius, Adi W. Gunawan, 2005

http://www.cintyasantosa.cz.cc/2011/04/mengenal-dan-memahami-gaya-belajar.html

Anda mungkin juga menyukai