Anda di halaman 1dari 3

Proses pemesinan merupakan proses manufaktur utama yang memainkan peran cukup penting terhadap kreasi dari industri

kreatif, dan Sebagai proses yang melakukan transformasi dari material dasar menjadi produk-produk akhir atau setengah jadi, proses pemesinan merupakan proses nilai tambah. Hal tersebut dikemukakan Prof Ir Hadi Sutanto, MMAE, Ph.D dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta, dengan judul Menggagas Green Machining dan Relevansinya di Jakarta, Rabu (17/6). Menurut Hadi, paparannya itu merupakan keprihatinan semua pihak dalam menjaga kelestarian bumi yang dihuni manusia dan sebagai sebuah pemikiran yang seiring dengan perkembangan teknologi manufaktur, khususnya pemesinan yang ramah lingkungan. Hadi menambahkan, sistem pemesinan merupakan sebuah sistem yang penting yang dapat memberikan keuntungan kepada manusia. Teknologi permesinan yang merupakan aktifitas multidisipliner dengan nilai-nilai ekonomis memainkan peran yagn semakin penting pada industri manufaktur. Kurang lebih 15 persen dari seluruh nilai komponen mekanikal yang diproduksi di dunia diperoleh dari operasi permesinan, katanya. Hadi menambahkan, studi baru pemesinan menyimpulkan, terdapat integrasi yang kuat antara teknologi dan manajemen dengan mempergunakan IT, misalnya integrasi dari perencanaan proses dan produksi, simulasi sistem manufaktur, agile manufakturing, desain ulang cepat dari produk baru, dan pemodelan kinerja peralatan manufaktur. Lanjut dia, secara umum dapat dinyatakan bahwa efisiensi ekonomis dari suatu fasilitas produksi merupakan isu utama pada teknologi pemesinan. Kinerja pemesinan yang tinggi pada produktifitas yang tinggi pula, memerlukan beberpa aspek pemesinan untuk diidentifikasi. Benda-benda hasil proses manufaktur, tambahnya, mengalami sejumlah perubahan dari material asal sehingga menjadi produk yang berguna. Benda-benda tersebut dikatakan mempunyai nilai tambah yang didefinisikan sebagai harga meneternya. Misalnya tanah liat sebagai bahan dasar material keramik akan mempunyai nilai tambah apabila dipergunakan untuk membuat perlengkapan makan, insulator listrik atau pahat pada mesin perkakas, katanya. Sehingga peran manufaktur sangat lah penting jika dihubungkan dengan perekonomian nasional maupun globa

Gross Domestic Product (GDP) per kapita pada suatu negara sebagai fungsi dari kegiatan manufaktur di negara tersebut. Kecenderungan yang terjadi dari tahun 1982 hingga tahun 2006, menurutnya, negara dengan pertumbuhan GDP yang tinggi mempunyai aktifitas ekonomi yang terkonsentrasi pada produk-produk dengan nilai tambah yang tinggi pula, misalnya mobil, pesawat terbang, peralatan medis, elektronik, komputer atau pemesinan. Sedangkan produk-produk lainnya semisaln tekstil, boneka, sepatu atau perkakas tangan yang memerlukan tenaga kerja secara intensif, akan terpusat pada negara-negara dengan upah buruh yang lebih rendah, kata Prof Hadi Sutanto. (T.Ad/ysoel)
Sumber : Depkominfo...

Proses pemesinan merupakan proses manufaktur utama yang memainkan peran cukup penting terhadap kreasi dari industri kreatif, dan Sebagai proses yang melakukan transformasi dari material dasar menjadi produk-produk akhir atau setengah jadi, proses pemesinan merupakan proses nilai tambah. Hal tersebut dikemukakan Prof Ir Hadi Sutanto, MMAE, Ph.D dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta, dengan judul Menggagas Green Machining dan Relevansinya di Jakarta, Rabu (17/6). Menurut Hadi, paparannya itu merupakan keprihatinan semua pihak dalam menjaga kelestarian bumi yang dihuni manusia dan sebagai sebuah pemikiran yang seiring dengan perkembangan teknologi manufaktur, khususnya pemesinan yang ramah lingkungan. Hadi menambahkan, sistem pemesinan merupakan sebuah sistem yang penting yang dapat memberikan keuntungan kepada manusia. Teknologi permesinan yang merupakan aktifitas multidisipliner dengan nilai-nilai ekonomis memainkan peran yagn semakin penting pada industri manufaktur. Kurang lebih 15 persen dari seluruh nilai komponen mekanikal yang diproduksi di dunia diperoleh dari operasi permesinan, katanya. Hadi menambahkan, studi baru pemesinan menyimpulkan, terdapat integrasi yang kuat antara teknologi dan manajemen dengan mempergunakan IT, misalnya integrasi dari perencanaan proses dan produksi, simulasi sistem manufaktur, agile manufakturing, desain ulang cepat dari produk baru, dan pemodelan kinerja peralatan manufaktur.

Lanjut dia, secara umum dapat dinyatakan bahwa efisiensi ekonomis dari suatu fasilitas produksi merupakan isu utama pada teknologi pemesinan. Kinerja pemesinan yang tinggi pada produktifitas yang tinggi pula, memerlukan beberpa aspek pemesinan untuk diidentifikasi. Benda-benda hasil proses manufaktur, tambahnya, mengalami sejumlah perubahan dari material asal sehingga menjadi produk yang berguna. Benda-benda tersebut dikatakan mempunyai nilai tambah yang didefinisikan sebagai harga meneternya. Misalnya tanah liat sebagai bahan dasar material keramik akan mempunyai nilai tambah apabila dipergunakan untuk membuat perlengkapan makan, insulator listrik atau pahat pada mesin perkakas, katanya. Sehingga peran manufaktur sangat lah penting jika dihubungkan dengan perekonomian nasional maupun global. Gross Domestic Product (GDP) per kapita pada suatu negara sebagai fungsi dari kegiatan manufaktur di negara tersebut. Kecenderungan yang terjadi dari tahun 1982 hingga tahun 2006, menurutnya, negara dengan pertumbuhan GDP yang tinggi mempunyai aktifitas ekonomi yang terkonsentrasi pada produk-produk dengan nilai tambah yang tinggi pula, misalnya mobil, pesawat terbang, peralatan medis, elektronik, komputer atau pemesinan. Sedangkan produk-produk lainnya semisaln tekstil, boneka, sepatu atau perkakas tangan yang memerlukan tenaga kerja secara intensif, akan terpusat pada negara-negara dengan upah buruh yang lebih rendah, kata Prof Hadi Sutanto. (T.Ad/ysoel)
Sumber : Depkominfo...

Anda mungkin juga menyukai