Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Infeksi adalah invasi atau multiplikasi dari bakteri, jamur, virus, protozoa atau cacing pada jaringan tubuh yang sering menimbulkan cedera selular karena terbentuknya kompetisi nutrisi, produksi toksin, dan replikasi intraselular (Prescot, 2008). Angka kejadian infeksi di Indonesia masih tinggi dengan jumlah kasus yang dilaporkan pada tahun 2010 sebanyak 96.278 jiwa dan angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) sebesar 1.92% (Depkes, 2012). Bakteri paling penting yang dapat menyebabkan infeksi antara lain Enterobacter sp., Staphylococcus sp., Pseudomonas sp., dan Salmonella sp (BPOM, 2008). Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan bakteri kokus gram positif penyebab utama infeksi Staphylococcal (Yamasaki, 2005). Bakteri ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia (Jawetz et al., 2008). Infeksi S. aureus dapat menyebabkan endokarditis, septikemia, pneumonia, arthritis sepsis, osteomielitis, dan selulitis (OAHPP, 2010). S. aureus dapat membentuk toksin seperti alpha-toxin, beta-toxin, gamma-toxin, delta-toxin, exfoliatin, enterotoxins, Panton-Valentine leukocidin (PVL), dan toxic shock syndrome toxin1 (TSST-1). Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2 m, diameter 0,7 m, lebar 0,4-0,7m, dan bersifat anaerob fakultatif (Jawetz et al., 2008). Bakteri ini termasuk organisme predominan pada usus dan feses hewan manusia dan membentuk simbiosis komensalisme dengan menghambat kolonisasi bakteri patogen di usus (Conway et al., 2004). Infeksi E. coli dapat menyebabkan kolesistitis, bakteremia, kolangitis, infeksi traktus urinarius, diare, serta infeksi klinik lainnya seperti meningitis neonatus dan pneumonia (Prescot, 2008).

Anda mungkin juga menyukai