Anda di halaman 1dari 4

ASPEK K3 PETUGAS INSTRUMEN DI RUANG BEDAH

Latar Belakang Sektor kesehatan selalu menjadi perhatian seluruh dunia. Banyak negara maju dan berkembang berlomba-lomba meningkatkan substansial dalam sektor kesehatan. Status kesehatan memainkan peran penting dalam menentukan sosial dan ekonomi dalam pembangunan berbagai negara. Kemajuan sektor kesehatan juga mengarah kepada peningkatan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja, dan akhirnya mengarah ke pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan manusia serta penurunan jumlah kemiskinan. Menurut Haidari dan Iqbal (1996) di negara seperti Pakistan perekonomiannya diperkuat oleh peningkatkan pelayanan kesehatan primer dan penghematan sumber daya dari biaya pengobatan. Hasil dari penghematan tersebut kemudian digunakan sebagai perbaikan kesehatan di lebih baik bagi individu, rumah tangga, dan bagi seluruh bangsa. "Kesehatan adalah keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan dari penyakit ataupun kelemahan" (WHO, 1946). Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Untuk optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya upaya kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 10 ayat (2) menyebutkan, bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas ruang: . d. ruang operasi; . . Dalam Bagian Ketiga tentang Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan bahwa Persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan

kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan

bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang lanjut.

usia

Ruang bedah rumah sakit merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan medik di sarana pelayanan kesehatan. Dalam rangka mendukung Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka perlu disusun persyaratan teknis fasilitas ruang operasi rumah sakit yang memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan

kerja. Banyak penyakit yang timbul berhubungan dengan pekerjaan, baik karena kondisi lingkungan tempat kerja maupun jenis aktifitas dalam

pekerjaan. Oleh karena itu dengan adanya UU No.36 tahun 2009 bab XII yang merupakan upaya kesehatan kerja, ditujukan untuk

melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Dengan demikian dapat meminimalkan risiko yang akan terjadi. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka penulis melakukan penelitian tentang aspek K3 petugas kesehatan di ruang bedah. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui aspek K3 petugas instrumen di ruang bedah Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami petugas instrumen di ruang bedah b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan petugas instrumen di ruang bedah c. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan petugasinstrumen di ruang bedah

d. Untuk mengetahui tentang ketersedian obat P3K di tempat keraj petugas instrumen di ruang bedah e. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatanyang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) f. Untuk mengetahui tentang peraturan pimpinan rumah sakit tentang K3 di tempat kerja. g. Untuk mengetahui keluhan / penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan pada petugas instrumen di ruang bedah Bahan dan Cara Peralatan yang digunakan dalam rangka survey aspek K3 petugas instrumen di ruang bedah antara lain : 1. Kamera Digital Berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan petugas di ruang bedah serta memotret instrumen yang ada di ruang bedah.

2. Check list Berfungsi sebagai media untuk mendapatkan data primer mengenai survey yang dilakukan. Jadwal Survei mengenai aspek K3 petugas instrumen di ruang bedah dilaksanakan selama kurang lebih tiga hari yaitu pada tanggal 2 September 2013 sampai 4 September 2013. Daftar Pustaka 1. Javed S, Yaqoob T. Gender Based Occupational Health Hazards among Paramedical Staff in Pubic Hospitals of Jhelum. International Journal of Humanities and Social Science. 2011;1:175. 2. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung.

Anda mungkin juga menyukai