Anda di halaman 1dari 2

Meskipun tidak ada peraturan mewajibkan sekolah harus memiliki kebijakan program anti Bullying ( Kekerasan pada anak),

tapi dalam undang-undang perlindungan anak No.23 Tahun 2002 pasal 54 dinyatakan: Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya. Dengan kata lain, siswa mempunyai hak untuk mendapat pendidikan dalam lingkungan yang aman dan bebas dari rasa takut. Pengelola Sekolah dan pihak lain yang bertanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikan mempunyai tugas untuk melindungi siswa dari intimidasi, penyerangan, kekerasan atau gangguan. Yang dimaksud dengan anak dalam undang-undang perlindungan anak No.23 Tahun 2002 adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1 ayat 1). Bilamanakah Kasus Bullying ( Kekerasan pada anak) Perlu Dilaporkan? Sebisa mungkin masalah Bullying ( Kekerasan pada anak) dicegah dan ditangani secara intern dilingkungan sekolah. Hal ini dilakukan dengan membuat program anti Bullying ( Kekerasan pada anak) dengan melibatkan guru, siswa, orang tua siswa dan komunitas di lingkungan sekolah. Dalam menangani masalah Bullying ( Kekerasan pada anak), sangat penting untuk diselesaikan secepat mungkin sebelum menimbulkan dampak serius terhadap perkembangan pribadi dan pendidikan siswa. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan pihak berwajib terpaksa dilibatkan sebagai upaya terakhir atau karena berdasarkan pertimbangan berbagai faktor berikut: Kasusnya berpotensi dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang serius terhadap korban. Cara lain gagal atau tidak tepat karena masalahnya serius sehingga dengan melaporkan kepada polisi diharapkan kasus Bullying ( Kekerasan pada anak) tidak akan terjadi lagi dan akan membantu korban. Ada juga kemungkinan dimana kasus Bullying ( Kekerasan pada anak) terjadi tidak hanya didalam tapi juga di luar lingkungan sekolah. Dalam hal demikian, guru dan orang tua siswa perlu bekerjasama dengan polisi. Manfaat Tindakan Malalui Jalur Hukum Keluarga korban kadang-kadang merasa bahwa keprihatinan mereka tidak ditanggapi oleh pihak sekolah secara serius. Sehingga keluarga korban melibatkan lembaga bantuan hukum atau pengacara untuk merubah keadaan tersebut.

Lembaga bantuan hukum dapat memberikan dukungan terhadap individu yang tidak memiliki kekuasaan dalam menghadapi wewenang pihak sekolah. Pihak pengadilan pun dapat memutuskan bahwa bila pihak sekolah tidak melakukan hal sebagaimana mestinya dan memberikan ganti rugi/kompensasi terhadap korban yang menderita. Pasal 80 ayat 1: Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

SBY: Orangtua yang Anaknya jadi Korban Bullying ( Kekerasan pada anak) Dapat Lapor ke Saya
Mega Putra Ratya detikNews Kamis, 14/06/2012 | 11:58 WIB Jakarta - Presiden SBY mengakui masih ada kekerasan di sekolah. Oleh karena itu jika ada orangtua yang anaknya mengalami kekerasan di sekolah, dipersilakan melaporkan kepada dirinya. "Jadi disamping jajaran Kemendikbud, sekolah melakukan pembenahan dan masyarakat luas melaksanakan pengawasan. Kalau putra-putrinya mendapat kekerasan silahkan lapor kepada siapapun, kalau perlu ketempat saya, dengan demikian perbaiki secara bertahap," kata Presiden SBY dalam jumpa pers usai rapat kabinet di Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (31/7/2012). SBY juga ingin mendapatkan data yang valid dari KPAI mengenai angka kekerasan di sekolah yang marak terjadi belakangan ini. Sebab, dari data yang valid tersebut akan muncul solusi yang efektif. "Saya berpesan kepada Kemendikbud, nampaknya Kemendikbud juga sudah mengeluarkan buku panduan, lanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai