Anda di halaman 1dari 24

Kelompok IV

Atresia esofagus merupakan kelainan kongenital yang ditandai dengan tidak menyambungnya esofagus bagian proksimal dengan esofagus bagian distal. Atresia esofagus dapat terjadi bersama fistula trakeoesofagus, yaitu kelainan kongenital dimana terjadi persambungan abnormal antara esofagus dengan trakea.

Athresia Esophagus adalah perkembangan embrionik abnormal esophagus yang menghasilkan pembentukan suatu kantong (blind pouch), atau lumen berkurang tidak memadai yang mecegah perjalanan makanan / sekresi dari faring ke perut.

Janin

tidak dapat menelan dengan efektif neonatus---- banyak menghasilkan air liur Pneumoniaaspirasi susu atau liur Udara dari trachea ke fistula ketika bayi menangis/menerima fentilasi----mematikan Memberan trrachea melebar----kelemahan sekunder trakeomalcia---gejala batuk kering dan dapat kolaps parsia pada eksirasi penuh

Sekret

sulit dibersihkan----pnemonia berulang Trachea colaps ketika makan, setelah manipulasi, atau ketika terjadi refluks gastro oesofagus-----kegagalan napas, hipoksia dan apnea

Angka

rekuren sekitar 2 % jika salah satu dari saudara kandung yang terkena Atresia Esofagus lebih berhubungan dengan sindroma trisomi 21,13 dan 18 dengan dugaan penyebab genetik Embriopatologi

A. B. C. D. E. F.

Tipe A atresia esofagus tanpa fistula atau atresia esofagus murni Tipe B atresia esofagus dengan TEF proksimal Tipe C atresia esofagus dengan TEF distal Tipe D atresia esofagus dengan TEF proksimal dan distal Tipe E TEF tanpa atresia esofagus atau fistula tipe H Tipe F stenosis esofagus kongenital

Mulut

mulut Sianosis Batuk dan sesak napas Gejala Perut kembung atau membuncit, Oliguria, Biasanya disertai dengan kelainan bawaan yang lain, seperti kelainan jantung, atresia rectum atau anus.

berbuih dan liur selalu meleleh dari

Dismotilitas

esophagus Gastroesofagus refluk Trakeo esogfagus fistula berulang Disfagia atau kesulitan menelan Kesulitan bernafas dan tersedak Batuk kronis Meningkatnya infeksi saluran pernafasan

Lakukan

pengkajian bayi baru lahir Observasi manifestasi atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus (FTE) Bantu dengan prosedur diagnostik, misalnya radiografi dada dan abdomen; kateter dengan perlahan dimasukkan kedalam esofagus yang membentur tahanan bila lumen tersebut tersumbat. Kaji tanda-tanda distres pernapasan

1.

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan lubang abnormal antara esophagus dan trakea atau obstruksi untuk menelan sekresi.

Tujuan: Pasien mempertahankan jalan napas yang paten tanpa aspirasi Kriteria Hasil: Jalan napas tetap paten Bayi tidak teraspirasi sekresi Pernapasan tetap pada batas normal

Intervensi

1. Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan. 2. Beri posis terlentang dengan kepala ditempatkan 3. 4.

5.
6.

7.

pada sandaran yang ditinggikan (sedikitnya 300). Beri oksigen jika bayi menjadi sianotik. Jangan gunakan tekanan positif (misalnya; kantong resusitasi/ masker). Puasakan Pertahankan penghisapan segmen esophagus secara intermitten atau kontinue, bila di pesankan pada masa pra operasi. Tinggalkan selang gastrostomi, bila ada, terbuka untuk drainase gravitasi.

2.

Kerusakan (kesulitan) menelan berhubungan dengan obstruksi mekanis. Pasien mendapatkan nutrisi yang

Tujuan:

adekuat. Kriteria Hasil: Bayi mendapat nutrisi yang cukup dan menunjukkan penambahan berat badan yang memuaskan.

Intervensi

1. Beri makan melalui gastrostomi sesuai dengan 2.

3.
4. 5.

ketentuan Lanjutkan pemberian makan oral sesuai ketentuan, sesuai kondisi bayi dan perbaikan pembedahan. Observasi dengan ketat. Pntau masukan keluaran dan berat badan. Ajarkan keluarga tentang teknik pemberian makan yang tepat.

3.

Resiko tinggi cedera berhubungan dengan prosedur pembedahan.

Tujuan:

Pasien tidak mengalami trauma pada sisi pembedahan. Kriteria Hasil: Anak tidak menunjukkan bukti-bukti cidera pada sisi pembedahan.

Intervensi
1.

Hisap hanya dengan kateter yang diukur sebelumnya sampai ke jarak yang tidak mencapai sisi pembedahan.

4. Ansietas berhubungan dengan kesulitan menelan, ketidaknyamanan karena pembedahan.

Tujuan: Pasien mengalami rasa aman tanda ketidaknyamanan. Kriteria Hasil: Bayi istirahat dengan tenang, sadar bila terjaga, dan melakukan penghisapan non- nutrisi. Mulut tetap bersih dan lembab. Nyeri yang dialamianak minimal atau tidak ada.

Intervensi

1. Beri stimulasi taktil (mis; membelai, mengayun).

2. Beri perawatan mulut.


3. Beri analgesik sesuai ketentuan 4. Dorong orangtua untuk berpastisipasi dalam

perawatan anak.

5. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak dengan defek fisik Tujuan : pasien (keluarga) disiapkan untuk perawatan anak di rumah. Kriteria hasil: Keluarga menunjukkan kemampuan untuk memberiakn perawatan pada bayi, memahami tanda-tanda komplikasi, dan tindakan yang tepat.

Intervensi Ajarkan pada keluarga tentang keterampilan dan observasi kebutuhan perawat di rumah: Beri posisi Tanda-tanda distress pernapasan Tanda-tanda komplikasi; menolak makan, disfagia, peningkatan batuk. Kebutuhan alat dan bahan yang diperlukan Perawatan gastrostomi bila bayi telah dioperasi, termasuk teknik-teknik seperti pengisapan, pemberian makan, perawatan sisi operasidan atau ostomi, dan penggantian balutan.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai