Anda di halaman 1dari 5

REAKSI KIMIA ABSTRACT

A chemical reaction is a process that leads to the trnsformarion of one set of chemical substance to another. Chemical reactions can be either spontaneous, requiring no input of energy, or non-spontaneous, often coming about only after the input of some type of energy, viz. heat, light or electricity. Classically, chemical reactions encompass changes that strictly involve the motion of electrons in the forming and breaking of chemical bonds, although the general concept of a chemical reaction, in particular the nation of a chemical equation, is applicable to transformations of elementary particles, as well as nuclear reactions. The subtance / subtances initially involved in a chemical reaction are called reactants. Chemical reactions are usually characterized by a chemical change, and they yield one or more products, which usually have properties different from the reactants.

PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, sadar atau tidak sadar kita selalu berhubungan dengan kimia. Dan semuanya tidak terlepas dari reaksi kimia. Mulai dari reaksi reaksi di dalam tubuh kita, pada tanaman tanaman, pada lingkungan hidup kita, bahkan sampai makanan yang biasa kita konsumsipun tidak terlepas dari reaksi reaksi kimia. Maka akan sangat berguna bila praktikan mempelajari tentang reaksi kimia. Sehingga praktikan akan lebih mengerti tentang reaksi reaksi yang terjadi di sekitarnya. Seperti jenis reaksi tersebut, zat zat yang ikut bereaksi, hasil dari reksi, dll. Serta praktikan dapat memanfaatkan reaksi reaksi kimia yang menguntungkan yang dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari - hari. Tujuan Percobaan Tujuan dari praktikum raeksi reaksi kimia adalah untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat (sifat kimia dan fisika) dari zat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa dan koefisien reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua buah zat atau lebih yang dibuktikan

dengan adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan. Prinsip Percobaan Prinsip dari praktikum reaksi reaksi kimia adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua bagian atau lebih, molekul yang kecil atau atom atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu meliatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia, berdasarkan : Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier) Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama Hukum Perbandingan Tetap (Proust) Dalam setiap persenyawaan perbandinganmassa unsur unsur selalu tetap Bronsted Lowry Asam sebagai setiap zat sembarang yang menyumbang proton dan basa sebagai setiap zat sembarang yang menerima proton TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Reaksi Kimia Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi apabila suatu senyawa kimia berinteraksi dengan senyawa lain membentuk senyawa baru yang berbeda. Reaksi kimia memperlihatkan perubahan

- perubahan sifat seperti perubahan warna, terbentuknyan endapan, terbentuknya gas, dan perubahan bau dari senyawa yang direaksikan tersebut. Dalam ilmu kimia kita mengenal beberapa reaksi kimia yang mungkin terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari, diantaranya: a. Reaksi Logam Non Logam b. Reaksi Asam Basa c. Reaksi Reduksi Oksidasi d. Reaksi Netralisasi e. Reaksi Pembentukan gas f. Reaksi Metatesis g. Reaksi Pengendapan h. Reaksi Kompleksometri i. Reaksi Penguraian j. Reaksi Penggabungan k. Reaksi Pertukaran Macam Macam Reaksi Kimia a. Reaksi Logam Non Logam Logam adalah unsur dengan energi ionisasi dan elektronegativitas yang rendah. Logam sangat mudah kehilangan elektron dan sangat sukar untuk mendapatkannya kembali. Akibatnya, jika bereaksi dengan unsur nonlogam akan berbentuk ion positif (kation) dan dalam proses ini logam akan teroksidasi. Nonlogam bersifat kebalikannya yakni bersifat sebagai oksidator. Pada keadaan ini, atom nonlogam akan menerima satu atau dua elektron. Contohnya adalah reaksi antara natrium dan klor. 2Na + Cl2 2NaCl b. Reaksi Asam Basa Menurut Arrhenius, definisi dari asam dan basa adalah : Asam adalah zat dalam larutan air yang akan memperbesar konsentrasi ion hidronium, H3O+. Basa adalah zat yang akan memperbesar konsentrasi ion OH-. Pada umumnya,asam adalah zatzat molekuler yang apabila direaksikan dengan air akan menghasilkan ion hidronium. Misalnya hidrogen klorida

adalah suatu asam, karena bila dilarutkan dalam air akan bereaksi dengan AIr menghasilkan H3O+. HCL(aq)H2O H3O+(aq)+Cl-(aq) HCL(aq)H+(aq)+Cl-(aq) Terdapat asam kuat dan asam lemah, HCl dikategorikan sebagai asam kuat karena terkandung konsentrasi ion H 3O+ yang tinggi. Sedangkan asam asetat dikategorikan sebagai asam lemah karena konsentrasi dari ion H3O+ yang rendah. Sedangkan basa, secara prinsip ada dua macam basa : hidroksida ion dan zat molekuler yang apabila bereaksi dengan air akan menghasilkan ion OH-. Terdapat basa kuat dan basa lemah, contoh dari basa kuat adalah NaOH. Sedangkan contoh dari basa lemah adalah NH3. c. Reaksi Reduksi - Oksidasi Reaksi reduksi oksidasi sering kita kenal dengan reaksi redoks. Reduksi adalah penerimaan elektron oleh suatu atom atau ion, sedangkan oksidasi adalah pelepasan elektron dari suatu atom atau ion. Istilah yang sering terdapat dalam reaksi redoks adalah senyawa pereduksi dan senyawa pengoksidasi. Senyawa pereduksi (reduktor) adalah zat yang mengalami reaksi oksidasi dan menyebabkan zat lain tereduksi, sedangkan senyawa oksidasi (oksidator) adalah zat yang mengalami reaksi reduksi dan menyebabkan zat lain teroksidasi. Serta kita mengenal istilah bilangan oksidasi (biloks) yaitu bilangan (positif maupun negatif) yang diberi tanda pada suatu atom dalam senyawa, agar dapat diketahui perubahanperubahan yang terjadi dalam reaksi redoks. Setiap unsur atau senyawa memiliki daya reduksi dan daya oksidasi, yakni kemampuan untuk mereduksi atau mengoksidasi unsur lain. d. Reaksi Netralisasi

Reaksi netralisasi atau reaksi penetralan terjadi bila suatu larutan asam dan larutan basa (keduanya berupa asam kuat dan basa kuat) dicampurkan dan menghasilkan larutan berupa garam dalam air. Reaksi yang penting dalam reaksi ini adalah reaksi asam dan basa yang apabila direaksikan dalam perbandingan tertentu selalu membentuk uap air. Perubahan sifat ini menunjukan bahwa pada pencampuran larutan asam dengan larutan basa, terjadi suatu reaksi yang menghasilkan garam dan air. Asam + Basa Garam + Air Apabila salah satu dari larutan asam atau basanya lemah maka akan dihasilkan asam lemah dan basa lemah karena tidak habis bereaksi, sehingga mengalami reaksi kesetimbangan e. Reaksi Pembentukan Gas Reaksi pembentukan gas terjadi pada reaksi senyawa sulfit dan asam. Reaksi yang terbentuk adalah asam sulfit, H2SO3, yang cenderung terurai membentuk air dan gas belerang oksida. Misalnya jika natrium sulfit diolah dengan asam klorida dihasilkan gas belerang dioksida yang memiliki bau khas. Persamaan kimianya: Na2SO3 + 2HCl 2NaCl + H2O + SO2 f. Reaksi Metatesis Reaksi metatesis disebut juga reaksi pergantian rangkap yang menyangkut suatu larutan dan pertukaran dari kation dan anionnya. Contohnya adalah reaksi antara perak nitrat dan natrium klorida. Hasil akhir persamaan ion Ag+(aq)+ Cl-(aq)AgCl(s) Penyebab terjadinya reaksi ini adalah terbentuknya endapan perak klorida. Pembentukan endapan inilah yag menjadi gaya pendukung reaksi yaitu memang terjadi hasil akhir reaksi ion. Kebalikannya terjadi apabila larutan

KCl dicampur dengan NaNO3, tidak akan terjadi reaksi metatesis. g. Reaksi Pengendapan Reaksi zat-zat tertentu biasanya menghasilkan zat-zat yang sukar larut dalam air, sehingga mengendap dan proses ini disebut dengan pengendapan. Pembentukan endapan menunjukan perubahan sifat kelarutan yang bila terjadi reaksi antara zat yang berbeda, maka zat tersebut tidak seluruhnya larut dalam proses reaksi tersebut, sehingga larutan tersebut mengendap. Contohnya pada reaksi antara AgNO3 dengan NaCl menyebabkan semua ion pemisah tidak dihilangkan. Akibatnya, akan diperoleh hasil akhir persamaan ionik, sebaliknya bila semua pereaksi dan hasil reaksi larut dalam air, maka semua ion-ion dapat dihililangkan sehingga tidak terjadi reaksi. Oleh karena itu, apabila kita mengetahui kelarutan dari semua senyawa yang akan terbentuk antara kation dan anion, berdasarkan pembentukan endapan dapat diperkirakan terjadi atau tidaknya reaksi kimia. Terbentuk atau tidaknya endapan suatu garam bila larutan-larutan pereaksi dicampurkan tergantung dari konsentrasi-konsentrasi ion-ion yang membentuk garam tersebut. h. Reaksi Kompleksometri Reaksi kompleksometri adalah reaksi ion logam, yaitu kation dengan anion atau molekul netral. Ion logam di dalam kompleks disebut atom pusat dan kelompok yang terikat pada atom puasat disebut ligan. Jumlah ikatan terbentuk oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi dari logam. i. Reaksi Penguraian Reaksi penguraian adalah reaksi yang bila senyawa tunggal bereaksi membentuk dua atau lebih zat. Biasanya

reaksi ini membutuhkan kenaikan suhu agar senyawa dapat terurai. j. Reaksi Penggabungan Reaksi penggabungan adalah reaksi kimia dimana dua zat bergabung membentuk zat yang ketiga. Kasus paling sederhana adalah bila dua unsur bereaksi membentuk senyawa. k. Reaksi Pertukaran Reaksi pertukaran adalah reaksi kimia dimana suatu unsur bereaksi dengan senyawa menggantikan unsur yang terdapat dalam senyawa itu ALAT DAN METODE PERCOBAAN Alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam percobaan reaksi kimia adalah tabung reaksi, pipet tetes, botol semprot, tabung reaksi dan rak tabung reaksi. Metode Percobaan 1.Ke dalam 2 tabung reaksi dimasukkan masing masing 1mL larutan NaOH 0,05M dan ke dalam 2 tabung reaksi yang lain 1mL larutan CH 3COOH 0,05M. Masing masing ditambahkan 1 tetes indikator phenolpthalein (PP). Amati perubahan warnanya ! 2.Ke dalam 4 tabung reaksi lain lakukan seperti nomor 1, tetapi dengan indikator metil merah. Amati perubahan warnanya ! 3.Campurkan kedua asam dan basa pada nomor 1 dan 2. Amati perubahan warnanya ! 4.Ke dalam 2 tabung reaksi masing masing dimasukkan 1mL larutan kalium khromat (K2CrO4) 0,1M. 5.Ke dalm 2 tabung reaksi masing masing dimasukkan 1mL larutan K2CrO7. Lakukan seperti nomor 4. Bandingkan larutan pada nomor 4 dan 5!

6.Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1mL larutan Al2(SO4)3 0,1M. Tambahkan 5 tetes larutan NaOH 0,1M, tambahkan lagi tetes demi tetes NH 4OH 1M dan Perhatikan apa yang terjadi ! 7.Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1mL larutan Al2(SO4)3 0,1M. Tambahkan 5 tetes larutan NaOH 0,1M, tambahkan lagi tetes demi tetes NH 4OH 1M, bandingkan dengan nomor 6 ! 8.Lakukan seperti nomor 6 dan 7, tetapi gantilah Al2(SO4)3 dengan ZnSO4 0,1M. 9.Ke dalam tabung reaksi yang bersaluran, masukkan 4mL larutan (NH4)2SO4. Tambahkan larutan NaOH dan segera pasang penyalur gas. Gas yang terbentuk dikenakan pada kertas lakmus yang telah dibasahi air. 10. Campurkan 1mL larutan Pb(NO3)2 0,1M dengan 1mL larutan NaCL 0,1mL, amati apa yang terjadi ! Panaskan campuran tersebut sambil dikocok dan catat pengamatannya ! campuran didinginkan sambil diamati ! 11. Ke dalam 1mL larutan NaCL 0,5mL tambahkan 10 tetes larutan AgNO 3 0,1M. Amati perubahannya ! 12. Ke dalam 1mL larutan BaCl2 0,1M tambahkan larutan K2CrO4 0,1M sebanyak 1mL. Amati perubahannya ! 13. Ke dalam 1mL larutan BaCl2 0,1M tambahkan larutan K2CrO4 0,1M sebanyak 1mL. Amati perubahannya ! 14. Ke dalam 1mL larutan BaCl2 0,1M tambahkan 1mL HCl 1M dan 1mL larutan K2CrO4 0,1M. Bandingkan dengan nomor 12 dan 13 ! 15. Masukkan 1gr serbuk CaCO3 ke dalam tabung reaksi yang bersaluran. Tambahkan larutan HCl. Gas yang terjadi dialirkan ke dalam tabung lain yang berisi larutan Ba(OH) 2. Amati perubahannya ! 16. Ke dalam tabung reaksi campurkan 1mL air khlor dari kaporit. Amati warna larutannya ! Tambahkan 1mL larutan KI 0,005M dan 1mL CHCl3 atau CCl4.

Kocok dan amati warna kedua lapisan larutannya ! 17. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1mL H2C2O4 (asam oksalat) 0,1M dan 2 tetes H2SO4 2M, panaskan lalu teteskan larutan KMnO4 0,05M sambil dikocok, teteskan terus larutan KMnO4 sampai warnanya tidak hilang lagi. 18. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1mL larutan campuran besi (II) / Fe 2+ 0,1M dan 2 tetes H2C2O4 2M, teteskan larutan KMnO4 0,05M sambil dikocok. Bandingkan laju hilangnya warana KMnO4 pada nomor 17 dan 18 ! 19. Tambahkan sedikit demi sedikit larutan NaOH 1M ke dalam 1mL larutan CuSO4 0,05M, tambahkan lagi NaOH sampai berlebih. Amati Perubahannya ! 20. Ulangi nomor 19 tetapi ganti larutan NaOH dengan larutan NH 4OH 1M. Bandingkan dengan nomor 19 ! 21. Campurkan 2mL larutan besi (III) / Fe3+ 0,1M dengan 2mL larutan KSCN 0,1M. Bagilah menjadi 2 bagian ke dalam 2 tabung reaksi. Tambahkan Na3PO4 ke dalam 1 tabung, gunakan abung yang satunya sebagai pembanding. Bandingkan warna kedua larutan ! DAFTAR PUSTAKA Anonim.(2007).Stoikiometri, http://id.wikipedia.org/wiki/Stoikiometri Ahmad Hiskia, Tupamahu, (2001), Stoikiometri Energetika Kimia, Cetakan ke tiga, PT. Citra AdityaBakti. Bandung. Brady, James E.(1987). Kimia Universitas : Asas dan Struktur. Jakarta : Bina. Aksara Rupa. Underwood, (1986), Reaksi Reduksi Oksidasi. Bandung. Sutrisno Turmala Ella, (2006), Reaksi Reduksi Dan Oksidasi, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai