Anda di halaman 1dari 4

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Gangguan Bipolar, yang sering disebut dengan gangguan manik depresi, adalah suatu gangguan mood yang dikarakterisasikan oleh adanya fluktuasi mood yang ekstrim dari euforia menjadi depresi berat, dan diperantarai oleh periode mood yang normal (eutimik).1 Gangguan bipolar merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang penting, yang terjadi hampir 2% - 4% dari populasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena seringnya terjadi kekambuhan dan banyaknya dampak yang merugikan yang dapat disebabkan olehnya, dimana gangguan bipolar mengakibatkan dampak yang berat untuk pasien, keluarga, dan masyarakat.2 Pasien-pasien dengan Gangguan Bipolar I mempunyai prognosis yang lebih buruk daripada pasien-pasien dengan gangguan depresi. Sekitar 40% sampai 50% paisen-pasien dengan Gangguan Bipolar I dapat mengalami episode manik kedua dalam 2 tahun setelah episode pertama. Suatu penelitian selama 4 tahun terhadap pasien-pasien dengan Gangguan Bipolar I menemukan bahwa riwayat pekerjaan premorbid yang buruk, ketergantungan alkohol, gejala-gejala psikotik, gejala-gejala depresi, dan jenis kelamin laki-laki adalah faktor-faktor yang berkonstribusi untuk suatu prognosis yang buruk.3

Universitas Sumatera Utara

Gangguan bipolar dihubungkan dengan gangguan penggunaan alkohol dan zat pada banyak individu.4 Studi-studi yang berbasiskan komunitas dan populasi klinis secara konsisten menunjukkan angka yang tinggi dari gangguan penggunaan zat pada orang-orang dengan gangguan bipolar.5 Hingga kini, terdapat dua studi besar epidemiologi terhadap gangguan-gangguan psikiatrik, yaitu National Institute of Mental Health s Epidemiologic Catchment Area (ECA) dan National Comorbidity Survey (NCS). Studi ECA menemukan bahwa 60,7 % dari orang-orang dengan Gangguan Bipolar I mempunyai diagnosis seumur hidup dengan gangguan penggunaan zat (gangguan penggunaan alkohol atau obatobatan lainnya), di mana 46,2 % dari jumlah tersebut mempunyai gangguan penggunaan alkohol, dan 40,7 % mempunyai diagnosis penyalahgunaan atau ketergantungan obat. Empat puluh delapan persen orang-orang dengan gangguan bipolar II merupakan gangguan

penggunaan zat, dimana 39,2 % merupakan gangguan penggunaan alkohol, dan 21 % mempunyai diagnosis penyalahgunaan atau

ketergantungan obat.1 Studi longitudinal mengungkapkan bahwa gangguan penggunaan alkohol yang terjadi bersama-sama dengan gangguan bipolar berdampak negatif pada perjalanan gangguan bipolar. Alkohol dan penyalahgunaan obat telah dihubungkan dengan gejala-gejala dan penyembuhan

fungsional yang buruk, lebih banyak kekambuhan, banyak rawat inap,

Universitas Sumatera Utara

respon terhadap litium yang buruk, berkembangnya stadium campuran, dan menurunnya kepatuhan terhadap pengobatan.6 Mengingat prevalensi yang tinggi dari permasalahan alkohol, sangatlah penting bagi klinisi untuk mampu secara cepat mengidentifikasi pasien-pasien yang memerlukan penilaian yang lebih ekstensif terhadap permasalahan pengobatan.7 Olehkarena hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk melihat seberapa besar gangguan penggunaan alkohol pada pasien Gangguan Bipolar I yang berobat ke BLUD RSJ Provinsi Sumatera Utara dan RSUP Haji Adam Malik Medan, dan untuk mengetahui proporsinya secara karakteristik demografi. alkohol mereka dan mengarahkan pasien untuk

I.2 Rumusan Masalah a. Berapakah proporsi gangguan penggunaan alkohol pada pasien Gangguan Bipolar I? b. Berapakah proporsi gangguan penggunaan alkohol pada pasien Gangguan Bipolar I berdasarkan umur, jenis kelamin, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan suku?

Universitas Sumatera Utara

I.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Untuk mengetahui proporsi gangguan penggunaan alkohol pada pasien Gangguan Bipolar I dengan menggunakan kuesioner CAGE.

Tujuan Khusus : Untuk mengetahui proporsi gangguan penggunaan alkohol pada pasien Gangguan Bipolar I berdasarkan umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan suku.

I.4. Manfaat Penelitian 1. Dapat diperoleh gambaran mengenai proporsi dan karakteristik demografik pasien-pasien dengan gangguan penggunaan alkohol pada pasien Gangguan Bipolar I. 2. Dengan diperolehnya informasi ini, klinisi diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kemungkinan gangguan penggunaan alkohol pada pasien-pasien gangguan bipolar, dengan demikian dapat disusun strategi pengobatan yang bersifat dini, adekuat, terpadu dan menyeluruh. 3. Hasil penelitian ini juga dapat dilanjutkan untuk bahan penelitian lanjutan yang sejenis atau penelitian lain yang memakai penelitian ini sebagai bahan acuannya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai