Lapkas Tifoid Adit
Lapkas Tifoid Adit
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS ( Autoanamnesis )
Keluhan Utama :
Panas sejak 7 hari yang lalu
Keluhan Tambahan :
Riw.Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke BPU dengan keluhan panas sejak 7 hari yang lalu. Panas hilang timbul dan meningkat pada malam hari. Keluhan juga disertai sakit kepala. Riwayat keluar bintik-bintik merah pada anggota tubuhnya disangkal. Riw. perdarahan gusi disangkal. Riwayat mimisan disangkal.
Pasien juga mengeluh mual-muntah yang sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Muntah terjadi setiap pasien selesai makan. Muntah kurang lebih 3x /hr. Nafsu makan menurun. Pasien mengeluh nyeri ulu hati. Riwayat batuk-batuk lama dalam keluarga disangkal. Riwayat demam lama disangkal. Pasien mengaku belum BAB selama 2 hari yang lalu. BAK tidak ada keluhan. Nyeri ketika BAK disangkal.
Riwayat Pengobatan :
Berobat atau mengkonsumsi obat disangkal.
Riwayat Psikososial :
Pasien mengaku suka mengkonsumsi makanan yang tidak dijamin kebersihannya ( warung di pinggir jalan ).
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Composmentis Tanda Vital - Nadi : 88 x/menit - Pernapasan : 22 x/menit - Suhu : 37,2 0C - TD : 110 / 70 mmHg
Status Generalis
Kepala
: Normocephal
Mata Diameter Pupil Simetris Refleks pupil Konjungtiva Sklera Ikterus Hiperemis Palpebra Superior Inferior
: 3mm/3mm : +/ + isokor : Anemis -/: Negatif (-/-) : Negatif (-/-) : Edema -/: Edema -/-
Thorax
Paru-paru
Inspeksi
Bentuk
: simetris Pergerakan : simetris Tipe pernafasan : Thoracoabdominal Retraksi : Negatif (-) Penggunaan otot bantu nafas : Negatif (-)
Palpasi Pergerakan Nyeri tekan Krepitasi Vokal fremitus Perkusi Sonor (D/S) Batas paru hepar Auskultasi Suara nafas dasar Suara tambahan Wheezing Ronkhi Pleural friction rub
Abdomen Inspeksi
Contuor abdomen Skar Distensi abdomen Spider Navi Striae Roseola spot
: Rata : Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-)
Auskultasi Bising Usus Rib friction rub Hepatic friction rub Bruit aorta Palpasi Nyeri tekan Hepar Splen Ballotement test Tanda asites Turgor Perkusi Timpani
: Positif normal : Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-) : p0sitif epigastrium : Tidak teraba pembesaran : Tidak teraba pembesaran : Negatif (-)/negatif(-) : Negatif (-) : menurun
RESUME PASIEN
Pasien datang ke poli umum pusesmas jagakarsa dengan keluhan panas sejak 7 hari SMRS. Panas hilang timbul dan meningkat pada malam hari. Keluhan juga disertai sakit kepala.
Pasien juga mengeluh mual-muntah yang sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Muntah terjadi setiap pasien selesai makan. Muntah kurang lebih 3 x /hr. Nafsu makan menurun. Pasien mengeluh nyeri ulu hati.
Pasien mengaku belum BAB selama 2 hari SMRS. Pemeriksaan fisik : Pada lidah terdapat coated tongue (+), dan terdapat nyeri pada epigastrium
LAB
: 14.4 g/dl : 7000 / mm3 : 45.2 % : 348000 / mm3 : 374 mg/dl : 115.8 : 2.0 : 67 u/L : 50 u/L :STO STH + 1/160
W < 31
MASALAH
USUL PEMERIKSAAN
Tubex T
USULAN PENATALAKSANAAN
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik terdapat
beberapa gejala yang mendukung dan bila hasil tubex T (+) dilakukan trilogi pengobatan tifoid, yaitu:
Istirahat tirah baring Diet pasien diberikan diet bubur saring, diet rendah serat. Pemberian
seftriakson
PROGNOSIS
1.
Klinis :
Kesadaran menurun
2.
Laboratorium :
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Demam Typhoid adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Insidensi demam tifoid masih cukup tinggi di masyarakat yaitu 360-810 kasus /100.000 penduduk / tahun. Penderita terbanyak adalah kelompok umur 3-19 tahun (77%)
ETIOLOGI
PENULARAN
Penyebaran demam tifoid terjadi melalui makanan dan air yang telah tercemar oleh tinja atau urin penderita demam tifoid dan mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) demam tifoid.
FAKTOR RESIKO
Penderita carrier
Tukak pada mukosa di plak peyeri (perdarahan usus & perporasi usus)
GEJALA KLINIS
Demam Ggn sal. cerna Ggn kesadaran Mgg I : meningkat, berangsur Mgg II : merata Mgg III : menurun, berangsur Setiap hari, sore & malam lebih tinggi
1. Demam :
Muntah
Konstipasi / Diare Hepatomegali / Splenomegali
3. Gangguan kesadaran :
Apati Somnolen, Suporous, Koma
Gejala lain :
Kulit & rambut kering Bradikardi relatif Roseola Lesu, pusing & sakit kepala
DIAGNOSIS
Anamnesa dan pem.Fisik Pemeriksaan darah tepi Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman Uji serologis
LABORATORIUM
1. Darah Tepi : Anemia ringan Lekosit = normal, turun atau naik Lekopeni Aneosinofili & limfopenia Trombosit = normal 2. Bakteriologik : Isolasi S. typhosa
Darah mgg I
Tinja mgg II Urine mgg III
3. Serologik
O Spesifik H Vi
Diagnosis :
1. Klinis : Demam tiap hari > 1 mgg Sore & malam > tinggi Kesan Tifosa / status Tifosa Kesadaran menurun Rambut & kulit kering Bibir kering, pecah-pecah Lidah kotor, muka pucat 2. Laboratorium : Biakan darah (+) Test Widal Tube = titer O > 1/160 Kenaikan titer O progresif
PENATALAKSANAAN
Terapi Simptomatik
1. Tirah baring
Mobilisasi
Makan biasa Cukup cairan, kalori, tinggi protein, vitamin, tidak merangsang Tidak banyak serat & gas
Terapi Kausal
Kloramfenikol 75 100 mg/kgBB/hari 10 hari Kotrimoxazole : 6mg/kgBB/hari 10 hari Amoksisilin : 50-150 mg/KgBB/hari selama 2 minggu Seftriakson : 80 mg/kgBB/hari 5 hari
KOMPLIKASI
PENCEGAHAN
Ada 3 pilar strategis yang menjadi program pencegahan yakni: 1. Mengobati secara sempurna pasien dan carrier demam tifoid. 2. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan. 3. Perlindungan dini agar tidak tertular.
DAFTAR PUSTAKA
1. W. Sudoyo, Aru, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbit FKUI, 2006: 1774-1779. 2. Chin, James. Penularan Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta : Bakti Husada, 2000 : 556-557. 3. Parry CM. Typhoid fever. N Engl J Med 2002;347(22):1770-82. 4. Sulistia G,Ganiswarna.dkk. Farmakologi dan Terapi cetakan ke 4. Gaya Baru, Jakarta.FKUI ,2006.