Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS DEMAM THYPOID

ADITYA USRI USMAN 2006730002


Pembimbing : Dr.Yaniar Mulyantini
KEPANITERAAN KLINIK IKAKOM 1 PUSKESMAS JAGAKARSA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012

IDENTITAS PASIEN

Nama Jenis Kelamin Umur Agama Alamat Pekerjaan

: Ny. Anisa : perempuan : 18 th : Islam : Bumi daya cinere : mahasiswi

ANAMNESIS ( Autoanamnesis )

Keluhan Utama :
Panas sejak 7 hari yang lalu

Keluhan Tambahan :

Pusing , mual muntah, belum BAB sejak 2 hari yang lalu.

Riw.Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke BPU dengan keluhan panas sejak 7 hari yang lalu. Panas hilang timbul dan meningkat pada malam hari. Keluhan juga disertai sakit kepala. Riwayat keluar bintik-bintik merah pada anggota tubuhnya disangkal. Riw. perdarahan gusi disangkal. Riwayat mimisan disangkal.

Pasien juga mengeluh mual-muntah yang sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Muntah terjadi setiap pasien selesai makan. Muntah kurang lebih 3x /hr. Nafsu makan menurun. Pasien mengeluh nyeri ulu hati. Riwayat batuk-batuk lama dalam keluarga disangkal. Riwayat demam lama disangkal. Pasien mengaku belum BAB selama 2 hari yang lalu. BAK tidak ada keluhan. Nyeri ketika BAK disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat hipertensi dan DM disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat penyakit serupa di rumah disangkal, di lingkungan kerja dan sekitar rumah tidak diketahui.

Riwayat Pengobatan :
Berobat atau mengkonsumsi obat disangkal.

Riwayat Psikososial :
Pasien mengaku suka mengkonsumsi makanan yang tidak dijamin kebersihannya ( warung di pinggir jalan ).

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Composmentis Tanda Vital - Nadi : 88 x/menit - Pernapasan : 22 x/menit - Suhu : 37,2 0C - TD : 110 / 70 mmHg

Status Generalis
Kepala

: Normocephal

Wajah Simetris Vasikulasi Edema Rhisus Sardonikus

: Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-)

Mata Diameter Pupil Simetris Refleks pupil Konjungtiva Sklera Ikterus Hiperemis Palpebra Superior Inferior

: 3mm/3mm : +/ + isokor : Anemis -/: Negatif (-/-) : Negatif (-/-) : Edema -/: Edema -/-

Mulut Bibir Deviasi Sianosis Mukosa Lesi Vasikulasi

: Negatif (-) : Negatif (-) : Kering : Negatif (-) : Negatif (-)

Lidah Coated tongue Deviasi Massa Tremor Uvula Deviasi Hiperemis

: Negatif (+) : Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-)

: Negatif (-) : Negatif (-)

Thorax
Paru-paru
Inspeksi
Bentuk

: simetris Pergerakan : simetris Tipe pernafasan : Thoracoabdominal Retraksi : Negatif (-) Penggunaan otot bantu nafas : Negatif (-)

Palpasi Pergerakan Nyeri tekan Krepitasi Vokal fremitus Perkusi Sonor (D/S) Batas paru hepar Auskultasi Suara nafas dasar Suara tambahan Wheezing Ronkhi Pleural friction rub

: Simetris : Negatif (-) : Negatif (-) : normal

: ICS IV : Vesikuler : Negatif / Negatif : Negatif / Negatif : Positif / Negatif

Abdomen Inspeksi
Contuor abdomen Skar Distensi abdomen Spider Navi Striae Roseola spot

: Rata : Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-)

Auskultasi Bising Usus Rib friction rub Hepatic friction rub Bruit aorta Palpasi Nyeri tekan Hepar Splen Ballotement test Tanda asites Turgor Perkusi Timpani

: Positif normal : Negatif (-) : Negatif (-) : Negatif (-) : p0sitif epigastrium : Tidak teraba pembesaran : Tidak teraba pembesaran : Negatif (-)/negatif(-) : Negatif (-) : menurun

RESUME PASIEN
Pasien datang ke poli umum pusesmas jagakarsa dengan keluhan panas sejak 7 hari SMRS. Panas hilang timbul dan meningkat pada malam hari. Keluhan juga disertai sakit kepala.

Pasien juga mengeluh mual-muntah yang sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Muntah terjadi setiap pasien selesai makan. Muntah kurang lebih 3 x /hr. Nafsu makan menurun. Pasien mengeluh nyeri ulu hati.
Pasien mengaku belum BAB selama 2 hari SMRS. Pemeriksaan fisik : Pada lidah terdapat coated tongue (+), dan terdapat nyeri pada epigastrium

LAB

Hb L Ht Tr GDS Ureum Kreatinin SGOT SGPT Widal

: 14.4 g/dl : 7000 / mm3 : 45.2 % : 348000 / mm3 : 374 mg/dl : 115.8 : 2.0 : 67 u/L : 50 u/L :STO STH + 1/160

(14-16) (4.800-10.800) (42-52) (150.00-450.000) (70-115) (10-50) (0,5-1,0)

W < 31

MASALAH

Febris e.c susp demam typhoid

USUL PEMERIKSAAN

Tubex T

USULAN PENATALAKSANAAN
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik terdapat

beberapa gejala yang mendukung dan bila hasil tubex T (+) dilakukan trilogi pengobatan tifoid, yaitu:
Istirahat tirah baring Diet pasien diberikan diet bubur saring, diet rendah serat. Pemberian

antimikroba sefalosporin golongan 3 yaitu

seftriakson

hiperpireksia kompres dan antipiretik konstipasi stool softener

PROGNOSIS

Quo Ad Vitam ad bonam

Quo Ad Functionam ad bonam

1.

Klinis :

Demam tiap hari > 1 mgg 7 hari yang lalu

Sore & malam > tinggi (+)

Kesan Tifosa / status Tifosa

Kesadaran menurun

Rambut & kulit kering


Bibir kering, pecah-pecah (+) Lidah kotor, muka pucat (+)

2.

Laboratorium :

Biakan darah (+) Test Widal

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Demam Typhoid adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Insidensi demam tifoid masih cukup tinggi di masyarakat yaitu 360-810 kasus /100.000 penduduk / tahun. Penderita terbanyak adalah kelompok umur 3-19 tahun (77%)

ETIOLOGI

Salmonella Typhi Salmonella Paratyphi

PENULARAN
Penyebaran demam tifoid terjadi melalui makanan dan air yang telah tercemar oleh tinja atau urin penderita demam tifoid dan mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) demam tifoid.

FAKTOR RESIKO

Penderita carrier

Pengetahuan kesehatan kurang

Kebiasaan makan yang jelek Sanitasi lingkungan kurang mendukung

Higiene yang jelek

Mekanisme Demam Typhoid


Salmonella typhi tertelan Masuk ke Lambung (Sebagian di lisis, sebagian masuk ke usus) Infasi ke jaringan lymfoid usus halus & jaringan Lymfoid Mesenterica Melalui pembuluh limfe msk ke darah(bakterimia primer)

menyebar ke seluruh tubuh (bakterimia sekunder )

kuman kembali masuk ke darah

Kuman yang tidak Difagosit akan berkembang biak.

Organ RES terutama hati dan limfa mulai terserang.

sebagian kuman masuk ke organ tubuh (limpa, kandung empedu)

Terjadi reinfeksi di usus

Tukak pada mukosa di plak peyeri (perdarahan usus & perporasi usus)

Kuman mengeluarkan Endogen

GEJALA KLINIS

Masa tunas : 10 14 hari


Demam Ggn sal. cerna Ggn kesadaran Mgg I : meningkat, berangsur Mgg II : merata Mgg III : menurun, berangsur Setiap hari, sore & malam lebih tinggi

1. Demam :

2. Gangguan saluran cerna


Bibir kering, terkelupas, pecah-pecah Lidah kotor (Coated tongue) Anorexia Mual

Muntah
Konstipasi / Diare Hepatomegali / Splenomegali

3. Gangguan kesadaran :
Apati Somnolen, Suporous, Koma

Gejala lain :
Kulit & rambut kering Bradikardi relatif Roseola Lesu, pusing & sakit kepala

DIAGNOSIS

Anamnesa dan pem.Fisik Pemeriksaan darah tepi Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman Uji serologis

LABORATORIUM
1. Darah Tepi : Anemia ringan Lekosit = normal, turun atau naik Lekopeni Aneosinofili & limfopenia Trombosit = normal 2. Bakteriologik : Isolasi S. typhosa

Darah mgg I
Tinja mgg II Urine mgg III

3. Serologik

Reaksi Widal = Prinsip uji Widal adalah memeriksa reaksi


antara antibodi aglutinin dalam serum penderita

O Spesifik H Vi

Akhir mgg I / awal mgg II

Nilai diagnosis Titer O : Tube / Tabung : > 1/160

Diagnosis :
1. Klinis : Demam tiap hari > 1 mgg Sore & malam > tinggi Kesan Tifosa / status Tifosa Kesadaran menurun Rambut & kulit kering Bibir kering, pecah-pecah Lidah kotor, muka pucat 2. Laboratorium : Biakan darah (+) Test Widal Tube = titer O > 1/160 Kenaikan titer O progresif

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan demam typhoid yaitu :


1. 2. 3.

Istirahat dan perawatan Diet dan terapi penunjang Pemberian antibiotik.

Terapi Simptomatik
1. Tirah baring

Mobilisasi

2. Masukan cairan & makanan


Makan biasa Cukup cairan, kalori, tinggi protein, vitamin, tidak merangsang Tidak banyak serat & gas

3. Hiperpireksia kompres & Antipiretik 4. Konstipasi Stool Softener

Terapi Kausal

2.1. Pilihan pertama :

Kloramfenikol 75 100 mg/kgBB/hari 10 hari Kotrimoxazole : 6mg/kgBB/hari 10 hari Amoksisilin : 50-150 mg/KgBB/hari selama 2 minggu Seftriakson : 80 mg/kgBB/hari 5 hari

2.2. Pilihan lain :


KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi yaitu :


Perdarahan / perforasi usus Hepatitis Tifosa Ensefalitis / Ensefalopati Meningitis, Miokarditis

PENCEGAHAN
Ada 3 pilar strategis yang menjadi program pencegahan yakni: 1. Mengobati secara sempurna pasien dan carrier demam tifoid. 2. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan. 3. Perlindungan dini agar tidak tertular.

DAFTAR PUSTAKA
1. W. Sudoyo, Aru, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbit FKUI, 2006: 1774-1779. 2. Chin, James. Penularan Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta : Bakti Husada, 2000 : 556-557. 3. Parry CM. Typhoid fever. N Engl J Med 2002;347(22):1770-82. 4. Sulistia G,Ganiswarna.dkk. Farmakologi dan Terapi cetakan ke 4. Gaya Baru, Jakarta.FKUI ,2006.

Anda mungkin juga menyukai