Anda di halaman 1dari 10

SKRINING KANKER SERVIKS

Pendahuluan -Kanker serviks masih terbanyak -Negara maju : skrining maju pesat -Negara berkembang : skrining hanya sekitar 5 % saja. -Program belum terjangkau luas

Perlukah skrining di Indonesia ?


-Sangat diperlukan -Teknologi skrining sangat berkembang -Sisi lain : Indonesia perlu metode sederhana Utama , diluar kota besar. -Pilihan : masih layak : -Pap smear -Metode IVA

Kapan skrining mulai dilakukan ?


PAP SMEAR Negara maju : AS : 3 thn setelah aktif seksual / 21 thn Ulangan : 1 tahunan, atau 2 tahunan dengan basis cairan. Inggris, Swedia, Jerman : 20 tahun Ulangan : 1 thn, 3-5 thn.

Negara berkembang : rekomendasi WHO, -30 tahun ( 25 thn tidak perlu) -Usia ideal 35-45 thn. -Usia 25-49 thn, 3 tahun sekali -> 50 thn, 5 tahun sekali -Skrining tahunan, tidak dianjurkan.

Kapan skrining dihentikan ?.


Negara maju : -Beberapa negara : 65 thn AS : ACS (American Cancers Society) sampai 70 thn. Atau terdokumentasi 3 kali (-), dan bukan kelompok resiko tinggi. Usia > 65 thn meningkatkan false (+).

Interval skrining
-AS, Jerman : -tiap tahun -tiap 2 thn dengan basis cairan -Inggris, Swedia, Denmark : -tiap 3-5 tahun Bila 3 kali berturut (-), interval 5 thn. Indonesia : Sama , 1 tahunan, dan 3 tahunan.

Skrining alternatif
Murah Sederhana Mampu laksana oleh bidan,perawat terlatih Dilakukan didaerah perifer Hasil langsung diketahui Keakuratan cukup

IVA
-Telah terbukti di negara berkembang lain -Meningkatkan cakupan -Sensitivitas sampai 87 % -WHO : IVA dpt deteksi pra-kanker serviks -Sensitivitas : 66-96 %, spesifitas 64-98 % -Metode See and Treat adalah langkah IVA yang terbaik.

Syarat
-Dihindari saat haid -Tanpa bilasan vagina 48 jam sebelumnya -Bebas sanggama 48 jam sebelumnya -Tidak menggunakan obat vagina sebelumnya

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai