Anda di halaman 1dari 7

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien

Oleh : Kelompok 8 Ni Kadek Nevi Lesmana I Gde Nym Satriya P Ni Made Ayu Trisnawati ( 08.321.0083 ) ( 08.321.0177 ) ( 08.321.0202 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI 2010

A. Konsep Dasar 1. Definisi Post partum adalah masa dimana tubuh menyesuaikan diri baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan. Dimulai satu jam setelah melahirkan sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna. Post-Partum adalah masa nitas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nitas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Masa post-partum dibagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu : Imediate post-partum period : 24 jam yang pertama setelah melahirkan. Early post-partum period : hari kedua sampai tujuh setelah melahirkan. Last post-partum period : minggu kedua sampai ke enam setelah melahirkan.

a. Adaptasi Fisik Tanda-tanda vital TPRS pada hari pertama (24 jam) post-partum sangatlah rendah dan suhu sangatlah meningkat sebagai akibat pemakaian tenaga saat melahirkan maupun karena terjadinya perubahan hormonal tetapi bila suhu diatas 38oC dan selama 2 hari dalam 10 hari pertama post-partum perlu dipikirkan kemungkinan adanya infusi kemih, endo nutitis, dan lainnya. Pembengkakan buah dada pada hari kedua dan ketiga post-partum dapat menyebabkan kenaikan suhu walaupun tidak selalu. Adaptasi kardiosvaskuler Tekanan darah : tekanan darah post-partum tidak stabil penurunan tekanan darah sampai 20 mmHg ini dapat terjadi pada saat ibu berubah posisi berbaring duduk keadaan sementara sebagai kompensasi kardiovasculer terhadap penurunan dalam rongga pinggul dan pendarahan. Denyut nadi : denyut nadi berkisar antara 70 85 kali / menit berkeringat dan menggigil merupakan manifestasi pengeluaran cairan berlebihan dan sisa-sisa pembakaran melalui kulit sering terjadi terutama pada malam hari dan hal ini mengakibatkan rasa nyaman. Komponen darah : HB, HT, dan eritrosit akan kembali mendeteksi seperti keadaan semula sebelum melahirkan.

Adaptasi sistem perkemihan Selama proses perasalinan kandung kemih mengalami trauma dapat mengakibatkan edema dan menghilangkan sensitifitas terhadap tekanan cairan. Pembuluh ini dapat menyebabkan tekanan tidak sempurna dan berlebihan. Penimbunan cairan dalam jaringan selama kehamilan dikeluarkan melalui divresis biasanya dimulai dalam 12 jam post-partum.

Adaptasi Sistem Endoktrin Pada umumnya produksi air susu ibu baru dimulai hari kedua sampai tiga post-partum. Tetapi paling baik itu air susu ibu pertama bagi si bayi sebab untuk memberi kekebalan tubuh bagi anak. Buah dada tampak membesar, keras, dan nyeri bila disentuh.

Adaptasi masculos keletal Otot dinding abdomen teregang secara bertahap selama kehamilan mengakibatkan hilangnya kekenyalan otot, keadaan initerlihat jelas post-partum dinding abdomen nampak lembek dan kendor.

Adaptasi organ reproduksi Involusi : involusi uretri terjadi segera post-partum melahirkan dan berlangsung cepat setelah plasenta lahir, uterus berkontraksi dengan kuat, tinggi tundus uteri 2 jari dibawah pusat. Pada hari kelima post-partum tinggi uterus 7 cm, keatas simpleks atau simpleks pusat. Lochea adalah sekret berasal dari kavum uretri dan vagina dalam nifas. Lorchea, menurut tingkatnya pengeluaran lochea dibedakan menjadi tiga bagian yaitu : a) Lochea nebra : hari pertama dari tiga post-partum warna merah terang normal dan bau amis. b) Lochea alba : hari keempat sampai sembilan post-partum warna merah kecoklatan normal dan bau amis. c) Lochea alba : hari kesepuluh sampai dua minggu warna coklat keputihan dan tidak berbau.

Perubahan vagina

Akibat trauma persalinan menyebabkan adanya edema dan luka pada dinding vagina, rugae mendatar dan akan kembali pada minggu ketiga. Adaptasi perubahan berat badan 5 tahun persalinan selesai berat badan menurun sebanyak 4 5 kg tergantung berat badan janin. Post-partum berat badan menurun 2,5 kg dan pada akhir nifas berat badan kembali normal. b. Adaptasi Psikologis Adaptasi psikologi ibu dalam menerima perannya sebagai orang tua post-partum secara bertahap menurut Reva Rubin terdiri dari tiga fase yaitu : Fase take in : fase ini berlangsung dari hari pertama sampai kedua post-partum fokus perhatian terutama pada kebutuhan sendiri. Fase taking hold : bergerak dari rasa tergantung menjadi tak tergantung, muncul keinginan untuk fokus meluas pada bayinya mulai antusias, mulai perawatan bayi. Fase letting go : terjadi pada setelah 10 hari post-partum sampai minggu keenam setelah kelahiran, tentang penyesuaian dengan anggota baru dan fisik ibu mampu untuk menerima tanggung jawab normal. Gangguan yang sering terjadi pada pasca persalinan berupa gangguan psikologis seperti post partum psikosa, depresi post partum, post partum blues. a. Post Partum Psikosa Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan. Penyebab Post Partum Psikosa Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post partum psikosa. Gejala Post Partum Psikosa Gejala yang sering terjadi adalah: 1. delusi 2. halusinasi

3. gangguan saat tidur 4. obsesi mengenai bayi Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis, dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat. Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian. Saran kepada penderita untuk: 1. beristirahat cukup 2. mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang 3. bergabung dengan orang-orang yang baru 4. bersikap fleksible 5. berbagi cerita dengan orang terdekat 6.sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis b. Depresi Post Partum Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan. Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone. Pitt(regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum: a. b. c. d. Faktor konstitusional Faktor fisik yang etrjadi karena ketidakseimbangan hormonal Faktor psikologi Faktor sosial dan karateristik ibu

Gejala Depresi Post Partum

Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:

a. Berkurangnya energi b. Penurunan efek c. Hilang minat (anhedonia) c. Post Partum Blues Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelahh persalinan. 2. Etiologi Post Partum Blues Dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan, tetapi bila tidak ditatalaksanai dengan baik dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya, dan bahkan gangguan ini dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis salin yang mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam hubungan perkawinan dengan suami dan perkembangan anaknya. 3. Gejala Post Partum Blues Gejala-gejala yang terjadi: reaksi depresi/sedih/disforia, menagis, mudah tersinggun atau iritabilitas, cemas, labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. 4. Factor predisposisi Banyak factor yang dianggap mendukung pada sindroma ini: 1. Faktor hormonal yang terlalu rendah 2. Faktor demografik yaitu umur dan parietas 3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan 4. Latar belakan psikososial yang bersangkutan 5. Pencegahan Cara mengatasinya adalah dengan mempersiapkan persalinan dengan lebih baik, maksudnya disini tidak hanya menekankan pada materi tapi yang lebih penting dari segi psikologi dan mental ibu. Pencegahannya dapat dilakukan dengan: 1. beristirahat ketika bayi tidur

2. erolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu 3. tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi 4. bicarakan rasa cemas dan komunikasikan 5. bersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru 6. kempatan merawat bayi hanya dating satu kali

6. Epidemiologi 7. Patofisiologi 8. Klasifikasi 9. Pemeriksaan Fisik 10. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium b. Radiologi c. Dan Lain-lain 11. Prognosis 12. Theraphy 13. Penatalaksanaan B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian 2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 3. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi 4. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai