Anda di halaman 1dari 50

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan : Spesikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk / produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri. 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI) 3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan. 4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan. 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk. 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

PASAL 01 :

PERATURAN DAN PERSYARATAN Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, berlaku peraturan-peraturan, persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam : 1.1. Tata cara Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedung SNI 1727 1989 F. 1.2. Tata cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung SNI 1728-1989-F. 1.3. Tata cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk rumah dan gedung SNI 1734-1989-F. 1.4. Spesifikasi Bahan Bangunan SK SNIS-04-1989-F, SK SNIS-05-1989-F dan SK SNIS-06-1989-F. 1.5. Tata cara pengecatan kayu SK SNI T-11-1990 F. 1.6. Tata cara pengecatan dinding tembok SK SNI T-11-1990 F. 1.7. Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) tahun 1977 yang diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia.

1.8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961 yang diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia. 1.9. Pada prinsipnya semua material, semua tata cara pelaksanaan pekerjaan dan semua peralatan kerja harus mendapat persetujuan direksi sebelum dipasang dan atau digunakan dalam proyek ini. 1.10. Petunjuk petunjuk dari Pemilik / Pengawas Lapangan. PASAL 02 : DIREKSI LAPANGAN Dalam pelaksanaan pembangunan ini bertindak sebagai Direksi adalah Pengelola Proyek yang terdiri dari : 2.1. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Pertambangan dan Energi Kabupaten Pontianak 2.2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Penataan Pasar Mempawah 2.2.1. Perencana : Perencana berkewajiban mengadakan pengawasan berkala. 2.3. Pengawas : 2.3.1. Pengawas Lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat izin dari Pemilik Kegiatan. 2.3.2. Bila Pengawas Lapangan menemui kejanggalankejanggalan atau menyimpang dari RKS dan Gambar Kerja supaya segera memberitahukan kepada Pemilik Kegiatan. 2.3.3. Mengambil tindakan dalam hal yang dianggap perlu untuk kemajuan dan keselamatan pekerjaan. 2.4. Kontraktor Pelaksana : Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuanketentuan peraturan yang ada dan berlaku. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli dan berpengalaman untuk mengatur lancarnya pekerjaan sehingga perintah/petunjuk Pengawas Lapangan dapat dilaksanakan dengan segera dan sebaik mungkin. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaannya. Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan untuk disampaikan kepada Pemilik Kegiatan. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR 3.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwiizing). 3.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syaratsyarat (RKS) dan Bill Of Quantity (BQ), maka yang mengikat /berlaku adalah ketentuan yang ada dalam BQ. Bila suatu

PASAL 03 :

gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku. 3.3. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keraguankeraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, maka kontraktor wajib menanyakan kepada konsultan pengawas / Direksi dan kontraktor harus mengikuti keputusannya PASAL 04 : PERSIAPAN DI LAPANGAN 4.1. Dilapangan Pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan Bangsal Kerja tempat para staf Konsultan Pengawas / Direksi melakukan tugasnya atas biaya kontraktor dengan menggunakan bahanbahan sederhana, pintu-pintu dapat dikunci dengan baik, lantai papan, dinding papan/triplek dengan atap seng atau sejenisnya. 4.2. Perlengkapan Bangsal Kerja Konsultan Pengawas, terdiri dari kursi dan meja kerja serta perlengkapan lainnya yang dibutuhkan 4.3. Bangsal Kerja untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan untuk pekerjaan ditentukan sendiri oleh kontraktor, tetapi letaknya harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan / Pemberi Tugas. Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi dan kesehatan 4.4. Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi Bangsal Kerja yang tertulis pada ayat 1 dan 3 tidak boleh lagi diambil untuk keperluan konstruksi. Bahan bangunan tersebut menjadi milik proyek / Pemberi tugas dan dibongkar oleh kontraktor setelah serah terima pertama dan dibawa keluar lapangan JADWAL PELAKSANAAN 5.1. Sebelum memulai pekerjaan yang nyata di lapangan pekerjaan, kontraktor wajib membuat rencana pekerjaan pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bart-chart dan Curve S yang telah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi / Konsultan Pengawas 5.2. Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat) kepada Direksi / Konsultan Pengawas. Satu salinan dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (prestasi Kerja) di lapangan. 5.3. Konsultan pengawas / Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja tersebut. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN 6.1. Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut PELAKSANA LAPANGAN yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaanpekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan minimum S-1 Teknik Jurusan Sipil yang berpengalaman minimal 10 tahun. Penunjukan atau

PASAL 05 :

PASAL 06 :

6.2. 6.3. 6.4.

6.5.

penugasan tenaga ahli yang bertugas di lapangan ditujukan kepada Pemberi Tugas dan Pengelola Teknis serta Direksi sebagai tembusannya Dengan adanya pelaksana lapangan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada pengelola Teknis Proyek dan Direksi, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pengelola Proyek dan Direksi pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis untuk mengganti pelaksana lapangan tersebut Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, kontraktor harus sudah menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri (penanggung jawab/direktur perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan

PASAL 07 :

TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR 7.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja (lembur) apabila terjadi hal-hal yang mendesak, kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pengelola Proyek dan Direksi/ Pengawas 7.2. Alamat kontraktor atau pelaksana diharapkan tidak berpindahpindah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, kontraktor/pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN 8.1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik proyek, Direksi/Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada dilapangan. 8.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum, menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan. 8.3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor harus menyediakan alatalat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA 9.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat obatan menurut syarat-syarat pertolongan pertama pada kecalakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan 9.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan dan air bersih, kamar

PASAL 08 :

PASAL 09 :

mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja yang ada di lapangan membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk penjaga keamanan. 9.3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan pada pekerja wajib diberikan kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku. PASAL 10 : SITUASI DAN UKURAN 10.1. Situasi a. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya. b. Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan. 10.2. Ukuran a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Cm, kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm. b. Pedoman titik duga lantai (permukaan atas lantai) 0.00 bangunan adalah sesuai dengan gambar kerja, atau ditentukan kemudian oleh pengelola teknik dan Direksi atas persetujuan kontraktor 10.3. Memasang Bouwplank a. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank, dilaksanakan setelah pekerjaan perataan tanah dan pembersihan lokasi selesai dilaksanakan. b. Membuat titik patok (kayu kelas 2) di suatu tempat yang tidak terganggu oleh letak bangunan, yang dijadikan sebagai pedoman titik duga lantai 0.00. c. Pembuatan dan pemasangan bouwplank termasuk pekerjaan kontraktor dimana ketepatan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan titik patok yang dipancang kuat-kuat dan papan duga dari bahan kayu kelas III dengan ketebalan 2 cm diketam rata bidang sisi atasnya dan yang tidak berubah oleh cuaca. Pemasangan harus kuat dimana permukaan atasnya harus rata PASAL 11 : SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN 11.1 Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan 11.2 Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib memberitahukan 11.3 Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-contoh ini harus mendapat persetujuan dari pengawas 11.4 Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh

11.5

pengawas, harus segera dikeluarkan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan Pekerja atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ditolak oleh pengawas, maka pekerjaan tersebut harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh pengawas

PASAL 12 :

PEMERIKSAAN PEKERJAAN 12.1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh pengawas, kontraktor wajib meminta persetujuan kepada pengawas. Baru apabila pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, kontraktor dapat meneruskan pekerjaan 12.2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari diterima Surat Permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari raya / libur) tidak dipenuhi oleh pengawas, kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah setuju Pengawas minta perpanjangan waktu 12.3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, pengawas berhak, menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab kontraktor PENGUJIAN KUALITAS HASIL PEKERJAAN Kontraktor harus membuat dan mengajukan usulan perihal cara pengujian hasil pekerjaan untuk semua pekerjaan pokok. Cara yang diusulkan harus diambil dari/sesuai dengan standard yang lazim digunakan di Indonesia. Dalam hal belum ada standard Indonesia, dapat digunakan standard yang berlaku di negara-negara lain yang telah dikenal secara internasional. Dalam usulan tadi Kontraktor diharuskan menyertakan usulan nama/tempat (laboratorium/instansi) pelaksana pengujian dimaksud dan semua biaya yang akan timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor. Atas usulan Kontraktor ini, Pemberi Tugas atau Pengawas Lapangan akan melakukan evaluasi dan memberikan persetujuannya.

PASAL 13 :

PASAL 14 :

PEKERJAAN TAMBAH KURANG 14.1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian oleh pengawas serta persetujuan Pemberi Tugas 14.2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari pengawas atau atas persetujuan Pemberi Tugas

14.3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar Harga Satuan pekerjaan, yang dimasukkan oleh kontraktor sesuai AV 41 artikel 50 dan 51 yang pembayarannya diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir 14.4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan dalam penawaran harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh pengawas bersama-sama kontraktor dengan persetujuan pemberi tugas 14.5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi pengawas/Bimbingan Teknik Pembangunan (BTP) dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut PASAL 15 : URAIAN PEKERJAAN Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada Konstruksi Pembangunan Pasar Tradisional Percontohan Sebukit Rama Mempawah (Tahap 2) : a. Water Frond b. Los Pasar Sayur dan Food Court c. Rehab Los Pasar Ikan d. Kios-Kios Type 1B e. Kios-Kios Type 2 dan Los Pasar Daging Babi f. Ground Water Tank + Steeling Air (3 Unit) g. Unit Pengolahan Limbah h. Loading Dock i. Parkir Kendaraan Roda 4 j. Parkir Kendaraan Roda 2 k. Jalan Kompleks Pasar l. Instalasi Listrik Jalan + Papan Reklame m. Lanscape n. Sanitasi o. Pintu Gerbang PEKERJAAN PERSIAPAN 16.1. Sebelum Pekerjaan Mulai Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai pekerjaan sehingga semua kotoran, sampah, dan bongkaran. Sehingga situasi tempat kerja kelihatan bersih. 16.2. Setelah Pekerjaan Selesai Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pemilik, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari job site atas

PASAL 16 :

beban kontraktor. Pekerjaan pembersihan merupakan bagian dari progress pekerjaan sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas maka pekerjaan tidak akan dianggap selesai 100 %. 16.3. Selama Pekerjaan Berlangsung Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan job site selama pekerjaan berlangsung. Kebersihan yang dimaksud di sini meliputi : 16.3.1. Kebersihan terhadap kotoran kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa pembuangan berbagai jenis sampah. 16.3.2. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang disebabkan oleh sampah sisa-sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu dan atas serpihan kayu dan lain-lain. 16.3.3. Kebersihan dalam arti kerapian pengaturan material dan peralatan sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di job site. PASAL 17 : PEKERJAAN PEMANCANGAN TIANG Untuk pondasi menggunakan tiang pancang beton bertulang. 17.1. Umum Pelaksanaan harus menyediakan seluruh tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan lain-lainnya yang diperlukan untuk menyiapkan dan memancang tiang beton bertulang, sebagaimana tercantum dalam gambar dan diisyaratkan menurut Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ini. Gambar Kerja 17.2.1. Pelaksana harus menyerahkan gambar kerja rencana yang menunjuk rencana detail tiang, meliputi panjang tiang, ukuran penampang, detail ujung tiang, penulangan, detail beugel dan alat pengangkatnya 17.2.2. Pelaksana harus pula menyerahkan rencana pemancangan yang menunjukkan urutan pemasangan tiang. 17.2.3. Pelaksanaan tidak boleh memulai kegiatan pengecoran tiang sebelum gambar kerjanya diperiksa dan disetujui pengawas. Garis dan Ketinggian 17.3.1. Pelaksana harus menempatkan di lapangan seorang ahli teknik yang ahli dan berpengalaman dalam jenis pekerjaan ini, yang akan menetapkan garis dan ketinggian. Pelaksanaan harus bertanggung jawab atas lokasi tiang yang tepat.

17.2.

17.3.

17.3.2. Data mengenai ketinggian (level) dan skema penempatan tiang tercantum dalam gambar. Penentuan lokasi dan pekerjaan unit set tiang dilaksanakan oleh pelaksana. Pelaksana harus memelihara semua tanda lokasi (patok) dan harus menetapkan ketinggian (elevation) yang ditentukan, termasuk ketinggian dari ujung atas tiang, sebelum tiang dipotong. Semua patok harus diperiksa secara teratur untuk menjamin agar kegiatan pemancangan tiang tidak sampai mengakibatkan patok itu bergerak. Pada gambar kerja, setiap tiang harus diberi nomor. 17.3.3. Dalam jangka waktu 2 minggu setelah pemancangan tiang selesai, pekerjaan harus diserahkan kepada Pengawas beserta gambar denah yang menunjukkan lokasi terpancang semua tiang di lokasi bangunan. 17.4. Pemeriksaan 17.4.1. Pemeriksaan kegiatan pemancangan dapat dilakukan oleh pengawas setiap waktu. Tiang hanya boleh dipancang sepengetahuan Pengawas. 17.4.2. Persetujuan tidak membebaskan pelaksana dari tanggung jawabnya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RKS ini dan gambar yang terlampir pada Surat Perjanjian. Bahan Tiang dari beton bertulang 17.5.1. Beton dan penulangan harus sesuai dengan ketentuan dari pasal pekerjaan beton. 17.5.2. Tiang beton pracetak harus mempunyai mutu sedemikian rupa sehingga tiang yang sudah jadi dapat diangkat dan dipancang sampai kedalaman yang ditentukan tanpa retak atau kerusakan lainnya yang akan mengurangi kekuatan atau daya tahannya. 17.5.3. Beton untuk tiang pancang pra-cetak harus dicor dalam cetakan rapat yang ditumpu sedemikian sehingga perubahan bentuk atau melengkung selama pengecoran beton atau selama proses pengeringan. 17.5.4. Tiang harus baik, licin, permukaan rata, tidak keropok atau berlubang-lubang dan harus cukup lurus. Cacat yang terdapat pada tiang mungkin dapat diterima jika diperbaiki menurut persetujuan Pengawas. 17.5.5. Tiang beton dapat dicor sesuai dengan seluruh panjang penulangan, dengan ketentuan bahwa setelah tiang dipancang, beton dibuang supaya besi terlihat.

17.5.

17.6.

Pemancangan Tiang 17.6.1. Umum a. Tiang harus ditempatkan secara cermat dan dipancang secara vertical seperti ditunjukkan dalam gambar. Penyimpangan dari garis vertical tidak boleh lebih dari 25mm per tiang. Tiang yang terpancang dengan penyimpangan lebih besar dan tiang yang rusak sat kali selama pemancangan harus dibuang atau dipotong dan diganti dengan tiang baru sesuai dengan petunjuk pengawas. Bila ada tiang yang terangkat karena ada pemancangan tiang lain didekatnya, maka tiang tersebut harus dipancang kembali atas biaya pelaksana. b. Pengawas harus menetapkan kedalaman ujung tiang-tiang pada tiap titik yang menunjukkan sampai di mana tiang harus dipancang sehingga diperoleh daya dukung yang ditetapkan. c. Penggalian yang diperlukan di daerah yang akan ditembus oleh tiang harus dikerjakan sebelum tiang dipancang. d. Pengeboran pada titik pancang sebelum pemancangan tidak diperbolehkan, kecuali bila disetujui oleh Pengawas. e. Pemancangan semua tiang harus dilakukan terus menerus tanpa waktu istirahat hingga tiang yang telah terpancang mencapai kedalaman yang ditetapkan. Kepala tiang harus dipotong secara baik dan datar pada ketinggia seperti tercantum dalam gambar. Semua bagian yang tergempur, terbelah, bengkok, rusak atau cacat karena suatu hal harus disingkirkan atau diperbaiki hingga disetujui Pengawas. 17.6.2. Tiang percobaan Kedalam ujung tiang seperti tercantum dalam gambar hanya merupakan pendekatan. Sekruiangkurangnya satu tiang dari tiap jenis harus dipancang di tiap daerah sebagai tiang percobaan Lokasi dari tiang percobaan harus ditentukan oleh pengawas. Tiang percobaan harus disediakan oleh Pelaksana, dan dipancang dengan Hammer dari tipe, ukuran dan jenis, serta bekerja dengan effective energy dan efisiensi yang sama seperti untuk pemancangan tiang-tiang lainnya. Dalam keadaan normal lokasi tiang percobaan harus ditempatkan sedemikian

sehingga dapat digunakan sebagai bagian salah satu tiang pancang yang disyaratkan. 17.7. Alat Pancang Alat Pancang 17.7.1. Cara pemancangan harus sedemikian rupa sehingga tidak melampaui kekuatan tiang dan harus pula mendapat persetujuan Pengawas. Pelaksana harus menyerahkan pertanyaan tertulis mengenai alat pemancang yang diusulkan. Persetujuan dari Pengawas harus ada sebelum tiang dipancang. 17.7.2. Tutup atau cincin pancang harus mampu melindungi kepala tiang pancang dan meneruskan energi tiang pancang dan energi pukulan secara merata pada kepala tiang pancang. 17.7.3. Pelaksana harus menggunakan bantalan yang diperlukan untuk melindungi tiang pancang terhadap kerusakan pada waktu pemancangan. Terangkatnya Tiang 17.8.1. Segera setelah tiang beton bertulang dipancang, pelaksana harus menentukan suatu titik referensiu dari tiang dan ketinggiannya pada tiang. Setelah semua tiang dipasang, Pelaksana harus mengukur lagi ketinggian titik referensi setiap tiang yang sudah dipancang dan menentukan uplift tiang yang disebabkan oleh pemancangan tiang lainnya. 17.8.2. Bila terjadi uplift lebih dari 1.5 cm, Pelaksana harus mengambil langkah perbaikan tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas. Langkah tersebut dapat meliputi: memancang kembali tiang sampai kedalaman semula dan bila perlu lebih dalam lagi hingga mencapai tahanan tanah semula pada pemancangan terakhir. Setelah pemancangan kembali, pelaksana harus memeriksa kembali ketinggian dari titik referensi pada semua tiang dan harus memancang kembali tiang lain yang terangkat. Daftar Pemancang Tiang Pelaksana harus menyimpan daftar tiap tiang yang dipancang, salinan daftar tersebut harus diserahkan kepada Pengawas setiap hari. Daftar harus memasukkan paling tidak hal-hal berikut: a. Tanggal dan jam pemancangan b. Jenis dan ukuran tiang c. Kedalaman yang dicapai d. Penetrasi untuk tiap pukulan dan jumlah penetrasi untuk 10 pukulan terakhir e. Macam dan ukuran hammer yang dipakai

17.8.

17.9.

f.

Gejala abnormal yang terjadi, terutama bila ada petunjuk mengenai kemungkinan kerusakan pada tiang.

17.10. Pemotongan Kepala Tiang Panjang kelebihan pile setelah dilaksanakan, dipotong berdasarkan persetujuan MK/Engineer. 17.11. Perpanjangan Pile dan penyambungan Perpanjangan pile diperlukan karena panjang yang diperkirakan semula tidak mencukupi. Setiap langkah upaya penyambungan harus diketahui dan disetujui MK/Engineer dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah. 17.12. Pembersihan Lapangan Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala kotoran-kotoran, sisa pengecoran beton dan lain-lain yang tertinggal dalam pelaksanaan pekerjaan. 17.13. Garansi Pelaksanaan Penyimpangan dari ketentuan dalam spesifikasi ini tidak diperkenankan, sedang segala akibat dari penyimpangan yang timbul akan menjadi tanggungan kontraktor, termasuk biaya-biaya perbaikan yang diperlukan atas keputusan Konsultan. PASAL 18 : PEKERJAAN BETON BERTULANG 18.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang dan tidak bertulang. Secara umum tahapan pekerjaan beton adalah sebagai berikut: - Penyediaan semua material pekerjaan beton. - Persiapan dan pemasangan bekisting - Pemasangan tulangan - Pengadukan beton. - Pengecoran beton. - Pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan gambar rencana. 18.2. Standard Pekerjaan Semua bahan dan konstruksi apabila tidak diberi catatan khusus harus memenuhi standar yang berlaku dan dipakai di Indonesia. Untuk struktur digunakan mutu beton fc= 17 Mpa (K.225). Dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton dengan adukan molen (mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data data

spesifikasi mutu beton kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan. 18.3. Persyaratan Bahan 18.3.1. Portland Cement ( PC ) 1. Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana, dan memenuhi syarat menurut standart Semen Indonesia (SNIS-04-1989-F). 2. Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen yang baik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi/Pengawas. 3. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk dipergunakan. 4. Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban dimana gudang tempat penyimpanan mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena air, diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m sesuai dengan syarat penumpukan semen dan setiap pengiriman semen baru harus dipisahkan dari semen yang lama dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. 18.3.2. Split / Pasir 1. Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. 2. Split harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 17341989-F, atau daftar berikut ini : Split Ayakan % Lewat Ayakan ( Berat Kering ) 100 90 - 100 25 - 60 0 - 10 0-5 Ayakan Pasir % Lewat Ayakan ( Berat Kering ) 100 90 - 100 80 - 100 50 - 90 25 - 60 10 - 30 10

30 mm 25 mm 15 mm 5 mm 2.5 mm

10 mm 5 mm 2,5 mm 1,2 mm 0,6 mm 0,3 mm 0,15 mm

18.3.3.

Air Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.

18.4. Pekerjaan Penulangan Baja 18.4.1. Lingkup Pekerjaan Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang tulangan baja sesuai dengan yang tercantum di dalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan penulangan baja termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki ayam untuk penyangga beton tahu dan segala hal yang perlu serta juga menghasilkan pekerjaan beton sesuai dengan pengalaman teknik yang terbaik. 18.4.2. Gambar Kerja Sebelum pekerjaan pembengkokan tulangan baja, Kontraktor mempelajari gambar kerja. 18.4.3. Standarisasi Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai dengan peraturan atau standar yang berlaku. 18.4.4. Spesifikasi Tulangan Baja Khusus untuk beton struktur, besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 menurut persyaratan PBI 1971 atau Japaneese Standart Class SR-24 ataupun British Standart, NI 785-1938. 18.4.5. Pekerjaan Pembengkokan Tulangan Baja Pekerjaan pembengkokan tulangan baja harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar. Tulangan baja tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan kembali sedemikian rupa sehingga menjadi rusak atau cacat. Dilarang membengkok tulangan baja dengan cara pemanasan. 18.4.6. Syarat Pemasangan 1. Penulangan Sebelum dipasang, tulangan baja harus bebas dari sisa logam, karat dan lapisan yang dapat merusak logam atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton ditunda, tulangan baja harus diperiksa kembali dan dibersihkan. 2. Pemasangan Penulangan harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan dan harus ditunjang dengan penumpu beton atau logam dan penggantung logam.

18.4.7. Syarat Pemasangan Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang dengan celah untuk beton tahu sebagai berikut : 1. Beton yang dicor pada tanah 8 cm 2. Semua bidang yang terkena air tanah 5 cm 3. Plat lantai, balok, kolom yang tidak terkena tanah atau air 4 cm. 4. Bidang yang kena udara semua bidang interior 1.5 cm 18.4.8. Sambungan Sistem penulangan dari bangunan secara keseluruhan harus dihubungkan satu dengan yang lain, dengan cara pengelasan. 18.4.9. Persetujuan dari Konsultan Pengawas Penulangan baja tersebut di atas harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran. Konsultan Pengawas harus diberitahu apabila pemasangan penulangan baja sudah siap untuk diperiksa. 18.5. Wiremesh 18.5.1. Umum : a. Wiremesh yang digunakan harus dari baja mutu U-24 menurut persyaratan PBI71 atau Japaneese Standard Class SR-24 ataupun British Standart, No. 785-1938. b. Ukuran wiremesh sebagaimana yang tersebut di dalam gambar, bila terjadi penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang dengan yang tersebut di dalam gambar atau perhitungan. Dan dalam hal ini Kontraktor harus melampirkan data perhitungannya serta data pengurangan volume berat pembesian yang dikaitkan dengan analisa penawaran. c. Wiremesh yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, serpihan kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat terhadap beton. d. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter min. 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng, tidak kaku maupun getas.

18.5.2. Pelaksanaan

a. Memasang wiremesh harus dilakukan dalam keadaan dingin, wiremesh dipotong dan dirangkai sesuai dengan gambar. b. Wiremesh yang telah dirakit harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. c. Tebal penutup beton harus dipasang dengan penahan jarak (beton decking) yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor dengan jumlah minimum 4 buah tiap M2 cetakan. d. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah. 18.5.3. Perawatan a. Wiremesh tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang lama. 18.6. Pekerjaan Bekisting 18.6.1. Lingkup Pekerjaan Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bila bekisting membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus segera membongkar dan memindahkan bekisting tersebut dari lokasi pekerjaan dan menggantinya dengan yang baru. 18.6.2. Persyaratan Bahan Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Papan Bekisting dapat digunakan dari papan Kelas III atau IV yang permukaannya rata dan halus, untuk menghasilkan permukaan yang sempurna. Bekisting harus kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan yang masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar pada sambungan. 18.6.3. Pembongkaran Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah umur beton telah mencapai umur yang yang disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana ( dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu ) dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis, atau dengan pedoman sebagai berikut :

Bagian Kolom, dinding dan sisi balok Plat Balok

Waktu Pengerasan Normal 4 hari 28 hari 28 hari

18.6.4. Pelaksanaan : 1. Perencanaan : a. Semua Bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi yang diberikan oleh Direksi Teknik. Gambar Rencana yang terinci yang menunjukkan bentuk Bekisting harus disetujui oleh Direksi Teknik. b. Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran Bekisting Beton tidak akan merusak beton atau perancah. Bekisting beton harus cukup kuat untuk menahan getaran yang disebabkan oleh alat getar. Penurunan antar dua peletakan tidak boleh melebihi satu pertiga ratus (1 / 100) bentang, atau bagaimanapun juga penurunan tidak boleh lebih dari 3 mm 2. Pemasangan Bekisting a. Permukaan bagian dalam Bekisting harus diberi lapis minyak, atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik sedemikian sehingga permukaan Bekisting dapat dilepaskan dengan mudah apabila beton telah mengeras. Material harus dari suatu type yang tidak mempengaruhi mutu beton dan tidak menyebabkan noda warna pada permukaan beton dikemudian hari. b. Minyak Bekisting harus dilapisi sebelum pemasangan tulangan untuk menjamin agar minyak tersebut tidak melekat pada permukaan baja tulangan dan mengurangi ikatan antara baja dan beton. Penggunaan kawat pengikat besi atau baja yang akan tinggal tertanam pada beton harus disetujui oleh Direksi Teknik. c. Bekisting untuk dinding vertikal/bagian konstruksi yang tipis yang selama operasi pengecoran akan menyebabkan adukan trersebut jatuh lebih tinggi dari satu setengah meter harus dilaksanakan sesuai dengan salah satu dari metode-metode berikut : o Salah satu dari sisi Bekisting harus dibuka dari bawah ke atas yang akan ditutup berturutturut mengikuti kemajuan pengecoran dengan cara sedemikian sehingga tinggi

adukan beton yang jatuh selama pengecoran tidak boleh melebihi dari 1.50 m o Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat dibuka, ukurannya tidak lebih tinggi dari 1.50 m dan tidak lebih dari 2 m o Semua Bekisting harus tertutup rapat dan beton dituang melalui sebuah pipa/corong, dengan ujung dipegang dekat dengan permukaan beton segar yang dituang. Pipa/corong tersebut harus selalu dijaga agar penuh dengan beton selama bekerja. d. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus dibersihkan dari semua kotoran/material lepas, serbuk gergaji, debu dan lain-lain. Kerusakan-kerusakan seperti penurunan, deformasi dan lain-lain harus diperbaiki segera. Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk Bekisting, beton pada tempat yang bersangkutan harus dibuang dulu dan Bekisting diperkuat sesuai dengan instruksi Direksi Teknik 3. Pembongkaran Bekisting Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah umur beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana ( dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu ) dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis, atau dengan pedoman sebagai berikut : Bagian Kolom, dinding, dan sisi balok Plat Balok Waktu Pengerasan Normal 4 hari 28 hari 28 hari

18.7.

Pekerjaan Beton 18.7.1. Syarat Pengadukan Beton : Semua beton harus memenuhi persyaratan-persyaratan umum untuk perencanaan campuran seperti yang diberikan dalam tabel dibawah ini. Ukuran maximum Agregat (mm) Kelas A 25.00 25.00 37.00 37.00 50.00 37.50 Kelas B 19.00 19.00 25.00 25.00 25.00 25.00 atau 19.00 Jumlah Air Berat Kg/m3 180 170 160 150 130 210 Perbandinga n faktor air semen 0.42 0.42 0.46 0.50 0.52 0.525

Kelas

Total semen Kg/m3

K 300 K 275 K 225 K 175 K 125 Beton dalam air

413 400 350 300 250 400

Catatan : Untuk beton mutu rendah (beton kurus) digunakan untuk pekerjaan yang tidak struktural, setiap campuran yang dapat diterima digunakan atas persetujuan Direksi Teknik disediakan bahwa perbandingan volume agregat campuran (halus dan kasar) dengan semen tidak melebihi 6 : 1

18.7.2. Komposisi Adukan - Komposisi adukan beton dibuat berdasarkan perbandingan volume dengan macam campuran dan penggunaan seperti tersebut di bawah ini : No 1 1. 2. 1 pc : 3 ps : 5 kr (1 zak pc : 0,096 m3 ps : 0,160 2. a. Lantai kerja m3 kr) Disesuaika n dengan gambar Perbandingan 2 1 pc : 2 ps : 3 kr 1. 1. a. (1 zak Pc : 0.064 m3 ps : 0.96 Lantai m3 kr) Penggunaan 3 Kolom, Keteranga n 4 Disesuaika n dengan gambar

Campuran Percobaan Kontraktor harus menegaskan perbandingan campuran dan material yang diusulkannya dengan membuat dan melakukan pengujian campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Direksi Teknik menggunakan tipe alat dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan. Percobaan campuran dianggap dapat diterima asalkan hasil test memuaskan dan memenuhi semua persyaratan-persyaratan proporsi campuran yang ditetapkan.

18.7.3. Pengadukan Beton 1. Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton molen). Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengwasi dari masing-masing bahan pembentuk beton.Perlengkapan - perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan. 2. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar-benar homogen hingga menghasilkan adukan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsintensi dari adukan ke adukan. Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, tidak dibenarkan.

3. Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alat bantu lainnya ke tempat pengecoran harus diatur sedimikian rupa, sehingga waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dengan yang akan dicor. 18.7.4. Pengendalian Mutu Beton Semua beton yang digunakan pada pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekanan dan persyaratan Slump (pengujian-turun abrams) yang ditetapkan sebagai berikut : 1. Pengujian Slump Beton Metode persiapan dan pelaksanaan pengujian slump (slump test) harus sesuai dengan spesifikasi PBI 1971 dan Bina Marga PC 0101-76. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, kecuali Direksi Teknik dalam beberapa hal menyetujui pemakaiannya secara terbatas beton semacam itu dalam jumlah yang kecil pada bagian-bagian dengan tegangan rendah pekerjaan-pekerjaan tertentu. Kemampuan untuk dapat dikerjakan dan susunan campuran tersebut harus sedemikian sehingga dapat dicorkan pada tempat pekerjaan tanpa ada formasi ruang atau celah-celah yang kosong/berongga atau kosong udara atau gelembung air, dan sedemikian sehingga pada pembongkaran acuan dihasilkan suatu permukaan yang halus, seragam, dan padat.

2. Kuat Tekan Beton Kuat tekan (kg/cm2) t1 bk Contoh kubus berisi 15 Kelas Beton cm 7 hari 28 hari K 300 205 300 K 275 180 275 K 225 148 225 K 125 82 125 K 175 115 175 ntuk test kuat tekan yang menggunakan contoh silinder, syarat kekuatan tekan dikurangi 17 % Apabila hasil pengujian pada umur 7 hari kekuatannya dibawah angka-angka yang ditentukan pada diatas, maka kontraktor tidak boleh mengecor beton lebih jauh sampai penyebab hasil kekuatan yang lebih rendah tersebut telah ditemukan dan ia telah mengambil langkah yang akan menjamin produksi beton yang sesuai dengan spesifikasi sampai Direksi teknik merasa puas. Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan umur 28 hari yang telah ditetapkan akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan harus dibetulkan seperti yang ditetapkan berikut ini Kekuatan beton akan dianggap memuaskan apabila : 1. Tidak melebihi dari satu hasil percobaan diantara 20 hasil pemeriksaan benda uji kubus berturutturut, dengan nilai kurang dari kekuatan karasteristik yang diberikan pada tabel diatas. 2. Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, terjadi dengan nilai kurang dari (bk + 0.82 Sr), bk adalah kekuatan karasteristik dan Sr adalah deviasi standard. 3. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, ialah lebih kecil dari 4.3 Sr adalah deviasi standard. Deviasi standard akan ditentukan oleh Direksi Teknik berdasarkan data pekerjaan beton sebelumnya yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

18.8.

Pengecoran Pelaksanaan pengecoran menggunakan beton mixer yang diaduk dengan molen atau dengan menggunakan mobil mixer/ready mix. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan dilaksanakan pada waktu Konsultan Pengawas ada di tempat. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi yang ditetapkan harus ditolak dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan dengan biaya kontraktor. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya kerikil/split dari adukan beton. Beton tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang sudah dicor. Untuk hal tersebut di atas harus disiapkan corong untuk pengecoran agar dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1.5 m di bawah ujung corong saluran. Adukan beton harus dicor dengan merata. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak. Pemadatan dan Penggetaran Setiap lapisan harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum sehingga bebas dari kantong/sarang krikil dan menutup rapat pada semua permukaan dari cetakan dan material yang melekat. Menggunakan alat penggetar ( vibrator ). Melakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukan bekisting Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari konsultan pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun pembesian.

18.9.

18.10. Perawatan Beton Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurang-kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung goni basah atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari langsung paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Beton yang mempunyai keadaan seperti di bawah ini :

PASAL 19 :

Rusak Sejak semula cacat Cacat sebelum penyerahan pertama Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditetapkan Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ). Harus diganti dengan beton baru dan semua biaya ditanggung oleh Kontraktor.

PEKERJAAN BAJA 19.1. Lingkup Pekerjaan Berkaitan dengan pekerjaan konstruksi atap bangunan sesuai dengan gambar. Termasuk didalamnya penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat Bantu termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 19.2. Bahan a. Bahan baja, kecuali disebutkan lain, harus sesuai dengan PUBB 1965. b. Semua bagian baja yang digunakan harus baru dan dari jenis yang sama kualitasnya. Dalam hal ini dipakai baja jenis ST 37 dengan tegangan tarik putus baja minimum 3700 kg/cm2. c. Batang profil harus bebas karat, lubang, bengkok, puntiran dan cacat perubahan bentuk lain, batang profil tekan tidak diijinkan melendut lebih dari 1/300 panjang batang. d. Batang baja disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detil-detil lainnya sesuai gambar. e. Baut-baut atau mur yang digunakan harus baut hitam dengan tegangan baut dan tegangan las minimum 1600 kg/cm2 atau minimal sama dengan mutu baja yang digunakan. f. Elektroda-elektroda las harus diambil dari Grade A (best heavy coated type) sesuai dengan standard AWS D1 dan harus dijaga selalu dalam keadaan kering. 19.3. Bahan a. Kontraktor wajib membuat shop-drawing berdasarkan dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan lapangan. b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detaildetail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja. c. Gambar shop-drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan dahulu dari Konsultan Pengawas. 19.4. Pedoman Pelaksanaan a. Cara melaksanakan pekerjaan baja untuk struktur Syarat-syarat umum:

i.

Pekerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan beban dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyaiu ukuran yang tepat sehingga tidak memerlukan pengisi kecuali ditunjukkan dalam gambar. ii. Semua detil dan hubungan harus dibuat teliti dan dipasang dengan hati-hati untukmenghasilkan pekerjaan yang rapi dan bersih. Semua perlengkapan lain yang menunjang kesempurnaan pekerjaan harus disediakan/dilaksanakan walaupun tidak ditunjukkan langsung dalam gambar, kecuali bila disebutkan lain. iii. Kontraktor harus mengambilukuran-ukran sesungguhnya di lokasi pekerjaan dan tidak dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya terutama pada bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain. iv. Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidakmemenuhi ketentuan di atasakan ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran, bengkokan, dan sambungan terbuka. v. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi dari pengaruh cuaca dan lain-lainnya. vi. Sebelum bagian dari konstruksi dipasang, setiap bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sidah dibersihkan dari karat, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan dicat. Penyambungan dan pemasangan: i. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Logam yang dilas harus bebas retak dan cacat yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Permukaan-permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan rapi. Bila menghendaki perbaikan terhadap kualitas las yang sudah jadi tetapi kurang sempurna, maka Kontraktor harus memperbaiknya atas biaya sendiri. ii. Pekerjaan las harus dikerjakan dalam bengkel, pekerjaan las yang dilakukan di lapangan harus sama standarnya dengan pekerjaan las yang dilakukan di bengkel dan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan las dalam keadaan basah/hujan. iii. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan dilas harus bebas dari minyak, cat, dan kotoran lainnya. Cara pengelasan harus dilakukan sesuai persyaratan yang dipakau yaitu las sudut dan las tumpul. Mutu las minimal harus sama dengan mutu dari profil yang bersangkutan. Bila diperlukan dapat diuji di laboratorium.

iv. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik). a. Tebal las minimum : 3.5 mm b. Panjang las minimum : 70mm c. Panjang las maksimum : 40 x tebal v. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, minimal sama dengan kekuatan baja yang dipakai. vi. Konsultan Pengawas berhak mengadakan test terhadap hasil pengelasan di Balai Penelitian Bahanbahan menurut standard yang berlaku di Indonesia atas biaya Kontraktor, jika pekerjaan pengelasan dinilai meragukan. Pemasangan di tempat pembangunan i. Kontraktor wajib menjaga agar area penumpukan barang-barang yang ada dibawah pengelolaannya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-bagian konstruksi yang harus diangkut diberi kayu penutup sandar-sandar dan sebagainya. ii. Bilamana menurut pertimbangan MK, waktu antara pengangkutan bagian-bagian dan pemasangannya dianggap terlalu lama, MK berhak mengeluarkan peringatan dan bagian-bagian yang tertumpuk harus dijaga dengan tepat supaya tidak rusak karena pengaruh udara/cuaca. iii. Sambungan baut harus menggunakan baut hitam, dengan kekuatan minimum sama dengan kekuatan profil yang digunakan (ST 37). Lubang untuk sambungan baut harus dibor (tidak boleh dipons) dengan toleransi tidak lebih dari 1 mm terhadap diameter baut. iv. Untuk konstruksi kap sebelumnya harus diberi lawan lendut (kontra zeeg) sebesar 1/300 kali panjang bentang. v. Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi puntiran, bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara untuk mencegah timbulnya tegangan yang melewati tegangan yang diijinkan dan ikatan sementara tersebut dibiarkan terpasang sampai pemasangan seluruh konstruksi selesai. vi. Pengelasan di atas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan diam. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan, gilingan, dan lain-lain.

i. ii.

iii.

Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Tidak diperbolehkan bekas-bekas jalur, beram-beram, dan lain-lain Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan mesin diijinkan tepian-tepian bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2.5 mm, agar tidak tampak lagi jalur-jalur. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu membuang bekas-bekas potongan.

Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan: ii. melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non structural, untuk melengkungkan harus digunakan gilingan-gilingan lengkung. Melengkungkan plat, sedemikian juga untuk batang-batang di bidang dan badannya. iii. Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam keadaan panas. iv. Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan segera setelah bahannya dipanaskan menjadi merah tua. v. Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh dilakukan, bilamana bahan yang dipanaskan tidak lagi mengeluarkan cahaya. Menembus, mengebor dan meluruskan lubang: i. Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang dibubut dengantepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0.1 mm pada diameter batang baut-baut itu. ii. Semua lubang baut harus dibor. iii. Untuk lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambungkan dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya, dan apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0.5mm. iv. Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat, berdiri siku-siku pada bidang-bidang dan bagianbagian konstruksi yang akan disambung. Paku keeling, baut dan mur i. Baut, mur dan paku keeling yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam gambar. ii. Kekuatan baut, mur atau paku keeling minimal harus sama dengan kekuatan baja profil dan plat simpul

iii.

iv.

Pemasangan paku keeling, baut dan mur harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan yang rata antara yang satu dengan lainnya. Baut-baut, mur-mur, paku keeling dan sebagainya harus disimpan dalam los yang tertutup dan terlindung dari kelembaban udara

Perlindungan pekerjaan-pekerjaan baja ii. pengecatan iii. Kulit diling dan permukaan korosi (karat) harus dibuang dengan menggunakan semprotan air atau sikat baja atau cara-cara lain yang sama efektifnya sampai permukaannya memperoleh warna metalik yang merata. Segera setelah dibersihkan dengan cara tersebut, permukaanya harus segera dicat dasar meni besi (red oxide) atau zinc-chromate dengan ketebalan 30-35 micron. Pekerjaan baja yang diberi cat dasar harus diperiksa sebelum dikirim ke lokasi pekerjaan. Cat dasar yang tidak baik pengerjaannya harus diganti dan dibersihkan sama sekali, disikat, digosok den segera dicat dasar kemabli seperti diuraikan di atas. Pekerjaan baja yang sebelumnya bercat, semua catnya harus dibersihkan sama sekali dan karat-karat harus dibuang dengan sikat kawat sampai bersih (metalik). Kemudian terapkan cara pengecatan cat dasar seperti diatas. Semua persiapan dan pengecatan dasar ini segera dilanjutkan dengan penyelesaian pengecatan yang sudah ditentukan. Bilamana cat rusak waktu pengangkatan atau penumbukan, harus segera diperbaiki tanpa menunggu-nunggu. PASAL 20 : PEKERJAAN DINDING PASANGAN BATAKO 20.1. Umum Sebelum mengadakan pembelian, pengiriman, pemasangan Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan pekerjaan pasangan pada Direksi Lapangan untuk memperoleh persetujuan. 20.2. Persyaratan Bahan 20.2.1. Batako harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku. Bidang-bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retal-retak. Ukurannya harus sama dengan yang lain dan harus memenuhi persyaratan yang terdapat dalam NI-10 dan PUBI 1971. 20.2.2. Bahan perekat terdiri dari semen, pasir dan air harus memenuhi ketentuan dalam pekerjaan pasangan. Untuk pasangan Batako 1 Pc : 4 Psr.

20.3.

Syarat Pelaksanaan 20.3.1. Semua pekerjaan pasangan harus dipasang tegak dan mengikuti garis. Pekerjaan pasangan harus dipasang seragam. Satu bagian tidak boleh dipasang lebih dari 1 meter diatas bagian bawahnya. 20.3.2. Bataco sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan bersih dari kotoran. ( direndam dalam air sehingga buihnya habis). Bataco harus dipasang tegak lurus dengan bentangan benang yang sifatnya datar. Pemasangan bataco dilakukan dengan adukan 1Pc:4 Ps kecuali : 20.3.3. Semua ujung-ujung dinding, sudut-sudut, pinggiran, lubang dan beton dilakukan dengan adukan 1 Pc : 3 Ps 20.3.4. Pasangan dinding bataco dilaksanakan secara bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis setiap 12 m. Semua angker, pipa-pipa, peralatan dan lain-lain akan ditanam dalam dinding bataco harus dipasangan pada saat pekerjaan pasangan bataco 20.3.5. Setiap pertemuan tegak lurus dari dinding bataco harus dicor kolom praktis beton bertulang. 20.3.6. Semua bagian atau dinding batako harus diakhiri dengan ring balok sesuai dengan ukuran pada gambar rencana.

PASAL 21 :

PEKERJAAN PLESTERAN 21.1. Lingkup Pekerjaan Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding batako dalam pasal ini (disesuaikan dengan gambar kerja) 21.2. Persyaratan Bahan 1. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan) 2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 3. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10 Penggunaan Plesteran Pemakaian plesteran (adukan) harus disesuaikan dengan jenis dan macam pekerjaan sesuai dengan perbandingan campuran adukan, yaitu: 1 Pc : 2 Ps Syarat-syarat Pelaksanaan 21.4.1. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standard spesifikasi dari bahan dan campuran yang digunakan sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi lapangan

21.3.

21.4.

21.4.2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana bidang yang akan dikerjakan telah disetujui oleh pengawas. Dan dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti pula semua petunjuk dalam gambar arsitektur, terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi peil dan bentuk profilnya 21.4.3. Semua jenis adukan tersebut, masing-masing harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Campuran adukan tersebut dapat diaduk memakai mesin pengaduk atau secara manual sesuai dengan petunjuk pengawas dan diusahakan agar jarak waktu percampuran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit terutama untuk pencampuran kedap air 21.4.4. Plesteran yang retak, bergelembung-gelembung, terjadi pengotoran atau perubahan warna, tidak akan diterima. Plesteran tersebut harus dibersihkan dan diganti dengan adukan plesteran yang sesuai dengan spesifikasi dan mendapat persetujuan dari pengawas. Tambalan tersebut harus sesuai dengan tekstur dan warna hasil pekerjaan yang ada semula 21.4.5. Untuk plesteran dinding batako harus betul-betul rata dan rapi, untuk rangka kayu/kosen yang kena plesteran harus diberi paku yang rapat untuk menghindari keretakan plesteran. Tebal plesteran satu sisi minimal 1,5 cm 21.4.6. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar dan tidak telalu tibatiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dri terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat PASAL 22 : PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP 22.1. Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengelolaan dan pemasangan penutup atap dilakukan pada atap serta seluruh detail yang disebutkan/dinyatakan dalam gambar rencana. 22.2. Persyaratan Bahan Bahan rangka atap menggunakan truss dengan bahan penutup atap yang digunakan adalah dari Zincalume tebal 0.35 produksi lokal atau seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana.

22.2.1. Data Teknis 1. Spesifikasi : Lebar : Panjang : Rangka kuda kuda Rangka Gording : Sudut Kemiringan : Perabung : 2. Spesifikasi : Lebar : Panjang : Rangka kuda kuda Rangka Gording : Sudut Kemiringan : Perabung :

8800 mm 8800 mm : Rangka WF Rangka Baja C Min 12 ( atau sesuai gambar ) Zincalume Color 0.35 8800 mm 8800 mm : Multitruss Multitruss Min 12 ( atau sesuai gambar ) Zincalume Color 0.35

3. Semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan pemasangan penutup atap harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan 22.2.2. Syarat-syarat pelaksanaan : 1. Rangka kuda-kuda menggunakan truss dipasang sesuai dengan gambar kerja dan ukuran truss disesuaikan dengan gambar kerja 2. Sebelum melakukan pemasangan atap, semua material untuk pekerjaan atap yang digunakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas lapangan 3. Pemasangan rangka atap harus benar-benar rapi dan tidak bergelombang. 4. Pemasangan atap harus dapat disetujui bila pemasangan rangka atap secara keseluruhan telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik mengenai ukuran, kwalitas material dan lainlaun, khusus untuk rangka atap yang terbuat dari kayu, sebelum atap dipasang seluruhnya harus sudah diresidu. 5. Hasil pemasangan harus datar, dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi kebocoran. 6. Persyaratan persyaratan pemasangan atap ini bilamana terdapat kekurangan, akan ditentukan kemudian. Pada prinsipnya pemasangan harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

PASAL 23 :

PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING 23.1. Umum 23.1.1. Persyaratan Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond atau lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor wajib membersihkan semua permukaan yang akan dipasang bahan lapisan lantai dan dinding dari berbagai macam-macam kotoran dan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai, dan kemiringan.Kontraktor harus mengajukan contoh bahan pelapis lantai dan dinding yang akan dipasang terlebih dahulu untuk disetujui oleh Direksi. 23.1.2. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidangnya. Bahan-bahan adukan seperti semen, pasir dan air, dalam segala hal harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada pekerjaan beton. 23.2. Lantai Keramik 23.2.1. Persyaratan Bahan Ukuran : 20 x 20 untuk lantai KM/WC atau sesuai gambar rencana Produksi : Roman atau setara Warna : Disesuaikan kemudian Kwalitas : Kelas I ( satu ) Persyaratan lain : Tidak boleh ada cacat/retak 23.2.2. Pemasangan Permukaan yang akan dipasang lantai keramik harus benar benar padat dan harus dijamin tidak akan terjadi penurunan lagi selama bangunan/lantai difungsikan. Sewaktu dipasang, adukan pada bagian keramik harus terisi padat dengan spesi. Pola pemasangan lantai disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan pemasangan. Nad lantai lebar 3 mm diisi dengan bahan semen yang sejenis dengan bahan lantai. Pengisian nad dilakukan paling cepat 24 jam setelah lantai dipasang. Sewaktu pengisian nad ini, lantai keramik sudah harus benar-benar melekat dengan kuat pada lantai dasar, Sebelum diisi celah-celah nad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lainnya. Usahakan agar permukaaan lantai yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air semen.

Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan lantai pada waktu pengecoran naad harus segera dibersihkan sebelum mongering/mengeras. Bila pemasangan lantai selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap dengan lap basah. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan bahan pembersih khusus yang disesuaikan dengan jenis kekotorannya. Pada bagian- bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong. Pemotongan harus rapi, rata, halus lurus dan tidak bergaris. 23.3. Dinding Keramik 23.3.1. Persyaratan Bahan Ukuran : 20 x 25 atau sesuai gambar rencana Produksi : Roman atau setara Warna : Disesuaikan kemudian Kwalitas : Kelas I ( satu ) Persyaratan lain : Tidak boleh ada cacat/retak 23.3.2. Pemasangan Untuk dinding-dinding KM/WC dan semua yang dinyatakan dalam gambar, sebelum dinding dipasang dengan keramik harus diplester dengan campuran 1 pc : 2 psr setebal 2 cm, hingga rata permukaannya. Pasangan dilakukan dengan 1 pc : 2 psr hingga melekat kuat dan tidak ada bagian yang kosong (keropos) pada permukaan dinding. Naad selebar 3 mm diisi dengan bahan semen yang sejenis dengan keramik. Harus diperoleh naad yang rata, tidak bergelombang, tidak bergelombang dan saling tegak lurus. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong ( mesin potong elektrik ).

PASAL 24 :

PEKERJAAN KUSEN, PINTU KACA RANGKA ALUMINIUM, JENDELA KACA DAN VENTILASI ALUMINIUM 24.1. Lingkup Pekerjaan 24.1.1. Pekerjaan Kusen, Jendela Dan Ventilasi. 24.1.2. Pekerjaan Pintu Kaca, Jendela Kaca dan Ventilasi Rangka Aluminium 24.2. Persyaratan Bahan 24.2.1. Kusen terbuat dari bahan aluminium produk dalam negeri yang berkualitas baik.

24.2.2. Bentuk Profil sesuai gambar rencana. 24.2.3. Rangka Pintu terbuat dari aluminium dengan bahan yang sejenis dengan kusen. 24.2.4. Ukuran rangka pintu dan jendela harus sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar. 24.2.5. Untuk kaca digunakan kaca bening tebal 5 mm. 24.3. Syarat Pelaksanaan 24.3.1. Kusen a. Semua kusen harus dikerjakan secara teliti dan sesuai dengan ukuran dan kondisi di lapangan. b. Pemotongan aluminium harus dikerjakan pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya. c. Sambungan pengelasan harus dilakukan dengan rapi agar memperoleh kualitas dan bentuk yang baik. d. Accesories yang digunakan harus anti karat. e. Celah antara kaca dan kusen harus ditutup dengan sealant. 24.3.2. Pintu Kaca dan Jendela Kaca a. Penimbunan bahan pintu dan jendela di lokasi pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat yang sirkulasi udaranya baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. b. Semua sambungan siku tidak boleh terjadi nodanoda atau cacat bekas penyetelan. c. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat pemotong kaca khusus. d. Kaca daun pintu dan jendela harus rata dan tidak bergelombang e. Semua peralatan harus berfungsi dengan baik. PASAL 25 : PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU KAYU 25.1. Lingkup Pekerjaan 25.1.1. Pekerjaan Kusen Pintu kayu Bengkirai. 25.1.2. Pekerjaan Pintu Panel, Ventilasi Kayu Kelas I Sejenis Bengkirai dan PVC untuk Pintu WC/KM 25.2. Persyaratan Bahan 25.2.1. Kayu cukup kuat dan tua. 25.2.2. Kayu harus mempunyai texture yang sama, serat-serat lurus. 25.2.3. Kayu bersih dari retakan-retakan, serangan jamur, pelapukan dan cacat-cacat lain (mata bolong, bengkok, melintir dan sebagainya)

25.2.4. Kayu dijamin tidak akan retak/pecah/melengjung dalam ruangan. 25.2.5. Kayu dipotong menurut ukuran, tegak lurus sesamanya menurut gambar rencana. 25.3. Syarat Pelaksanaan 25.3.1. Umum. Semua permukaan kayu yang akan terlihat oleh pandangan mata langsung, harus diserut lurus, licin, rata sudutnya yang tajam dan tidak pecah-pecah. Tidak dibenarkan menambal bagian yang pecah, semua konstruksi kayu yang lurus harus dilaksanakan tampa sambungan, bila terjadi penyambungan harus mendapat ijin dari direksi / pengawas. Ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi yaitu setelah diserut dan diamplas. Titik pertemuan atau sambungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga bagian-bagian sambungan terletak pada satu bidang. Sambungan / pertemuan harus rapih dan kokoh, dibuat dengan konstruksi pen dan lobang atau gigigigi dengan pantek, paku atau lem. 25.3.2. Kusen Untuk kusen kayu harus diangkur kedua sisinya, pasangan harus tegak lurus tidak boleh condong kemuka atau kebelakang. Bahan kusen harus telah diangkut ketempat pekerjaan dan disimpan serta disusun dalam los-los tertutup atap agar terhindar dari matahari dan hujan. Sebelum kusen dipasang terlebih dahulu harus dimeni dan pada bagian-bagian yang terlihat kurang sempurna sebelum dilakukan pengecatan harus didempul dengan dempul yang sejenis dengan catnya. Pada bagian atas dari kusen harus dipasang balok lantai dari beton bertulang. Pekerjaan kusen harus dijamin oleh kontraktor akan berfungsi dengan baik dan tahan lama. 25.3.3. Pintu Panel Kayu Membeli dan memasang pintu panel kayu kelas I sejenis Bengkirai, pintu PVC untuk KM/WC, masingmasing dilengkapi dengan 1 (satu) buah kunci tanam 2 slagh yang bermutu baik dan 4 (empat) buah engsel ukuran 8 untuk pintu kayu kelas I dua daun dan 4 (empat) buah engsel ukuran 4 untuk pintu satu daun, ukuran dan motif sesuai dengan gambar rencana.

Pemasangan daun pintu pada rangka digunakan paku atau pen yang bermutu baik, produksi dalam negeri. Kontraktor harus menjamin bahwa setelah pintu panel terpasang, hasilnya harus rata, tidak bergelombang, dan semua penggantung dan pengunci dapat berfungsi dengan baik dan sempurna. PASAL 26 : PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG 26.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela. 26.2. Persyaratan Bahan 26.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek RCH Nylon ukuran 4 x 3 atau yang setaraf. 26.2.2. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yale 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setaraf. 26.2.3. Grendel (sloot), Tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik. 26.2.4. Expanyolet berkualitas baik. 26.3. Pedoman Pelaksanaan 26.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag merk yalee, yang berkualitas baik. 26.3.2. Engsel pintu dipasang 4 (empat) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang. 26.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas. 26.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.

PASAL 27 :

PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM DAN GRC BOARD 27.1. Lingkup Pekerjaan Pemasangan plafond Gypsum dan GRG Board 27.2. Persyaratan Bahan 27.2.1. Bahan Rangka a. Rangka terbuat dari kayu kelas II dengan ukuran rangka utama 5/7 cm dan rangka pembagi 4/6 cm. b. Hasil pemasangan rangka harus rata dan tidak melendut. 27.2.2. Bahan Plafond a. Digunakan Gypsum dan GRC Board yang bermutu baik dengan tebal 4 mm. b. Bahan List profil plafond dari Gypsum Board dengan bentuk profil sesuai dengan gambar rencana. 27.3. Pedoman Pelaksanaan 27.3.1. Penimbunan bahan plafond di lokasi pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat yang sirkulasi udaranya baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. 27.3.2. Harus memperhatikan semua sambungan dan pemasangan penguat-penguat lain sehingga terjamin kekuatannya dan kerapiannya. 27.3.3. Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya sesuai dengan peil di gambar dan datar.

PASAL 28 :

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 28.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut. 28.2. Bahan-bahan yang digunakan 28.2.1. Kabel NYWGBY Kabel dengan 4 inti Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor.

28.2.2. Kabel NYM Kabel dengan 3 inti untuk satu pass Inti copper dibugkus dengan isolasi PVS Isolasi 2 lapis menyelibungi inti 28.2.3. Kabel NYA Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 mm2 Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang. 28.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik 28.2.5. Bola lampu pijar, SL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas, dengan syarat-syarat berikut : Lampu SL 20 Watt Balast merk Sinar atau sejenisnya Stater Merek Philips atau sejenisnya Fitting, stop kontak, saklar Merk Broco Pengabelan didalam harus disolder 28.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C. Macam-macam switch/oulet yang digunakan tegangan 220 volt adalah: untuk

28.2.7. Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet) Pole : Phase + Neutral + Earth Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz Rating arus : 16 ampere Type : Pemasangan sistem tanam Bahan : Ebonit warna putih 28.2.8. Plug dan socket 1 phase untuk power Pole : 1 Phase + Neutral + Earth Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz Rating arus : minimum 25 ampere Proteksi : soketdengan tutup dan plug locking Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu Bahan : Ebonit warna putih 28.2.9. Sekering BOX Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk PLN ataupun Genset. Bahan : Rangka profil 30 mm Cover : Besi plat 2 mm Module : Minimum (30 x 40) tinggi maks.175

cm Potongan : Puc Standing kuat tdak bergetar Warna : Abu-abu 28.2.10. Apabila jaringan PLN berjarak 200 m dari lokasi maka Kontraktor wajib menambah Tiang listrik dari beton pra cetak. 28.3. Penggunaan 28.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan. Diluar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan peraturan-peratuan yang berlaku. 28.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan didalam dinding. 28.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan. 28.4. Pedoman Pelaksanaan 28.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah). 28.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen - komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt. 28.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N. 28.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

28.4.5. Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari instalasi PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka Kontraktor harus menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan tiang dan kabel listrik menjadi beban kontraktor. PASAL 29 : PEKERJAAN PENGECATAN 29.1. Persyaratan Pekerjaan pengecatan baru boleh dilaksanakan setelah : 29.1.1. Dinding/ bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. 29.1.2. Bagian yang retak sudah diperbaiki dan yang kotor sudah dibersihkan. 29.1.3. Dinding / bagian yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. 29.1.4. Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding/bagian yang akan dicat. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dengan mengikuti semua petunjuk dari pabrik cat yang bersangkutan. Cat yang digunakan harus berada di dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah/ bocor dan mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 29.2. Persyaratan Bahan Produk : Untuk cat tembok setara Catylac/Metrolite Warna : Ditentukan kemudian Kwalitas : Baik 29.3. Pengecatan Dinding Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya dan harus menurut petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Persiapan yang harus dilakukan : Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan, pengapuran yang biasanya terhadap pada tembok baru dengan amplas. Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih. Untuk cat tembok diberi cat dasar dan plamur. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus. Bagian-bagian yang masih kurang baik diamplas lagi. Pengecatan akhir dilakukan berulang kali ( 3 kali ) sampai mencapai warna yang dikehendaki.

PASAL 30 :

PEKERJAAN SANITAIR 30.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Sanitair ini dipasang pada kamar mandi dan WC serta tempat-tempat tertentu yang seluruh detail sesuai yang dinyatakan dalam gambar. 30.2. Persyaratan Bahan 30.2.1. Kloset Duduk merk Ina/American Standar atau yang setara. 30.2.2. Kran Air merk Ina atau yang setara. 30.2.3. Floor drain merk Toto atau yang setara. Semua material harus memenuhi ukuran standard dan mudah didapat di pasaran, kecuali bila ditentukan lain. 30.3. Syarat Syarat Pelaksanaan 30.3.1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. 30.3.2. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar gambar yang ada dan kondisi lapangan. 30.3.3. Bila ada kekeliruan dalam hal apapun antara gambar dengan spesifikasinya dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Direksi/Konsultan Pengawas.

PASAL 31 :

PEKERJAAN VEGETASI (PERTAMANAN) 31.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Pertamanan sesuai dengan gambar perencanaan meliputi pengadaan bahan, penanaman sampai dengan pekerjaan tersebut dapat diterima oleh konsultan pengawas, diantaranya : - Pengolahan tanah/tanah subur - Tanaman rumput - Tanaman penutup tanah - Tanaman pagar - Tanaman semak dan pohon - Pemeliharaan Pengolahan Tanah/Tanah Subur Pekerjaan pengolahan atau penyiapan tanah dikerjakan pada tahap awal. Bahkan lebih baik pengolahan tanah dilakukan jauh hari sebelum penanaman. Hal ini dimaksudkan agar tanah yang baru diolah benar-benar baik kondisinya. Bila tanah terlalu basah sebaiknya ditunggu dahulu sehingga bila dicangkul atau dibalik

31.2.

dengan skop tidak berat, tanah yang terlalu basah kandungan oksigennya sedikit. Bila tanah terlalu kering dan keras perlu disiram air terlebih dahulu sampai dapat dibalik dengan mudah. 31.3. Pengolahan tanah ganda : Tanah digali dengan kedalaman 20 cm dan lebar 30 cm sepanjang yang akan ditanami. - Campurkan kompos atau bahan pencampur lainnya ke dalam lapisan tanah dibawahnya. Tanah disebelahnya digali, isikan pada lapisan galian tanah sebelumnya. - Penggalian dilanjutkan terus sampai batas areal yang diperlukan. Bahan pencampur : Tanah liat bila terkena air hujan, akan cepat sekali menyerap air hingga jenuh. Akhirnya udara tanah tidak cukup tersedia. Pasir tidak dapat memegang air siraman/air hujan tetapi mengandung udara atau oksigen banyak. Agar penanaman berhasil, harus diciptakan keadaan tanah yang cukup oksigen, daya memegang air tinggi, dan kandungannya haranya cukup tinggi. Untuk tujuan ini diperlukan bahan pencampur bagi tanah mineral. - Untuk tanaman penutup tanah biasanya tanah yang diolah sedalam 20 cm yaitu sekadar di daerah perakaran saja sehingga untuk menghitung kebutuhan bahan pencampur didasarkan atas daerah perakaran tersebut. Komposisi campuran ada berbagai macam : - pencampur, tanah atau perbandingan tanah dan pencampur = 3:1 - pencampur, tanah atau perbandingan tanah dan pencampur = 1:1 1/3 tanah, 1/3 pasir, 1/3 pupuk kandang atau perbandingan tanah, pasir, pupuk kandang 1:1:1. Pupuk organik : Pupuk kandang dapat dipilih dari kotoran ayam, kambing atau sapi. Kotoran ayam mempunyai kandungan hara yang paling baik. Pupuk kandang (pupuk organik) dapat diganti dengan humus atau kompos, yang asalnya dari sisasisa tumbuhan/sisa dapur rumah tangga.

31.4.

31.5.

31.6.

Sangat disarankan memakai pupuk organik yang sudah matang. Tanah yang banyak memerlukan pupuk organik yaitu tanah berpasir, tanah yang banyak tererosi. Semua tanaman menjadi lebih baik kalau diberi pupuk kandang. Bila pemberian pupuk organik dimusim hujan dapat diberikan dipermukaan tanah, demikian pula bila pemberian pupuk organik dimusim kering dibenamkan atau dicampur engan tanah. Keuntungan pemberian pupuk organik yaitu dapat menambah unsur hara, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan penyerapan hara oleh tanaman, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air dan meningkatkan kegiatan biologi tanah.

31.7.

Tanaman Rumput Secara umum cara penanaman rumput dapat dilakukan dengan bagian generatifnya (benih)maupun dengan bagian vegetatifnya (rhizoma atau anakan). Penanaman bagian vegetatif ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan rhizoma atau anakan tunggal, dalam bentuk kumpulan rhizoma (potongan rumput), maupun lempengan. 31.7.1. Persyaratan Bahan : Rumput harus bebas dari/tercampur dengan jenis rumput lain, bila ditemukan maka harus dicabut dari akar-akarnya. Usahakan penanaman rumput dilakukan secepatnya, jangan sampai terlambat. 31.7.2. Persyaratan Pelaksanaan : Bagian halaman dan tanah yang akan ditanami rumput haruslah dipersiapkan secara cermat. Buanglah bongkahan-bongkahan batu atau kayu, akar-akaran yang mengganggu yang telah mati. - Bersihkan tanah dari rumput yang tidak dikehendaki dipungut satu per satu hingga bersih ke akar-akarnya , setidaknya sampai kedalaman 20 cm. Tanah yang akan ditanami harus betul-betul bebas dari pengganggu. Setelah itu tanah dihaluskan, dipupuk, diratakan dan dipadatkan. Sebelum mulai menanam harus diperhatikan bahwa permukaan tanah

telah betul-betul rata, jika sengaja dibuat bergelombangpun harus tetap diupayakan agar alur gelombang yang terbentuk cukup halus. Taburkan bahan organik (pupuk kandang atau kompos) sesuai dengan kebutuhan (1 karung pupuk kandang untuk setiap 10 m2. Bahan organik dicampur tanah dan dilembutkan. Permukaan bidang tanam diratakan. Memasang saluran penyiraman. Kini siap ditanami.

31.7.3. Menanam rhizoma tunggal : Rhizoma harus yang baik, segar dan tebal. Potong rhizoma dengan gunting, satu potong rhizoma mengandung 3 tunas. Pada tanah yang sudah dipersiapkan buatlah alur dengan cetok atau kored sedalam kurang lebih 2-3 cm,dengan jarak antar ulur 10 cm. Untuk mendapatkan alur yang lurus buatlah regangan tali rafia atau benang kenur sebagai alat bantu. Rhizoma yang telah disiapkan ditanam dalam alur, kemudian tutup dengan tanah dan padatkan. Lakukan penyiraman dua kali sehari. Upayakan kondisi tetap lembap agar rhizoma tidak kekeringan. Penyiraman harus hati-hati percikan air jangan sampai merusak susunan rhizoma. Lebih baik apabila di atasnya ditutup hamparan mulsa (jerami). 31.7.4. Menanam potongan rumput (suwiran) : Lempengan rumput yang telah dibersihkan dari rumput pengganggu dipotong-potong dengan pisau yang tajam. Ukuran setiap potongan kurang lebih 4x4 cm. Buatlah lubang tanam pada tanah yang sudah dipersiapkan dengan jarak tanam antara 10x10 cm sampai 15x15 cm. Usahakan membuat lajur yang lurus dengan bantuan tali rafia atau benang. Potongan rumput ditanamkan dalam lubang tanam, kemudian tanah ditekan sedikit. Lakukan penyiraman dua kali sehari dan usahakan agar kelembapan tanahnya tetap terjaga.

31.7.5. Menanam lempengan rumput karpet : Lempengan yang telah bebas dari pengganggu dibuat halus bagian tepinya, juga tebal tanah lempengannya dibuat sama, kurang lebih 2 cm. Tanamlah pada tanah yang telah dipersiapkan dengan menyusunnya secara paralel (sejajar). Kelebihan pada bagian tepi yang berbatasan denga batu/lantai dipotong dengan pisau yang tajam. Tekanlah dengan kuat. Lakukan penyiraman secara teratur serta jagalah kelembapan. 31.8. Tanaman Penutup Tanah Persyaratan Pelaksanaan : Umumnya tanaman penutup tanah tumbuh subur pada tanah yang dilengkapi bahan organik (pupuk kandang, pupuk hijau atau kompos). Bahan organik yang diberikan sebanyak 2-4 kg untuk setiap 1m 2. Terlebih dahulu tanah dicangkul, dibersihkan dari batu-batuan dan tanaman liar yang tidak dikehendaki. Kemudian tanah dihaluskan, apabila tanahnya kurang subur sebaiknya ditambahkan pupuk pabrik pada saat mempersiapkan tanah ini yaitu dengan pupuk TSP, Urea dan KCl masingmasing sebanyak 10 gram setiap 1m2. Atau NPK (15-15-15)sebanyak 30 gram setiap 1 m2. Pada dasarnya persiapan tanah untuk tanaman penutup tanah ini tidak berbeda dengan persiapan tanah untuk rumput (lihat uraian pada bagian rumput). Tanamlah tanaman dengan jarak tanam yang teratur agar terlihat lebih rapat maka penanaman diatur dengan mengikuti segitiga samasisi. Tanaman Pagar Persyaratan Pelaksanaan : Tanah dicangkul sedalam kurang lebih 20 cm, kemudian dihaluskan dengan bentuk pagar yang direncanakan. Campurkan kedalamnya dengan pupuk organik aebanyak 2-4 kg per m2. - Tanamlah tanaman pagar tersebut dengan jarak yang teratur, pola segi empat, dengan jarak tanam lebih kurang 25 cmx25 cm.

31.9.

31.10.

Lakukanlah penyiraman secara teratur apalagi pada waktu musim kemarau setidaknya siram dua kali sehari. Setiap 2-3 minggu sekali dilakukan pemangkasan sehingga selalu didapatkan permukaan yang rata. Pemangkasan akan merangsang tumbuhnya tunastunas baru dan pemangkasan yang teratur dapat menghasilkan tanaman pagar yang bagus, sehat dan rapi. Lebih baik memilih tanaman yang masih kecil daripada yang sudah besar untuk membuat tanaman pagar. Jarak antar tanaman tergantung jenis tanamannya. Pemangkasan dilakukan secara teratur dan kontinyu. Pemupukan setiap bulan sekali dengan pupuk yang dikandung N-nya tinggi. Tanaman pagar hias bunga setelah cukup dewasa diberi pupuk dengan kandungan P tinggi.

Tanaman Semak dan Pohon 31.10.1 Tanaman cabutan Persyaratan Pelaksanaan : Buatlah lubang tanaman terlebih dahulu. Pada tanah yang kurang subur, lubang tanam ini dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lubang tanam dibuat dengan ukuran yang lebih besar misalnya 80x80x60 cm, kemudian kedalamnya diisikan tanah yang subur. Kalau perlu dipergunakanlah pupuk organik (pupuk hijau atau pupuk kandang). Tiap lubang tanam dapat diisi 25 kg pupuk, tergantung ukurannya. Isikan campuran tanah dan bahan organik tersebut kedalam lubang tanam sehingga tanaman dapat diletakkan cukup dalam. Sebagai patokan dalam hal ini, ketinggian tanah dari tanaman setinggi permukaan tanah halaman. Tekanlah dengan kuat hingga tanah disekitar tanaman cukup padat dan kemudian siramlah dengan air secukupnya. 31.10.2 Tanaman puteran (balling) Persyaratan Pelaksanaan : Puteran diangkat secara bersama-sama dengan lembaran karung goni atau sejenisnya.

Letakkan dalam lubang tanam lebarnya 2x lebar puteran dan dalamnya 15 cm lebih dalam daripada puteran. Tambahkan tanah yang subur (top soil), lepaskan tali pengikat puteran. Kemudian tanah dipadatkan. Pasang tongkat untuk menyangga berdirinya tanaman jangan sampai merusak akar tanaman. Apabila tanaman yang ditanam cukup tinggi sehingga mudah roboh bila dihembus angin, maka untuk sementara diperlukan tongkat-tongkat penguat disamping kiri dan kanannya. Kemudian perlu juga dibuatkan kayu melintang sehingga dapat dilakukan pengikatan antara tongkat penguat dan batang tanaman. Pohon yang tumbuh membesar dengan bebas sering akarnya merusak bangunan yang ada disekitarnya. Hal tersebut dapat dicegah atau diatasi dengan membuat batasan daerah pertumbuhan akar. Cara ini dilakukan pada saat kita mulai menanam pohon tersebut salah satu caranya adalah dengan memasang/membuat dinding dari buis beton yang berdiameter 1 m. Perlakuan ini untuk pohon Lengkeng. Tinggi 50 cm 2m 2m 1m 2m 1,5 m 1m 30 cm 20 cm 30 cm -

31.11.

Tabel Kebutuhan Tanaman Kode Fungsi/Sifat Nama Pohon A Pengarah Pucuk merah Palm ekor tupai B Peneduh Pohon tanjung C Penghias Cemara udang Tabe boya Palm botol D Pembatas Bambu jepang E Perdu 1.Iris 2.Rain lili 3.Tanaman pandarus F Penutup Rumput gajah Tanah

31.12.

Pemeliharaan 31.12.1. Penyiraman : Penyiraman hendaknya dilakukan secara rutin sesuai dengan jenis tanaman agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan.

- Pohon : dilakukan 1-2 hari sekali, tergantung keadaan kelembapan tanah dan sifat perakaran. Perakaran pohon yang dalam lebih aman terhadap kekeringan. - Semak dan penutup tanah : dilakukan setiap hari. - Rumput : dilakukan setiap hari. Alat yang dipergunakan untuk menyiram secara manual adalah embrat, atau dapat juga dibantu dengan selang plastik. Bagi taman yang luas dapat dipergunakan sistem penyuiraman dengan jaringan pipa-pipa besi (sprinkler). 31.12.2. Pemupukan : Pada umumnya pemupukan dilakukan dengan aturan sebagai berikut : - Pohon : pupuk kandang atau kompos diberikan sebanyak satu kaleng (kira-kira 20liter)setiap 3-4 bulan. Pupuk NPK (15-15-15) diberikan setiap tiga bulan sebanyak 25-50 gram per pohon. Pupuk ditempatkan di sekeliling batang pohon. - Semak dan penutup tanah : pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) diberikan setiap tiga bulan sebanyak 2,5-5 kg per m2. Pupuk NPK (15-15-15) diberikan setiap tiga bulan sebanyak kira-kira 10 gram per m2. - Rumput : diberi urea setiap tiga bulan sebanyak 10 gram per m2. Pupuk pabrik yang beredar pasaran ada dua jenis yaitu pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk daun pada umumnya dipergunakan untuk tanaman-tanaman yang mudah dijangkau oleh alat semprot. Pupuk akar untuk tanaman penutup tanah, semak dan pohon dapat diberikan langsung pada media tanamnya. Pemupukan sebaiknya dilakukan di musim hujan. Agar lebih aman rumput yang telah dipupuk tersebut diguyur air lagi. 31.12.3. Pemangkasan : Pemangkasan bertujuan untuk : Memperbaiki lingkungan pertumbuhan tanaman yaitu mengatur penerimaan sinar matahari, temperatur dan kelembapan.

Memelihara atau mengurangi ukuran tanaman sebagai upaya mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak teratur, serta mendapat bentuk baru sesuai dengan keinginan (desain). - Membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati. - Merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah. - Membuang percabangan atau ranting yang mengganggu aktifitas manusia. 31.12.4. Penyiangan : Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman pengganggu (gulma) di sekitar tanaman yang dipelihara diantaranya rumput liar atau bayam-bayaman yang tidak dikehendaki. Tanaman tersebut bersifat mengganggu tanaman utama yang dipelihara misalnya mengambil unsur hara sehingga menimbulkan persaingan dan menurunkan kualitas taman. 31.12.5. Penggemburan : Merupakan cara untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga keadaan granulasi, udara tanah, dan air tanah tetap baik. Pekerjaan ini biasanya dikerjakan bersamaan waktunya dengan penyiangan. Penggemburan ini dapat dilakukan dengan alat sederhana berupa kored atau skop dan cangkul kecil. Dengan alat tersebut tanah dicongkel dan dihaluskan kembali dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman. Hamparan rumput juga perlu digemburkan tanahnya yaitu dengan cara mengiris-iris hamparan rumput tersebut dengan pisau secara vertikal. Jarak pengirisan /penyayatan harus diperhatikan sehingga hasilnya rapi dan tidak merusak rumput. Selain itu dapat juga dengan membuat lubang-lubang. Alat pelubang dirancang sendiri dengan membuat susunan paku besar dan panjang yang diatur jaraknya. Setelah pengirisan/penyayatan maupun pelubangan, hamparan rumput ditebari atau diisi pasir.

31.12.6. Pengendalian Hama Penyakit : Pemberantasan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan membunuh hama secara langsung satu per satu atau membuang daun dan tempat-tempat yang terdapat penyakitnya. Selain itu dapat dilakukan juga dengan obat-obatan (pestisida) tetapi penggunaannya harus cermat. Ada baiknya sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan pengendalian hama penyakit, berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli hama penyakit tanaman. 31.12.7. Penyulaman : Dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati, cacat atau telah habis masa pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan dengan tetap memperhatikan desain yang telah dibuat. Cara ini memungkinkan kita mengganti tanaman jenis lain dari yang ditanam sebelumnya. Semua pekerjaan pemeliharaan dan urutan kerjanya dapat dibuat jadwalnya dalam satu skedul kerja. PASAL 32 : PENUTUP 32.1. Semua ketentuan yang belum tercantum di dalam persyaratan ini akan dijelaskan kemudian. 32.2. Bahan-bahan yang dipergunakan harus berkualitas baik sesuai dengan persyaratan. 32.3. Semua sisa-sisa bahan bangunan / alat-alat bantu harus dikeluarkan dari kompleks / lokasi pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya kontraktor.

Demikian persyaratan Teknis / Bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab. Diperiksa Oleh, Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM, Pertambangan dan Energi Kabupaten Pontianak Dibuat Oleh, Konsultan Perencana CV. CENDIKIA PRIMA CIPTA

IDY SAFRIADI, ST NIP. 19790205 201001 1 006

SUTARNO, ST Direktur

Anda mungkin juga menyukai