Anda di halaman 1dari 8

Nama NPM

: Khansa Asikasari : 1306375241

Pokok Bahasan: Biologi Sel 1. Jelaskan proses sintesis protein di dalam sel Jawab: Sintesis protein adalah suatu proses pembentukan atau pencetakan protein di dalam sel. Dalam suatu sintesis protein, gen atau DNA membawa perintah untuk membuat protein tertentu. Tetapi DNA tidak membangun protein secara langsung, suatu substansi yang menjembatani antara sintesis protein dengan DNA adalah RNA. RNA adalah suatu substansi yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan DNA secara kimiawi, terkecuali bahwa RNA mengandung ribosa sebagai gulanya bukan deoksiribosa. Sedangkan basa nitrogennya adalah urasil bukan timin. Dengan demikian, setiap nukleotida di sepanjang DNA memiliki deoksiribosa sebagai gulanya dan A, G, C, T sebagai basa nitrogennya. Sedangkan, setiap nukleotida di sepanjang RNA memiliki gula ribose dengan A, G, C, U sebagai basa nitrogennya. Dalam DNA atau RNA, monomernya merupakan keempat jenis nukleotida, yang berbeda dalam basa nitrogennya. Gen biasanya panjang mencapai ratusan atau ribuan nukleotida, masingmasing memiliki urutan basa yang spesifik. Setiap polipeptida dari suatu protein juga memiliki monomer yang tersusun dalam tatanan linear tertentu, tetapi monomernya adalah dua puluh asam amino. Dengan demikian, asam nukleat dan protein berisi informasi yang ditulis dalam dua bahasa kimiawi yang berbeda. Proses penterjemahan informasi yang dikode di dalam gen menjadi suatu urutan asam amino selama sintesis protein disebut dengan ekspresi gen. Untuk beralih dari DNA, yang ditulis dalam satu bahasa, ke protein, yang ditulis dalam bahasa lain, membutuhkan dua tahapan utama,yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi merupakan sintesis RNA yang diarahkan oleh DNA. Kedua asam nukleat menggunakan bahasa yang sama dan informasi yang ada hanya perlu ditranskripsikan atau disalin saja, dari satu molekul ke molekul yang lain. Tahap ini diawali dengan melonggarnya pilinan DNA dalam nukleus sel akibat pengaruh enzim RNA polimerase. Dengan pelonggaran pilinan tersebut maka pasangan basa nitrogen DNA terpisah. Untaian yang dapat mencetak mRNA dinamakan sense, sedangkan

untaian yang tak dapat mencetak dinamakan antisense. Karena pasangan basa nitrogen sudah lepas, maka untaian sense dapat menyalin informasi genetik pada mRNA. Caranya adalah membentuk basa nitorgen komplementer dari DNA pada mRNA. Proses penyalinan ini dinamakan transkripsi. Hasil dari proses transkripsi ini yakni, mRNA, akhirnya keluar dari nukleus menuju sitoplasma dan selanjutnya menuju ribosom. Sementara itu dengan adanya ATP, tRNA dalam sitoplasma akan berikatan dengan asam amino yang sesuai. Kompleks tRNA dan asam amino ini akhirnya menuju ribosom untuk berinteraksi dengan mRNA. Transkripsi terdiri atas tiga tahap, yaitu inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), dan terminasi (pengakhiran) rantai RNA. Transkripsi mensintesis baik mRNA, tRNA, maupun rRNA. Namun, hanya basa nitrogen yang terdapat pada mRNA saja yang nantinya diterjemahkan menjadi asam amino (protein). Proses yang kedua adalah translasi. Translasi merupukan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang terjadi berdasarkan arahan mRNA. Selama tahapan ini terdapat perubahan bahasa: sel tersebut menterjemahkan (mentranslasi) urutan basa molekul mRNA ke dalam urutan asam amino polipetida. mRNA yang ada dalam ribosom selanjutnya akan berinteraksi dengan tRNA yang telah membawa asam amino. Dengan pertemuan berarti telah terjadi penerjemahan (transkripsi) urutan kode triplet dari kodon mRNA menjadi suatu urutan asam amino protein spesifik. Caranya adalah antikodon tRNA yang spesifik untuk asam amino tertentu membentuk pasangan basa N dengan kodon mRNA. Proses ini akan terjadi secara terus menerus sehingga membentuk suatu rantai asam amino yang sangat panjang yang dinamakan protein, jika kode term hadir maka sintesis protein pun harus berhenti.

2. Jelaskan proses pembelahan sel (mitosis dan meiosis) Jawab: Ada dua macam tipe sel: sel tubuh, yang membentuk jaringan tubuh dan sel kelamin, yang diproduksi baik ovarium maupun testis. Multiplikasi sel terjadi dengan pembelahan sel menjadi dua sel anakan. Proses ini memerluka beberapa langkah perantara sebelumnya, maka dari itu proses ini dinamakan dengan pembelahan sel tidak langsung atau mitosis. Penciri dari sel somatik adalah ia dibagi dengan proses mitosis, tiap sel somatik mengandung sepasang genom atau diploid (2n), pembelahan menghasilkan 2 sel dengan sifat genetik yang sama. Mitosis merupakan sebuah proses yang dapat dibagi ke dalam lima tahap yakni:

Profase: Pada tahap pertama yakni profase, kromatin yang telah tersebar di dalam nucleus sebagai butiran (granula) dikumpulkan menjadi benang kromosom. Struktur ini kemudian akan memisah menjadi pasangan kromosom yang berbentuk batang (rod-shaped). Ada sejumlah karakteristik kromosom pada setiap sel tubuh untuk setiap spesies. Pada manusia jumlahnya adalah 46, dibagi menjadi 23 pasang. Selama profase, setiap kromosom membelah secara longitudinal dan setiap bagiannya disebut dengan kromatid. Pada titik ini, membrane nucleus menghilang dan sentriol bergerak dari sitoplasma ke kutub yang berlawanan dari sel, mengikuti di belakang mereka secara perlahan, seratserat akhirnya membentuk benang-benang spindle antar kutub.

Metafase: Pada tahap yang selanjutnya yakni, metaphase, kromatid-kromatid bergerak menuju bidang ekuator dengan masing-masing melekat pada benang spindel pada suatu daerah khusus yaitu, sentromer, selanjutnya kromatid akan memposisikan mereka di tengah-tengah bidang ekuator dengan posisi membentuk sebuah garis lurus (line). Hal ini bertujuan agar pembagian jumlah informasi DNA yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru benar-nenar rata dan sama jumlahnya.

Anafase: Pada tahap ketiga yakni, anafasem kedua kromatid dari masing-masing kromosom terlepas dari satu sama lain dan mulai bergerak ke kutub yang berlawanan. Kromatid dapat bergerak ke arah kutub pembelahan karena terjadinya kontraksi benang spindel. Pada saat kontraksi, benang spindel memendek kemudian menarik kromatid menjadi dua bagian ke dua kutub yang berlawanan. Di tahap inilah, dihasilkan salinan kromosom berpasangan.

Telofase: Pada tahapan telofase, kromatid-kromatid telah mencapai kutub. Benangbenang spindel menghillang. Kromosom berubah menjadi benang kromatin. Membran inti mulai terbentuk dan nukelolus kembali muncul, kemudian terjadi lah sitokinesis (pembagian sitoplasma) sehingga menghasilkan dua sel yang identik dengan sel semula

Interfase:

Keempat

fase

di

atas

merupakan

suatu

rangkaian

proses

yang

berkesinambungan, Seluruh proses memakan waktu sekitar 2,5 jam ketika membagi secara cepat sel-sel seperti sel-sel pada lapisan usus. Seringnya, interval antara mitosis disebut dengan masa istirahat akan tetapi lebih tepat disebut dengan tahap interfase, merupakan suatu tahap yang aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan. Sel tidak benar-benar beristirahat sebagaimana paradigma yang telah ada, sel terus tumbuh

sedangkan kromosom terus memanjang dan membesar dalam segi ukuran, sehingga menjamin bahwa sela akan memiliki DNA yang memadai untuk pembelahan sel berikutnya. Persiapan yang lainnya adalah replikasi DNA, proses pelipatgandaan DNA dari salinan menjadi dua salinan yang terjadi pada fase sintesis. Interfase terbagi atas tiga fase yakni: o Fase gap-1 (G1) Setiap kromosom memiliki satu kromatid. Sel berkembang ukurannya. Terjadinya sintesis organel. Pada fase ini belum terjadi replikasi DNA, sehingga DNA masih berjumlah satu salinan o Fase sintesis (S) Pada fase inilah sintesis DNA terjadi, DNA dalam inti mengalami replikasi (penggandaan jumlah salinan) sehingga pada fase sintesis akhirnya menghasilkan dua salinan DNA dan diploid. o Fase gap-2 (G2) Pada fase ini replikasi DNA telah selesai, setiap kromosom memiliki dua kromatid. Sintesis enzim dan protein lainnya yang akan digunakan saat proses mitosis terjadi pada fase ini. Sel telah bersiap-siap mengadakan pembelahan.

Meiosis adalah jenis pembelahan sel yang terbatas pada pembentukan sel-sel reproduksi baru, baik itu spermatozoa ataupun ovarium. Dalam sel-sel, satu kromosom dari masing-masing pasangan berpindah ke kutub yang berlawanan pada tahap anafase, menciptakan dua kelompok yang masing-masing terdiri atas 23 kromosom. Sehingga ketika sel-sel repoduksi yang baru terbentu pada tahap telofase, mereka hanya terisi satu setengah komplemen kromosom normal, maka dari itu nama lain dari tahap meiosis adalah pembelahan reduksi. Ketika sel telur menyatu dengan sperma selama fertilisasi, sel yang dihasilkan kemudian akan memiliki jumlah kromosom normal yakni, 46, untuk kemudian meneruskan kembali ke tahap pembelahan mitosis. Pembelahan meiosis terbagi atas dua tahapan yakni, meiosis 1 dan meiosis 2. Tahapan-tahapan pada pembelahan meiosis memiliki nama yang sama pada pembelahan mitosis. Meiosis 1: profase 1, metafase 1, anafase 1, telofase 1

Meiosis 2: profase 2, metafase 2, anafase 2, telofase 2 Dalam pembelahan meiosis pertama, jumlah sel bertambah menjadi dua kali lipat namun jumlah kromosom tidak, hal ini menyebabkan tiap sel hanya memiliki

kromosom. Seperti halnya dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis kedua, jumlah kromosom tidak berkurang. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, pembelahan meiosis terbagi atas dua tahapan yakni, meiosis 1 dan meiosis 2, di mana tiap-tiap proses meiosis juga terdapat fase-fase yang terjadi seperti halnya dengan fase-fase pada pembelahan mitosis. Fase-fase meiosis: Meiosis 1 Profase 1: Kejadian-kejadian yang terjadi pada profase pembelahan mitosis juga terjadi pada profase 1 pembelahan meiosis. Membran inti mulai hancur dan sentrosom mulai bergerak terpisah. Sinapsis kromosom homolog menghasilkan tetrad atau baisa disebut juga dengan bivalen. Dua kromosom dapat bertukar fragmen dengan proses yang disebut dengan crossing over. Ketika kromosom terpisah sebagian pada akhir profase, daerah di mana crossing over terjadi tetap melekat dan disebut sebagai chiasmata (tunggal: chiasma). Mereka membawa kromosom bersama-sama sampai mereka terpisah selama anafase. Crossing over antara kromosom homolog kemungkinan akan terjadi di beberapa titik yang berbeda, sehingga hasil akhir kromosom adalam percampuran antara dua kromosom yang asli. Satu kinetkhor terbentuk pada setiap kromosom bukan pada kromatid seperti pada pembelahan mitosis. Benang spindel memindahkan melekat pada kromosom dan memindahkan mereka ke tengah sel seperti yang benang spindel lakukan pada pembelahan mitosis. Metafase I: Bivalen (tetrad) membentuk suatu garis lurus di tengah sel dan melekat pada benang spindel. Jumlah kromosom diploid adalah delapan. Independent assortment mengacu pada susunan acak kromosom. Untuk setiap pasangan kromosom, kromosom yang ada di sebelah kiri (ayah atau ibu) ditentukan secara acak. Anafase I: Tahap anafase I mulai ketika kromosom homolog terpisah

Telofase I: Membran inti muncul bereformasi dan nucleolus muncul kembali. Tahap ini tidak ada pada beberapa spesies. Interkinesis: Interkinesis mirip dengan interfase pada pembelahan mitosis kecuali sintesis DNA tidak terjadi.

Segala kejadian yang terjadi selama meiosis II mirip dengan pembelahan mitosis. Meiosis II adalah tahap kedua dari proses meiosis di mana gamet bereplikasi, sehingga setiap sel memiliki setengah informasi genetik dari sel induk. Anafase pada meiosis II (setelah pasangan kromosom homolog telah ditarik terpisah di meiosis I) dua sister chromatids untuk setiap kromosom ditarik agar memisah oleh benang spindel dan menjadi bagian dari dua sel anak (proses ini terjadi bersamaan dengan sel anak yang lain yang terbentuk pada tahap meiosis I). Namun, pada pembelahan mitosis, perbedaan pertama adalah bahwa sel hanya membelah sekali dan membentuk dua sel anak yang identik, di mana pada pembelahan meiosis, 4 sel anak yang berbeda terbentuk.

3. Jelaskan spermatogenesis dan oogenesis Jawab: Spermatogenesis diawali dari spermatogonium (diploid) yang membelah diri secara mitosis. Selanjutnya hasil pembelahan ini akan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer (diploid). Spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I menjadi 2 spermatosit sekunder (haploid). Selanjutnya masing-masing spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis II menjadi 2 spermatid (haploid). Keempat spermatid berkembang melalui proses spermiogenesis menjadi spermatozoa (haploid). Oogenesis diawali dari oogonium (diploid) yang membelah diri secara mitosis. Selanjutnya hasil pembelahan ini akan berdiferensiasi menjadi oosit primer (diploid). Spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I menjadi oosit sekunder (haploid) dan badan polar I (haploid). Jika oosit primer bertemu spermatozoa, maka dapat mengalami pembelahan meiosis II menjadi ootid (haploid) dan badan polar II. Selanjutnya ootid berkembang menjadi ovum, sementara itu badan polar I dapat membelah menjadi dua atau mungkin juga tidak membelah.

4. Mengapa gamet bersifat haploid Jawab: Gamet adalah sel reproduksi pada laki-laki atau perempuan, baik spermatozoa ataupun ovum. Gametogenesis adalah proses produksi sperma atau ovum yang melibatkan suatu tahap penting yakni, meiosis. Oleh meiosis, jumlah kromosom pada setiap sel kelamin berkurang setengah. Jika reduksi kromosom tidak terjadi, zigot akan memproduksi dua kali lipat jumlah normal kromosom. Karena sel yang telah dibuahi membelah secara mitosis, semua generasi sel berikutnya akan menghasilkan organisme dan set kromosom ganda. Materi genetic berlebih akan menjadi dua kali lipat pada generasi berikutnya, berikutnya dan seterusnya. Katastrop seperti ini dihindari dengan adanya pembelahan sel yang unik seperti ini. Meiosis hanya mengurangi jumlah jumlah kromosom menjadi setengahnya, menjadi haploid. Dengan demikian persatuan antaragamet pria dan gamet wanita mengembalikan komplemen kromosom menjadi normal, yakni diploid, dan setelahnya perkembangan normal pun akan mengikuti.

Daftar Pustaka

Langley, L., Telford, I. and Christensen, J. (1958) .Dynamic Anatomy and Physiology. 3rd ed. (1969) pp. 773-774. United States of America: McGraw-Hill Book Company

http://faculty.clintoncc.suny.edu/faculty/michael.gregory/files/Bio%20101/Bio%20101%20Lectu res/Meiosis/meiosis.htm [Diakses pada: 9 Sep 2013]

http://faculty.clintoncc.suny.edu/faculty/michael.gregory/files/Bio%20101/Bio%20101%20Lectu res/Mitosis/mitosis.htm [Diakses pada: 9 Sep 2013]. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196307011988031SAEFUDIN/GENETIKA_saefudin-BIOUPI.pdf [Diakses pada: 9 Sep 2013].

Anda mungkin juga menyukai