PROGRAM TAHUNAN
Sebagai implementasi dari Program Pendidikan Dasar yang merupakan landasan dari Tujuan
Pendidikan Nasional, juga sebagai titik tolak kegiatan pelaksanaan Program Pendidikan dalam upaya
mencapai Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Pendidikan Dasar, dan Tujuan Sekolah Menengah
Pertama yang sasarannya adalah peserta didik. Tujuan tersebut telah dituangkan diantaranya dalam
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2006.
Guna mensukseskan dan mengembangkan Kurikulum tersebut perlu disusun Program Kerja
Sekolah, yang memuat berbagai macam kegiatan di SMP.
Adapun sistematika penyusunan Program Kerja ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan
C. Tujuan
D. Target dan sasaran
E. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
BAB II : POKOK-POKOK PROGRAM SEKOLAH
A. Bidang Umum
B. Bidang Kurikulum
C. Bidang Kesiswaan
D. Bidang Ketenagaan
E. Bidang Administrasi Sekolah
F. Bidang Sarana Prasarana
G. Bidang Keuangan
H. Bidang Layanan Khusus
I. Bidang Humas
BAB III : RENCANA KEGIATAN
BAB IV : RENCANA ANGGARAN
BAB V : PENUTUP
Lampiran-lampiran
A. Latar Belakang
Era otonomi daerah atas dasar UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 Jo
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 Tentang Pembagian Kewenangan Antara Pusat dan
Daerah membawa nuansa baru dalam Sistem Pengelolaan Pendidikan. Nuansa baru itu antara
lain berkembangnya pemikiran untuk melaksanakan disentralisasi pengelolaan pendidikan
sejalan dengan Otonomi Daerah.
Secara operasional kebijakan disentralisasi ini dimulai pada tanggal 1 Januari 2001, diawali
dengan pelimpahan sebagian besar kewenangan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten dan Kota yang membawa konskwensi adanya restrukturisasi Kelembagaan
Pemerintah, termasuk di bidang Pendidikan.
Disentralisasi Pendidikan diharapkan akan mendorong peningkatan pelayanan di bidang
pendidikan kepada masyarakat yang bernuansa pada upaya peningkatan kwalitas pengelolaan
pendidikan dalam tataran yang paling bawah ( at the bottom), yaitu sekolah melalui penerapan
MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS). MBS sebagai suatu model implementasi
kebijakan disentralisasi Pendidikan merupakan suatu model Konsep Inovatif, yang bukan hanya
dikaji sebagai wacana baru dalam pengelolaan pendidikan, tetapi sebaiknya juga
dipertimbangkan sebagai langkah Inovatif dan Strategi kearah peningkatan mutu pendidikan
melalui pendekatan managemen yang bercirikan Akar Rumput (Grass Root).
B. Landasan
Penyusunan Program Kerja ini berdasarkan:
1. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah No. 28/1990, tentang Pendidikan Dasar
3. Kep. Mendikbud No. 0487/U/1992, tentang Tujuan Pendidikan Dasar (Bab II pasal 2 ayat
1)
4. Kurikulum SLTP tahun 2004 dan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2003/2004
5. UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999 serta PP. No. 25 tahun 2002
6. SK Mendiknas RI No. 044/U/2002, tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
7. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur No.
8. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek No.
9. Keputusan Rapat Dinas Sekolah awal Tahun Pelajaran 2003/2004
C. Tujuan
Tujuan penyusunan Program Kerja Sekolah ini adalah:
1. Untuk memudahkan pelaksanaan tugas Kepala Sekolah, dewan Guru dan staf Tata Usaha
sehari-hari dalam satu tahun pelajaran
2. Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan dalam mengembangkan pendidikan
3. Sebagai pedoman pelaksanaan kerja seluruh staf sekolah dalam satu tahun pelajaran
D. Target dan Sasaran
Target dan sasaran penyusunan program kerja ini adalah:
1.Target :
a. Pencapaian tujuan kurikulum SMP
b. Mengembangkan kemampuan pengelolaan Pendidikan
2. Sasaran
a. Peserta didik
b. Tenaga kependidikan
c. “Masyarakat” dan lingkungan sekolah
A. Bidang Umum
Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asean Free Lebour Area (AFLA) yang telah dimulai
pada tahun 2003, menyebabkan persainagn tenaga kerja semakin terbuka. Umat Islam yang
merupakan bagian terbesar bangsa Indonesia harus mampu bersaing dengan tenaga kerja regional
maupun global. Sementara itu krisis multidimensional yang melanda Indonesia menyebabkan
meningkatnya angka pengangguran secara signifikan.
Pendidikan yang seharusnya menjadi jawaban dari kedua masalah di atas perlu
direkonstruksi ulang, agar mampu menghasilkan lulusan yang berani dan mampu serta mau
menghadapi problem kehidupan tanpa merasa tertekan, serta mampu mengatasinya. Pendidikan
yang mampu mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan bukan sekedar berorientasi pada
mata pelajaran yang teoritis. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut YAYASAN
HASAN MUNAHIR mencoba menyusun naskah pendidikan yang berorientasi pada kecakapan
hidup (life skill).
Apa yang dimaksud dengan kecakapan hidup (life skill)? Kecakapan hidup adalah
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan
secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta
menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Kecakapan hidup lebih luas dari ketrampilan untuk bekerja, apalagi sekedar ketrampilan
menual. Ibu rumah tangga misalnya, atau orang yang sudah pensiun tetap memerlukan kecakapan
hidup karena akan tetap menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan. Orang yang
sedang menempuh pendidikan juga memerlukan kecakapan hidup, karena mereka tentu juga
memiliki permasalahan yang harus dipecahkan. Bukankah dalam hidup, dimanapun dan
kapanpun, orang selalu menemui masalah yang harus dipecahkan?
Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi lima yaitu :
a. Kecakapan Mengenal Diri (self awarness), yang juga sering disebut kemampuan personal
(personal skill)
b. Kecakapan Berfikir Rasional (thinking skill)
c. Kecakapan Sosial (social skill)
d. Kecakapan Akademik (academic skill)
e. Kecakapan Vokasional (vocational skill)
Kecakapan Mengenal Diri (self awarness) atau kecakapan personal (personal skill)
mencakup :
1. Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT), anggota
masyarakat serta warga negara.
2. Menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekaligus
menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Kecakapan Berfikir Rasional (thinking skill) mencakup :
1. Kecakapan menggali dan menemukan informasi (information searching)
2. Kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan (information processing
and decision making skill), serta
3. Kecakapan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skill)
Kecakapan Sosial dan Kecakapan Interpersonal (social skill) mencakup :
1. Kecakapan komunikasi dengan empati (communication skill), dan
2. Kecakapan bekerjasama (collaboration skill)
Empati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan
karena yang dimaksud dengan berkomunikasi bukan sekedar meyampaikan pesan,
tetapi isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan yang baik, akan menumbuhkan
hubungan yang harmonis
Kecakapan Akademik yang seringkali disebut kemampuan berfikir ilmiah (scientific
method), mencakup :
1. Identifikasi variabel
2. Merumuskan hipotesis dan
3. Melaksanakan penelitian
Kecakapan Vocational (vocational skill) seringkali disebut pula ketrampilan kejuruan,
artinya ketrampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di
masyarakat.
Pada dasarnya life skill itu selanjutnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. General life skill (self awarness, thingking skill dan social skill)
2. Specific lefe skill (academis skill, vocational skill)
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi sekolah sebagaimana telah diuraikan di atas, sekolah
berusaha keras untuk mewujudkan 4 pilar yaitu:
1. Learning how to learn
2. Learning how to do
3. Learning how to be one self
4. Learning how to live together
Dengan harapan out putnya memperoleh general life skill atau menjadi manusia belajar.
Dalam rangka memforman kembali sekolah dalam konteks MBS, maka sekolah dipilah sebagai
berikut:
1. Level Kelas:
a. Populasi tiap kelas 24 siswa
b. Menggunakan media pembelajaran modern (komputer, OHP, radio Tape, DVD
Player dan TV)
c. Pendekatan konstruktivistik dengan cooperative learning sehingga pembelajaran
berlangsung menarik
d. Tempat belajar tidak terbatas pada ruang kelas
2. Level Mediator/Guru
Guru diharapkan memiliki karakter profesional, untuk itu sekolah mengaktifkan guru untuk
mengikuti:
- MGMP
- Penataran
- Seminar
- Workshop
- Ijin belajar dan lain-lain
3. Level Sekolah
Dari karakter profesional akan membentuk karakter kolektif (super team) yang merupakan
karakter sekolah, sehingga membentuk iklim sekolah yang kondusif dengan bercirikan:
- Budaya mutu, progresif, demokrasi, partisipasi
- Budaya aman dan tertib serta
- Budaya yang berorientasi pada visi dan misi sekolah
B. Bidang Kurikulum
1. Rapat dinas awal tahun pelajran dalam rangka:
- Pembagian tugas guru dalam KBM dan dalam melaksanakan tugas tertentu di
sekolah
- Menyusun jadwal pelajaran
- Menyusun perangkat pembelajaran
2. Menyusun program ulangan semester dan ulangan umum
3. Menyusun program ujian akhir nasional
4. Menyusun program/kriteria kenaikan kelas
5. Menyusun program/kriteria lulusan/tamatan
6. Penyampaian laporan hasil belajar siswa (raport)
7. Penyampaian Surat Tanda Tamat Belajar dan Kululusan
8. Menyediakan buku agenda guru dan jurnal kelas
9. Menyusun jadwal pelajaran
10. Menyusun kalender pendidikan
11. Menyelenggarakan layanan bimbingan belajar khusus
12. Menyelenggarakan kerjasama dengan Lembaga Bimbingan Belajar dari pihak swasta
13. Menyelenggarakan try out ujian akhir nasional
C. Bidang Kesiswaan
1. Penerimaan Siswa Baru Kelas VII (PSB)
2. Pelaksaan Masa Orientasi Siswa (MOS)
3. Diklat Kepemimpinan
4. Reorganisasi OSIS
5. Program Kerja OSIS
6. Reorganisasi Gugus Depan Pramuka
7. Program Kerja Pramuka
8. Sosialisasi Tata Tertib Sekolah dan Gerakan Disiplin Nasional
9. PIR Group PKRR
10. Penyuluhan penggunaan obat-obat terlarang
11. Kegiatan Ekstrakurikuler
D. Bidang Ketenagaan
1. Pengusulan Penetapan PAK
2. Pengusulan kenaikan pangkat Guru dan Tata Usaha Sekolah
3. Pembagian tugas Guru dan Tata Usaha Sekolah
4. Penyusunan DUK
5. Kesejahteraan Guru/Pegawai diantaranya;
- Pembagian gaji
- Pembagian insentif bagi Guru tetap maupun Guru tidak tetap
- Pengaturan kembali honorarium GTT dan PTT
G. Bidang Keuangan
a. Pengadaan buku-buku pengelolaan keuangan
- Dana Rutin (DIK)
- Dana Komite Sekolah/BP3
- Dana beasiswa baik beasiswa prestasi maupun BKS dan BKM
- Keuangan DBO serta BBE
b. Penyusunan laporan keuangan, bulanan, tribulan, semester maupun tahunan
c. Pemeriksaan keuangan
Seluruh program kerja sekolah ini operasinalnya didanai oleh berbagai sumber diantaranya :
5. DIK yang terdiri dari :
a. Gaji pegawai dan tunjangan beras = Rp.
b. Pemeliharaan/perawatan = Rp.
c. Pengadaan barang = Rp.
d. Lembur/Vakasi dan lain-lain = Rp.
6. Komite sekolah,yang terdiri dari :
a. Iuran insidental = Rp. 81.000.000,00
b. Iuran bulanan = Rp.228.000.000,00
3. Bea Siswa,yang terdiri dari :
a. Bea siswa bantuan khusus murid = Rp.80.160.000,00
b. Bea siswa prestasi = Rp. 2.400.000,00
c. Bea siswa dari pihak swasta = Rp. 2.400.000,00
(CV.Rawa Bening)
d. Bea siswa dari Prima Gama = Rp. 1.000.000,00
4. Rehabilitasi 4 ruang dari DAU = Rp. 50.000.000,00
5. Broad Based Education = Rp. 14.000.000,00
Sejumlah anggaran tersebut di atas kesemuanya terinci dalam Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah
dan Belanja Sekolah (RAPBS)
BAB V
PENUTUP
Program kerja sekolah ini akan mencapai sasarannya atau berhasil apabila :
1. Semua yang terkait dalam proses pendidikan di SMP Terpadu Hasan Munahir dalam
melaksanakan tugasnya selalu berpedoman pada Program Kerja Sekolah
2. Ada monitoring secara rutin oleh Kepala Sekolah maupun oleh Pengawas sekolah/mata
pelajaran
3. Sekolah seyogyanya memiliki tim yang cerdas untuk mendukung implementasi dari program
ini
4. Di akhir tahun pelajaran ada evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program kerja yang
dapat dipergunakan sebagai umpan balik serta perbaikan program kerja tahun berikutnya