Anda di halaman 1dari 16

RANCANGAN UJI KLINIK

1. Tahapan Uji Klinik

2. Sifat Uji Klinik


3. Langkah Uji Klinik 4. Model Rancangan Ui Klinik 5. Keunggulan dan Kelemahan Ui Klinik

Oleh : Moch. Arief Tq, MS Fakultas Kedokteran UNS

Rancangan Eksperimen Kedokteran


1. Eksperimen Biomedik (Laboratorik) Mempelajari efek Farmakologik dan Toskikologig bahan/ obat pada hewan percobaan

2. Eksperimen Klinik (Uji Klinik) Mempelajari efek tindakan medik atau medikamentosa pada penderita (manusia)

Tahapan Uji Klinik


1. Pra Pasar (Premarketing) Tahap I : Keamanan dan Toleransi obat (jumlah subjek terbatas) Tahap II: Keamanan dan Toleransi Obat (jumlah subjek besar) Tahap III: Efektifitas obat (kontrol : obat konvensional atau standarat)

2. Pasca Pasar (postmarketing) Tahap IV : Efeksamping obat setelah dipakai secara luas

Sifat Uji Klinik

Lingkup : tindakan kuratif medikamentosa Sasaran individual Tujuan : menilai efektifitas dan keamana obat Rancangan : eksperimen

Mempelajari Hubungan Sebab Akibat : V. bebas-V.tergantung Pengobatan Kesembuhan kematian Paramter Klinik/ Laboratorik

Langkah-langkah Uji klinik

1. Menetapkan Rumusan Masalah dan Hipotesis


2. Menetapkan Rancangan penelitian : paralel/ menyilang

3. Menetapkan Subjek Penelitian : Populasi, Terknik sampling Besar sampel, kriteria inklusi-eksklusi , inform concent 4. Randomisasi kelompok subjek 5. Memberi Perlakuan (intervensi) : teknik blinding, plasebo. 6. Pemantauan Perlakuan : kepatuhan penderita, drop out, efek samping obat

7. Mengukur Efek Perlakuan : valid, objektif reliabel


8. Analisis Data : uji statistik dg pertimangan skala pengukuran,jumlah variabel , distribusi dan besar sampel, dll.

Model Rancangan Uji Klinik


1. Rancangan Paralel Sederhana

KP
Subjek Randomisasi KK

Obat Baru

O1

Obat Stand

O2

2. Rancangan Menyilang (Cross over Design)


KP Subjek Randomisasi KK O2 O4
Perlakuan

O1

Perlakuan

O3

Periode Wash out

Kriteria Restriksi

Kriteria Inklusi :
Kriteria umum yang harus dipenuhi subjek meliputi antar lain : diagnosis, jenis kelamin, kelompok umur, yang datang pada periode waktu tetentu

Kriteria Eksklusi kondisi yang menyebabkan subjek yang telah memnuhi kriteria inklusi tidak dapat diikut sertakan dalam penelitian. Terdapat kontraindikasi , penyakit lain yang mempengaruhi variabel penelitian, kepatuhan pasien, pasien menolak

Menetapkan Besar Sampel


1. Sifat variabel (skala pengukuran) 2. Derajat kemaknaan (a)

3. Kuasa statistik (b)


4. Estimasi keberhasilan terapi (penurunan kasus akibat perlakuan)

Randomisasi Kelompok
Menetapkan status subjek (kontrol) dan (Perlakuan) dilakukan secara random Tujuannya : 1. memperoleh keseimbangan dalam hal variabel luar antar kelompok.

2. Bila terjadi perbedaan efek antara kelompok kontro dan perlakuan , perbedaan itu disebabkan efek perlakuan.
Menggunakan Tabel angka Random : 927415 956121 168117dst

Subjek dibagi 2 kelompok (A) dan (B). Kelompok A : digit 0,1,2,3,4 dan B digit 5,6,7,8,9 Subjek no 1 digit 9 masuk B, no 2 digit 2 masuk A ..dst Kel A (0-4) : subjek no : 2,4,5,10,11,12, dst No Subj (1,2,3,4dst) Kel B (5-9) : subjek no : 1,3,6,7,8,9,. Dst

Informed Concent
Suatu Persetujuan untuk ikut serta dalam suatu penelitian yang berisi Penjelasan akan tujuan penelitian Keuntungan dan kerugian subjek penelitian

Tindakan yang akan diambil bila terjadi efeksamping

Alasan diberikan Informed Concent Dengan sengaja membiarkan kelompok kontrol/ pembanding tidak mendapatkan pengobatan terbaik. Mencoba suatu obat yang khasiatnya pada manusia masih akan dipelajari (prapasar)

Alasan kuat sebelaum dilakukan Uji kinis Diketahui Resiko yang dapat timbul pada manusia Harus diketahui efek farmakologik, efek samping, dan tingkat kemamanan obat. Subjek memahami penjelasan akibat yang dapat terjadi selama penelitian

Pemberian Intervensi
1. Kelompok Kontrol Pembanding (Plasebo/ obat konvensional) 2. Kelompok perlakuan (obat yang diteliti efeknya)

Penggunaan Plasebo (Zat yang tidak berkhasiat)


Belum ada obat untuk penyakit yang diteliti Efek pengobtan berupa keluhan subjektif Untuk penyakit-penyakit yang tidak berat

Ketersamaran (Blinded experiment) ; mengurangi subjektifitas peneliti/ subjek.


Tersamar tunggal (single mask): subjek tidak mengetahui jenis perlakuan yang diberikan Tersamar ganda (Double mask) : Subjek dan peneliti tidak tahu jenis perlakuan yang diberikan ; sebagai baku emas untuk uji klinis

Uji Klinik menerapkan Randomisasi subjek dengan pengukuran Double mask : Randomized Control Trial (RCT)

Mengukur Efek Perlakuan


Variabel Efek : diukur menggunakan alat ukur yang valid, reliabel. Bila alat ukur belum baku dijelaskan cara penggunaannya.

Skala pengukuran variabel : Nominal dikotomik (sembuh/tidak) . Rasio (kadar kolesterol darah, tekanan darah, dll)

Keunggulan dan Kelemahan Uji Klinik


Keunggulan
1 lebih kuat dalam dalam mempelajari hubungan kausal diabnadingkan dengan observasional analitik Randomisasi mengakibatkan pengendalian variabel luar dengan terbagi secara seimbang di setiap kelompok Pemilihan subjek secara random, banyak tes statistik yang dapat digunakan untuk analisis.

Kelemahan
Kompleks dan mahal

Sering berhadapan masalah etik (plasebo dan kontrol/ pembanding)

Seleksi berlebihan terhadap subjek menyebabkan kesulitan generalisasi pada populasinya.

Uji Klinik Negatif


Untuk menguji Hipotesis : suatu pengobatan (obat yang diuji) tidak lebih buruk atau sama baik dengan obat standart. Dengan pertimbangan obat yang diuji lebih murah, aman, atau lebih mudah cara pemberiannya.

Persyarata Uji Klinis Negatif : Besar sampel minimal harus dipenuhi.


Besar sampel yang lebih kecil : p>0,05 (a) lebih mudah dipenuhi tetapi b menjadi lebih besar : Kesalahan membuat keputusan bahwa tidak ada perbedaan efek kedua obat sesungguhnya ada perbedaan menjadi lebih besar.

ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai