Anda di halaman 1dari 11

MIKRONUTRIENT

Mikronutrien adalah vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kita dalam jumlah kecil untuk fungsi tertentu. Vitamin dan mineral memiliki peran yang bermaca-macam, yaitu umumnya sebagai koenzim dan kofaktor untuk metabolisme tubuh (misalnya: glycolysis, sklus asam sitrat, metabolisme asarn amino dan lipid) (O Connell,2001)
1) VITAMIN Vitamin adalah zat zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari luar yaitu makanan. Vitamin dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut dalam air. Perbedaan antara vitamin yang larut dalam lemak dan dalam air Vitamin larut lemak Larut dalam lemak dan pelarut lemak Vitamin larut air Larut dalam air

Kelebihan konsumsi dari yang dibutuhkan Simpanan sebagai kelebihan kebutuhan sangat disimpan dalam tubuh. sedikit. Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui Dikeluarkan melalui urin. empedu Gejala defisiensi berkembang lambat. Gejala defisiensi sering terjadi dengan cepat.

Tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari Harus selalu ada dalam makanan sehari hari. hari. Mempunyai precursor atau provitamin. Hanya mengandung unsur C,H, dan O. Umumnya tidak mempunyai precursor. Selain C, H, dan O juga mengandung N, kadang kadang S dan Co. Diabsorpsi melalui vena porta. Dibutuhkan kompleks. oleh organisme sederhana dan

Diabsorpsi melalui system limfa. Hanya dibutuhkan oleh organisme kompleks.

Beberapa jenis bersifat toksik pada jumlah Bersifat toksik hanya pada dosis tinggi atau relative rendah (6 10 x KGA) megadosis (> 10 x KGA)

1.1 VITAMIN YANG LARUT DALAM LEMAK 1

a.

Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama kali ditemukan. Vitamin A merupakan nama genetic yang menyatakan semua retinoid dan precursor / provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol. Vitamin A merupakan suatu kristal alcohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Didalam tibuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu: retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam). Ada dua jenis vitamin A yaitu vitamin A1 dan A2 yang disebut juga dehydro vitamin A. perbedaan dalam struktur keduanya ialah adanya dua ikatan tak jenuh dalam cincin ion pada vitamin A2, sedangkan vitamin A1 hanya mengandung satu ikatan kembar pada cincin tersebut. Fungsi : Penglihatan Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah ungu (visual purple) atau rodopsin. Rhodopsin merupakan zat yang dapat menerima rangsangan cahaya dan mengubah energi cahaya menjadi energi biolistrik yang merangsang indra penglihatan. Rodopsin ada didalam sel khusus didalam retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah ungu ini berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadi suatu bayangan visual. Differensiasi sel Sebagai pertahanan tubuh Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan differensiasi limfosit B. Disamping itu, kekurangan vitamin A menurunkan respon antibody yang bergantung pada sel T Pertumbuhan dan perkembangan Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein dan banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan pembentukan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Reproduksi Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus. Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Pencegahan kanker dan penyakit jantung Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas system kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru paru, payudara, dan kantong kemih. 2

Berperan dalam pembentukan sel darah merah Sumber : Vitamin A : hati , kuning telur, susu, dan mentega Karoten : sayuran berwarna hijau tua dan buah yang berwarna kuning jinggga seperti; daun singkong, daun kacang, kangkung,bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, papaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Penyakit Gizi Yang Berkaitan dengan Vitamin A a) Defisiensi vitamin A Defisiensi vitamin A didiagnosis berdasarkan kadar vitamin A dalam darah, gejala-gejala xerophthalmia, dan anamnesa konsumsi makanan, serta kelainan kulit. Kadar vitamin A total di dalam darah pada oral normal, 30 g/dl atau lebih. Kadar 20-30 g/dl masih dapat diterima, meskipun pada tingkat yang dianggap rendah, mempunyai resiko lebih besar untuk timbulnya gejala-gejal defisiensi. Kadar 10-20 g/dl sudah termasuk kondisi hypovitaminosis, sedangkan kadar dibawah 10 g/dl sudah dianggap avitaminosis, yang biasanya sudah disertai gejala-gejalaklinis, seperti gejala xerophthalmia dan gejalagejala kulit. b) Hypervitaminosis A Hypervitaminosis A tidak ditemukan di indonesia. Namun kemungkinan untuk itu harus dipertimbangkan, bila seorang anak mendapat konsentrat minyak ikan untuk jangka waktu panjang dan mendapat keluhan-keluhan. Anak akan menunjukkan hambatan pertumbuhan, nyeri pada tulang panjang, terutama di daerah-daerah titik tumbuh. c) Hyperkarotinemia Pada konsumsi karotinoid berlebih, kadar karotin di dalam darah meningkat dan terdapat warna kuning di seluruh tubuh, menyerupai icterus. Warna kuning pada hyperkarotenemia tidak mengenai kuku dan sclera mata; pada icterus, sclera dan kuku ikut berwarna kuning.

b. Vitamin D Vitamin D merupakan nama genetic dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D 2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D dapat dibentuk oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapatkan cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapatkan cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan. Beberapa jenis vitamin D yang didapat dari hasil penyinaran beberapa jenis kolesterol dengan sinar ultraviolet:

vitamin D1 diperoleh dari penyinaran ergosterol dari bahan tumbuhan dan disebut sebagai ergostenin. Vitamin D1 merupakan campuran vitamin D2 dan D3 , sedangkan struktur molekul vitamin D1 sendiri sebenarnya tidak ada. vitamin D2 vitamin ini diperoleh dari penyinaran ergosterol dan dinamakan calciferol. Calciferol yang dilarutkan dalam minyak dan terdapat dalam pasaran dianamakan viosterol. vitamin D3 diperoleh dari bahan hewani, 7-dehydro cholesterol, suatu minyak yang terdapat dibawah kulit. Pada manusia pun vitamin ini terbentuk dibawah kulit dengan bantuan sinar matahari. Vitamin ini merupakan vitamin D yang paling aktif dan mempunyai nama cholecalciferol. vitamin D4 berasal dari minyak nabati yang mengandung 22- dehydro kolesterol, setelah disinari ultraviolet. Fungsi ; Fungsi umum vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama dengan vitamin A dan C, hormone hormone paratiroid dan kalsitonin,protein kolagen serta mineral mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor. Fungsi Khususnya adalah membantu pengerasan tulang dengan mengatur Ca dan P tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang. Sumber ; Sumber utama vitamin D dalam bentuk cholecalciferol adalah : Minyak hati ikan, mentega, kuning telur, ragi, hati dll. Penyakit Defisiensi Vitamin D Defisiensi Vitamin D menimbulkan penyakit ricketsia. Sebelum diketahui adanya vitamin sebagai gizi, problema ini merupakan penyakit yang gawat sekali di negeri inggris. Dimana anak-anak tdak dapat dikenai cukup matahari untuk jangka waktu sangat panjang, karena hidup di lorong-lorong kota london, yang tidak terkena sinar matahar. c. Vitamin E (ALPHA TOCOPHEROL) Dinamakan tokoferol karena berasal dari bahasa yunani dari kata tokos yang berarti kelainan dan pherein berarti menyebabkan. Hewan tidak dapat mensintesis vitamin E dalam tubuhnya, sehingga harus memperolehnya dari makanan nabati. Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna sedangkan vitamin E sintetik yang dijual biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Ada empat jenis vitamin E yang terdapat dalam makanan dan bertindak sebagai antioksidan yaitu : Vitamin E1 merupakan vitamin E yang paling aktif, alfatokoferol. Vitamin E2 beta tokoferol Vitamin E3 gamma tokoferol Vitamin E4 delta tokoferol 4

Yang membedakannya adalah jumlah dan posisi gugus metal pada struktur cincin. Fungsi : Fungsi utama vitamin E adalah sebagai yang antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hydrogen dari gugus hydroksil (OH) pd struktur cincin ke readikal bebas dan melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dan komponen membrane sel lain dari oksidasi radikal bebas. Fungsi lain vitamin E yang tidak berkaitan dengan antioksidan ialah fungsi structural dalam memelihara integritas membrane sel.Sintesis DNA.Merangsang reaksi kekebalan.Mencegah penyakit jantung koroner.Mencegah keguguran dan sterilisasi.Mencegah gangguan menstruasi Sumber Sumber utama vitamin E adalah Minyak tumbuh tumbuhan, kecambah, gandum dan biji-bijian . selain itu , daging, unggas, ikan, kacang kacangan dan buah. d. vitamin K vitamin K terdapat di alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas cincin 2-metilnaftakinon. Vitamin K cukup tahan terhadap panas namun tidak tahan terhadap alkali dan cahaya. Fungsi : fungsi vitamin K berperan dalam proses sintesis protrombin yang diperlukan dalam pembekuan darah, pentranspor electron dalam didalam proses redoks didalam jaringan. Merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama karboksiglutamat (gla). Sumber ; vitamin K terdapat dalam hati , sayuran hijau, kuning telur, minyak kedelai, kacang- kacangan, kol, buncis, dan brokoli. Selain itu, vitamin K juga dapat dibentuk oleh bakteri usus dari pravitamin yang terkandung dalam makanan. 1.2 VITAMIN LARUT AIR Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi. Jenis vitamin ini biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil. Inilah yang menyebabkan vitamin larut air sebaiknya dikonsumsi setiap hari, agar tidak terjadi defisiensi yang bermakna. Beberapa jenis vitamin yang termasuk dalam golongan ini adalah: a. Vitamin C Fungsi vitamin C Vitamin C ini mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Beberapa turunan vitamin C digunakan sebagai antioksidan di dalam industri pangan untuk mencegah proses menjadi tengik, perubahan warna pada buah-buahan, dan untuk mengawetkan daging. Beberapa proses metabolisme dipengaruhi oleh asam askorbat, namun mekanismenya sendiri tidak diketahui secara pasti. 5

Fungsi dalam metabolisme tersebut antara lain: Sintesis Kolagen Sintesis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan lain-lain Absorpsi dan Metabolisme Besi Absorpsi Kalsium Mencegah Infeksi Hal ini disebabkan oleh pengaruh vitamin C terhadap mukosa dan itulah yang berpengaruh terhadap kekebalan. Mencegah Kanker dan Penyakit Jantung Hal ini kemungkinan disebabkan karena vitamin D dapat mencegah pembentukan nitrosamin yang bersifat karsinogenik. Fungsinya sebagai antioksidan juga diduga dapat menpengaruhi pembentukan sel-sel tumor. Sumber vitamin C pada umumnya hanya terdapat dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat. Sedangkan di dalams sayuran, vitamin C juga banyak dalam sayur yang berdaun serta jenis kol. Penyakit defisiensi vitamin C Bila defisiensi vitamin C terjadi pada saat pembentukan bakal gigi, maka akan terjadi defect di dalam jaringan keras bakal gigi, terutama dentin. Dentin yang dibentuk bersifat lebih sensitif terhadap pengaruh negatif dari faktor-faktor cariogenic, bila kelak gigi telah bererupsi di dalam rongga mulut. Defisiensi vitamin C pada orang dewasa atau gigigeligi bererupsi memberikan kelainan terutama pada jaringan lunak gingiva. Jaringan gingiva membengkak dan hyperemis, di mulai dari papilla interdentales. Ujung papila tampak oedematous dan hyperemis, mudah berdarah pada gosokan kecil sekalipun. Ujung papil kemudian menunjukkan luka dan dapat terus menjadi gangren yang mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap. Serat-serat yang menghubungkan radix dentis dengan dinding alvioli tulang rahang menjadi terputus, sehingga gigi menjadi goyah, bahkan gigi dapat menjadi copot. b. Vitamin B1 (tiamin) Tiamin dalam bentuk Koenzim Tiamin Pirofosfat (TPP) atau Trifosfat (TTP) memegang peranan esensial dalam transformasi energi, konduksi membran dan saraf serta dalam sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin. Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi ke dalam siklus Krebs untuk pembentukan energi. Tiamin juga merupakan koenzim reaksi transketolase yang berfungsi dalam pentosa-fosfat shunt, jalur alternatif oksidasi glukosa. Peranan utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat. Sumber utamanya dalam makanan adalah serealia tumbuk atau setengah giling atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya, dan di Indonesia terutama berupa beras. Sedangakan dalam serealia utuh, 6

tiamin terdapat dalam lapisan sekam (lapisan aleuron) dan benihnya, sehingga roti yang dibuat dari gandum utuh memiliki kadar tiamin yang tinggi. Sumber tiamin adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging organ, daging tanpa lemak, dan kuning telur. Unggas dan ikan juga merupakan sumber tiamin yang baik. Penyakit Defisiensi Thiamin Fungsi thiamin di dalam tubuh berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dalam menghasilkan energi. Karena itu kebutuhan thiamin dikaitkan dengan jumlah total energi yang dikonsumsi. Dari penelitian diperkirakan bahwa MDR untuk thiamin adalah 0,2-0,3 mg untuk setiap 1.000 kalori. Defisiensi thiamin memberikan gejala klini yang disebut penyakit beri-beri. Penyakit ini terutam pada masyarakat yang mempergunakan beras sebagai bahan makanan pokok, khususnya beras yang digiling sempurna. Bila beras digiling sempurna maka lapisan aleuron yang kaya akan thiamin terbuang sebagai dedak. Defisiensi thiamin banyak terdapat di antara para peminum alkohol di negara barat. Defisiensi thiamin sekunder terjadi pada gangguan penyerapan zat makanan di dalam saluran pencernaan atau pada kondisi peningkatan kebutuhan vitamin tersebut. Pada kondisi demam terjadi peningkatan metabolisme energi dan pada penderita yang mendapat infus glukosa, dapat pula terjadi defisiensi thiamin bila intake vitamin tidak diperhatikan. Peningkatan thiamin dapat terjadi pada penggunaan obat diuretica. Anorexia merupakan gejala dini pada defisiensi thiamin, sedangkan nausea dan vomitus tidak selalu terjadi, konstipasi ditemukan lebih konstan, pada pemeriksaan neurologis reflek menjadi lebih menurun. Kelainan jiwa merupakan gejala yang lebih menyolok, sepertti mudah tersinggung dan mudah menjadi menjadi marah, depresi dan mudah bertengkar, selalu merasa khawatir dan ketakutab serta tidak mudah dalam kerja kelompok. Rasa subjektf ialaah rasa berat pada kedua kaki, parestesia, rasa semutan seperti ditusuk-tusuk. Terdapat pula gangguan objektif pada persepsi cahaya (photophobia). Daerah kulit di sepanjang jalan urat saraf yang agak besar merasa sakit pada tekanan, demikian pula otot-tot betis. Gejala-gejala subjektif lain adalah nafas pendek, cepat lelah, jantung terasa berdebar lebih kuat dan tidak teratur. Terdapat beberapa bentuk beri-beri pada orang dewasa: Beri-beri kering atau beri-beri atrofik dengan gejala-gejala polyneuritis perifer. Beri-beri basah dengan gejala oedem pada kedua kaki dan kedua lengan serta muka yang tampak semba. Beri-beri jantung yang kuat dan gawat. Beri-beri jenis ini di jepang disebut shoshin. Beri-beri infantil, tipe ini terdapat pada anak-anak bayi yang disusukan ibunya. Ibu ini mungkin sudah menderita defisiensi thiamin sehinggan ASI menjadi kurang thiamin. Beriberi infantil bersifat akut sekali, dan mengambil mengambil gambaran beri-beri jantung. Anak mulai memperdengarkan suara serak, sedikit oedem. Gejala lain adalah anorexia, vomitus, resah, insomnia dan muka sembab karena oedem dan terdapat oliguria. Pasa serangan akut anak tiba-tiba cyanosis dengan dennyut nadi cepat dan lemah. Kematian dapat terjadi 24-48 jam. 7

Pada orang dewas terdapat encephalopathia WERNICKE dan syndrom KORSAKOV, yang dianggap bertuk dari defisiensi thiamin

c. Vitamin B2 (riboflavin) Riboflavin terutama berfungsi sebagai komponen koenzim Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida (FMN). Kedua enzim ini terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi berbagai jalur metabolisme energi dan mempengaruhi respirasi sel. FMN digunakan untuk mengubah piridoksin menjadi koenzim fungsionalnya, sedangkan FAD berperan dalam perubahan triptofan menjadi niasin. Ribovlavin terdapat luas dalam makanan hewani dan nabati, yaitu dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran hijau. Penggunaan serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan meningktakan konsumsi riboflavin. Kebutuhan MDR riboflavin 0,44MG/1000 kalori dan RDA sebesar 0,55mg/1000 kalori untuk semua kelompok umur. Defisiesi riboflavin biasanya timbul secara kronis, dengan gejala-gejala sebagai berikut: Daerah mulut : cheiolosis, stomatitis angularis, dematiti sboroik (sulcus nasolabialis) Dalam rongga mulut : lidah berwarna merah dadu ( magenta tongue) Daerah mata: keluhan subjektif rasa panas pada kelopak mata. Gejal objektif : photophobia, lakrimasi, circu,corneal vascular injection. Daerah genital : dermatitis sekitar vulva atau scrotum

d. Niasin (asam nikotinat) Nikotinamida berfungsi dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP yang diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana peranannya adalah melepas dan menerima atom hidrogen. NAD juga berfungsi dalam sintesis glikogen. Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Gejal-gejala defisiensi niacin sering tercampur dengan gejala-gejala riboflavin, ialah cheilosis, angular stomatitis dan seborrhoica nasolabialis. Biotin Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan atau pengeluaran karbondioksida kepada atau dari senyawa aktif. Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin sebagai koenzim. Deaminasi (pengeluaran NH2 dari asam-asam tertentu, terutama asam aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA 8

membutuhkan biotin. Secara metabolik, biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam pantotenat, dan vitamin B12. Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat disintesis oelh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran, dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka, strawberry). Daging dan buahbuahan merupakan sumber yang kurang baik. Dalam putih telur, biotin yang terikat kuat oleh avidin dapat terlepas bila dimasak. Asam Pantotenat Peranan utama asam pantotenat adalah sebagai bagian koenzim A, yang diperlukan dalam berbagai reaksi metabolisme sel. Sebagai bagian dari asetil KoA, asam pantotenat terlibat dalam berbagai reaksi yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dan lipida, termasuk sintesis dan pemecahan asam lemak. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis hormon steroid, kolesterol, fosfolipid dan porfirin yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Asam pantotenat terdapat di dalam semua jaringan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sumber yang paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir, daging, ikan, unggas, serealia utuh, dan kacangkacangan. Sumber-sumber tersebut akan kehilangan kandungan asam pantotenat sebanyak 33% dalam proses pemasakan dan sekitar 50% saat penumbukan beras. Vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, piridoksamin) Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat. Dalam keadaan difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin fosfat (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi. Dekarboksilasi yang bergantung pada PLP menghasilkan berbagai bentuk amin, seperti epinefrin, norepinefrin, dan serotonin; dan PLP ini juga berperan dalam asam alfa-aminolevulinat, yaitu prekursor heme dalam hemoglobin. Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan pisang. Susu, telur, sayur dan buah mengandung sedikit vitamin B6. Vitamin B6 yang berasal dari hewan lebih mudah diabsorpsi daripada yang terdapat di dalam bahan makanan nabati. Folat (asam folat, folasin, pteoril monoglutamat) Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. THFA (koenzim folat) berperan dalam sintesis purin-purin guanin dan adenin serta pirimidin timin, yaitu senyawa-senyawa yang digunakan pembentukan asam-asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Folat juga dibutuhkan dalam perubahan histidin menjadi asam asam glutamat; pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat terdapat luas dalam bahan makanan terutama dalam bentuk poliglutamat. Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung folat adalah susu, telur, umbi-umbian, dan buah, kecuali jeruk. Vitamin B12 (kobalamin) 9

Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf. Vitamin B12 merupakan kofaktor dua jenis enzim pada manusia, yaitu metionin sintetase dan metilmalonilKoA mutase. Semua vitamin B12 alami diperoleh dari hasil sintesis bakteri, fungi atau ganggang. Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang memperolehnya dari hasil sintesis bakteri dalam usus, seperti hati, ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging. Vitamin B12 dalam sayuran ada bila terjadi pembusukan atau pada sintesis bakteri. Vitamin B12 yang terjadi melalui sintesis bakteri pada manusia tidak diabsorpsi karena sintesis terjadi di dalam kolon. MINERAL Tubuh tidak mampu mensintesa mineral sehingga unsure-unsur ini harus disediakan lewat makanan(essensial). Diperlukan dalam jumlah sedikit sekali (trace element). Mineral dan sumbernya: 1) Kalsium (Ca)

Tubuh orang dewasa yang gizinya baik mengandung 1-1,5 kg kalsium dan 90% terdapat di tulang dan gigi dalam bentuk garam kompleks. Sumber: susu & produk olahannya (keju, es krim) , makanan laut (ikan, kerang, udang kering), sardencis, sayuran hijau (bayam, melinjo, dan sawi), tahu, jeruk. Dapat juga diperoleh dalam jumlah yang cukup dari air mineral yang dapat mengandung sampai 50 mg/lt 2) Besi (Fe)

Sumber: telur, daging merah, ikan, hati, kerang, buah kering, tepung gandum, roti, sayuran hijau (bayam, kangkung), kacang-kacangan, kentang, jagung. 3) Iodium (I)

Sumber: sayur-sayuran, makanan laut (ikan laut, minyak ikan, rumput laut, kerang), garam beryodium, kulit kentang. KESIMPULAN Tubuh manusia membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang digunakan untuk beraktivitas, pertunbuhan, perkembangan, dan pergantian sel-sel yang rusak. Nutrisi ini dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu makronutrient dan mikronutrient. Kelompok nutrisi nakronutrient adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Sementara mikronutrient adalah vitamin, mineral, dan elektrolit. Persentasi kebutuhan makronutrien lebih banyak dibanding mikronutrient. Pada dasarnya, kebutuhan tubuh terhadap mikronutrien terpenuhi dalam jumlah yang sedikit. Lain halnya dengan makronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah banyak karena memegang fungsi penting yang utama yakni sumber energi.

10

Walaupun dikatakan mikronutrien (dibutuhkan dalam jumlah sedikit), namun kita harus tetap memenuhi kebutuhan terhadap zat ini. Jumlah yang sedikit inilah yang ternyata mampu memberikan fungsi keseimbangan normal yang penting dari tubuh manusia sehingga konsumsi akan mikronutrien harus tetap diperhatikan. Selain itu, tubuh juga membutuhkan suplemen sebagai kebutuhan nutrisi tambahan. Namun suplemen hanya digunakan dalam kondisi keadaan tertentu. Karena suplemen dalam jumlah tak terkontrol justru menyebabkan toksik. Jadi sebaiknya pengkonsumsian suplemen dikonsultasikan pada dokter atau ahli gizi.

Daftar Pustaka Arisman, dr. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. Budiyanto, Agus K., 2001, Dasar-dasar ilmu gizi, UMM Press: Malang Despopoulos and Sibernagl. 2003. Color Atlas of Physiology, 5thedition. Thieme-Stuttgart : New York Ganong, William F. 2005. Review of Medical Physiology, 22 ndedition. LANGE McGraw Hill. Available at server fk-unram/document/ Hartono, Andri. 2006. Terapi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta : EGC. Murray, Robert K. 2003. Biokimia Harper. Jakarta : EGC. Rimbawan dan Siagian, A, 2004. Indeks Glikemik Pangan : Cara Mudah Memilih Pangan yang Menyehatkan. Penebar Swadaya, Jakarta. Saladin, 2003, Anatomy & Physiology: The unity of Form and Function, 3rd edition, The McGrawHill Companies Sediaoetama, Djaeni Ahmad. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi, Jilid 1. Jakarta : Dian Rakyat.

11

Anda mungkin juga menyukai