Yulia
Pembimbing
Pelapor
Mengetahui
Dr.Amrita, Sp.PD
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kudus Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 1
Yulia
TUMOR PARU Lebih dari 90% tumor paru primer merupakan tumor paru ganas. Gejala klinis tumor paru adalah hemoptisis, batuk, nyeri dada, mengi, sesak napas, efusi pleura, jari tabuh, limfadenopati, perubahan suara menjadi serak, penurunan berat badan, kelainan rontgen thoraks dan sindrom horner (ptosis, miosis, keringat berkurang). Tumor paru ganas dibagi atas: Small cell lung cancer (SCLC): gambaran histologinya yang khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya diisi oleh mucus dengan sebaran kromatin yang sedikit tanpa nucleoli. Non small cell lung cancer (NSCLC): berciri khas proses keratinisasi dan pembentukan bridge intraseluler. Adenokarsinoma khas dengan bentuk formasi glandular dan cenderung ke arah pembentukan konfigurasi papilari. Karsinoma bronkoalveolar meliputi permukaan alveolar tanpa merusak jaringan paru. Karsinoma sel besar tidak mempunyai gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular, bersifat anaplastik, biasanya disertai infiltrasi sel netrofil. Faktor resiko terjadinya tumor paru meliputi kebiasaan merokok dan paparan terhadap asap rokok, polusi udara, genetik dimana terdapat mutasi gen yang berperan dalam kanker paru (proto oncogen, tumor suppressor gen, gene encoding enzyme), dan dari faktor diet berupa rendahnya konsumsi betakarotene, selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena tumor paru. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan adalah foto thoraks dimana tampak gambaran bundar dengan tepi yang kasar, kavitas, pelebaran hilus dan dapat menyebabkan efusi pleura yang masif. CT scan digunakan untuk mendeteksi tumor kecil dan mengidentifikasi Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 2
Yulia
penyakit dalam mediastinum, seperti pembesaran kelenjar getah bening atau penyebaran lokal dari tumor, dan untuk mengidentifikasi penyebaran sekunder karsinoma ke paru yang berlawanan dengan mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dilihat dengan foto thoraks. CT scan harus mencakup hati, kelenjar adrenal dan otak karena ini adalah situs umum untuk metastasis. Bronkoskopi digunakan untuk menilai anatomi bronkial dan untuk mendapatkan biopsi dan spesimen sitologi. Jika karsinoma melibatkan 2 bronkus utama, tumor bisa dioperasi karena akan ada margin reseksi cukup untuk pneumonectomy. Pelebaran dan hilangnya sudut tajam carina menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening mediastinum. Penanganan tumor paru dapat dilakukan operasi, terapi radiasi, iradiasi endobronchial. Operasi: bersifat kuratif Terapi radiasi: Merupakan pengobatan pilihan jika operasi ditolak. Dilakukan pada pasien dengan karsinoma skuamosa tumbuh lambat. Dosis tinggi radioterapi (6500 rad) dapat memberikan hasil yang baik. Fungsi paru yang buruk merupakan kontraindikasi relatif untuk radioterapi. Terapi iradiasi endobronchial dan stent trakeobronkial, digunakan sebagai terapi paliatif kanker paru pada pasien dengan penyempitan tracheobronchial akibat tumor intraluminal atau kompresi ekstrinsik yang menyebabkan sesak napas. Iradiasi endobronchial (brachytherapy) berguna untuk pengobatan tumor intraluminal dan kompresi ekstrinsik ganas. Sebuah sumber radioaktif dimasukan dalam kateter dan ditempatkan berdekatan dengan karsinoma dengan pengawasan bronkoskopi. Radiasi cepat dilakukan sehingga meminimalkan kerusakan pada jaringan normal yang berdekatan.
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 3
Yulia
Stent trakeobronkial terbuat dari silikon atau pegas logam untuk dimasukkan ke dalam striktur yang disebabkan oleh tumor atau dari kompresi eksternal atau ketika melemahnya dan runtuhnya dinding trakeobronkial.
ATELEKTASIS PARU Atelektasis adalah keadaan dimana terjadinya pengembangan paru yang tidak sempurna, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan saluran napas maupun penekanan pada paru sendiri. Penyumbatan ini dapat disebabkan oleh gumpalan lendir/mucus, tumor, benda asing, atau adanya tekanan dari luar yang menekan bronkus, seperti pembesaran KGB, tumor. Penyumbatan saluran napas menyebabkan O tidak dapat masuk ke dalam alveolus, sedangkan O dalam alveolus terus berdifusi ke dalam kapiler paru sehingga alveolus akan mengkerut dan memadat. Jika alveolus tersebut terisi dengan sel darah, serum dan lendir, maka akan mudah mengalami infeksi. Faktor resiko terjadinya atelektasis adalah penggunaan anestesi yang menyebabkan peningkatan terbentuknya mukus dan tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi yang menyebabkan pengumpulan sekret mukus sehingga ventilasinya berkurang. Atelektasis dibagi atas: Atelektasis Primer; adalah atelektasis yang belum pernah terjadi proses respirasi sebelumnya atau atelektasis dimana alveolusnya kolaps dari awal. o Atelektasis bawaan (neonatorum): banyak terjadi pada bayi premature, dimana pusat pernapasannya immature dan gerakan pernapasannya masih terbatas. Atelektasis Sekunder; atelektasis yang didapat, dimana alveolus awalnya masih terbuka terus kolaps. Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 4
Yulia
o Atelektasis obstruksi: disebabkan oleh obstruksi total jalan napas sehingga pergerakan napas melemah. o Atelektasis kompresi: disebabkan oleh adanya tekanan dari luar pada paru sehingga mengganggu pengembangan paru. o Atelektasis bercak: disebabkan oleh adanyan daerah kecil yang mengalami kolaps paru, seperti pada obstruksi bronkiolus multipel. Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak napas ringan, selain itu dapat menyebabkan nyeri dada, batuk, dan jika disertai infeksi dapat terjadi demam dan peningkatan denyut jantung. Pada pemeriksaan rontgen, biasanya tampak gambaran homogen opak, volume paru mengecil, sela iga menyempit, diafragma tertarik ke atas, dan trakea, jantung dan mediastinum tertarik ke arah yang sakit. Pada penanganan, biasanya bertujuan untuk mengeluarkan sumber sumbatan dan mengembangkan kembali sisi paru yang sakit. Jika terjadi infeksi, dapat digunakan antibiotik. Namun jika infeksi menetap atau berulang dan menyulitkan atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya dilakukan pengangkatan pada bagian paru yang terkena.
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 5
Yulia
Tumor Paru
Menekan paru
Alveolus kolaps
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 6
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Agama Status Pendidikan Pekerjaan Alamat Dikirim oleh Nomor CM Dirawat di ruang Masuk bangsal Tanggal dikasuskan Keluar bangsal : Tn.W : 50 tahun : Laki-laki : Islam : Menikah : Tamat SMP : Petani : Ketanjung RT 1/ RW 2 Demak : IGD : 648835 : Bougenvil lantai 2 : Sabtu, 26 Januari 2013 : Sabtu, 2 Februari 2013 : Senin, 4 Februari 2013
Yulia
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 7
Yulia
Autoanamnesis dilakukan pada hari Senin, 4 Februari 2012 Keluhan Utama : Batuk darah
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD RSUD Kudus dengan keluhan batuk darah disertai sesak napas, dan suara yang serak. Batuk darah terjadi sejak 2 minggu yang lalu dan terjadi secara tiba-tiba. Dalam sehari pasien dapat mengalami batuk darah beberapa kali. Darah yang dikeluarkan berupa darah segar. Sekali batuk pasien dapat mengeluarkan dahak darah sebanyak 1 sendok makan. Selain batuk darah, pasien juga merasakan sesak saat bernapas yang muncul tiba-tiba sejak 2 minggu yang lalu. Sesak dirasakan pada dada kiri dan semakin bertambah berat bila dalam posisi tiduran. Sesak berkurang jika pasien berada dalam posisi duduk. Suara yang mulai serak dialami pasien sejak 2 minggu yang lalu bersamaan dengan batuk darah dan sesak.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat batuk darah sebelumnya (-) Riwayat sesak napas sebelumnya (-) Riwayat nyeri dada (-) Riwayat trauma di sekitar dada (-)
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 8
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 Riwayat asma (-) Riwayat tekanan darah tinggi (-) Riwayat kencing manis (-)
Yulia
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.
Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien bekerja sebagai petani dan biaya pengobatan di rumah sakit ditanggung oleh JAMKESMAS
Riwayat status gizi : Biasanya pasien makan sehari 3 kali ditambah makanan selingan 2-3 kali sehari.
Riwayat kebiasaan :
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 9
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 Riwayat merokok (+) Riwayat minum alkohol (-)
Yulia
III.
PEMERIKSAAN FISIK : Lemah : Compos Mentis : 140/100 mmHg : 76 x/ menit : 28 x/menit : 93 % : 37,2 C
Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Denyut nadi Laju pernapasan Saturasi oksigen Suhu
Berat badan
: 165 cm : 50/(1,65)2 = 18,38 gizi kurang : anemis(-),sianosis(-),ikterik(-),turgor kulit baik : mesochepal, rambut terdistribusi merata, tidak mudah dicabut : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflex pupil (+/+), isokor, diameter 3 mm
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 10
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 THT Mulut Leher Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Batas atas : Batas kanan : Batas kiri : Auskultasi : otorrhea (-), rinorrhea (-), epistaksis (-) : sulcus nasolabialis simetris, bibir kering (-), sianosis (-)
Yulia
: JVP meningkat (-), trachea letak di tengah, pembesaran KGB leher (-) : Tidak tampak pulsasi iktus kordis Iktus kordis teraba di ICS V MCL sinistra, kuat angkat (+) Redup ICS III PSL sinistra ICS IV PSL dextra ICS V MCL sinistra Bunyi jantung I (+), II (+),murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Paru Depan Inspeksi Dinding dada -Parut bekas operasi -Pelebaran vena-vena superficial -Spider naevi -Retraksi otot interkostal -Barrel shape -Kifosis -Pectus excavatum -Pectus carinatum 28 x per menit Tidak tampak Tidak tampak Tidak tampak Tidak tampak Tidak tampak Tidak tampak Tidak tampak Tidak tampak Takipnea Abdominotorakal Simetris
Bentuk dada
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 11
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 STATIS Pemeriksaan KGB Pemeriksaan trakea Pemeriksaan pulsasi
Yulia
Di submandibular, cervical, Tidak ada pembesaran KGB supraklavikula, kedua aksila apeks Letak di tengah Ictus cordis teraba di ICS V MCL Sinistra Tidak ada
jantung/ ictus cordis Benjolan DALAM KEADAAN DINAMIS Pemeriksaan gerakan napas Pemeriksaan vocal fremitus Perkusi Di sisi kiri Di sisi kanan Batas paru hepar Auskultasi Suara dasar vesikuler Ronki Wheezing
Pemeriksaan Paru Belakang Inspeksi Bentuk dada Columna vertebralis Palpasi -skoliosis Tidak tampak Letak di tengah, lurus
DALAM KEADAAN STATIS Benjolan DALAM KEADAAN DINAMIS Pemeriksaan gerakan napas Pemeriksaan vocal fremitus Perkusi Di sisi kiri Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 12
Tidak ada Gerakan pada sisi kiri tertinggal Melemah pada sisi kiri
Redup
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 Di sisi kanan Sonor
Yulia
Auskultasi Suara dasar vesikuler Ronki Wheezing +/+, melemah pada sisi kiri -/-/-
: Bising usus (+) normal : timpani di seluruh kuadran abdomen : supel, nyeri tekan (-)
Hepatomegali (-), splenomegali (-) Ekstremitas Petekhie Palmar eritem Oedema Clubbing finger Pembesaran KGB aksila Pembesaran KGB inguinal Refleks fisiologis Refleks patologis Kekuatan motorik Genitalia, anus, dan rectum : Ekstremitas Superior -/-/-/-/-/+/+ -/5 : tidak diperiksa Ekstremitas Inferior -/-/-/-/-/+/+ -/5
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 13
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil pemeriksaan darah rutin (Jumat, 25 Januari 2013) Golongan darah: B / Rh + Nilai normal 3,5-10,00 3,80-5,80 11,0-16,5 35,0-50,0 150-390 .100-.500 1 5 menit 2 5 menit Kesan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Yulia
WBC RBC HGB HCT PLT PCT Waktu perdarahan Waktu pembekuan
10x103/mm3 4,89x106/mm3 14,6 g/dl 43,0 L % 289 H 103/mm3 .211 % 2 menit 4 menit
Tampak perselubungan opak pada lapang paru kiri Paru kiri kolaps Kesan: atelektasis paru kiri
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 14
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 Bronkoskopi (Sabtu, 2 Februari 2013)
Yulia
Daftar Abnormalitas : 1. Batuk darah 2. Sesak napas 3. Suara serak 4. Penurunan berat badan 5. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan : Frekuensi pernapasan: Takipneu Paru depan: o Palpasi : vocal fremitus melemah pada sisi kiri
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 15
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 o Perkusi o Auskultasi Paru belakang: o Palpasi : redup pada sisi kiri : suara dasar vesikuler melemah pada sisi kiri
Yulia
melemah pada sisi kiri o Perkusi o Auskultasi : redup pada sisi kiri : suara dasar vesikuler melemah pada sisi kiri
6. Pada pemeriksaan foto toraks didapatkan : atelektasis paru kiri 7. Pada pemeriksaan bronkoskopi didapatkan : Bronkus utama kiri tertutup massa tumor, cenderung ganas.
Rencana Pemecahan Masalah Problem 1 : Batuk darah Sesak napas pada dada kiri yang bertambah berat bila posisi tiduran dan berkurang jika posisi duduk. Suara serak Penurunan berat badan DD: TB Paru
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 16
Yulia
Plan diagnosa : anamnesa dan pemeriksaan fisik, rontgen toraks, bronkoskopi, sputum BTA Plan terapi : - Posisi duduk - Oksigen nasal 3 liter/menit - Codein 3x10 mg - Asam traneksamat 3 x 500 mg - Operasi Plan monitoring : Keluhan subjektif, objektif, foto toraks Plan edukasi : - Menjelaskan tentang penyakit, pemeriksaan, dan terapi kepada pasien - Menganjurkan pasien agar beristirahat Problem 2 : Sesak napas Batuk Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan: Palpasi Perkusi Auskultasi : vocal fremitus melemah pada sisi kiri : redup pada sisi kiri : suara dasar vesikuler melemah di sisi kiri DD: Efusi pleura kiri masif
Plan diagnosa : Anamnesa dan pemeriksaan fisik, rontgen toraks Plan terapi :
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 17
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 Infus RL 20 tpm Mengatasi penyebab atelektasis Tirah baring dengan berbaring pada sisi yang sehat
Yulia
Plan edukasi : Menjelaskan tentang penyakit, pemeriksaan, dan terapi kepada pasien. Menganjurkan pasien agar beristirahat
CATATAN KEMAJUAN Tgl: Sabtu, 2/2/2013 Subjektif: Objektif: Batuk (+) Sesak napas (+) TTV TD:130/80 N:84 x/mnt t: 36,2 C PF Paru: I: Simetris Pa: SF kiri melemah Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 18 Assesment: Post bronkoskopi : atelektasis paru kiri et causa tumor paru kiri Plan Dx: Plan Tx: Plan Mx: Plan Ex: Menjelas Kan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit pasien
- Infus RL Keluhan 20 tpm nasal liter/menit Injeksi Cefotaxim 2x1 g IV subjektif 3 objektif Oksigen dan
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 Pe: Redup di A: lapang Suara paru kiri vesikuler melemah di lapang paru kiri , Rh -/-,Wh Minggu 3/2/2013 Batuk (+) Sesak napas (+) -/TTV N:84 x/mnt t: 36,4 C PF Paru: I: Simetris Pa: SF kiri melemah Pe: Redup di A: lapang Suara paru kiri vesikuler melemah di lapang paru 4/2/2013 Pusing (+) Batuk (+) Kiri TTV N:84 x/mnt t: 36,8 C Atelektasis causa tumor paru kiri Terapi teruskan Atelektasis causa tumor paru kiri Terapi teruskan asam traneksamat 3x1 Injeksi
Yulia
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 19
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 Sesak napas (+) PF Paru: I: Simetris Pa: SF kiri melemah Pe: Redup di A: lapang Suara paru kiri vesikuler melemah di lapang paru Kiri
Yulia
PEMBAHASAN Gejala klinis tumor paru adalah hemoptisis, batuk, nyeri dada, mengi, sesak napas, efusi pleura, jari tabuh, limfadenopati, perubahan suara menjadi serak, penurunan berat badan, kelainan rontgen thoraks dan sindrom horner (ptosis, miosis, keringat berkurang). Sesak napas dirasakan terutama saat beraktivitas. Gejala klinis atelektasis adalah sesak napas, nyeri dada, batuk, dan jika disertai infeksi dapat menyebabkan demam. Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami batuk darah sejak 2 minggu yang lalu dan terjadi secara tiba-tiba. Sekali batuk pasien dapat mengeluarkan dahak darah segar sebanyak 1 sendok makan. Selain batuk darah, pasien juga merasakan sesak pada dada kiri yang semakin Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 20
Yulia
bertambah berat bila posisi tiduran dan berkurang jika pasien berada dalam posisi duduk. Pasien juga mengalami suara yang mulai serak dialami pasien sejak 2 minggu yang lalu bersamaan dengan batuk darah dan sesak. Hal ini sesuai dengan literatur yang saya dapatkan mengenai gejala klinis pada tumor paru. Pemeriksaan fisik toraks yang didapatkan pada atelektasis paru adalah: Inspeksi: pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal. Trakea deviasi ke sisi yang sakit. Palpasi: pergerakan napas pada sisi yang sakit tertinggal, vocal fremitus melemah pada sisi yang sakit. Perkusi: redup pada sisi yang sakit. Auskultasi: suara dasar vesikuler melemah pada sisi yang sakit. Pada pemeriksaan fisik toraks pasien didapatkan palpasi: vocal fremitus melemah pada sisi kiri, perkusi: redup pada sisi kiri, auskultasi: suara dasar vesikuler melemah pada sisi kiri. Hal ini sesuai dengan literatur mengenai pemeriksaan fisik toraks pada atelektasis paru. Pemeriksaan foto toraks pada tumor paru didapatkan gambaran bundar dengan tepi yang kasar, kavitas, pelebaran hilus dan dapat menyebabkan efusi pleura yang masif. Pada pemeriksaan foto toraks atelektasis paru, biasanya tampak gambaran homogen opak, volume paru mengecil, sela iga menyempit, diafragma tertarik ke atas, dan trakea, jantung dan mediastinum tertarik ke arah yang sakit. Pada foto toraks pasien didapatkan perselubungan opak pada lapang paru kiri dan paru kiri kolaps. Hal ini sesuai dengan gambaran foto toraks atelektasis paru kiri yang dapat disebabkan oleh tumor paru kiri. Pada pemeriksaan bronkoskopi didapatkan hasil bronkus utama kiri tertutup massa tumor, cenderung ganas. Penatalaksanaan yang diberikan pada kasus ini adalah: untuk tumor paru dilakukan posisi duduk dan diberikan oksigen nasal 3 liter/menit untuk mengurangi sesaknya, Codein 3x10 mg untuk mengurangi batuk, Asam traneksamat 3 x 500 mg untuk mengurangi perdarahannya dan operasi untuk mengangkat tumornya. Untuk atelektasis dilakukan penanganan penyebab atelektasis dan tirah baring pada sisi yang sehat sehingga paru yang sakit dapat mengembang kembali.
RINGKASAN Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 21
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Christina - 406117079 Telah dilaporkan : Seorang Laki - Laki 50 Tahun dengan Tumor Paru dan Atelektasis
Yulia
DAFTAR PUSTAKA 1. Gleadle, Jonathan. At a Glance: Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Erlangga. Jakarta: 2007. 2. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed V jilid II. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2009. 3. Clark, Kumar. Clinical medicine ed 7E. http://www.studentconsult.com/content/default.cfm? ISBN=9780702029936 4. Corwin, Elizabeth J. Buku saku patofisiologi ed 3. ECG. Jakarta: 2008. 5. Silbernagl, Stefan, dkk. Teks dan atlas berwarna patofisiologi. EGC. Jakarta: 2007. 6. Rasad, Sjahriar. Radiologi diagnostik ed 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2005.
Kepaniteraan Klinik Universitas Tarumanagara Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kudus 2013 22