Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Bahan alam telah lama digunakan di bidang kesehatan untuk keperluan

preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Telah banyak penelitian yang memanfaatkan bahan alam karena bahan alam jarang menimbulkan efek samping yang merugikan dibandingkan obat yang terbuat dari bahan sintesis. Saat ini, bidang kedokteran gigi telah memanfaatkan bahan alam sebagai material klinis (Purnamasari et al, 2010). Salah satu tanaman yang memiliki beragam khasiat medis adalah teh hijau (Badwilan, 2010). Teh hijau merupakan teh non-fermentasi yang mempunyai beberapa komponen aktif yaitu polifenol dan katekin. Polifenol teh diketahui bersifat antibakteri dan antivirus (Cabrera et al, 2006; Suprastiwi, 2007). Sedangkan katekin yang terkandung di dalam teh hijau, dipercaya mampu mengurangi pembentukan plak gigi dengan dua mekanisme, yaitu; a) membunuh bakteri penyebab, seperti Streptococcus mutans, dan b) menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari bakteri (Kusuma, 2005). Streptococcus mutans merupakan bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi (Kusuma, 2005). Menurut Kidd dan Bechal, Streptococcus mutans adalah flora normal dalam rongga mulut, tetapi bila lingkungan menguntungkan dan terjadi peningkatan populasi dapat berubah menjadi patogen (Sukanto, 2003). Streptococcus mutans mampu mensintesis polisakarida ekstraselular glukan, memproduksi asam laktat, membentuk koloni yang melekat

erat dengan permukaan gigi, dan lebih bersifat asidogenik (menghasilkan asam) daripada spesies Streptococcus lainnya (Purnamasari et al, 2010). Berdasarkan hal tersebut, pertumbuhan Streptococcus mutans harus dihambat agar tidak menjadi patogen dengan pemberian bahan antibakteri (Sukanto, 2003). Salah satunya adalah dengan menggunakan povidone iodine yang telah lama diketahui sebagai gold standard dalam mengurangi jumlah bakteri serta mencegah infeksi (Hendrickson, 2005). Povidone iodine merupakan obat kumur yang mempunyai sifat antibakteri, terbukti efektif mengurangi plak dan gingivitis, dan dapat digunakan sebagai kontrol oral hygiene (Farah et al, 2009). Povidone iodine sebagai obat kumur tersedia dalam konsentrasi 1% (Singh, 2007). Povidone iodine memiliki efek bakterisidal yang hampir sama dengan iodine murni, efektif melawan sebagian besar bakteri, termasuk bakteri patogen periodontal, jamur, mycobacteria, virus, dan protozoa (Demir et al, 2005). Berkumur dengan menggunakan povidone iodine diketahui memiliki tingkat desinfektan tinggi dan dapat mengurangi jumlah bakteri rongga mulut (Ogata et al, 2004). Sebagaimana telah dijelaskan di atas, povidone iodine 1% sebagai obat kumur diketahui mempunyai sifat antibakteri (Farah et al, 2009). Selain povidone iodine, sebagai bahan alam, teh hijau memiliki beberapa kandungan antibakteri terhadap bakteri penyebab plak (Nirmaladewi et al, 2007). Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah bakteri dari genus Streptococcus, yaitu bakteri Streptococcus mutans (Kusuma, 2005). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri teh hijau seduh

konsentrasi 100% terhadap Streptococcus mutans dibandingkan dengan povidone iodine 1%.

B.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil suatu permasalahan

yaitu Apakah teh hijau seduh konsentrasi 100% memiliki efek antibakteri terhadap Streptococccus mutans jika dibandingkan dengan povidone iodine 1%.

C.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efek antibakteri teh hijau seduh konsentrasi 100%

dibandingkan dengan povidone iodine 1% terhadap Streptococcus mutans.

D.

Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan informasi ilmiah mengenai bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan antibakteri. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan produk obat antibakteri berbahan dasar alamiah yaitu teh hijau.

Anda mungkin juga menyukai