Anda di halaman 1dari 3

PENCEGAHAN (Leavel and Clark, 1958) Analisis kami dalam untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit, yang

mengacu pada tiga tahap pencegahan yang dikenal sebagai teori five levels of prevention (Leavel and Clark), diantaraya : 1. Pencegahan Primer, dilakukan saat individu belum menderita sakit. Meliputi hal-hal berikut ; a. Promosi Kesehatan (Health Promotion) Dalam kegiatan promosi kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan diri (personal hygiene) dan lingkungan (envirotment), upaya yang dilakukan diantaranya ; 1) Memberikan pendidikan kesehatan mengenai bahaya serta cara menular penyakit, berperan dalam upaya pencegahan penyakit leptospirosis. 2) Usaha-usaha lain yang dapat dianjurkan antara lain mencuci kaki, tangan serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah. 3) Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 4) Memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara penularan penyakit leptospirosis. b. Perlindungan/pencegahan Khusus (Spesific Protection) Berupa upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit leptospirosis, misalnya pemberian vaksin terhadap hewan-hewan peliharaan dan hewan ternak dengan vaskin strain lokal, mengisolasi hewan-hewan sakit guna melindungi masyarakat, rumah-rumah penduduk serta daerah-daerah wisata dari urine hewan-hewan tersebut, pemberantasan rodent (tikus) dengan peracunan atau cara-cara lain, melindungi pekerja-pekerja yang dalam pekerjaannya mempunyai resiko yang tinggi terhadap Leptospirosis dengan penggunaan sepatu bot dan sarung tangan. Pengendalian perlu juga dilakukan pada hewan yang terinfeksi bakteri leptospira sp. Dengan pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksin Leptospira.Vaksin Leptospira untuk hewan adalah vaksin inaktif dalam bentuk cair (bakterin) yang sekaligus bertindak sebagai pelarut karena umumnya vaksin Leptospira dikombinasikan dengan vaksin lainnya, misalnya distemper dan hepatitis. Vaksin Leptospira pada anjing yang beredar di Indonesia terdiri atas dua macam serovar yaitu L. canicola dan L. ichterohemorrhagiae. Vaksin Leptospira pada anjing diberikan saat anjing berumur 12 minggu dan diulang saat anjing berumur 14-16

minggu. Sistem kekebalan sesudah vaksinasi bertahan selama 6 bulan, sehingga anjing perlu divaksin lagi setiap enam bulan. Misalnya, pada anjing, sapi, babi, tikus, kucing, marmut sebaiknya di vaksin atau dibasmi.

2.

Pencegahan Sekunder, dilakukan pada saat individu mulai sakit. a. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and promp treatment). Tujuan dari tindakan ini adalah mencegah penyebaran penyakit jika penyakit tersebut merupakan penyakit menular. Dalam mencegah penyebaran penyakit leptospirosis usaha yang dapat dilakukan misalnya, pengamatan terhadap hewan rodent yang ada disekitar penduduk, terutama di desa dengan melakukan penangkapan tikus untuk diperiksa terhadap kuman Leptospirosis. Mengobati dan menghentikan proses penyakit dengan cara memutuskan rantai penyebaran bakteri leptospirosis dengan cara membasmi reservoinya yang terinfeksi bakteri leptospira sp. Manusia rawan oleh infeksi semua serovar Leptospira sehingga manusia harus mewaspadai cemaran urin dari semua hewan Perilaku hidup sehat dan bersih merupakan cara utama untuk menanggulangi Leptospirosis tanpa biaya. Manusia yang memelihara hewan kesayangan hendaknya selalu membersihkan diri dengan antiseptik setelah kontak dengan hewan kesayangan, kandang, maupun lingkungan di mana hewan berada. Manusia harus mewaspadai tikus sebagai pembawa utama dan alami penyakit ini. Pemberantasan tikus terkait langsung dengan pemberantasan Leptospirosis Selain itu, para peternak babi dihimbau untuk mengandangkan ternaknya jauh dari sumber air. Feses ternak perlu diarahkan ke suatu sumber khusus sehingga tidak mencemari lingkungan terutama sumber air. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya dapat dilakukan beberapa hal diantaranya : 1) 2) 3) 4) b. Laporan kepada instansi kesehatan setempat. Isolasi : tindakan kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuh. Desinfektan serentak : dilakukan terhadap benda yang tercemar dengan urin. Pengobatan spesifik.

Pembatasan kecacatan (disability limitation). Untuk memperkecil angka kematian sebaiknya semua suspect (tersangka) penderita Leptospirosis segera dibawa ke Puskesmas/rumah sakit yang terdekat untuk segera mendapati pengobatan.

3.

Pencegahan Tersier (Rehabilitasi) Pada tahap ini, bertujuan untuk mencegah bertambah parahnya penyakit. Oleh karena itu, dalam tahap ini juga dilakukan rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat efek samping dari penyembuhan suatu penyakit. Rehabilitasi adalah usaha

pemngembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabiliyasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial. Leavell and Clark, 1958. Preventive Medicine for Doctor in his Community. Halaman 161169

Anda mungkin juga menyukai