Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Tanah berbutir halus pada umumnya mempunyai kekuatan geser lebih rendah dari tanah berbutir kasar. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bila tanah lempung digunakan sebagai pendukung pondasi dan bangunan. Banyak kerugian-kerugian yang akan ditimbulkan antara lain kerusakan pada tanah maupun konstruksi bangunan itu sendiri. Meskipun kerusakan yang diakibatkan tidak bersifat mendadak dan langsung namun kerugian secara materi yang diakibatkan akan cukup besar, oleh karena itu perlu diadakannya perbaikan tanah ataupun stabilisasi. Stabilisasi tanah umumnya berkaitan dengan bahan campuran yang digunakan. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini dicoba menggunakan stabilisasi dengan material alternatif pengganti additive dan abu tandan kosong kelapa sawit hasil limbah padat pabrik pengolahan kelapa sawit yang kurang termanfaatkan. Seiring dengan tersebut, sektor agribisnis kelapa sawit di Indonesia tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dan luas areal kelapa sawit dan produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) yang terus mengalami peningkatan sejak tahun 1968 sampai tahun 1997. Pada periode 1968 1997 tersebut, luas areal kelapa sawit meningkat hampir 21 kali lipat, yaitu 120.000 Ha pada tahun 1968 menjadi 2,5 juta Ha pada tahun 1997. Pertumbuhan luas areal yang pesat kembali terjadi pada lima tahun terakhir, yakni pada tahun 2006 berkembang menjadi 5,97 juta Ha setidaknya menunjukan gambaran keberhasilan kebijakan pemerintah dalam percepatan pembangunan kelapa sawit di Indonesia. Oil World memproyeksikan bahwa produksi CPO Indonesia menyamai Malaysia pada tahun 2007 dan selanjutnya Indonesia akan menjadi produsen nomor satu dunia. Perkembangan industri sawit yang terus meningkat berdampak pada limbah padat yang dihasilkan dan pengolahan Tandan Buah Segar (TBS). Limbah ini adalah sisa produksi sawit kasar tandan kosong, sabut dan cangkang sawit. Masalah yang kemudian muncul adalah sisasisa pembakaran dari tandan kosong kelapa sawit yang terus meningkat sepanjang tahun yang sampai sekarang masih kurang termanfaatkan. Perlu adanya upaya dalam memanfaatkan limbah tersebut dengan cara melakukan penelitian di laboratorium. Penelitian yang dilakukan adalah metode stabilisasi.

Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah abu tandan kosong kelapa sawit dengan interval variasi sebesar 3%. Dimulai dari 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15% terhadap berat sampel tanah dan menggunkan masa pemeraman 1 hari.

1.2 Perumusan Masalah Permasalahan tanah yang digunakan sebagai pondasi suatu konstruksi bangunan dan jalan di Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah, Kalimantan Tengah adanya kerusakan pada bangunan di Desa Tuwung seperti dinding retak, jalan retak-retak dan berlubang. Kerusakan permukaan aspal, lendutan dan gesernya badan jalan umumnya terjadi pada musim hujan, sedang kerusakan retak memanjang terjadi pada musim kemarau. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apa jenis tanah yang ada di Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah, Kalimantan Tengah ? 2. Bagaimana sifat-sifat fisik dan mekanis tanah di Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah, Kalimantan Tengah ? 3. Bagaimana hubungan yang dialami tanah lempung terhadap nilai batas-batas konsistensi, berat jenis tanah asli maupun yang telah distabilisasi, nilai kuat dukung tanah asli maupun yang telah distabilisasi, dan kuat tekan tanah asli yang telah distabilisasi dengan abu tandon kosong kelapa sawit ?

1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui jenis tanah yang berasal dari Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah, Kalimantan Tengah. 2. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanis tanah di Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah, Kalimantan Tengah. 3. Mengetahui hubungan yang dialami tanah lempung terhadap nilai batas-batas konsistensi, berat jenis tanah asli maupun yang telah distabilisasi, nilai kuat dukung tanah asli maupun yang telah distabilisasi, dan kuat tekan tanah asli yang telah distabilisasi dengan abu tandon kosong kelapa sawit. 4. Mencari kadar persentase yang paling efektif dengan menggunakan abu tandon kosong kelapa sawit terhadap daya dukung dan kuat tekan tanah.

1.4 Batasan Masalah Masalah yang dibahas yaitu penelitian laboratorium untuk melihat kondisi tanah berbutir halus bila dicampur dengan abu tandon kelapa sawit dengan menggunakan interval 3% untuk 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15% dalam hal pengujian sifat fisis tanah lempung. Sedangkan untuk pengujian mekanis digunakan persentase abu tandon kosong kelapa sawit yang paling optimum dari hasil uji pemadatan tanah pada setiap persentase abu tandon kosong kelapa sawit (3%, 6%, 9%, 12%, dan 15%) yang digunakan waktu pemeraman selama 1 hari. Untuk uji CBR yang diharapkan dapat diketahui daya dukung dari tanah lempung, sedangkan untuk mengetahui kuat geser tanah diuji dengan kuat tekan tanah lempung (UCT). Sampel tidak terganggu diambil untuk uji kuat tekan tanah asli, sedangkan sampel tidak terganggu diambil untuk uji indeks propertis tanah, dan daya dukung tanah asli dan tanah yang telah dicampur abu tandon kelapa sawit.

1.5 Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel tanah untuk penelitian adalah di daerah Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah, Kalimantan Tengah. Dan lokasi pengambilan sampel abu tandon kosong kelapa sawit di Tempat Pengolahan Kelapa Sawit yang terdapat di daerah Sampit, Kalimantan Tengah. Dan untuk uji sifat fisis dan mekanis sampel dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Palangkaraya.

Mulai Penelitian Lapangan (Penyelidikan dan Penentuan Lokasi)

Persiapan Penelitian

Persiapan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai