Anda di halaman 1dari 35

BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1

Penetapan Prioritas Masalah Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program pemberantasan penyakit menular langsung yang merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok. Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi : 1. Menetapkan kriteria 2. Memberikan bobot masalah 3. Menentukan skoring tiap masalah

2.1.1 Non-Scoring Technique Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah teknik non scoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu: A. Metode Delbecq Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih
45

dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama. B. Metode Delphi Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah. 2.1.2 Scoring Technique Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara lain : 2.1.2.1 Metode Bryant Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu: 1. Prevalence Besarnya masalah yang dihadapi 2. Seriousness Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut. 3. Manageability Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya 4. Community concern Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

2.1.2.2 Metode Matematik PAHO


46

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah: 1. Magnitude Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi 2. Severity Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masing- masing penyakit. 3. Vulnerability Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut 4. Community and political concern Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi 5. Affordability Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia

2.1.2.3 Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment) Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari: 1. Emergency Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga

menimbulkan kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka kematian ibu dan lain sebagainya.

2.

Greetes member
47

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.Sedangkan untuk masalah lain, maka greetes member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan. 3. Expanding Scope Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. 4. Feasibility Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut. 5. Policy Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut.Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media. Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
48

Bobot 5 Bobot 4 Bobot 3 Bobot 2 Bobot 1

: paling penting : sangat penting sekali : sangat penting : penting : cukup penting

2.1.3 Pemilihan Metode MCUA Berdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan menggunakan metode ini. Karena parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. 2.1.3.1 Emergency Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,maka parameter yang digunakan berupa proxy CFR yaitu suatu angka yang digunakan untuk masalah - masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi Berikut merupakan rincian dari CFR : TBC Diare Pneumoni : 16,47 % : 1,74 % : 7,6%

(sumber : Riskesdas, 2010 dan Kemenkes 2011)

49

Tabel 2.1 Penentuan CFR Tiap Masalah Skala 0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 100-109 Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency TBC (X) N0 MASALAH CFR Rujukan (%) Angka konversi pasien TBC di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% Angka konversi pasien TBC di wilayah 2 puskesmas kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari-Juli 2013 sebesar 50% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan KebonBawang 3 periode Januari-Juli 2013 sebesar 100% lebih tinggi dari target sebesar 90% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Papanggo 1 periode Januari-Juli 2013 sebesar 22,2 % Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Papanggo 2 periode 16,47 40 56,47 6 (Y) Target Cakupan (%) X+Y SCORE (%)

16,47

90

106,47

11

16,47

10

6,47

16,47

67,8

84,27

16,47

10

26,47

3
50

Januari-Juli 2013 sebesar 80% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sungai Bambu periodeJanuari-Juli 2013 sebesar 42,8% lebih rendahdari target sebesar 90% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan SunterAgung 1 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan SunterAgung 2 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan SunterAgung 3 periodeJanuari-Juli 2013 sebesar 0% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari-Juli 2013 sebesar 100% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Tanjung Priok periode Januari-Juli 2013 sebesar 20% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Warakas periodeJanuari-Juli 2013 sebesar 58,3%

16,47

47,2

63,67

16,47

90

106,47

11

16,47

90

106,47

11

16,47

90

106,47

11

10

16,47

-10

6,47

11

16,47

90

106,47

11

12

16,47

70

86,47

13

16,47

31,7

48,17

51

Tabel 2.3 Penentuan Score Emergency Pneumonia (X) N0 MASALAH CFR Rujukan (%) (Y) Target Cakupan (%) X+Y SCORE (%)

Insidens rate pneumonia pada bayi dan 1 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I periode Januari Juli 2013 sebesar 15,1% Insidens rate pneumonia pada bayi dan 2 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang II periode Januari Juli 2013 sebesar 15,2 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang III periode Januari Juli 2013 sebesar 2,22 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan 4 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo I periode Januari Juli 2013 sebesar 80,1% Insidens rate pneumonia pada bayi dan 5 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo II periode Januari Juli 2013 sebesar 0,71 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan 6 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari Juli 2013 sebesar 6,5 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung I periode Januari Juli 2013 sebesar 8,27 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan 7,6 3,5 11,1 2 7,6 9,29 16,89 2 7,6 70,1 77,7 8 7,6 5,3 12,8 2 7,6 5,2 12,8 2

7,6

7,78

15,38

7,6

1,7

9,3

7,6

10

17,6

2
52

Sunter Agung II periode Januari Juli 2013 sebesar 0 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan 9 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung III periode Januari Juli 2013 sebesar 0 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya I periode Januari Juli 2013 sebesar 0,75 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan 11 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya II periode Januari Juli 2013 sebesar 2,82% Insidens rate pneumonia pada bayi dan 12 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari Juli 2013 sebesar 0 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan 13 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari Juli 2013 sebesar 24,6 % 7,6 14,6 22,2 3 7,6 10 17,6 2 7,6 7,2 14,8 2 7,6 10 17,6 2

10

7,6

9,2

16,8

53

Tabel 2.5 Penetuan Score Emergency Diare No. MASALAH (X) CFR Rujukan (%) 1. Angka insidens rate diare bayi dan balita di puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk pada bulan Januari s/d Juli tahun 2013 sebesar 52,7 % 1,74 (Y) TargetCakupan (%) 47,7 49,44 5 X+Y (%) SCORE

2.1.3.2Greetes Members Greetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan. Tabel 2.6 Skala Score Greetest Member Skala 0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan:

54

Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu sampai 10 dengan jarak tiap range sebesar sembilan agar mendapatkan nilai greetest member yang bervariasi.

Tabel 2.7 Penentuan Score Greetes Member TBC N0 MASALAH Cakupan (%) Target (%) Selisih (%) Score

Angka konversi pasien TBC di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari-Juli 2013

90

90

10

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari-Juli 2013

50

90

40

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan KebonBawang 3 periode Januari-Juli 2013

100

90

10

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Papanggo 1 periode Januari-Juli 2013

22,2

90

67,8

Angka konversi pasien TBC di wilayahpuskesmaskelurahanPapanggo 2 periodeJanuari-Juli 2013

80

90

10

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sungai Bambu periode Januari-Juli 2013 Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan SunterAgung 1 periode

42,8

90

47,2

90

90
55

10

Januari-Juli 2013

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan SunterAgung 2 periode Januari-Juli 2013

90

90

10

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari-Juli 2013

90

90

10

10

Angka konversipasien TBC di wilayahpuskesmaskelurahanSunter Jaya 1 periodeJanuari-Juli 2013

100

90

10

11

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Jaya 2 periodeJanuari-Juli 2013

90

90

10

12

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Tanjung Priok periode Januari-Juli 2013

20

90

70

13

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Warakas periode JanuariJuli 2013

58,3

90

31,7

Tabel 2.8 Penentuan Score Greetes Member Pneumonia

N0

MASALAH

Cakupan

Target

Selisih

Score

Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

10

5,1

1
56

Kebon Bawang I periode Januari Juli 2013 sebesar Insidens rate pneumonia pada bayi dan 2 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang II periode Januari Juli 2013 Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang III periode Januari Juli 2013 Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan 4 Papanggo I periode Januari Juli 2013

15,1

15,2

10

5,2

2,2

10

7,8

80,1 10 70,1 1

Insidens rate pneumonia pada bayi dan 5 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo II periode Januari Juli 2013 s Insidens rate pneumonia pada bayi dan 6 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari Juli 2013 Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung I periode Januari Juli 2013 Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung II periode Januari Juli 2013 Insidens rate pneumonia pada bayi dan 9 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung III periode Januari Juli 2013 10 Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di Wilayah Puskesmas Kelurahan 10 9,3 1
57

0,7

10

9,3

6,5

10

3,5

8,23

10

1,7

10

10

10

10

Sunter Jaya I Insidens rate pneumonia pada bayi dan 11 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya II periode Januari Juli 2013 Insidens rate pneumonia pada bayi dan 12 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari Juli 2013 Insidens rate pneumonia pada bayi dan 13 balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari Juli 2013

0,7

2,8

10

7,2

10

10

24,6

10

14,6

58

Tabel 2.10 Penetuan Score Greetes Member Diare No. MASALAH Cakupan Target Selisih SCORE

1.

Angka insidens rate diare bayi dan balita di puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk pada bulan Januari s/d Juli tahun 2013

52,7

47,7

2.1.3.3Expanding Scope 1 Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan. Berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. 2 Jumlah penduduk tertinggi di kelurahan Warakas adalah 49.086 Jiwa , dan jumlah penduduk terendah di kelurahan Kebon Bawang III adalah 13.497Jiwa, dan untuk jumlah penduduk Se-Kecamatan Tanjung Priok adalah 311.856 jiwa , dengan ini maka scoring penilaian didasarkan atas jumlah penduduk pada interval-interval tertentu. Jarak antar interval adalah 10.000 penduduk. 3 Untuk keterpaduan lintas sektor didapatkan hasil yang sama pada seluruh puskesmas kelurahan dan kecamatan, yaitu didapatkan adanya keterpaduan lintas sektor pada seluruh puskesmas kelurahan dan kecamatan.

Tabel 2.12 Jumlah penduduk kecamatan Tanjung Priok

Unit No Kerja/Puskesmas

Jumlah Pendudu k

Score

1 2 3

Kec. Tanjung Priok Kel. Warakas Kel. Sunter Jaya I

311.856 19.795 23.595

1 9 7

59

4 5 6 7 8

Kel. Sunter Jaya II Kel. Papanggo Kel. Sungai Bambu Kel. Kebon Bawang I Kel. Kebon Bawang II

13.497 15.233 13.994 23.210 25.378

14 12 13 8 5

Kel. Kebon Bawang III

19.264

10

10 11 12 13

Kel. Tanjung Priok Kel. Sunter Agung I Kel. Sunter Agung II Kel. Sunter Agung III

19.104 26.626 31.900 25.174

11 4 3 6

14

Kel. Papanggo II

49.086

60

Tabel 2.13 Kerjasama Lintas Sektor kecamatan Tanjung Priok Unit Kerja/Puskesmas N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kec. Tanjung Priok Kel. Warakas Kel. Sunter Jaya I Kel. Sunter Jaya II Kel. Papanggo I Kel. Sungai Bambu Kel. Kebon Bawang I Kel. Kebon Bawang II Kel. Kebon Bawang III 25,12 1,09 2,34 2,34 1,4 2,36 0,57 0,57 0,57 1 11 7 8 9 6 12 13 14 Luas Wilayah (km )
2

Skor

10 11 12 13 14

Kel. Tanjung Priok Kel. Sunter Agung I Kel. Sunter Agung II Kel. Sunter Agung III Kel. Papanggo II

5,59 3,43 3,43 3,43 1,4

2 3 4 5 10

61

Unit No 1 2 3 4 5 6 7 8 Kerja/Puskesmas

Kerjasama Lintas Sektor

Kec. Tanjung Priok Kel. Warakas Kel. Sunter Jaya I Kel. Sunter Jaya II Kel. Papanggo Kel. Sungai Bambu Kel. Kebon Bawang I Kel. Kebon Bawang II

1 1 1 1 1 1 1 1

Kel. Kebon Bawang III

10 11 12 13

Kel. Tanjung Priok Kel. Sunter Agung I Kel. Sunter Agung II Kel. Sunter Agung III

1 1 1 1

14 Keterangan :

Kel. Papanggo II

Kerjasama Lintas Sektor Ada

Skor 1

62

Tidak Ada

Tabel 2.12 Penentuan Score Expanding Scope Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung Periode Januari - Juli 2013

Unit No Kerja/Puskesmas Jumlah Penduduk 1 2 3 4 5 6 7 8 Kec. Tanjung Priok Kel. Warakas Kel. Sunter Jaya I Kel. Sunter Jaya II Kel. Papanggo Kel. Sungai Bambu Kel. Kebon Bawang I Kel. Kebon Bawang II 9 Kel. Kebon Bawang III 10 11 12 Kel. Tanjung Priok Kel. Sunter Agung I Kel. Sunter Agung II 11 4 3 10 1 9 7 14 12 13 8 5

Skor

Total

Kerjasama Lintas Sektor 1 1 1 1 1 1 1 1

Luas Wilayah

1 11 7 8 9 6 12 13

3 21 15 23 22 20 21 19

14

25

1 1 1

2 3 4

14 8 8

63

13

Kel. Sunter Agung III

12

14

Kel. Papanggo II

10

13

2.1.3.4Feasibility

Menunjukkan sejauh mana kemungkinan program kerja yang terdapat di puskesmas dapat atau tidak dilaksanakan.Untuk menilai hal tersebut digunakan sistem scoring dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia, program kerja, material yang efektif serta efisien untuk mengatasi masalah tersebut.. Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat diselesaikan meliputi : 1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka

kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing masing wilayah Puskesmas. Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut : Dokter Umum Dokter Gigi Bidan = 1 : 21.584 = 1 : 25.631 = 1 : 11.083

No

Unit Kerja/Puskesmas

Jumlah Tenaga Kesehatan 77 24 7 9 9

Jumlah Penduduk

Perbandingan

Score

1 2 3 4 5

Kec. Tanjung Priok Kel. Warakas Kel. Sunter Jaya I Kel. Sunter Jaya II Kel. Papanggo

311.856 19.795 23.595 13.497 15.233

1: 4.050 1: 825 1: 3.371 1: 1.500 1: 1.692

4 14 6 13 11
64

6 Kel. Sungai Bambu 9 13.994 1: 1.555 12 7 Kel. Kebon Bawang I 9 23.210 1: 2.579 7 8 Kel. Kebon Bawang II 6 25.378 1: 4.230 2 9 Kel. Kebon Bawang III 8 19.264 1: 2.408 9 10 Kel. Tanjung Priok 8 19.104 1: 2.388 10 11 Kel. Sunter Agung I 11 26.626 1: 2.421 8 12 Kel. Sunter Agung II 9 31.900 1: 3.544 5 13 Kel. Sunter Agung III 6 25.174 1: 4.196 3 14 Kel. Papanggo II 9 49.086 1: 5.454 1 Tabel 2.13 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah

2.

Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut. Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat dan ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah banyak,

mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan banyak bila dari kegiatan pelaksanaan program ada kelebihan obat dan diberi nilai tiga. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai dua.Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu.Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol. Tabel 2.14 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung PriokPeriode Januari Juni 2013 Kategori Obat Ketersediaan Ada Tidak Ada Alat Ada Tidak Ada Score 0 1 0 1

65

3.

Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan Puskesmas penilaian dibagi dua yaitu ada, tidak ada. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala Puskesmas terkait.

Tabel 2.15 Scoring ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari - Juni 2013 Dana Ada Tidak ada Score 1 0

Tabel 2.16 Penentuan Score Feasibility Terhadap Kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (TBC) di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari - Juli 2013

FASILITAS N0 MASALAH SDM Obat Angka konversi pasien TBC di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari-Juli 2013 sebesar 50% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan KebonBawang 3 periode Alat

DANA

JUMLAH

14

17

1
66

Januari-Juli 2013 sebesar 100% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Papanggo 1 periode Januari-Juli 2013 sebesar 22,2 % Angka konversi pasien TBC di wilayahpuskesmaskelurahanPapanggo 2 periodeJanuari-Juli 2013 sebesar 80% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sungai Bambu periode Januari-Juli 2013 sebesar 42,8% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan SunterAgung 1 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan SunterAgung 2 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% Angka konversi pasien TBC di wilayahpuskesmaskelurahanSunter Jaya 1 periodeJanuari-Juli 2013 sebesar 100%

13

16

11

14

12

15

10

12

10

10

13

11

Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Jaya 2 periodeJanuari-Juli 2013 sebesar 0%

11

12

Angkakonversipasien TBC di wilayahpuskesmaskelurahanTanjungPriokperio deJanuari-Juli 2013 sebesar 20% Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Warakas periode JanuariJuli 2013 sebesar 58,3%

13

67

Tabel 2.17 Penentuan Score Feasibility Terhadap Kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (Pneumonia)di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari - Juli 2013

FASILITAS N0 MASALAH SDM Obat Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I periode Januari Juli 2013 sebesar 15,1% Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang II periode Januari Juli 2013 sebesar 15,2 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang III periode Januari Juli 2013 sebesar 2,22 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo I periode Januari Juli 2013 sebesar 80,1% Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo II periode Januari Juli 2013 sebesar 0,71 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari Juli 2013 sebesar 6,5 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung I periode Januari Juli 2013 sebesar 8,27 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung II periode Januari Juli 2013 sebesar 0 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung III periode Januari Juli 2013 sebesar 0 % 14 1 6 1 13 1 11 1 12 1 7 1 2 1 9 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Alat

DANA

JUMLAH

17

16

14

15

10

12

13

68

10

Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya I periode Januari Juli 2013 sebesar 0,75 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya II periode Januari Juli 2013 sebesar 2,82% Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari Juli 2013 sebesar 0 % Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari Juli 2013 sebesar 24,6 %

8 1 5 1 3 1 1 1 1 1 1 1

11

11

12

13

Tabel 2.18 Penentuan Score Feasibility Terhadap Kegiatan Pemberantasan Penyakit

FASILITAS N0 MASALAH SDM Obat Angka Penemuan Kasus (CDR) di wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok periode Januari Juli 2013 sebesar 2/100.000 4 1 1 Alat

DANA

JUMLAH

2.1.3.5 Policy

Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan pemerintah. Hal ini dapat dilihat
69

dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah terhadap masalah tersebut.Parameter yang digunakan sebagai hasil justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari seberapa seringnya masalah tersebut dipublikasikan di berbagai media.

Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok periode Januari s/d Juli 2013 Kriteria Score Ada 1 Tidak Ada 0 Tabel 2.15 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok periode Januari s/d Juli 2013 PARAMETER Peraturan Pemerintah Kriteria Ada Tidak Ada Score 1 0 PARAMETER Kebijakan Pemerintah

Tabel 2.16 Penentuan Score Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari s/d Juli 2013 No. 1. 2. 4. Program P2ML Pemberantasan Penyakit TBC Pemberantasan Penyakit Pneumonia Pemberantasa Penyakit Diare Kebijakan Pemerintah 1 1 1 Peraturan Pemerintah 1 1 1 SCORE 2 2 2

Tabel 2.14 Penentuan Masalah 1-4 Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (TBC) menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Juli 2013 MS 1 No 1 2 3 4 5 Emergency Greatest Member Expanding Scope Feasibility Policy Parameter Bobot N 5 4 3 2 1 11 10 20 7 2 BN 55 40 60 14 2 N 6 5 15 17 2 BN 30 20 45 34 2 N 1 2 23 9 2 BN 5 8 69 18 2 N 9 7 22 16 2 BN 45 28 66 32 2 MS 2 MS 3 MS 4

70

Jumlah

171

131

102

173

Tabel 2.15 Penentuan Masalah 5-8 Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (TBC) menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Juli 2013 MS-5 No 1 2 3 4 5 Emergency Greatest Member Expanding Scope Feasibility Policy Jumlah Parameter Bobot N 5 4 3 2 1 3 2 20 14 2 BN 15 8 60 28 2 113 N 7 5 20 15 2 BN 35 10 60 30 2 137 N 11 10 28 10 2 BN 55 40 54 20 2 171 N 11 10 24 5 2 BN 55 40 72 10 2 179 MS-6 MS-7 MS-8

Tabel 2.16 Penentuan Masalah 9-12 Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (TBC) menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Juli 2013 MS-9 No 1 2 3 4 5 Emergency Greatest Member Expanding Scope Feasibility Policy Jumlah Parameter Bobot N 5 4 3 2 1 11 10 14 12 2 163 BN N 55 40 42 24 2 1 2 8 13 2 52 BN 5 8 24 26 2 N 11 10 8 11 2 143 BN 55 40 24 22 2 MS-10 MS-11

Tabel 2.17 Penentuan Masalah 13-14 Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (TBC) menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Juli 2013

71

No.

Parameter

Bobot

MS-12 N BN 45 32 36 16 2
131

MS-13 N 5 4 13 8 2 BN 25 16 39 16 2
98

1. 2. 3. 4. 5.

Emergency Greatest Member Expanding Scope Feasibility Policy


Jumlah

5 4 3 2 1

9 8 12 8 2

Keterangan : MS-1 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari-Juli 2013 MS-2 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari-Juli 2013 MS-3 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari-Juli 2013 MS-4 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Papanggo 1 periode Januari-Juli 2013 MS-5 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Papanggo 2 periode Januari-Juli 2013 MS-6 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sungai Bambu periode Januari-Juli 2013 MS-7 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari-Juli 2013 MS-8 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari-Juli 2013 MS-9 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari-Juli 2013 MS-10 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari-Juli 2013 MS-11 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari-Juli 2013
72

MS-12 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Tanjung Priok periode Januari-Juli 2013 MS-13 : Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Warakas periode Januari-Juli 2013

Tabel 2.18 Penentuan Masalah 1-4 Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (Pneumonia) menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Juli 2013 No. Parameter Bobot MS 1 N 1. 2. 3. 4. 5. Emergency Greatest Member Expanding Scope Feasibility Policy Jumlah 5 4 3 2 1 2 1 3 17 2 BN 10 4 9 34 2 59 MS 2 N 2 1 20 9 2 BN 10 4 60 18 2 94 MS 3 N 2 1 15 16 2 BN 10 4 45 32 2 93

Tabel 2.19 Penentuan Masalah 5-8 Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (Pneumonia) menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Juli 2013 No. Parameter Bobot MS 4 N 1. 2. 3. 4. 5. Emergency Greatest Member Expanding Scope Feasibility Policy Jumlah 5 4 3 2 1 8 1 22 14 2 140 BN 40 4 66 28 2 MS 5 N 2 1 20 15 2 106 BN 10 4 60 30 2 MS 6 N 2 1 20 10 2 96 BN 10 4 60 20 2 MS 7 N 1 1 18 5 2 75
73

BN 5 4 54 10 2

Tabel 2.19 Penentuan Masalah 9-12 Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (Pneumonia) menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Juli 2013 MS 8 N 1. 2. 3. 4. 5. Emergency Greatest Member Expanding Scope Feasibility Policy Jumlah 5 4 3 2 1 2 2 24 12 2 116 BN 10 8 72 24 2 MS 9 N 2 2 14 13 2 88 BN 10 8 42 26 2 MS 10 N 2 1 8 11 2 62 BN 10 4 24 22 2 MS 11 N 2 1 24 8 2 104 BN 10 4 72 16 2

No.

Parameter

Bobot

Tabel 2.20 Penentuan Masalah 13-14 Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (Pneumonia) menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Juli 2013

N0.

Parameter

Bobot

MS-12 N BN 10 8 36 16 2 72

MS-13 N 3 2 13 4 2 72 BN 15 8 39 8 2

1. 2. 3. 4. 5.

Emergency Greetes Member Expanding Scope Feasibility Policy

5 4 3 2 1

2 2 12 8 2

Keterangan : MS-1 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas
74

Kelurahan Kebon Bawang I periode Januari Juli 2013 MS-2 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang II periode Januari Juli 2013 MS-3 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang III periode Januari Juli 2013 MS-4 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo I periode Januari Juli 2013 MS-5 : Angka insidens Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo II periode Januari Juli 2013 MS-6 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari Juli 2013 MS-7 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung I periode Januari Juli 2013 MS-8 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung II periode Januari Juli 2013 MS-9 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung III periode Januari Juli 2013 MS-10 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya I periode Januari Juli 2013 MS-11 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya II periode Januari Juli 2013 MS-12 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari Juli 2013 MS-13 : Angka insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari Juli 2013

75

Tabel 2.21 Penentuan Masalah 1-4 Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (Diare) menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari-Juli 2013 MS 1 N 1. 2. 3. 4. 5. Emergency Greatest Member Expanding Scope Feasibility Policy Jumlah 5 4 3 2 1 5 5
3 7

No.

Parameter

Bobot

BN 25 20
9 14

2 70

Keterangan :

MS-1 : Angka insidens rate diare pada bayi dan balita di puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk pada bulan Januari - Juli tahun 2013 sebesar 5271/100.000 penduduk Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari ?? masalah di atas, didapatkan dua prioritas masalah hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi karena adanya keterbatasan sumber daya, tenaga, waktu dan dana yaitu : 1. Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% 2.Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo I periode Januari Juli 2013 sebesar 80,1% 2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang ada terlebih dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang telah diprioritaskan. Pada tahap ini, digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa).Dengan memanfaatkan

76

pengetahuan dan dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis. Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu sumber daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah: (Azwar Azrul, 1996). Man Money Material Method : Sumber daya manusia : Dana : Sarana : Cara

Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada proses, menurut George R. Terry, terdiri dari : Planning (perencanaan) : Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya. Organizing (pengorganisasian) : Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Actuating (panggerak pelaksanaan): Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia. Controlling (monitoring): Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone diagram/Ishikawa: 1. Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% 2.Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo I periode Januari Juli 2013 sebesar 80,1%

77

2.3 Menentukan penyebab masalah yang paling dominan Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari enam prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Menggunakan gambar diagram tulang ikan (fishbone) untuk mengetahui penyebab yang paling dominan dalam program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML) di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Priok periode Januari Juli 2013.

2.3.1 Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang ikan) pada Angka konversi pasien TBC di wilayah puskesmas kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari-Juli 2013 sebesar 0% Input: 1. Kurangnya tenaga kesehatan (man) 2. Kurangnya penyuluhan kepada pasien mengenai bahaya putus obat (man) 3. Pendanaan program TB kurang menjadi prioritas masalah kesehatan (money). 4. Kurangnya sumber daya berupa tenaga kesehatan maupun peralatan (material) 5. Belum adanya metode pelatihan pencatatan yang efektif dan efisien (method)

Proses: 1. Petugas hanya mengikuti program yang telah ada tanpa mengevaluasi kekurangan program sebelumnya (planning). 2. Management program TB yang kurang baik (organizing). 3. Kurangnya komunikasi antar staff (actuating). 4. Metode pengawasan yang belum efektif dan efisien (controlling). 5. Kurang adanya sosialisasi tokoh masyarakat yang berpengaruh di lingkungan sekitar pasien (enviroment).
78

Dari sembilan penyebab yang paling mungkin diperoleh 3 penyebab yang paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya penyuluhan kepada pasien mengenai bahaya putus obat (man) 2. Pendanaan program TB kurang menjadi prioritas masalah kesehatan (money). 3. Kurang adanya sosialisasi tokoh masyarakat yang berpengaruh di lingkungan sekitar pasien ((enviroment).

2.3.2 Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang ikan) Insidens rate pneumonia pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo I periode Januari Juli 2013 sebesar 80,1% Input : 1. Kurangnya penyuluhan kesehatan mengenai pneumonia (man). 2. Kurangnya dana untuk pemberantasan pneumonia (money). 3. Kurangnya pelatihan mengenai pencegahan infeksi nosokomial (method) 4. Karena kurangnya sumberdaya tenaga kesehatan dan peralatan (material)

Proses: 1. Perencanaan program pencegahan pneumonia kurang matang (planning). 2. Tidak jelasnya pembagian tugas pengorganisasian program pencegahan pneumonia (organizing). 3. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana program pencegahan penomina (actuating) 4. Koordinasi dalam proses pengawasan program pencegahan pneumonia masih belum baik (controlling). 5. Tidak adanya sosialisasi untuk mencegah penularan pneumonia (enviroment).

Dari sembilan akar penyebab masalah diatas maka ditetapkan dua akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkn data, informasi, observasi langsung juga pehamaman yang cukup. lima akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah: 1. Kurangnya penyuluhan kesehatan mengenai pneumonia (man) 2. Kurangnya dana untuk pemberantasan pneumonia (money)

79

Anda mungkin juga menyukai