Pleno Blok 9 A6
Pleno Blok 9 A6
Anggota Kelompok
Vindy Chatrine Sutandi Martin P. U. Meilan Tahir Refra Julian Welly Sualang Silvia Veronica Cahaya Bernadette Elvina Setiadi Helda Ani Kusumadewi Akbar Norhidayu Binti Mesman
(102010005) (102010010) (102010018) (102010026) (102010031) (102010039) (102010047) (102010052) (102010061) (102010393)
Skenario 1
Anak A, 1 tahun sering mengalami diare setelah minum susu formula. Oleh ibunya dibawa ke dokter dan dinyatakan anak tersebut mengalami gangguan pencernaan.
Rumusan Masalah
Mengalami gangguan setelah minum susu
formula.
Mind Mapping
1. Saluran Pencernaan Makroskopis Mikroskopis 2. Mekanisme Pencernaan
Gangguan Pencernaan
Hipotesis
Gangguan pada fungsi pencernaan
menyebabkan diare.
Oris
Dibagi menjadi vestibulum oris dan rongga mulut yang
sebenarnya (cavum oris proprium). Bibir dan pipi membentuk dinding luar vestibulum yang sangat elastik (M.Buccinatorius, dan M.orbicularis oris). Bibir / labium oris, terletak di sudut mulut kanan kiri saling berhubungan pada angulus oris.
Oris
Pipi / bucca terletak di antara angulus oris sampai tepi
depan M.Masseter. Dasar otot rongga mulut dibentuk oleh M.Milohyoideus. Atap rongga mulut dibentuk oleh palatum durum
dan palatum mole. Rongga mulut sebagian besar terisi oleh lidah. Batas-batasan cavum oris proprium:
o depan dan samping: arcus dentalis dengan processus
alveolarisnya. o bagian atas berbatasan dengan palatum durum et mole. o bagian bawah berbatasan dengan diafragma oris.
Esofagus
Suatu pipa muscular sepanjang kira-kira 25cm yang
merupakan lanjutan pharynx. Mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, dan berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra T10-11.
Gaster
Tiga bagian umum yakni fundus, korpus dan pylorus. Terdapat incisura pada kurvatura minor, pada
sambungan antara korpus dan antrum pilory disebut incisura angularis. Terdapat sfingter pilori yang mengendalikan pengosongan isi lambung ke duodenum. Terdapat orifisium kardia yang merupakan tempat masuknya isi esofagus ke gaster. Sfingter kardia bekerja mencegah reflex isi lambung ke esofagus.
Gaster
Mukosa gaster terdapat rugae-rugae berupa lipatan-
lipatan sering disebut sebagai plica gastricae yang berfungsi mensekresi asam lambung / HCl. Gaster mendapat pasokan darah secara ekslusif dari cabang-cabang aksis seliaka. Persarafan dari gaster berasal dari trunkus vagal anterior dan posterior berasal dari pleksus oesofagus.
Gaster
Intestinum Tenue
Duodenum merupakan bagian teratas intestinum
tenue dan mempunyai pengantungnya bernama mesentrium. Panjangnya sekitar 25 cm dan berliku-liku di sekitar caput pankreas. Fungsi utamanya adalah absorpsi produk-produk pencernaan. Secara umum dibagi dalam empat bagian: Bagian pertama (5 cm), bagian kedua (7.5cm), bagian ketiga (10 cm), bagian keempat (2.5cm).
Intestinum Tenue
Selain duodenum, 2/5 proksimal usus halus merupakan
jejunum kelenjar getah beningnya soliter sedangkan pada ileum kelenjar getah beningnya ada yang soliter maupun berkelompok ( agregat / plaque peyeri). o Pada jejunum diameternya lebih tebal dari ileum, memiliki vasa recta yang panjang dan arcade satu tingkat. Pada ileum yang berdiameter lebih kecil dari jejunum memiliki vasa recta yang pendek dan arcade yang bertingkat sampai tiga tingkat.
Intestinum Crassum
Panjang usus besar sekitar 1,5 m. Caecum, colon
ascendens, transversum, descendens dan sigmoid memiliki gambaran karakteristik yang sama. Semuanya memiliki: o Epiploica apendiks o Taeniae coli o Sakulasi Colon transversum dan sigmoid masing-masing melekat pada dinding posterior abdomen melalui mesocolon dan seluruhnya tertutupi peritoneum.
Intestinum Crassum
Pendarahan pada intestinum crassum diperdarahi
Intestinum Crassum
Labium Oris
Bagian luar bibir: epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk dengan lapisan dermis di bawahnya. Bagian merah bibir: dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Bagian dalam bibir: epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Lidah
Tiga jenis papil (pada lidah manusia):
o Papila Sirkumvalata.
o Papila Filiformis.
o Papila Fungiformis.
Lidah
Oesofagus
Tunika mukosa oesophagus dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Tunika submukosa berupa jaringan ikat jarang, di dalamnya terdapat kelenjar oesophagus bersifat mukosa atau mukoserosa. Tunika muskularis terdiri dari 2 bagian, tunika muskularis sirkularis dan tunika muskularis longitudinalis. Antara ke-2 lapisan ini kadangkadang terdapat plekus mienterikus Aeurbach. Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang, tidak diliputi peritoneum.
Oesofagus
Kardia Gaster
Mukosa kardia tampak berlipat-lipat karena ada
foveola gastrika. Tunika muskularis mukosa kardia berjalan agak berkelok-kelok karena adanya kelenjar kardia. Tunika submukosa, setelah mencapai kardia tidak lagi terdapat kelenjar oesophagus, hanya terdiri dari jaringan ikat saja dan ditemukan pleksus Meissner. Tunika muskularis longitudinalis. Tunika adventisia berupa jaringan ikat jarang.
Fundus Gaster
Tunika mukosa fundus gaster dilapisi epitel selapis torak.
propria, terkadang terdesak oleh kelenjar fundus. Tunika submukosa merupakan jaringan ikat jarang, ditemukan pleksus Meissneri. Tunika muskularis sirkularis lebih tebal daripada longitudinal. Tunika serosa merupakan jaringan ikat jarang, luarnya dilapisi epitel selapis gepeng (peritoneum).
Pilorus Gaster
Tunika mukosa pilorus juga mempunyai foveola
gastrika, dilapisi epitel selapis torak. Tunika muskularis mukosa merupakan lanjutan dari fundus. Tunika submukosanya sama dengan tunika submukosa fundus gaster. Tunika muskularis sirkularis amat tebal dan membentuk sfingter pilori. Yang longitudinal tidak berubah ketebalannya. Tunika serosa strukturnya sama dengan fundus gaster.
Pilorus Gaster
Duodenum
Tunika mukosa diliputi epitel selapis torak yang
mempunyai mikrovili (brush borders), membentuk vilus intestinalis yang gemuk-gemuk. Tunika muskularis mukosa tidak ikut membentuk vilus intestinal, sering terlihat terpenggal-penggal karena ditembusi perluasan kelenjar Brunner. Tunika submukosa dipenuhi kelenjar Brunner. Tunika mukosa dan submukosa bersama-sama membentuk plika sirkularis Kekringi. Tunika muskularis sirkularis dan longitudinalis, di antaranya terdapat pleksus mienterikus Auerbach. Tunika adventisia berupa jaringan ikat jarang.
Jejunum
Tunika mukosanya mirip duodenum tetapi vilus
intestinalisnya lebih langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Tunika submukosa tidak mengandung kelenjar. Terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Tunika muskularis susunannya sama seperti pada duodenum. Tunika serosa berupa jaringan ikat jarang
Jejunum
Ileum
Tunika mukosa mirip dengan jejunum, tetapi sel
goblet jauh lebih banyak. Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya, tidak terdapat kelenjar. Tunika muskularis, gambarannya sama seperti duodenum dan jejunum. Tunika serosa juga terdiri atas jaringan ikat jarang.
Appendix Vermiformis
Tunika mukosa dilapisi epitel selapis torak bersel
goblet sangat banyak, tidak mempunya vilus, hanya ada kriptus Lieberkuhn. Tunika submukosa berupa jaringan ikat jarang tanpa kelenjar, banyak terdapat serbukan limfosit yang berasal dari lamina propria.
Colon-Rectum
Tunika mukosa dilapisi epitel selapis torak. Tunika submukosa rectum terdiri atas jaringan ikat
jarang, di dalamnya terdapat pleksus Meissner. Penebalan tunika muskularis longitudinal disebut taenia coli.
Colon-Rectum
Anus
Tunika mukosa, epitelnya berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk, semakin ke distal dijumpai lapisan tanduk. Tunika submukosa digantikan oleh dermis dan hipodermis. Tunika muskularis yang melingkar pada daerah rektum menebal membentuk m. sfingter ani internus. Tunika adventisia terdiri dari jaringan ikat jarang.
Anus
Mekanisme Pencernaan
mendorong isi saluran pencernaan. Sekresi: getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute. Pencernaan: proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Penyerapan: pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus.
Pencernaan Makanan
Tahap faringeal pada proses menelan bersifat
involunter dan menyebabkan makanan berjalan melalui faring menuju oesofagus. Oesofagus memperlihatkan dua jenis gerakan peristaltik; peristalsis primer dan peristalsis sekunder. Sfingter bawah oesofagus kemudian melemas sehinga makanan dapat terdorong ke lambung. Lambung melemas ketika makanan memasukinya. Retropulsi adalah mekanisme pencampuran penting di lambung.
Pencernaan Makanan
Peregangan
usus halus memicu kontraksi pencampuran yang dinamai kontraksi segmentasi. Katup illeosekal menghambat aliran balik isi kolon ke usus halus. Gerakan massa penting untuk mendorong bahan feses melalui usus besar. Defekasi.
Enzim Pencernaan
Enzim
Enzim adalah protein katalitik.
substrat enzim. Sifat enzim: Merupakan protein dan biokatalisator. Mempercepat reaksi kimia dengan menurunkan energi aktivasi. Enzim bekerja spesifik dan bekerja sangat cepat. Tidak ikut bereaksi. Tidak mengubah keseimbangan reaksi. Memliki sifat aktif atau sisi katalitik.
kelenjar liur dan sebagian dari pankreas eksokrin. Enzim ini menghidrolisis polisakarida menjadi disakarida. Sukrase, maltase, laktase: berasal dari sel epitel usus halus dan brush border usus halus. Enzim enzim ini menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida. Pepsin: berasal dari sel utama lambung, bekerja pada antrum lambung. Awalnya berbentuk inaktif yaitu pepsinogen. Enzim ini menghidrolisis protein menjadi fagmen peptida.
pankreas eksokrin, bekerja pada lumen usus halus dan bekerja spesifik pada fragmen peptida spesifik dan menyerang fragmen peptida yang berbeda. Aminopeptidase: berasal dari sel epitel usus halus, bekerja pada brush border usus halus. Menghidrolisis fragmen peptide menjadi asam amino. Lipase: berasal dari pankreas eksokrin, bekerja pada lumen usus halus. Enzim ini menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan monogliserida.
Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan Protein
Pencernaan Lemak
Kesimpulan
Empat proses pencernaan dasar adalah motilitas, sekresi,
pencernaan, dan penyerapan. Aktivitas pencernaan diatur secara cermat oleh mekanisme-mekanisme hormon dan saraf otonom (baik intrinsik maupun ektrinsik) yang sinergestik. Pengaturan ini untuk memastikan bahwa yang masuk disajikan secara maskimal pada tubuh untuk digunakan sebagai bahan baku atau untuk menghasilkan energi. Saluran pencernaan terdiri dari suatu saluran kontinyu yang berjalan dari mulut sampai anus, dengan modifikasi lokal yang mencerminkan spesialisasi regional untuk menjalankan fungsi pencernaan. Dari tinjauan yang telah dituliskan dapat disimpulkan bahwa gangguan pada fungsi pencernaan dapat menyebabkan diare.
THANK YOU
Any question?