Anda di halaman 1dari 44

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

Deksripsi kondisi eksisting tentang kondisi geografis, kondisi sosial budaya, sarana dan prasana dasar, dan perekonomian Kabupaten Kutai Kartangara akan menjadi landasan dalam menentukan strategi pembangunan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara periode tahun 2005-2010. 2.1. Kondisi Geografis Pada bagian ini akan diuraikan tentang kondisi umum wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dari aspek luas dan orientasi wilayah, topografi, fisiografi, klimatologi, dan gambaran pola pemanfaatan ruang.

2.1.1 Kondisi Umum Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 Km2 (12,89% dari luas wilayah Provinsi Kalimatan Timur), dengan luas lautan diperkirakan 4.097 Km2 ( 15%). Hal ini menunjukkan adanya potensi sumberdaya alam baik di daratan maupun lautan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara. Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada posisi antara 1150 26 Bujur Timur sampai dengan 1170 36 Bujur Timur serta terletak pada garis lintang dari 10 28 Lintang Utara sampai dengan 10 08 Lintang Selatan. Kabupaten Kutai Kartanegara secara administratif berbatasan dengan: 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Malinau. 2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur dan Selat Makasar. 3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Panajem Pasir Utara dan Kota Balikpapan. 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

11

Secara administratif, Kabupaten Kutai Kartanegara dibagi dalam 18 kecamatan dengan 220 desa/kelurahan. Kabupaten Kutai Kartanegara

mencakup kecamatan: (1) Tabang; (2) Kembang Janggut; (3) Kenohan; (4) Muara Muntai; (5) Muara Wis; (6) Kota Bangun; (7) Muara Kaman; (8) Sebulu; (9) Tenggarong; (10) Tenggarong Seberang; (11) Loa Kulu; (12) Loa Janan; (13) Anggana; (14) Sanga-Sanga; (15) Samboja; (16) Muara Jawa; (17) Marang Kayu; dan (18) Muara Badak. Adapun ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara terletak di Tenggarong.
Tabel II.1 Luas Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara per Kecamatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13 14. 15. 16 17. 18. Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Kecamatan Luas (Km2) 1.015,9 754,5 644,2 233,4 1.045,7 1.045,7 2.251,9 1.798,8 859,5 7.294,5 437,0 2.104,8 835,1 1.165,7 1.302,2 1.923,9 7.764,5 5.114,7

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Angka 2004-2005

Secara topografi, wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri atas wilayah pantai dan daratan. Wilayah pantai berada di bagian timur wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai ketinggian dari 0 7 meter dari

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

12

permukaan laut (dpl). Luas wilayah pantai ini mencapai 22,87% dari total luas wilayah. Sifat fisik dari wilayah ini mempunyai ciri utama selalu tergenang, dan bersifat organik serta asam. Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kemiringan landai sampai curam. Daerah kemiringan datar sampai landai dengan ketinggian antara 7 - 25 meter dari permukaan laut (dpl), dengan karakteristik fisik kandungan air tanah cukup baik, kadang tergenang, sistem pengairan baik dan tidak ada air sehingga cocok untuk pertanian lahan basah. Daerah dengan kemiringan datar sampai landai terdapat di beberapa bagian yaitu wilayah pantai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam. Pada wilayah pedalaman dan perbatasan pada umumnya merupakan kawasan pegunungan dengan ketinggian 500 - 2000 m dpl. Berdasarkan karakteristik topografi tersebut, maka dapat diidentifikasi daerah yang dapat dikembangkan untuk kegiatan budidaya adalah daerah dengan kemiringan datar sampai landai dengan ketinggian antara 7 25 meter dpl terutama pada daerah sepanjang DAS Mahakam. Adapun pada wilayah pegunungan dengan ketinggian 500 2000 m dpl perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung dengan pengembangan terbatas. Khusus untuk daerah pantai di bagian timur wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki potensi untuk dikembangkan budidaya perikanan. Fisiografi Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dikelompokkan dalam 10 (sepuluh) satuan fisiografi sebagai berikut: (1) Daerah Endapan Pasir Pantai (Sediment); (2) Daerah Rawa Pasang Surut (Tidal Swamp); (3) Daerah Dataran Alluvial (Alluvial Plain); (4) Daerah Jalur Kelokan Sungai (Meander Belt); (5) Daerah Rawa (Swamp); (6) Daerah Lembah Aluvial (Alluvial Valley); (7) Daerah Teras (Terrain); (8) Daerah Dataran (Plain); (9) Daerah perbukitan (Hill); dan (10) Daerah Pegunungan (Mountain). Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara menurut Soil Taxonomi USDA termasuk kedalam golongan Ultisol, Entisol, Histosol, Inceptisol dan Mollisol, sedangkan menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor terdiri dari jenis tanah Podsolik, Alluvbial, Andosol dan Renzina.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

13

Iklim di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi oleh letak geografisnya yaitu iklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26 C, dimana perbedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5 - 7 C. Jumlah curah hujan wilayah ini berkisar 2.000 - 4.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 130 - 150 hari/tahun. Curah hujan terendah yaitu dari 0 - 2.000 mm/tahun tersebar di wilayah pantai, dan semakin meningkat ke wilayah pedalaman atau ke arah barat. Curah hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dibagi ke dalam 6 (enam) klasifikasi curah hujan, dengan penyebarannya sebagai berikut (lihat tabel II.2).
Tabel II.2 Luas dan Penyebaran Daerah Curah Hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara No. 1. Klasifikasi Curah Hujan 0-2000 mm/thn Lokasi Penyebaran di Kab. Kutai Kartanegara Bagian timur (sepanjang pantai) dari utara ke selatan, wilayah: kec. Muara Badak, Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Tenggarong, Sebulu, Muara Kaman Kec. Kota Bangun Bagian tengah membujur dari utara ke selatan Bagian barat, wilayah: Kec. Kembang Janggut ke utara Sebagian wilayah Kec. Tabang (membujur dari selatan ke utara) Pada ujung barat, wilayah Kec. Tabang Luas Wilayah Sifat Fisik (Km2) (%) 12.919,71 47,39 Mempunyai 2 bulan lembab, yaitu bulan Agustus dan bulan September

2. 3. 4. 5. 6.

2000-2500 mm/thn 2500-3000 mm/thn 3000-3500 mm/thn 3500-4400 mm/thn >4000 mm/thn

6.241,95 2.073,59 1.403,35 1.487,66 3.136,84 27.263,10

22,90 Bulan lembab, bulan Juli dan Agustus 7,61 Bulan lembab: Juli 5,15 Tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering 4,46 Tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering 11,51 Tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering 100,00 -

Kab. Kutai Kartanagera

Sumber: Diolah dari Data Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Angka, 2004

Berdasarkan karakteristik topografi, fisiografi, dan klimatologi Kabupaten Kutai Kartanegara, maka berikut ini akan diuraikan potensi sumberdaya alam

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

14

yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan ekonomi. Sumberdaya alam di Kabupaten Kutai Kartanegara yang diidentifikasikan sebagai kawasan sentra produksi, seperti diuraikan berikut ini. 1. Kawasan Sentra Produksi Hasil Hutan (lihat Tabel II.3).
Tabel II.3 Kawasan Sentra Produksi Hasil Hutan Kabupaten Kutai Kartanegara No. 1. 2. 3. 4. 5. Komoditas Mahoni Albasia Pinus Acasia Leusaena Kecamatan Sebulu, Kembang Janggut, Kota Bangun, Muara Wis Sebulu, Kembang Janggut, Muara Wis, Tabang Sebulu, Kembang Janggut, Sanga-Sanga, Kota Bangun, Muara Wis, Tabang Muara Muntai, Loa Kulu, Muara Jawa, Sanga-Sanga, Anggana, Muara Badak, Sebulu, Samboja, Loa Janan, Tenggarong, Tenggarong Seberang, Kota Bangun, Muara Wis Muara Jawa, Loa Kulu, Sanga-Sanga, Sebulu, Kembang Janggut, Muara Muntai, Anggana, Muara Badak, Kota Bangun, Muara Wis

Sumber: Data RTRW Kab. Kutai Kartanegara, 2001-2012

2. Kawasan Sentra Produksi Pertanian Tanaman Pangan (lihat Tabel II.4)


Tabel II.4 Kawasan Sentra Produksi Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Komoditas Padi Sawah Kecamatan Loa Kulu, Tenggarong, Tenggarong Seberang, Sebulu

Padi Ladang Seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Muara Kaman dan Jagung Ketela Pohon Seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Loa Kulu dan Muara Kaman Ubi Jalar Kacang Kedelai Kacang Tanah Seluruh kecamatan Loa Kulu, Muara Jawa, Samboja, Loa Janan, Sanga-Sanga, Anggana, Muara Badak, Tenggarong, Sebulu, Kota Bangun Loa Kulu, Muara Jawa, Loa Janan, Sanga-Sanga, Anggana, Muara Badak, Tenggarong, Sebulu, Kota Bangun, Tabang

Sumber: Data RTRW Kab. Kutai Kartanegara, 2001-2012

3. Kawasan Sentra Produksi Tanaman Perkebunan (lihat Tabel II.5).


Tabel II.5 Kawasan Sentra Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara Komoditas Kecamatan Kopi Coklat Karet Seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Muara Kaman Loa Kulu, Tenggarong Muara Kaman, Marang Kayu, Sebulu, Tenggarong

No. 1. 2. 3.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

15

No. 4. 5. 6.

Komoditas Kelapa Kelapa Sawit Lada

Kecamatan Samboja, Sebulu, Kembang Janggut, Marang Kayu, Muara Jawa, Tabang Kenohan, Muara Jawa, Samboja, Sebulu, Kembang Janggut, Tabang Muara Jawa, Loa Janan, Samboja

Sumber: Revisi RTRW Kab. Kutai Kartanegara, 2001-2012

4. Kawasan Sentra Produksi Perikanan, meliputi kecamatan Muara Muntai, Muara Jawa, dan Kecamatan Muara Badak. 5. Kawasan Wisata Alam dan Wisata Budaya, meliputi: Kawasan Wisata Alam berupa danau-danau (Semayang, Melintang, dan Ngayau), Kawasan Wisata Budaya yang perlu dipertahankan dan dikembangkan kegiatannya berupa peninggalan-peninggalan sejarah yang tersimpan dalam museum dan wisata sejarah Kutai lama di Kecamatan Anggana, wisata atraksi budaya suku asli pedalaman (dayak, tunjung). 6. Kawasan Industri dan Pertambangan, dimana prioritas pengembangan kawasan industri di Kabupaten Kutai Kartanegara terletak di beberapa kecamatan potensial, meliputi pengembangan agro industri ataupun industri kecil di Kecamatan Tenggarong, Muara Badak, Kota Bangun, Samboja, Marang Kayu, dan Tenggarong meliputi Seberang. (1) Prioritas

pengembangan

kawasan

pertambangan,

Pertambangan

Batubara di Kecamatan Sebulu, Kota Bangun, Tenggarong, Loa Kulu, Loa Janan, Muara Kaman, dan Tenggarong Seberang; dan (2) Pertambangan Minyak di Kecamatan Sanga-Sanga, Samboja, Muara Badak, Muara Jawa, Marang Kayu, dan Anggana. Potensi yang cukup besar dari sumberdaya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Kutai Kartanegara tersebut perlu mendapat perhatian yang mendalam khususnya dalam pemanfataan dan upaya perlindungannya dari kerusakan lingkungan hidup.

2.1.2 Tata Ruang Secara prinsip, penataan ruang adalah upaya mewujudkan optimalisasi dan keterpaduan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan bagi

kegiatan berbagai sektor pembangunan yang membutuhkan ruang. Undang-

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

16

Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa segala upaya pembangunan yang dilakukan baik oleh pemerintah, swasta dan masyarakat, seyogyanya sesuai dengan dokumen rencana tata ruang. Rencana tata ruang digunakan sebagai landasan koordinasi dalam mengurangi konflik ruang dan optimasi pencapaian tujuan serta sasaran pembangunan, mulai dari skala wilayah nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.

A.

Konstelasi Regional Kabupaten Kutai Kartanegara Berdasarkan struktur ruang nasional (PP No. 47 Tahun 1997 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional), Kota Tenggarong sebagai ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Penetapan PKL berdasarkan kriteria sebagai berikut: Pusat jasa-jasa keuangan/bank yang melayani kabupaten atau melayani beberapa kecamatan; Pusat pengelolaan/pengumpulan barang secara kabupaten atau meliputi beberapa kecamatan; Simpul transportasi untuk satu kabupaten atau untuk beberapa kecamatan; Bersifat khusus karena mendorong perkembangan sektor strategis atau kegiatan khusus lainnya di wilayah kabupaten. Kedudukan Kota Tenggarong tersebut berada pada hierarki fungsi ruang yang dilayani oleh Samarinda (sebagai Pusat Kegiatan Wilayah) dan Balikpapan (sebagai Pusat Kegiatan Nasional) yang terletak pada Delta Sungai Mahakam. Sebagai PKL, Kota Tenggarong memiliki peran strategis sebagai kota penyebar kegiatan ekonomi di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Adapun gambaran tentang fungsi dan posisi Kota Tenggarong dilihat dari konstelasi wilayah Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada Tabel II.6 berikut.
Tabel II.6 Fungsi dan Kota Tenggarong dalam Konstelasi Wilayah Prov. Kalimantan Timur Berdasarkan Kelengkapan Fasilitas
Kota Tanah Grogot Balikpapan Pem. Prov Pem. Kota/Kab Perdagangan Industri Perguruan Tinggi Jaringan Transportasi Rujukan RS Pariwisata Transit

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

17

Kota Samarinda Tenggarong Sendawar Bontang Sangata Tanjung Redeb Tanjung Selor Tarakan Malinau Nunukan

Pem. Prov -

Pem. Kota/Kab

Perdagangan

Industri

Perguruan Tinggi -

Jaringan Transportasi

Rujukan RS -

Pariwisata

Transit

Sumber: Revisi RTRW Kab.Kutai Kartanegara 2001-2012

Dari Tabel II.6 diatas, dapat diidentifikasi bahwa apabila dilihat dari konstelasi wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Kota Tenggarong yang mewakili karakteristik Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor pariwisata sebagai entry point pengembangan ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara.

B.

Kawasan Lindung UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa

arahan pemanfaatan ruang dibagi menjadi dua, yaitu kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan. Adapun khusus untuk kawasan lindung tidak diperkenankan adanya kegiatan

penggunaan lahan untuk tujuan budidaya kecuali kegiatan yang sifatnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. Kegiatan dalam pemantapan kawasan lindung meliputi upaya untuk

mempertahankan luasan dan fungsi kawasan hutan lindung dan fungsi resapan, peningkatan kesadaran lingkungan, pengaturan irigasi pada lahan gambut, pengendalian pertumbuhan dan konsentrasi penduduk/permukiman serta

kegiatan sektoral yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lindung dan kawasan khusus (dilewati jaringan pipa gas bawah tanah). Pengendalian

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

18

berbagai jenis kegiatan penggunaan lahan di kawasan lindung diharapkan mampu melindungi kawasan lindung dari kerusakan fisik lahan sehingga fungsi perlindungan bagi kawasan di bawahnya dapat terjaga. Kegiatan penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung yang perlu mendapatkan perhatian secara serius dan terkendali/dipantau adalah

penyebaran permukiman penduduk, penebangan hutan dan pembangunan fisik yang dalam tingkat tertentu dapat merusak dan atau mengurangi fungsi perlindungan lahan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pihak aparat/lembaga terkait harus mampu memberikan informasi mengenai peranan kawasan lindung terhadap kelestarian lingkungan bagi kelangsungan hidup rakyat banyak terhadap penduduk sekitarnya melalui berbagai jenis penyuluhan pada lembaga, organisasi masyarakat atau pada aparat-aparat di daerah terdekat dengan kawasan lindung. Pelanggaran terhadap kegiatan yang dilarang di kawasan lindung dapat dikenakan sanksi atau hukuman tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam proses pengendalian kawasan lindung tersebut. Permukiman penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara masih banyak yang mendiami daerah pedalaman dimana di wilayah tersebut seharusnya bukan dialokasikan sebagai kawasan permukiman. Kondisi ini disebabkan oleh penduduk setempat telah menyatu dengan alam sehingga cara tersebut sering ditempuh oleh penduduk tanpa menghiraukan bahwa tempat tersebut berada pada kawasan lindung. Oleh karena itu tugas aparat/lembaga pemerintah yang terkait untuk dapat mengendalikan dan mencegah perkembangan permukiman penduduk lebih luas lagi. Kegiatan penebangan hutan termasuk pembukaan lahan melalui

pembakaran hutan yang sering dilakukan oleh pihak-pihak tertentu sangat tidak dianjurkan karena jelas akan merugikan berbagai pihak selain akan

menghilangkan berbagai ragam hayati, juga dapat merusak lapisan tanah atas sehingga dapat menurunkan tingkat kesuburan lahan. Tingkat kesuburan lahan ini sangat penting sekali dipertahankan karena untuk memulihkan pada kondisi semula diperlukan waktu yang cukup lama. Kegiatan pembangunan fisik di kawasan lindung hanya diperkenankan jika ditujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian khususnya

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

19

yang berkaitan dengan pemuliaan tanaman dan sejenisnya tanpa mengganggu kerusakan hayati dan lingkungan hidupnya.

C.

Budidaya Pertanian Kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan masih merupakan kegiatan

perekonomian utama di Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini didukung oleh potensi lahan yang cukup luas dan menyebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara walaupun luasnya bervariasi untuk setiap kecamatan. Luas kawasan budidaya pertanian menurut peta dari persediaan tanah yang dialokasikan sebagai kawasan budidaya adalah 67,86 % dari wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

D.

Pola Penggunaan Lahan untuk Kehutanan Secara umum areal hutan masih merupakan jenis penggunaan lahan yang

dominan di Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu seluas 2.637.657 Ha (83,31% dari luas wilayah). Perinciaan jenis hutan yang ada meliputi: (1) hutan lindung (239.816 Ha); hutan produksi (1.325.198 Ha); hutan suaka alam (68.884 Ha); hutan penelitian pendidikan (14.099 Ha); dan hutan konversi ((989.960 Ha).

E.

Perikanan Pembangunan perikanan di Kabupaten Kutai Kartanegara telah

menunjukan adanya peningkatan produksi yang cukup baik dari tahun ke tahun. Adapun luas areal penangkapan ikan di Kabupaten Kutai Kartanegara dirinci per kecamatan adalah seperti pada tabel berikut.
Tabel II.7 Luas Areal Penangkapan Ikan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 No. 1 2 3 4 5 6 Kecamatan Samboja Muara Jawa Anggana Sanga-Sanga Muara Badak Marang Kayu Sungai (Ha) 15 32 189 Danau (Ha) 200 10 Rawa (Ha) 140 Waduk (Ha) 30 Jumlah 385 42 189 -

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

20

No. 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kecamatan Loa Janan Loa Kulu Tenggarong Tenggarong Seberang Sebulu Muar Kaman Kota Bangun Muara Wis Muara Muntai Kembang Janggut Kenohan Tabang Jumlah

Sungai (Ha) 1.925 2.520 3.705 2.810 280.615 3.550 1.228 705 1.845 675 299.814

Danau (Ha) 2 8 3.745 13.125 2.782 65 14.345 10 34.291

Rawa (Ha) 5.275 13.770 6.300 281 11.885 37.651

Waduk (Ha) 18 48

Jumlah 1.927 2.528 3.723 2.810 289.635 30.445 10.310 1.051 28.075 685 371.804

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2004

F.

Permukiman Kebutuhan lahan permukiman setiap tahunnya bertambah seiring dengan

pertambahan permukiman

penduduk. sangat

Di

Kabupaten oleh

Kutai aktivitas

Kartanegara

penyebaran Wilayah

dipengaruhi

penduduknya.

permukiman terbagi menjadi dua jenis yaitu permukiman di wilayah pedalaman dan permukiman di wilayah pantai. Permukiman yang ada di pedalaman cenderung berpola linear yaitu mengikuti jalur transportasi (sungai) dengan maksud memudahkan mobilisasi dari dan ke desa/kampung lainnya. Pengembangan pemukiman di masa yang akan datang di Kabupaten Kutai Kartanegara didasarkan pada jumlah penduduk, baik untuk perkembangan permukiman di daerah perkotaan maupun pedesaan. Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2012 sebesar 815.262 jiwa diperoleh jumlah rumah tangga sebanyak 163.056 kepala keluarga. Perincian kebutuhan lahan secara keseluruhan untuk: permukiman perkotaan dengan jumlah rumah tangga 48.916 KK atau 244.579 jiwa adalah 1.467,47 Ha. Sedangkan permukiman pedesaan dengan jumlah rumah tangga 114.140 KK atau 570.703 jiwa adalah 6.848,40 Ha.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

21

Tabel II.8 Kebutuhan Lahan Permukiman Penduduk Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000 dan 2012 Penduduk Tahun 2000 Proyeksi 2012 Kebutuhan Lahan Permukiman Total Penduduk Total Penduduk Perkotaan Penduduk Perkotaan Penduduk Perkotaan (Jiwa) (Jiwa) (KK) (Jiwa) (Jiwa) (KK) (m2) (Ha) 37.928 7.586 1.517 60.082 18.025 3.605 1.081.476 108,15 19.895 13.081 43.081 30.067 16.696 7.557 27.702 59.794 30.677 44.946 19.630 25.759 21.436 30.058 10.953 12.771 11.409 463.440 3.979 2.616 8.616 6.013 3.339 1.511 5.540 11.959 6.135 8.989 3.926 5.152 4.287 6.012 2.191 2.554 2.282 796 523 1.723 1.203 668 302 1.108 2.392 1.227 1.798 785 1.030 857 1.202 438 511 456 32.041 19.515 77.846 46.157 25.526 12.476 48.751 103.307 51.925 71.663 31.321 38.817 80.955 56.909 18.525 23.717 15.729 9.612 5.855 23.354 13.847 7.658 3.743 14.625 30.992 15.578 21.499 9.396 11.645 24.287 17.073 5.558 7.115 4.719 1.922 1.171 2.769 1.532 749 2.925 3.116 1.879 2.329 576.738 351.270 830.826 459.468 224.568 877.518 934.650 563.778 698.706 57,67 35,13 140,12 83,08 45,95 22,46 87,75 185,95 93,47 128,99 56,38 69,87 145,72 102,44 33,35 42,69 28,31

No.

Kecamatan

1. Samboja 2. Muara Jawa 3. Sanga-Sanga 4. Loa Janan 5. Loa Kulu 6. Muara Muntai 7. Muara Wis 8. Kota Bangun 9. Tenggarong 10. Sebulu 11. Tenggarong Seberang 12. Anggana 13. Muara Badak 14. Marang Kayu 15. Muara Kaman 16. Kenohan 17. Kembang Janggut 18. Tabang Jumlah

4.671 1.401.228

6.198 1.859.526 4.300 1.289.934

4.857 1.457.190 3.415 1.024.362 1.112 1.423 944 333.450 426.906 283.122

92.688 18.538

815.262 244.579 48.916 14.674.716 1.467,47

Sumber : Diolah dari Data RTRW Kab. Kutai Kartanegara 2001-2012

Tabel II.9 Kebutuhan Lahan Permukiman Penduduk Pedesaan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000 dan 2012 Penduduk Tahun 2000 Proyeksi 2012 Total Penduduk Total Penduduk Penduduk Pedesaan Penduduk Pedesaan (Jiwa) (Jiwa) (KK) (Jiwa) (Jiwa) (KK) 37.928 26.550 5.310 60.082 42.057 8.411 19.895 13.927 2.785 32.041 22.429 4.486 Kebutuhan Lahan Permukiman Pedesaan 2 (m ) (Ha) 5.046.888 504,69 2.691.444 269,14

No.

Kecamatan

1. Samboja 2. Muara Jawa

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

22

No.

Kecamatan

3. Sanga-Sanga 4. Loa Janan 5. Loa Kulu 6. Muara Muntai 7. Muara Wis 8. Kota Bangun 9. Tenggarong 10. Sebulu 11. Tenggarong Seberang 12. Anggana 13. Muara Badak 14. Marang Kayu 15. Muara Kaman 16. Kenohan 17. Kembang Janggut 18. Tabang Jumlah

Penduduk Tahun 2000 Proyeksi 2012 Total Penduduk Total Penduduk Penduduk Pedesaan Penduduk Pedesaan (Jiwa) (Jiwa) (KK) (Jiwa) (Jiwa) (KK) 13.081 9.157 1.831 19.515 13.661 2.732 43.081 30.067 16.696 7.557 27.702 59.794 30.677 44.946 19.630 25.759 21.436 30.058 10.953 12.771 11.409 30.157 21.047 11.687 5.290 19.391 41.856 21.474 31.462 13.741 18.031 15.005 21.041 7.667 8.940 7.986 6.031 4.209 2.337 1.058 3.878 8.371 4.295 6.292 2.748 3.606 3.001 4.208 1.533 1.788 1.597 77.846 46.157 25.526 12.476 48.751 103.307 51.925 71.663 31.321 38.817 80.955 56.909 18.525 23.717 15.729 54.492 32.310 17.868 8.733 34.126 72.315 36.348 50.164 21.925 27.172 56.669 39.836 12.968 16.602 11.010 10.898 6.462 3.574 1.747 6.825 14.463 7.270 10.033 4.385 5.434 11.334 7.967 2.594 3.320 2.202

Kebutuhan Lahan Permukiman Pedesaan 2 (m ) (Ha) 1.639.260 163,93 6.539.064 3.877.188 2.144.184 1.047.984 4.095.084 8.677.788 4.361.700 6.019.692 2.630.964 3.260.628 6.800.220 4.780.356 1.556.100 1.992.228 1.321.236 653,91 387,72 214,42 104,80 409,51 867,78 436,17 601,97 263,10 326,06 680,02 478,04 155,61 199,22 132,12 6.848,40

463.440 324.408 64.882

815.262 570.703 114.140 68.484.000

Sumber : Diolah dari Data RTRW Kab. Kutai Kartanegara 2001-2012

G.

Arahan Pengembangan Spasial melalui Kebijakan Pembangunan Wilayah Perdesaan dan Perkotaan Strategi pendekatan wilayah menitikberatkan penanganan pada dua

komponen utama spasial, yaitu perkotaan dan perdesaan. Pembangunan perkotaan yang dilaksanakan diarahkan untuk dapat mewujudkan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai wilayah pengembangan wisata dalam arti luas dan sebagai wadah bagi peningkatan produktivitas dan kreativitas masyarakat. Selain itu, wilayah perkotaan juga dikembangkan sejalan dengan fungsinya sebagai pusat pelayanan sosial-ekonomi dan pemerintahan. Strategi utamanya adalah membangun ekonomi kerakyatan melalui pengembangan pertanian dalam arti luas, penyediaan infrastruktur, dan pengembangan pariwisata daerah. Melalui strategi ini diharapkan dapat diwujudkan kota-kota mandiri yang

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

23

berbasis kemampuan sosial ekonomi masyarakat setempat dan sekitarnya. Adapun Pembangunan Perdesaan bertujuan mempercepat laju pembangunan di wilayah perdesaan khususnya bagi desa-desa tertinggal. Pembangunan

Perdesaan diarahkan untuk mendorong percepatan perubahan struktur kegiatan ekonomi dari yang bercorak subsisten menuju struktur kegiatan ekonomi yang bercorak modern atau berorientasi pasar. Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk lima tahun kedepan (2005-2010) mengindikasikan adanya perkembangan yang mempunyai ciri-ciri keterkaitan sehingga memerlukan pengendalian dan

penyerasian agar saling mendukung dalam proses pertumbuhan dan pemerataan pembangunan wilayah. Mengingat terdapat perbedaan alamiah dalam penyebaran sumber dan potensi alam, maka intensitas kegiatan pembangunan wilayah tertentu mungkin lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Namun demikian, ketimpangan pembangunan kewilayahan tersebut akan dikurangi mengingat bahwa kebijakan spasial adalah bertujuan untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan pada setiap wilayah. Perwujudan dari kebijakan pembangunan wilayah perdesaan dan

perkotaan adalah dalam bentuk strategi pendekatan komunitas (community) dimana pemberdayaan masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi elemen penting dalam perwujudan konsepsi pembangunan GERBANG DAYAKU. Strategi pendekatan komunitas ini diharapkan mampu memberikan efek percepatan atau akselerasi pembangunan (acceleration of development) yang berfungsi sebagai pemicu dalam mempercepat pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk memperoleh keseimbangan efek pertumbuhan (growth) dan efek percepatan (acceleration) dari kedua pendekatan strategi tersebut, maka diperlukan sistem interaksi secara utuh terutama interaksi Kebijakan

Pembangunan Wilayah Komunitas Perdesaan dan Perkotaan sehingga dapat menggambarkan keterkaitan dan saling ketergantungan (interdependensi) baik secara ekonomi, sosial-kultural dan ekologis yang dijadikan dasar masing-masing wilayah dan komunitas yang diaktualisasikan dalam program-program

pembangunan.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

24

2.2.

Kondisi Sosial Budaya

2.2.1 Kependudukan Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Jumlah penduduk pada tahun 1990 sebesar 340.069 jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2000 sebesar 427.791 jiwa. Pada tahun 2001 jumlah penduduk tercatat sebanyak 434.759 jiwa dan mengalami peningkatan menjadi 459.965 jiwa (tahun 2002), 487.297 jiwa (tahun 2003) dan 503.709 jiwa (tahun 2004). Pada pertengahan tahun 2005, jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara telah mencapai 547.892 jiwa. Hal ini berarti jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2% per tahun yang berasal dari pertumbuhan alamiah dan faktor migrasi penduduk. Pola persebaran penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara menurut luas wilayah sangat timpang yang dapat dilihat dari perbedaan tingkat kepadatan penduduk antar kecamatan. Pada pertengahan tahun 2005, kepadatan penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 20 jiwa/Km 2 . Kepadatan penduduk terbesar berada di Kecamatan Tenggarong yaitu sekitar 172 jiwa/Km 2 dan Kecamatan Tenggarong Seberang yaitu sekitar 112 jiwa/Km 2 . Adapun kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Tabang yaitu sekitar 1 jiwa/Km 2 . Pola penyebaran penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara ini sebagian besar mengikuti pola transportasi yang ada. Sungai Mahakam merupakan jalur arteri bagi transportasi lokal. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar pemukiman penduduk terkonsentrasi di tepi Sungai Mahakam dan cabang-cabangnya. Daerah-daerah yang relatif jauh dari tepi sungai (belum terdapat prasarana jalan darat) relatif kurang terisi dengan pemukiman penduduk. Sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara tinggal di daerah perdesaan yaitu mencapai 75,7% dari jumlah penduduk dan 24,3% lainnya berada di daerah perkotaan.
Tabel II.10 Jumlah Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 1980-2004 Kecamatan 1. Samboja 2. Muara Jawa 1999 35.001 19.490 2000 35.260 19.995 2001 35.849 20.313 2002 34.523 19.575 2003 37.267 22.470 2004 40.297 22.592

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

25

Kecamatan 3. Sanga-Sanga 4. Loa Janan 5. Loa Kulu 6. Muara Muntai 7. Muara Wis 8. Kota Bangun 9. Tenggarong 10. Sebulu 11. Tenggarong Seberang 12. Anggana 13. Muara Badak 14. Marang Kayu 15. Muara Kaman 16. Kenohan 17. Kembang Janggut 18. Tabang JUMLAH

1999 10.994 38.412 27.468 14.293 6.673 23.832 58.722 28.403 38.992 18.163 25.793 18.676 25.531 9.178 10.550 8.254 419.725

2000 11.294 39.272 28.028 14.566 6.803 24.293 59.879 28.818 40.050 18.372 26.410 19.416 26.080 9.436 10.777 9.042 427.791

2001 11.493 39.895 28.531 14.796 6.908 24.687 60.843 29.294 40.719 18.666 26.844 19.739 26.491 9.586 10.952 9.198 434.759

2002 12.078 43.166 30.200 14.470 7.795 25.832 62.514 30.432 44.381 21.994 30.092 22.299 27.607 10.893 13.057 9.057 459.965

2003 12.445 44.703 32.394 15.253 7.714 25.898 67.999 31.724 46.491 24.845 30.795 21.974 28.937 11.145 15.833 9.410 487.297

2004 12.739 45.800 32.458 15.264 7.877 26.096 68.514 31.804 48.947 25.411 33.136 22.038 30.566 11.178 19.608 9.384 503.709

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Angka, Tahun 2004/2005

Penduduk usia kerja kalau mengacu pada Labour Force Approach (LFA) yang digunakan International Labour Organization (ILO) adalah penduduk usia 15 tahun keatas. Jumlah penduduk usia kerja yang tercatat saat ini sebanyak 332.045 orang. Sementara jumlah angkatan kerja sebanyak 193.057 orang terdiri dari yang sudah bekerja sebanyak 182.131 orang dan sisanya sedang mencari pekerjaan. Penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan usaha dapat dilihat pada tabel II.11.
Tabel II.11 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja di Kabupaten Kutai Kartanegara Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2004 Lapangan Usaha [1] 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Konstruksi 6. Perdagangan 7. Angkutan 8. Lembaga Keuangan Laki-Laki [2] 63.334 13.716 8.943 1.964 12.991 10.601 10.100 904 Perempuan [3] 17.603 580 4.955 128 417 9.235 290 256 Total [4] 80.937 14.296 13.898 2.092 13.408 19.836 10.390 1.160 % [5] 44,4 7,9 7,5 1,2 7,4 10.9 5,7 0,6

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

26

Lapangan Usaha [1] 9. Jasa 10. Lainnya Jumlah

Laki-Laki [2] 16.429 162 139.144

Perempuan [3] 9.523 42.987

Total [4] 25.952 162 182.131

% [5] 14,2 0,1 100,0

Sumber: Diolah dari Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Angka, 2000-2004

2.2.2 Perlindungan Anak Perlindungan sosial pekerja anak telah dideklarasikan pada tanggal 4 November tahun 2002 di Tenggarong. Kabupaten Kutai Kartanegara ditetapkan sebagai Zona Bebas Pekerja Anak (ZBPA), dan dicanangkan pada tahun 2007 tidak akan ada lagi pekerja anak di bawah usia 15 tahun dan pada tahun 2009 tidak ada lagi pekerja anak di bawah usia 18 tahun. Pada tahun 2012, anak-anak di bawah usia 18 tahun akan sepenuhnya memperoleh wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun. Di Kabupaten Kutai Kartanegara, jumlah anak usia 10-18 tahun yang bekerja sebanyak 10.251 anak atau 12,61 persen dari jumlah anak pada usia tersebut. Terakhir, pada tahun 2003 jumlah pekerja anak itu turun menjadi 6.376 anak atau 7,20 persen. Tenaga pekerja anak usia 10-18 tahun menurut jenis kegiatan, lapangan pekerjaan dan status pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.12 Persentase Penduduk 10 18 Tahun Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2001-2003 Jenis Kegiatan Angkatan Kerja Bekerja Mencari Pekerjaan Bukan Angkatan Kerja 2001 Orang % 1 1 . 5 9 4 (14,26) 1 0 . 2 5 1 (12,61) 1.343 (1,65) 6 9 . 7 0 0 (85,75) 2002 Orang % 9.738 (12,54) 7.373 (9,50) 2.365 (3,05) 67.889 (87,46) 2003 Orang % 8 . 9 5 1 (10,11) 6.376 (7,20) 2 . 5 7 5 (2,91) 7 9 . 5 5 4 (89,89)

Sumber: Komite ZBPA Kab. Kutai Kartanegara, 2004

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

27

Tabel II.13 Distribusi Berdasarkan Persentase Anak Usia 10 - 18 tahun yang Bekerja Tahun 2001 2003 TAHUN 2001 Lapangan Kerja A (Agriculture ) M (Manufacturing) S (Service) Jumlah 57,51 26,05 16,44 100,00 2002 47,17 14,69 38,14 100,00 2003 67,00 14,26 18,74 100,00

Sumber: Komite ZBPA Kab. Kutai Kartanegara, 2004

2.2.3 Tingkat Kesejahteraan Penduduk Indikator tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Kutai

Kartanegara dapat dilihat dari angka kemiskinan, indikator kesehatan, indikator pendidikan dan indikator tenaga kerja.

A.

Kemiskinan Untuk angka kemiskinan, berdasarkan data yang diperoleh dari survey

Komite Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2005 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara cenderung mengalami penurunan, dimana tahun 2001 masih sebesar 85.400 orang (19,75 % dari jumlah penduduk) menurun menjadi 75.400 orang (16,39 % dari jumlah penduduk) pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin menurun lagi menjadi sebanyak 72.900 orang (14,96 % dari jumlah penduduk). Pada tahun 2004 jumlah penduduk meningkat menjadi 75.404 orang (13,94 % dari jumlah penduduk). Tahun 2005 jumlah penduduk miskin menurun menjadi 70.385 orang atau sebesar 12,84 % dari jumlah penduduk.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

28

B.

Kesehatan Beberapa indikator kesehatan yang mengalami peningkatan,

diantaranya: a. Menurunnya angka kematian bayi dari 39 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2003 menjadi 33,8 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2004. b. Prevalensi gizi buruk pada anak balita juga mengalami penurunan dari 1,7 per seribu balita pada tahun 2003 menjadi 0,6 per seribu balita tahun 2004. c. Kinerja pelayanan kesehatan juga mengalami peningkatan hal ini ditandai dengan meningkatnya pertolongan persalinan dengan menggunakan tenaga kesehatan dari 69,2% tahun 2003 menjadi 83,5 % tahun 2004. d. Kondisi kesehatan lingkungan juga mengalami peningkatan ditandai dengan meningkatnya masyarakat pengguna air bersih dari 51,74 % tahun 2003 menjadi 64,8% tahun 2004. e. Angka Harapan Hidup pada tahun 2004 adalah 64 tahun. Khusus untuk persebaran tenaga kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara cenderung belum merata dimana jumlah tenaga kesehatan lebih banyak berada di daerah perkotaan. Hal ini diantaranya dapat dilihat dari data di Kecamatan Loa Janan jumlah tenaga dokter mencapai 11 orang, perawat 27 orang, bidan 27 orang, ahli kesehatan masyarakat 1 orang, dan sanitasi 3 orang, sementara di Kecamatan Tabang hanya memiliki 4 orang dokter, 6 orang perawat, dan 3 orang bidan.

C.

Pendidikan Indikator pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat

diantaranya dari: a. Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu rasio penduduk yang bersekolah menurut kelompok usia sekolah, sampai dengan tahun 2004, untuk penduduk usia 7-12 tahun sudah mencapai 97,73 persen, namun APS penduduk usia 13-15 tahun baru mencapai 92,12 persen, dan APS penduduk usia 16-18 tahun baru mencapai 61,32 persen. Data tersebut

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

29

mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 7,8 persen anak usia 13-15 tahun dan sekitar 38,88 persen anak usia 16-18 tahun yang tidak bersekolah baik karena belum/tidak pernah sekolah maupun karena putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. b. Berdasarkan Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SD pada tahun 2004 sebesar 114,43 persen, APK SMP 92,18 persen dan yang terendah di tingkat SMU/SMK 67,78 persen. Tingginya APK adalah akibat banyaknya siswa diluar usia sekolah yang berada dijenjang pendidikan tersebut. Pada tahun 2003/2004 APK SD/MI adalah 115,75 persen.
c.

Angka Partisipasi Murni (APM) pada tingkat SD 92,31 %, pada tingkat SLTP Angka Partisipasi Murni (APM) 70,74%, sedangkan pada tingkat Sekolah Menengah 48,17%.

D.

Tenaga Kerja Dalam struktur kependudukan dan tenaga kerja, penduduk dibedakan

menjadi 2 (dua) kategori, yaitu penduduk dalam usia kerja dan penduduk diluar usia kerja. Menurut Undang-undang No. 20 tahun 1999 disebutkan bahwa penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Adapun yang termasuk dalam Angkatan Kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang bekerja dan mencari pekerjaan, sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mencari pekerjaan, tetapi masih bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya, seperti tidak mampu bekerja, pensiun dan sebagainya. Angkatan Kerja Angka yang sering digunakan untuk menyatakan jumlah angkatan kerja di suatu wilayah adalah TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), yang merupakan rasio antara angkatan kerja dan tenaga kerja. TPAK di Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. Berdasarkan jenis kelaminnya, TPAK untuk penduduk dalam usia kerja menunjukkan kecenderugan yang relatif stabil dan sedikit mengalami peningkatan, dari tahun 2000 sampai

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

30

dengan tahun 2004. Sebaliknya, penduduk usia kerja dengan jenis kelamin perempuan cenderung mengalami penurunan, terutama pada tahun 2003 dan tahun 2004. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.14 di bawah ini.
Tabel II.14 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000 2004 TAHUN 2004 2003 2002 2001 2000 Laki-Laki (Jiwa) AK UK TPAK (%) 152,222 178,811 85.13 144,425 171,681 84.12 135,738 160,123 84.77 134,130 156,145 85.90 127,368 168,664 75.52 Perempuan (Jiwa) AK UK TPAK (%) 42,060 157,916 26.63 48,632 160,364 30.33 53,838 143,295 37.57 56,015 140,284 39.93 57,334 152,818 37.52 TOTAL (L+P) AK UK TPAK (%) 194,282 336,727 57.70 193,057 332,045 58.14 189,576 303,418 62.48 190,145 296,429 64.15 184,702 321,482 57.45

Keterangan : AK = Angkatan Kerja, UK = Usia Kerja, TPAK = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Sumber : Data Diolah dari Kab. Kutai Kartanegara dalam Angka, 2000 - 2004

Selain tingkat partisipasi angkatan kerja, salah satu keberhasilan program ketenagakerjaan adalah semakin meratanya distribusi tenaga kerja jika dilihat dari jenis kelamin. Secara keseluruhan jumlah penduduk yang masuk kategori angkatan kerja peningkatannya relatif kecil dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2001, yaitu sebesar 5.433 jiwa, baik penduduk yang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan pada tahun 2002 angkatan kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara secara total justru mengalami penurunan, namun tidak terlalu signifikan. Peningkatan terjadi lagi untuk tahun 2003 dan tahun 2004. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.15 di bawah ini.
Tabel II.15 Distribusi Angkatan Kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000 2004
Laki-Laki (Jiwa) TAHUN 2004 2003 2002 2001 2000 Bekerja 143,174 139,144 126,651 127,755 120,176 Mencari Pekerjaan 9,048 5,281 9,087 6,375 7,192 Total Distribusi Bekerja 152,222 144,425 135,738 134,130 127,368 73.69% 72.07% 66.81% 67.19% 65.06% 35,288 42,987 48,666 52,870 53,628 Perempuan (Jiwa) Mencari Pekerjaan 6,772 5,645 5,172 3,145 3,706 Total Distribusi 42,060 48,632 53,838 56,015 57,334 18.16% 22.27% 25.67% 27.81% 29.03% TOTAL L+P 194,282 193,057 189,576 190,145 184,702

Sumber : Data Diolah dari Kab. Kutai Kartanegara dalam Angka, 2000 - 2004

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

31

Berdasarkan Tabel II.15 terlihat bahwa secara absolut proporsi angkatan kerja untuk penduduk laki-laki mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Hal yang sebaliknya terjadi pada angkatan kerja perempuan yang mengalami penurunan. Latar belakang terjadi penurunannya tersebut adalah masih kurangnya upaya pemberdayaan

perempuan terutama apabila ditinjau dari kontribusinya pada aspek politik, ekonomi dan birokrasi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Produktivitas Tenaga Kerja Untuk mengetahui kontribusi dari jumlah pekerja terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, maka perlu diketahui seberapa besar angka produktivitas pekerja. Angka tersebut menggambarkan rasio antara nilai tambah yang dihasilkan dari total jumlah pekerja. Produktivitas pekerja dapat diukur dengan menggunakan data nilai tambah suatu daerah, yaitu PDRB yang dibandingkan jumlah pekerja. Rasio dari kedua data tersebut menunjukkan produktivitas tenaga kerja. Berdasarkan Tabel II.16 di bawah ini terlihat bahwa produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 produktivitas tenaga kerja cukup tinggi, yaitu 1 (satu) orang pekerja dapat menghasilkan nilai tambah (PDRB) sebesar Rp 121.014.438,75. Namun demikian, angka tersebut terus mengalami penurunan dan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2003, menurun sebesar Rp 6.979.087,69 untuk setiap tenaga kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tabel II.16 Produktivitas Tenaga Kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000 2004 TAHUN 2004 2003 2002 2001 2000 Tenaga Kerja (Jiwa) Laki-Laki Perempuan Jumlah 143,174 35,288 178,462 139,144 42,987 182,131 126,651 48,666 175,317 127,755 52,870 180,625 120,176 53,628 173,804 Produktivitas PDRB Tenaga Kerja (Rp) (Rp) 20,205,968,000,000 113,222,803.73 20,942,732,000,000 114,987,190.54 21,382,762,000,000 121,966,278.23 21,858,233,000,000 121,014,438.75 23,295,380,000,000 134,032,473.36

Sumber : Data Diolah dari Kab. Kutai Kartanegara dalam Angka, 2000 2004

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

32

2.3.

Prasarana dan Sarana Dasar

2.3.1 Prasarana Kesehatan Prasarana Kesehatan yang dimiliki saat ini di Kabupaten Kutai

Kartanegara meliputi : 26 unit Puskesmas, 127 unit Puskesmas Pembantu, 22 unit Puskesmas Keliling, dan Polindes 54 unit. Rumah sakit sebanyak 2 Rumah Sakit pemerintah.

2.3.2 Prasarana Pendidikan Prasarana Pendidikan yang ada saat ini di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi: 648 sekolah, yang terdiri atas 460 sekolah untuk tingkat SD/MI, 122 sekolah untuk tingkat SMTP/MTs, dan 66 sekolah untuk tingkat SMU/K dan MA. Secara rinci kondisi sekolah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.17 Prasarana Pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 No. Jenis Prasarana 1. Sekolah 2. Ruang Kelas a. Baik b. Rusak ringan c. Rusak berat 3. Perpustakaan 4. Lapangan Olah Raga 5. UKS 6. Laboratorium 7. Ruang Ketrampilan 8. Ruang BP 9. Serba Guna 10. Bengkel 11. Ruang Praktek SD/MI 460 buah 2.260 RKB 266 RKB 132 RKB 398 buah 297 buah 375 buah SMP/M.Ts 122 buah 536 RKB 62 RKB 33 RKB 75 buah 49 buah 37 buah 37 buah SMU/SMK/MA 66 buah 202 RKB 38 RKB 29 RKB 32 buah 21 buah 15 buah 15 buah 11 buah 4 buah 1 buah 7 buah 7 buah

Sumber: Diolah dari Data Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2005

2.3.3 Prasarana Transportasi A. Transportasi Darat Pengembangan Jalan Kabupaten Kutai Kartanegara diselaraskan dengan pembangunan jalan trans Kalimantan ini dimulai dari Kelurahan Sungai Merdeka Kecamatan Samboja, sampai Loa Janan, selanjutnya dari batas Kota Samarinda sampai ke Kota Bontang.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

33

Pembangunan

Jembatan

Kutai

Kartanegara

telah

membuka

jalur

transportasi Tenggarong - Tenggarong Seberang - Samarinda dengan jarak 25 Km. Jembatan Martadipura yang telah selesai dibangun dengan panjang 395 Meter dan Lebar 6 Meter, terletak di Desa Liang Kota Bangun yang membuka isolasi daerah pedalaman di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan menghubungkan jalur darat antara Kota bangun, Kembang Janggut, Tabang, dan Kenohan. Total panjang jaringan jalan yaitu 1.117,94 Km, dimana panjang jalan berdasarkan Tipe Permukaan Jalan yaitu tipe permukaan jalan aspal 379,48 Km, batu 123,6 Km, semen 47,56 Km, kerikil 192,95 Km, tanah 374,35 Km. Panjang Jalan berdasarkan Kondisi Jalan yaitu kategori baik sekitar 131,11 Km, kategori sedang 269,73 Km, rusak 474,81 Km, dan rusak berat 242,29 Km. Jumlah kendaraan yang terdata di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2003 sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.18 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya JENIS KENDARAAN Kind Of Motor Vihicles I [1] MOBIL PENUMPANG/ Passanger Cars a. Sedan b. Jeep c. ST. Wagon d. Mini Car e. Suburban MOBIL GEROBAK/ Co Goods Vihicles a. Truck Barang b. Truck Trailer c. Truck Derek d. Truck Tangki e. Pemadam Api f. Truck Tracktor g. Pick Up h. Ambulance BUKAN UMUM Non Public NEGARA SWASTA State Private [2] [3] 26 176 40 50 5 84 43 275 456 231 1 1 1.389 148 28 6 2 304 1.824 3 UMUM Public NEGARA State [4] SWASTA Private [5] 46 1 68 JUMLAH Total [6] 347 633 339 1 1 1.439 148 28 6 7 304 1.908 46

II

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

34

JENIS KENDARAAN Kind Of Motor Vihicles [1] i. Mobil Jenazah MOBIL BUS Buses a. Bus Biasa b. Mini/Micro Bus SEPEDA MOTOR Motor Cycle a. Sepeda Motor 50CC + b. Scuter 2003

BUKAN UMUM Non Public NEGARA SWASTA State Private [2] [3] 1 23 228 4.426 49 5.151 43 1.164 50.202 2.092 58.169

UMUM Public NEGARA State [4] SWASTA Private [5] 4 162 281

JUMLAH Total [6] 1 70 1.554 54.628 2.141 63.601

III IV

JUMLAH / Total

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Angka, Tahun 2005

B.

Transportasi Udara Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara telah menyusun rencana pembangunan bandar udara di Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, sekitar 12 Km dari Kota Samarinda ibu kota Kalimatan Timur. Keberadaan bandar udara ini diharapkan mampu meningkatkan akses barang dan jasa dari dan menuju ke Kabupaten Kutai Kartanegara.

C.

Transportasi Air/Sungai Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 31 sungai dan

16 danau, dimana keberadaan danau dan sungai tersebut dimanfaatkan penduduk khususnya di daerah pedalaman untuk transportasi air yang menghubungkan antar desa/kelurahan.
Tabel II.19 Daftar Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara Nama Sungai Panjang (Km) Mahakam 920 Kutai Lama 24 Separi 39 Sebulu 29 Sabintulung 51 Menamang Kanan 39 Menamang Kiri 51 Bandang 38 Liwit 23

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

35

No. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Nama Sungai Telaga Pantun Marah Atan Tinjau Belawan Kapai Lura Penoon Tabang Majuh Ritan Sentakan Berambai Enggelam Bekuak Peri Merah Alau Boh Ninjah Tenggarong

Panjang (Km) 119 32 49 40 37 229 28 39 28 14 22 44 35 94 50 31 64 51 32 71 72 22

Sumber : Data RTRW Kabupaten Kutai Kartangara 2001-2012

Tabel II.20 Nama Danau Di Kabupaten Kutai Kartanegara No.


1 39 2 29 3 11.000 4 13.000 5 38 6 39 7 51 8 319 9 23 10 198 11 119 12 182 13 32 14 49 Sumber: Data: RTRW Kabupaten Kutai Kartangara 2001-2012

Nama Danau Siran Man Melintang Semayang Wis Karang Merambi Puan Rabuk Loa Kan Perian Tempatung Batu Bumbun Kajo Tanah Liat

Luas (HA)

Untuk transportasi sungai diprioritaskan pengembangan pelabuhan rakyat di Kecamatan Samboja, Muara Jawa, Sanga-sanga, Loa Janan, Muara

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

36

Muntai, Kota Bangun, Tenggarong, Sebulu, Tenggarong Seberang, Anggana, Muara Badak, Marang Kayu, dan Muara Kaman.

D.

Prasarana Peribadatan Kondisi eksisting jumlah fasilitas peribadatan pada tahun 2004 untuk setiap kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut :
Tabel II.21 Jumlah Sarana Peribadatan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 KECAMATAN 1. Samboja 2. Muara Jawa 3. Sanga-Sanga 4. Loa Janan 5. Loa Kulu 6. Muara Muntai 7. Muara Wis 8. Kota Bangun 9. Tenggarong 10. Sebulu 11. Tgr Seberang 12. Anggana 13. Muara Badak 14. Marang Kayu 15. Muara Kaman 16. Kenohan 17. Kb Janggut 18. Tabang JUMLAH 2004 2003 MESJID 56 21 8 34 38 13 8 30 30 25 35 24 35 34 31 7 10 4 443 443 LANGGAR 64 23 22 32 51 20 10 25 69 29 60 14 21 38 18 8 16 4 524 524 MUSHOLLA 4 2 2 1 2 1 25 8 2 7 3 2 3 62 62 JUMLAH 120 48 32 68 90 35 18 56 124 62 97 45 59 74 52 15 26 8 1.029 1.029

Sumber: Data Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Angka, 2004

Berdasarkan Tabel II.21 diatas, setiap mesjid di Kabupaten Kutai Kartanegara melayani rata-rata 1.137 penduduk. Dalam menunjang

perkembangan pembangunan daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk lima

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

37

tahun ke depan (2005-2010), pelayanan fasilitas peribadatan akan terus ditingkatkan melalui pembangunan kerukunan beragama dan tempat ibadah.

E.

Sarana Telekomunikasi Dengan semakin meningkatnya perkembangan suatu daerah, maka

kebutuhan akan fasilitas telekomunikasi akan semakin meningkat pula. Kebutuhan telepon bagi Kabupaten Kutai Kartanegara akan terus meningkat tahun demi tahun. Hasil perhitungan perkiraan kebutuhan fasilitas telepon menunjukan bahwa Tenggarong sebagai Ibukota Kabupaten menunjukkan angka tertinggi dalam

kebutuhan akan fasilitas telepon, kemudian disusul oleh Muara Badak, Loa Janan, Kota Bangun, Loa Kulu, Samboja dan Muara Jawa. Kecamatan-kecamatan ini sudah terlayani oleh fasilitas pada saat

sekarang. Selain kecamatan-kecamatan tersebut, fasilitas telepon juga sudah melayani di beberapa kecamatan walaupun dengan jumlah sambungan yang sedikit. Untuk kawasan hulu Mahakam, fasilitas telepon yang sudah terlayani hanya Kecamatan Kota Bangun, namun masih dengan kualitas yang kurang memuaskan.

F.

Sarana Air Bersih Perkembangan konsumsi air bersih di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat

dilihat secara lengkap pada tabel II.22.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

38

TABEL II.22 PERKEMBANGAN PDAM KAB. KUKAR TAHUN 2001 - 2004


No. Uraian 2001 1. Pelanggan : - Sosial Umum & Khusus - Rumah Tangga - Niaga - Industri - Pelabuhan Jumlah Pelanggan (SR) 2. 3. 4. Air yang diproduksi (M3 Air yang Didistribusi (M3) Air yang Dipakai Sendiri 5. 6. Jumlah (M3) Prosentase (%) 507.547 7,23 4.849.345 486.418 5,75 5.954.226 464.802 4,94 6.643.425 566.443 5,37 7.358.785 447 17.782 378 3 0 18.610 7.022.661 6.515.114 475 20.682 398 3 0 21.558 6.459.726 7.973.307 515 22.415 399 2 0 23.331 9.414..561 8.949.759 508 24.663 470 2 0 25.643 10.546.872 9.980.429 2002 Tahun 2003 2004 - Untuk tahun 2005 perkembangan data s/d kwartal ke II atau s/d bulan Agustus 2005 - Air yang dipakai sendiri dipergunakan untuk proses produksi Keterangan

Air yang Terjual (M3) Kebocoran/Kehilangan Air (M3) Jumlah (M3) Prosentase (%)

1.665.770 25,57 343,50 328,34

2.019.081 25,32 374,50 361,95

2.306.334 25,77 377,50 386,04

2.621.644 26,27 430,00 459,97

7. 8

Kapasitas Terpasang (LT/DT) Kapasitas Produksi (LT/DT)

Sumber : Data Diolah dari PDAM Kabupaten Kutai Kartanegara 2001-2004

G.

Ketenagalistrikan Berdasarkan data ketengalistrikan yang didapatkan maka berikut ini dapat

dirincikan data ketenagalistrikan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 sebagai berikut:
TABEL II.23 DATA KETENAGALISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) CABANG SAMARINDA WILAYAH KERJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2001-2004
No. Uraian 2001 1. Jumlah Pelanggan Listrik Tersambung 33.975 2002 35.125 Tahun 2003 35.988 2004 37.737

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

39

No.

Uraian 2001 2002 67.014.296 34.630.614 60.189.416 10,2

Tahun 2003 73.384.046 39.230.000 65.364.004 10,9 2004 91.518.912 41.318.000 82.717.759 9,6

2.

- Jumlah Produksi (KWh) - Jumlah Terpasang (VA) - Dijual (KWh) - Dipakai Sendiri (Kwh) - Susut/Kehilangan %

47.148.137 33.658.505 41.697.967 11,6

3. Banyaknya Jenis Pelanggan dan Ranting - Rumah Tangga - Usaha Industri 4. - Umum Banyaknya Tenaga Listrik yang terjual 65.364.004 82.717.759

33.193 15 35.988

34.767 12 37.637

Sumber : Data Diolah Dari PT PLN Cabang Samarinda Wilayah Kerja Kab. Kutai Kartangara, 2001-2004

2.4.

Perekonomian Gambaran perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara diperlukan

dalam mengidentfikasi sektor strategis yang memiliki keunggulan untuk dikembangkan baik dilihat dari potensi, penciptaan pendapatan dan lapangan kerja, maupun interaksinya dengan sektor-sektor lain dalam maupun antar wilayah.

2.4.1 Kondisi Makro Ekonomi Deskripsi makro ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara dimaksudkan untuk mengetahui dampak pelaksanaan pembangunan selama kurun waktu 2001-2004 pada kondisi makro ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara. Pertumbuhan ekonomi dilihat dari pertumbuhan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 menunjukkan

peningkatan yang signifikan. PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara dengan migas atas dasar harga berlaku tahun 2000-2004, serta berdasarkan harga konstan tahun 2000 terus mengalami pertumbuhan, dimana sampai dengan tahun 2004 pertumbuhannya adalah sebesar 6,57% (dengan migas) dan sebesar 8,69% (tanpa migas).

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

40

Perkembangan kondisi makro ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat dari perkembangan PDRB menurut harga konstan dan harga berlaku (dengan migas maupun tanpa migas) sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel II.24 Perkembangan PDRB Tahun 2000-2004 PDRB ADH Berlaku (Juta Rupiah) Dengan Migas 2000 2001 2002 2003 2004 20.226.447 22.898.663 24.641.700 27.677.115 35.458.334 Tanpa Migas 4.780.556 6.031.011 6.980.438 7.908.047 9.023.517 PDRB ADH Konstan 2000 (Juta Rupiah) Dengan Migas 20.226.447 20.963.768 21.405.448 21.882.095 23.320.488 Tanpa Migas 4.790.556 5.031.653 5.267.785 5.626.664 6.115.631 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) PDRB ADH Konstan 2000 Dengan Tanpa Migas Migas 3,65 2,11 2,23 6,57 5,25 4,69 6,81 8,69

Tahun

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Angka Tahun 2004/2005

Berdasarkan trend pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Kutai Kartanegara dilihat dari nilai PDRB, maka dapat diproyeksikan perkembangan PDRB untuk lima tahun kedepan (tahun 2005-2010). Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun 2005-2010 diperkirakan rata-rata mencapai 2%-3% (dengan migas) dan mencapai 4%-5% (tanpa migas). Dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil diharapkan Kabupaten Kutai Kartanegara dapat mewujudkan visi dan misi pembangunan yang telah ditetapkan yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan hidup seluruh masyarakatnya. Angka proyeksi PDRB selama lima tahun kedepan (tahun 2005-2010) menurut harga berlaku dan harga konstan baik dengan migas maupun non migas dapat dilihat pada tabel II.25.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

41

Tabel II.25 Angka Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010
PDRB ADH Berlaku Juta Rupiah Dengan Migas 2005 2007 2008 2009 2010 2011 31,921,274 33,762,424 35,807,133 38,077,906 40,599,737 43,400,383 Tanpa Migas 10,474,778 11,078,941 11,749,900 12,495,041 13,322,565 14,239,666 PDRB ADH Konstan 2000 Juta Rupiah dan Persen Pertahun Tanpa Dengan Migas Growth Migas Growth 25,168,433 26,262,986 27,478,553 28,828,514 30,327,727 31,992,694 4.08 4.35 4.63 4.91 5.20 5.49 6,218,121 6,488,542 6,788,860 7,122,382 7,492,778 7,904,115 4.08 4.35 4.63 4.91 5.20 5.49

Tahun

Sumber : Diolah Dari Data PDRB dan Jumlah Penduduk, Kutai Kartanegara dalam Angka, tahun 2004

2.4.2 Struktur Ekonomi Struktur perekonomian di Kabupaten Kutai Kartanegara apabila ditinjau dari kontribusi masing-masing sektor pembangunan terhadap total PDRB, dapat digambarkan bahwa pertambangan dan penggalian dengan sub sektor migas merupakan sektor yang sangat dominan (rata-rata diatas 75% dari total PDRB) dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara. Namun demikian perlu dicermati kecenderungan penurunan kontribusi dari sub sektor migas terhadap total PDRB dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 (atas dasar harga berlaku). Hal ini menunjukkan di masa depan perlu dikembangkan inovasi baru dalam pengembangan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan tidak hanya bergantung pada sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sektor yang juga memegang peranan penting dalam perekonomian Kutai Kartanegara adalah sektor pertanian dengan sub sektor kehutanan. Sektor ini memberikan kontribusi terhadap total PDRB rata-rata diatas 10%.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

42

Struktur

ekonomi

Kabupaten

Kutai

Kartanegara

dengan

melihat

persentase PDRB harga berlaku (migas dan non migas) sebagaimana pada tabel II.26.
Tabel II.26 Distribusi Persentase PDRB dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku (%) Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000-2004 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH 2000 10,49 78,42 2,42 0,06 2,79 3,18 0,64 0,86 1,14 100,00 2001 10,82 76,23 2,51 0,07 3,92 3,23 0,76 0,90 1,56 100,00 2002 10,05 77,59 2,29 0,06 3,94 3,24 0,67 0,79 1,36 100,00 2003 10,74 75,58 2,46 0,07 4,49 3,63 0,73 0,85 1,46 100,00 2004 10,48 75,30 2,52 0,07 4,95 3,69 0,71 0,84 1,44 100,00

jasa

Sumber: Diolah dari Data PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara, 2000-2004

Tabel II.27 Pertumbuhan PDRB Kab.Kutai Kartanegara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000-2004 (%) Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH 2000 2001 (0,41) 4,55 4,57 3,31 (18,25) 6,37 15,31 0,99 10,34 100,00 2002r) (3,13) 1,26 6,13 12,43 39,93 10,83 4,94 3,95 4,29 100,00 2003 7,88 0,76 5,24 8,37 13,85 8,61 5,86 6,25 4,90 100,00 2004*) 4,06 6,25 5,68 10,47 21,19 9,68 3,63 7,62 3,15 100,00

Sumber: Diolah dari Data PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara, 2000-2004

Secara umum struktur ekonomi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara apabila dilihat dari pendapatan regional per kapita (PDRB dibagi dengan jumlah penduduk) cenderung mengalami peningkatan. Walaupun jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2 % per tahun, pendapatan regional per kapita mengalami pertumbuhan rata-rata

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

43

diatas 10% per tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara relatif stabil dan menunjukkan trend positif dalam hal pertumbuhan ekonomi.
Tabel II.28 Pendapatan Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita PDRB Perkapita (Rupiah) Dengan Migas (2) 43.002.796 42.895.545 51.401.621 52.481.032 70.394.481 Tanpa Migas (3) 11.165.013 13.107.098 14.820.523 16.402.656 17.914.146 Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) Dengan Migas (4) 32.872.441 32.565.747 39.327.380 47.663.753 53.169.498 Tanpa Migas (5) 10.490.642 11.490.334 13.925.793 15.573.875 16.624.977

Tahun (1) 2000 2001 2002 2003 2004*)

Sumber: Diolah dari Data Jumlah Penduduk dan PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara 2000-2004

2.4.3 Potensi Ekonomi


A.

Pertanian Pembangunan pertanian dalam arti luas meliputi, bidang pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan. Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai potensi lahan pertanian yang cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian baru di luar Jawa dan Sumatera. Ketersediaan lahan pertanian diperkirakan seluas 2.584.269 Ha. terdiri dari lahan sawah 79.702 Ha, lahan kering 2.322.090 Ha dan lahan lainnya 282.477 Ha. Dari potensi yang ada, lahan sawah baru dimanfaatkan 35.976 Ha (45,146 %) sedangkan untuk lahan kering sekitar 1.705.249 Ha (76,74 %) dan lahan lainnya 21.418 Ha (7,58 %). Potensi yang lain adalah adanya Sungai Mahakam sebagai sumber pengairan, tersedianya alat dan mesin pertanian serta tersedianya Rice Procesing Unit (RPU) dengan kapasitas 50 ton/jam menjadikan Kabupaten Kutai Kartanegara surplus padi setiap tahun dengan produksi padi sawah pada 2004 sebesar 183.845,22 ton dan padi lading 15.192,17

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

44

ton. Dengan beberapa keunggulan ini telah menjadikan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai lumbung pangan untuk Provinsi Kalimantan Timur dengan kontribusi beras 50-60% per tahun. Perkembangan luas areal tanaman perkebunan mencapai pertumbuhan rata-rata 4,27%, peningkatan terbesar pada perkebunan rakyat tumbuh sebesar 7,98% pertahun sedangkan perkebunan besar meningkat sebesar rata-rata 3,7% per tahun sedang perkebunan negara justru terjadi penurunan. Sesuai jenis komoditas yang diusahakan, luas areal tertinggi terdapat pada tanaman kelapa sawit (20,707 Ha) dengan pertumbuhan rata-rata 8,34 % per tahun. Penyerapan terhadap tenaga kerja (sebagai petani dan buruh pabrik) di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 32.980 orang terdiri dari petani 29.215 orang dan tenaga kerja pada perusahaan perkebunan (pada 4 PBS) sekitar 3.765 orang. Alat penangkap ikan menurut jenisnya dibedakan atas jaring insang hanyut sebanyak 25.008, bubu sebanyak- 58.147, jaring insang tetap sebanyak 34.263, pancing sebanyak 14.400, anco sebanyak- 18.265 dan lainnya sebanyak 72.137. Dari banyaknya jenis alat penangkapan ikan tersebut, maka berikut ini akan dirincikan luas areal budidaya ikan, dimana sampai dengan tahun terakhir luas areal budidaya tambak seluas 24.379 Ha dengan produksi 15,3 ton dan nilai Rp.153.000. Luas areal budidaya kolam seluas 89,90 Ha dengan produksi 8.6821,4 ton dan nilai Rp.377.537.200. Sedangkan untuk produksi dan nilai ikan perairan umum mencapai produksi 6.817,10 Ha dengan nilai Rp.156.905.650. Sampai dengan tahun 2004 pencapaian populasi ternak dapat dibedakan atas populasi Sapi sebanyak 9.195 ekor, Kerbau 4.494 ekor, Kambing sebanyak 21.734 ekor, Domba sebanyak- 13 ekor, Babi sebanyak 7.972 ekor. Untuk pencapaian populasi unggas dibedakan atas Ayam Buras sebayak 800.870 ekor, Ayam Potong 362.170 ekor, Ayam Petelur 86,750 ekor, Itik sebanvak 126.464 ekor.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

45

Kebutuhan akan asupan gizi dari protein hewani didapatkan dari daging ternak dan unggas, dimana sampai dengan tahun 2004 produksi ternak Sapi mencapai 212.214,70 Kg, Kerbau sebesar 19,607 Kg, Kambing sebesar 39,065,49 kg dan daging Babi sebesar 302.420,79 Kg. Produksi daging unggas sampai dengan tahun 2004 untuk Ayam Buras mencapai 73.381,85 Kg, Ayam Potong mencapai 33.691.618,39 Kg, Ayam Petelur mencapai 370.035,00 Kg, Itik mencapai 7.451.875,32 Kg dan untuk produksi telur Ayam Petelur mencapai 573.612 Kg, Ayam Buras 347.797 Kg, Itik 634.543 Kg. Untuk mengetahui potensi lahan (Ha) pertanian dan perkebunan beserta produksinya (ton) yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun terakhir ini, maka berikut ini dapat ditampilkan tabel potensi luas lahan beserta produksinya.
Tabel II.29 Jenis Komoditi Beserta Luas lahan (Ha) dan Jumlah Produksi (Ton) Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13 14. 15. 16. 17. 18. 19. Jenis Komoditi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Sayuran Buah Perkebunan Rakyat Perkebunan Karet Perkebunan Lada Perkebunan Kopi Perkebunan Cengkeh Perkebunan Kelapa Perkebunan Kakao Perkebunan Kapuk Perkebunan Kemiri Perkebunan Aren Jambu Mente Jahe Panili Pala Luas Lahan (Ha) 41,400 5908 3.437 3.181 57.582,80 9.152,5 10.106,5 3.724,5 102,0 11.802,5 2.185,0 82,5 632,0 173,5 104,5 19,6 15,5 3,50 Produksi (Ton) 183.845,22 15.192,17 29.795 30.936 43.248 227.933,50 2.220,50 5.882,00 904,60 1,65 5.909,30 684,50 19,75 39,00 18,20 4,50 160,00 0,20 0,14

Sumber : Diolah dari Kutai Kartanegara dalam Angka 2004

Secara umum komoditas tanaman padi (sawah dan ladang) dan palawijaya memberikan kontribusi cukup besar kepada produksi sektor

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

46

pertanian untuk Kabupaten Kutai Kartaneara. Padi sawah merupakan komoditas dengan nilai produksi tertinggi dibandingkan komoditas lainnya. Adapun komoditas ubi kayu memberikan kontribusi tertinggi untuk produksi tanaman palawijaya di Kabupaten Kutai Kartanegara. Gambaran perkembangan produksi tanaman padi dan palawijaya di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.30 Produksi Tanaman Padi dan Palawija (dalam Ton) Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000-2004 Komoditi 1. Padi Sawah 2. Padi Ladang 3. Jagung 4. Ubi Kayu 5. Ubi Jalar 6. Kacang Tanah 7. Kedelai 8. Kacang Hijau Tahun 2000 161.783,20 23.627,00 6.736,00 23.175,00 6.102,00 662,00 610,00 181,00 Tahun 2001 160.586,41 22.978,76 3.899,49 35.532,02 7.475,85 997,15 704,5 255,94 Tahun 2002 187.999,23 24.954,09 5.488,76 63.580,51 13.963,64 1.964,41 1.720,33 419,05 Tahun 2003 156.444,88 20.038,25 3.185,00 39.585,00 10.009,00 1.320,00 556,00 299,00 Tahun 2004 183.845,22 15.192,17 1.437,00 20.999,56 6.525,82 530,81 152,37 152,13

Sumber : Kutai Kartanegara Dalam Angka 2000-2004

Adapun Luas hutan menurut tata guna hutan. Kesepakatan tahun 20032004 adalah: 1. Kawasan Budidaya Kehutanan (K-BK) seluas 1.647.797 Ha: a) Hutan Lindung / Protection Are Forest seluas 239.816 Ha b) Hutan Suaka Alam dan Wisata / Park and Reserve Forest seluas 68.884 Ha. c) Hutan Produksi Tetap/Definitive seluas 806.128 Ha d) Hutan Pendidikan dan Penelitian / Education and Research Forest seluas 14.099 Ha 2. Kawasan Hutan Non Budidaya Kehutanan (KBNK) seluas 989.960 Ha. Pertambangan Kegiatan pertambangan di Kabupaten Kutai Kartanegara mencakup pertambangan migas dan non migas. Dari kegiatan tersebut, minyak bumi dan gas alam merupakan hasil tambang yang sangat besar pengaruhnya dalam perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya, dan

B,

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

47

Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya, karena hingga kini kedua hasil tambang tersebut merupakan komoditi ekspor utama. Perkembangan produksi batu bara misalnya, pada tahun 2004 produksinya mencapai 11.751.667,49 metrik ton.
Tabel II.31 Produksi Batubara Menurut Perusahaan (M. Ton) PERUSAHAAN Coal Company 1. PT. Multi Harapan Utama 2. PT. Tanito Harum 3. PT. Bukit Baiduri Enterprises 4. PT. Fajar Bumi Sakti 5. PT. Anugrah Bara Kaltim 6. PT. Kitadin 7. PT. Welarco Subur Jaya 8. PT. Kartika Selabumi Mining 9. KUD Tani Maju 10. Koperasi Tahta Pokmas IDT JUMLAH
Sumber :

2002 861.929,000 1.831.263,806 699.514,829 100.453,995 1.579.703,000 1.849.414,000 6.922.278,630

2003 1.574.456,000 2.083.041,910 195.042,700 70.387,383 2.478.749,000 2.291.493,000 330,772 253.342,898 68,180 33.045,177 8.979.957,020

2004

11.751.667,49

Dinas Pertambangan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004

C.

Perdagangan, industri dan koperasi Perdagangan luar negeri merupakan sektor ekonomi yang sangat berperan dalam menunjang pembangunan ekonomi Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Kutai Kartanegara pada khususnya. Dari kegiatan ekspor dapat diperoleh devisa yang merupakan salah satu sumber dana untuk pembangunan.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

48

Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan ke luar negeri melalui pelabuhan di seluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Nilai ekspor adalah nilai transaksi barang ekspor sampai di atas kapal pelabuhan muat dalam keadaan Free On Board (FOB). Nilai ekspor non migas Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan data tahun 2004 berjumlah sekitar US $ 154.333.393,18. Dari jumlah tersebut, ekspor amoniak merupakan produk andalan di sektor non migas dengan US $ 121.810.618,18 disusul masing-masing ekspor udang beku (US $ 16.219.324,00), Batubara (US $ 5.185.878,40) sedangkan ekspor komoditi yang lain rata-rata kurang dari US $ 5 juta. Jumlah unit usaha industri di Kabupaten Kutai Kartanegara sampai dengan saat ini berjumlah 1.822 buah, terdiri dari Industn Kimia Agro dan Hasil Hutan berjumlah 1.334 usaha dan Industri Logam, Mesin Elektro dan Aneka Industri sejumlah 488 usaha. Banyaknya tenaga kerja yang terserap pada sektor Industri sebanyak 11.910 orang. Sebagian besar bekerja pada unit Industri Logam, Mesin Elektro dan Aneka Industri sebanyak 10.465 orang. kemudian pada unit Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan sebanyak 1.445 orang. Nilai investasi yang dicapai pada tahun 2004 adalah sebesar

Rp. 136.885.642.000,- dengan nilai produksi keseluruhan mencapai Rp. 3.676.893.343.966, dimana investasi terbesar berada pada kelompok industri kimia yakni sebesar Rp. 129.776.142.000,- dengan nilai produksi sebesar Rp. 3.693.170.779.906 dan disusul oleh kelompok industri logam dengan nilai investasi sebesar Rp. 7.109.500.000,- dengan nilai produksi sebesar Rp. 37.722.564.060. D. Pariwisata Pengembangan potensi nilai-nilai adat dan budaya semakin dirasakan kepentingannya sebagai aset panwisata yang telah mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar objek wisata dan secara makro dapat meningkatkan pendapatan daerah serta devisa bagi negara karena kedatangan wisatawan baik asing maupun lokal. Masuknya devisa suatu

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

49

manfaat pengembangan objek wisata tersebut tidak melalui proses yang panjang dan langsung dapat dirasakan oleh warga masyarakat. Potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara masih perlu didukung oleh sarana clan prasarana pariwisata, yang salah satunva yakni hotel/penginapan. Jumlah hotel/penginapan di Kabupaten Kutai

Kartanegara pada tahun 2004 sebanyak 33 hotel/penginapan dengan jumlah kamar 501 kamar dan tempat tidur berjumlah 833 buah.
Tabel II.32 Jumlah Hotel dan Penginapan Menurut Jumlah Kamar dan Tempat Tidur di Kab.Kutai Kartangara Tahun 2004
KECAMATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tgr. Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kg Janggut Tabang 2004 JUMLAH / Total 2003 32 493 764 AKOMODASI 3 6 2 14 2 3 1 2 33 25 263 12 49 10 17 501 KAMAR 31 94 TEMPAT TIDUR 65 147 32 455 12 71 12 39 833

Sumber

Data Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Angka Tahun 2004

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

50

Tabel II.33 Banyaknya Kunjungan Wisatawan Asing Menurut Negara Asal Tahun 2000-2004 NEGARA 1. Amerika 2. Australia 3. Austria 4. Belanda 5. Belgia 6. Canada 7. Denmark 8. Inggris 9. Italia 10. Jerman 11. Jepang 12. Francis 13. Spanyol 14. Swedia 15. Swiss 16. Selandia baru 17. Norwegia 18. Malaysia 19. Lain-Lain JUMLAH
Sumber :

2000 15 22 9 8 1 3 13 14 577 662

2001 16 40 2 21 17 6 10 39 41 12 6 11 473 694

2002 18 40 4 22 17 5 2 11 1 41 40 15 7 0 10 500 733

2003 20 35 5 24 19 4 4 10 3 44 42 15 1 1 1 7 12 235 462

2004 86 63 55 9 24 7 8 45 8 54 30 25 2 2 3 33 4.223 4.677

Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000-2004

Kabupaten Kutai Kartanegara dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah dan memiliki potensi keindahan alam serta beraneka kehidupan budaya etnik masyarakatnya yang sangat unik. Panorama alam hutan hujan tropis yang dilintasi oleh sungai Mahakam dan anak-anak sungainya, tata kehidupan masyarakat Dayak yang unik, serta kejayaan Kesultanan Kutai yang merupakan kelanjutan dari kerajaan tertua di Indonesia, kesemuanya dapat disaksikan dan dinikmati di wilayah ini. Disamping wisata alam dan budayanya yang unik, panorama industri besar dan wisata kota di kota-kota

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

51

utama pada daerah pesisir timur pulau Kalimantan ini pun menjadi daya tarik tersendiri. Daerah tujuan wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dicapai dari beberapa lokasi yang memiliki nilai strategis dalam konstelasi wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dicapai dari Balikpapan yang merupakan daerah tujuan pertama bagi para wisatawan nusantara maupun mancanegara yang datang ke Provinsi Kalimantan Timur. Balikpapan yang dikenal sebagai kota minyak merupakan pintu gerbang Provinsi Kalimantan Timur yang dapat dicapai melalui udara dan laut dari kota-kota utama di Indonesia. Di Kota Balikpapan terdapat Bandar Udara Internasional Sepinggan dan Pelabuhan Laut Semayang. Ibukota Provinsi Kalimantan Timur ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam perjalanan darat. Kota Tenggarong sebagai ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam dari kota Balikpapan dan sekitar 30 menit dari kota Samarinda, transportasi umum yang dapat digunakan adalah bus dan taksi. Khusus yang menggunakan bus umum dari Balikpapan, wisatawan harus turun di pertigaan Loa Janan untuk melanjutkan perjalanan ke Tenggarong dengan menggunakan mobil angkutan umum. Untuk mencapai pedalaman Mahakam, para wisatawan dapat

menggunakan transportasi sungai. Kapal-kapal motor menuju pedalaman ini dapat ditemui di pelabuhan sungai yang ada di Samarinda atau Tenggarong. Wisatawan juga dapat menggunakan transportasi udara dengan menggunakan pesawat perintis yang terdapat di bandara Temindung, Samarinda. Rute penerbangan yang dapat dicapai dari Samarinda menuju pedalaman Mahakam adalah Long Hubung dan Long Nawan. Beberapa objek wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara yang menjadi daerah kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara dapat dilihar secara lebih rinci pada tabel berikut.
Tabel II.34 Potensi Objek Wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara No. 1. Tenggarong Kecamatan Objek Wisata Museum Mulawarman, Museum Kayu Tuah Himba, Waduk Panji Sukarame, Monumen Pancasila, Pondok Labu,

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

52

No.

Kecamatan

Objek Wisata Planetarium, Taman Wisata Pulau Kumala Bukit Bangkirai, Wisata Pantai Tanah Merah Danau Murung Nusa Dua Desa Budaya Lekaq Kidau Desa Budaya Sungai Bawang Desa Budaya Long Anai Wisata Perjuangan Danau Malintang Danau Semayang

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Samboja Kota Bangun Muara Muntai Sebulu Muara Badak Loa Kulu Sanga-Sanga Muara Wis Kenohan

Sumber: Data Diolah dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2005

Berikut ini deksripsi singkat beberapa objek wisata andalan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Pulau Kumala merupakan sebuah pulau kecil yang terletak ditengah-tengah sungai Mahakam di wilayah kota Tenggarong. Pulau seluas 76 Ha ini kini sedang digarap untuk dijadikan salah satu obyek wisata andalan kota Tenggarong. Fasilitas yang telah rampung dan dapat dinikmati para pengunjung adalah kereta api keliling pulau, Sky Tower dimana para pengunjung dapat menikmati panorama kota Tenggarong dari ketinggian 75 meter dan cable car atau kereta gantung yang menghubungkan Tenggarong Seberang dengan Pulau Kumala. Berbagai macam fasilitas yang akan dikembangkan adalah arena permainan anak dan keluarga, Aquarium Pesut Mahakam, Lamin atau rumah adat suku Dayak, cottage dan lain sebagainya. Selain menggunakan cable car, Pulau Kumala juga dapat dicapai dengan menggunakan perahu motor/ketinting yang tersedia di dermaga Kota Tenggarong. Dilihat dari aspek historis, Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki sejarah masa lalu yang telah dikenal di Nusantara dan mancanegara melalui kejayaan KerajaanKutai Mulawarman. Selain dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam juga dikenal sebagai pewaris kerajaan tertua di Indonesia, dimana pada abad IV telah berdiri kerajaan Kutai Mulawarman di Martapura, Kecamatan Muara Kaman, sehingga sering juga disebut Kerajaan Kutai Martapura atau Martadipura.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

53

Sementara pada abad XIII di muara Sungai Mahakam juga berdiri Kerajaan Kutai Kartanegara yang didirikan oleh seorang pembesar dari kerajaan Singosari yang bernama Raden Kesuma yang bergelar Aji Batara Agung Dewa Sakti. Asimilasi (penyatuan) kedua kerajaan tersebut terjadi pada abad XIII melalui perkawinan politik dan pada abad XVI melalui perang besar sehingga wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara menjadi sangat luas dan namanya berubah menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sampai sekarang.

Dengan berbagai kondisi dan aspek historis tersebut di atas, maka dalam lima tahun ke depan (tahun 2005-2010), Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonominya.

RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010

54

Anda mungkin juga menyukai