Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT HASIL DEKOMISIONING FASILITAS INSTALASI PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK
Bung Tomo, Irwan Santoso Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN, Serpong
ABSTRAK PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT HASIL DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK. Dekomisioning Fasilitas Pemurnian Asam Fosfat Petrokimia Gresik (PAF-PKG) adalah untuk menghentikan secara tetap beroperasinya fasilitas PAF-PKG yang digunakan untuk memproduksi yellow cake. Limbah hasil dekomisioning berupa limbah padat, cair, sluge dan yellow cake diolah oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR). Tujuan pengolahan adalah untuk mengungkung limbah dan mengurangi laju dosis paparan yang ditimbulkannya. Pengolahan limbah padat dilakukan dengan cara immobilisasi menggunakan matriks semen. Limbah padat dipreparasi dan dimasukkan dalam drum 100 liter, selanjutnya drum 100 liter yang sudah berisi limbah dimasukkan dalam drum 200 liter untuk menjalani proses immobilisasi. Adonan semen dibuat dengan komposisi 1 liter adonan semen terdiri dari 1,313 kg semen; 0,328 kg pasir; 0,437 liter air; 0,029 liter aditif. Dosis paparan limbah sebelum diolah antara 0,25 25,00 Sv/jam dan paparan setelah diolah antara 0,17 - 9,31 Sv/jam. Densitas bulk dari drum 200 liter hasil immobilisasi antara 1250 - 2330 kg/m3. Pada pengolahan limbah radioaktif padat hasil dekomisioing Instalasi PAF-PKG dengan cara immobilisasi dengan matrik semen telah diperoleh 149 drum 200 liter. ABSTRACT TREATMENT OF SOLID RADIOACTIVE WASTE RESULTED FROM DECOMISSIONING OF PHOSPORIC ACID PURIFICATION FACILITY PETROKIMIA GRESIK. Decomissioning of phosporic acid purification facility Petrokimia Gresik (PAF-PKG) was performed to stop permanently the operation of facility for taking yellow cake. Docomissioning activities results the solid waste, liquid waste, sludge and remaining powder. All of them were handled on Radioactive Waste Technology Centre. The objective of thats radioactive waste treatment is to shield radioactive waste and reduce waste exposure dose. Method of treatment is immobilization by cement matrix. Solid waste and than putted in to 100 litre drum for immobilization process on the 200 litre drum. The composition of 1 litre cement slurry is 1,313 kgs cement; 0,328 kgs sand; 0,437 litre water; 0,029 litre additif. Radiation doses of waste before treatment is 0,25 25,00 Sv/hr and after treatment is 0,17 - 9,31 Sv/hr. The bulk density of solidified 200 litre drum is 1250 2330 kg/m3. Radioactive waste from decomisioning PAF-PKG was immobilized into 149 drum of 200 litre.

PENDAHULUAN Fasilitas Pemurnian Asam Fosfat PT. Petrokimia Gresik (PAF PKG) berfungsi untuk pengambilan uranium dari asam fosfat melalui proses ekstraksi bertahap. Fasilitas tersebut dihentikan operasinya sejak bulan agustus 1989 dikarenakan sulitnya pemasaran produk yellow cake, mengingat operasinya memakai uranium sebagai umpan proses maka untuk mengupayakan keselamatan personel dan lingkungan, akan dilakukan dekomisioning. Kegiatan dekomisioning meliputi pengosongan isi larutan atau padatan sisa proses dari peralatan, pengukuran kontaminasi dan paparan radiasi permukaan alat, pembongkaran peralatan, dekontaminasi lantai dan dinding beton. Lokasi yang didekomisioning diklasifikasikan dalam zona, I, II, III, IV. Pada zona I merupakan sarana

penunjang pabrik, daerah persiapan awal untuk proses pemurnian asam fosfat, dilokasi tersebut bahan baku asam fosfat dibersikan dari pengotornya paparan radiasi terukur adalah 0,10 0,16 Sv/jam, background 0,13 + 0,02 Sv/jam. Pada zona II merupakan daerah ekstraksi tahap I dan stripping, pada zona II paparan radiasinya antara 0,10 0,95 Sv/jam Zona I dan Zona II mengandung zat radioaktif begitu kecil dan termasuk dalam kriteria aman dengan aktivitas permukaan lebih kecil dari klirens, sehingga pada zona ini bebas dari pengawasan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Zona III merupakan daerah proses ekstraksi tahap II, solven scrubbing (pemisahan asam fosfat dari larutan organik yang mengandung U+6 pekat), pada zona III mempunyai paparan radiasi antara 0,15 2,10 Sv/jam. Zona IV merupakan daerah proses pemisahan gunk (fase pengotor) yang ditimbulkan dari proses

15

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

ekstraksi, proses kalsinasi untuk merubah ammonium diuranat (ADU) menjadi produk uranium oksida U2O8 dan proses pengemasan produk tersebut. Pada Zona ini mempunyai paparan radiasi antara 0,12 25,00 Sv/jam dan kontaminasi permukaan luar alat 0,37 Bq/cm2 [1] . Limbah hasil proses dekomisioning zona III dan IV telah dikirim ke Pusat Teknologi Limbah radioaktif (PTLR)- BATAN pada tanggal 17 Juli 2008 adapun jenis limbahnya antara lain: [2] Limbah padat dalam drum 200 liter berjumlah 69 buah drum, Limbah padat dalam drum 150 liter berjumlah 25 buah drum. Limbah berupa sludge dalam drum 150 liter berjumlah 16 buah drum. Limbah yellow cake dalam drum 150 liter berjumlah 7 buah drum. Limbah cair dalam drum 150 liter berjumlah 4 buah drum. Limbah padat berupa bekas peralatan 2 ton dalam kotak kayu. Limbah padat berupa sumber bekas ada 2 buah masing masing 50 kg.

sebagai limbah padat takterkompaksi dan takterbakar dan mempunyai aktivitas rendah (maksimal 25 Sv/jam). Limbah diolah dengan cara immobilisasi dalam kontainer drum 200 liter dan ditambah dengan bahan matriks semen, Immobilisasi dengan matrik semen berfungsi sebagai penahan I untuk mengungkung dan mengikat radionuklida yang terkandung dalam limbah agar tidak mudah lepas kelingkungan. Sedangkan fungsi dari kontainer adalah sebagai wadah tempat immobilisasi, berperan sebagai penahan II untuk menahan terlepasnya radionuklida ke lingkungan dan juga untuk mencegah pengaruh kerusakan yang berasal dari sekitarnya selama penyimpanan[3]. Setelah limbah diimmobilissi akan terjadi pengurangan kuantitas radiasi pada saat radiasi menembus materi semen akibat interaksi antara radiasi dengan materi tersebut atau disebut dengan atenuasi. Koefisien atenuasi materi adalah fraksi berkas radiasi yang diserap pada saat radiasi menembus materi setebal x cm. Koefisien atenuasi dihitung dengan rumus: A1 = A0 . E-x [1] Keterangan : A1 = Paparan limbah setelah diolah (Sv/jam) A0= Paparan limbah sebelum diolah (Sv/jam) x = Tebal panahan (cm) = Koefisien atenuasi linier (cm-1) Hasil immobilisasi limbah dalam drum 200 liter dapat dihitung densitas bulknya, densitas bulk adalah berat persatuan volume produk secara keseluruhan dan dihitung dengan menggunakan rumus : =

Limbah hasil dekomisioning yang berupa bahan radioaktif atau bekas peralatan yang terkontaminasi radioaktif tersebut selanjutnya dikelola oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR), sebagai satu-satunya badan yang berwenang melakukan pengelolaan limbah radioaktif di Indonesia. Limbah radioaktif padat berupa bongkahan semen, batu tahan api, sludge, yellow cake, dan bekas-bekas peralatan diklasifikasikan dalam jenis limbah radioaktif padat aktivitas rendah tak terkompaksi dan tak terbakar, dan limbah tersebut disortir dan dimasukkan dalam drum 100 L warna kuning dan metoda pengolahan dilakukan immobilisasi dengan matriks semen. TEORI Limbah hasil dikomisioning Instalasi Fasilitas Asam Fosfat Petrokimia Gresik yang berupa padatan dan slude dikatagorikan

m 3 v ...........kg / m

[2]

keterangan : = Densitas Bulk ................ kg/m3 m = Masa ............................ kg v = Volume .......................... m3

16

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

TATA KERJA Bahan Limbah yang diolah berasl dari dekomisioning Fasilitas Pemurnias Asam Fosfat Petro Kimia Gresik (PAF-PKG) berupa, batu tahan api, batu, bata, bongkahan lantai, bongkahan dinding beton, sludge, dan yellow cake. Drum 200 liter, drum 100 liter, semen, aditif (tricosal), pasir, air, batu koral diameter 2,5 cm dan batu koral diameter 5 cm. Alat : Pada Pengolahan limbah radioaktif padat dengan matrik semen dipergunakan alat sebagai berikut : Seperangkat unit pembuatan semen slurry, seperangkat unit pencampur semen dan pasir, meja getar, pompa peristaltik, driptray, sungkup yang dilengkapi dengan VAC- Off Gas, fasilitas penampung settler. Metode Proses imobilisasi dengan matriks semen merupakan rangkaian beberapa kegiatan meliputi penyortiran limbah dan pewadahan limbah dalam drum 100 liter, preparasi drum 200 liter, pembuatan adonan semen (cement slurry), proses immobilisasi, pengukuran paparan limbah, penguncian, penimbangan dan penyimpanan ke interim storage. a. Preparasi drum 200 liter Drum 200 liter berwarna merah disiapkan dan diberi nomor identifikasi, pada bagian dasar drum 200 liter diberi batu kali berdiameter 5 cm yang berfungsi untuk memberi rongga agar adonan semen bisa masuk ke bawah drum 100 liter. Kemudian drum 100 liter yang telah berisi limbah dimasukkan ke dalam drum 200 liter dan pada sela sela antara drum 200 liter dan 100 liter di beri koral berdiameter 2,5 cm sampai penuh. Palang anti dispersal diletakan pada permukaan drum 200 liter dan dikunci dengan menggunakan pengunci khusus, ini dimaksudkan untuk menahan agar drum 100 liter pada saat diberi adonan semen tidak terangkat. b. Proses pembuatan matrik semen [4] Slurry semen dibuat didalam sebuah mixer M 32001 terbuat dari baja karbon

dengan kapasitas 200 liter dan dilengkapi dengan sebuah motor pengaduk dengan daya 11 kW. Bahan bahan yang digunakan meliputi: pasir, semen, air dan additif. Penimbangan dan pencampuran antara semen dan pasir dilakukan dalam unit pembuatan campuran beton kering. Untuk immobilisasi satu drum 200 liter dibutuhkan kurang lebih 60 liter slurry semen, komposisi 1 liter slurry semen terdiri dari 1,313 kg semen; 0,328 kg pasir; 0,437 liter air; 0,029 liter aditif. Air dan aditif dimasukkan dalam tangki pencampur sesuai dengan ukuran, campuran semen kering dan pasir ditimbang sesuai dengan kebutuhan kemudian dimasukkan dalam tangki pencampur secara bertahap sambil diaduk sampai homogen dan siap untuk immobilisasi. Gambar unit pembuatan semen slurry dapat dilihat pada Gambar 1.a. c. Proses immobilisasi dengan matrik semen [5] Drum 200 liter yang telah berisi limbah dan dikunci tempatkan diatas meja getar, sungkup R 32001 yang dilengkapi dengan sistim ventilasi off-gas diletakkan diatas drum 200 liter (Gambar 1.b). Meja getar dioperasikan seiring dengan pengisian adonan slurry semen kedalam drum 200 liter. Slurry semen didorong melalui pompa peristaltik P 32021 ke dalam drum 200 liter dengan debit 0,8 m3/h. Pompa terus bekerja memindahkan slurry semen kedalam drum 200 liter dan digetarkan sehingga adonan semen masuk ke dalam dasar drum. Setelah drum hampir penuh debit aliran pompa dipindahkan ke 0,4 m3/h untuk mencegah pengisian yang berlebihan Setelah drum penuh, operasi meja getar dan pompa slurry dihentikan. Kemudian drum diangkat dengan menggunakan crane dan pindahkan ke atas palet. Operasi dilanjutkan untuk immobilisasi drum 200 liter yang lain. Drum yang telah di immobilisasi dibiarkan selama 16 jam, pengunci dibuka dan kemudian dilakukan pengecoran lagi untuk penutupan sampai pada permukaan drum dan dibiarkan lagi selama 8 jam. Setelah adonan semen kering kemudian dilakukan penutupan dan penguncian drum serta dilanjutkan dengan pengukuran dosis paparan. Drum yang telah diukur paparannya ditimbang dan ditulis pada label yang ditempel permukaan drum kemudian drum ditempatkan pada palet dan siap untuk disimpan di interim storage.

17

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

(a) Gambar 1. a. Unit Pembuatan semen slurry b. Unit Immobilisasi HASIL DAN PEMBAHASAN Perlakuan limbah sebelum immobilisasi adalah dengan mengklasifikasikan untuk mengkatagorikan limbah radioaktif tingkat rendah atau sedang. Dari data limbah paparan maksimum 25,00 Sv/jam, ini dikatagorikan jenis limbah aktivitas rendah tetapi mempunyai waktu paro yang panjang (Uranium 235, t 1/2 : 7,1 x 108 tahun). Limbah kemudian disortir dengan tujuan untuk memisahkan limbah padat kedalam bermacam macam kelompok menurut tingkatan, jenis kontaminasi, sifat sifat fisika dan kimianya. Pretreatmen ini merupakan langkah penting bagi pemerataan, keberhasilan dan keselamatan pelaksanaan langkah langkah pengolahan limbah tahap selanjutnya. Instansi dan industri yang menimbulkan limbah sebaiknya harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai jenis limbah yang ditimbulkan dan metoda pengelolaannya. Limbah hasil dekomisioning jenis padat tak termampatkan dan tak terbakar diolah dengan cara immobilisasi dalam kontiner drum 200 liter dengan bahan matriks semen. Matriks semen berfungsi untuk mengungkung dan mengikat radionuklida yang terkandung dalam limbah agar tidak mudah lepas ke lingkungan.

(b)

Sedangkan fungsi dari kontainer/wadah tempat immobilisasi adalah untuk menahan terlepasnya radionuklida ke lingkungan dan juga untuk mencegah pengaruh kerusakan yang berasal dari sekitarnya selama penyimpanan [3]. Pada Tabel 1 limbah yang diolah berupa batu tahan api, bongkahan batu, bata. Jumlah limbah yang diolah berjumlah 39 drum 200 liter. Rinciannya adalah batu tahan api berjumlah 10 drum 200 liter, bongkahan batu berjumlah 10 drum 200 liter, bata berjumlah 19 drum 200 liter. Paparan sebelum diolah antara 0,19 Sv/jam s/d 14,00 Sv/jam. Setelah limbah diolah paparanya menjadi lebih kecil antara 0,10 Sv/jam s/d 0,28 Sv/jam sehingga sangat aman untuk disimpan di Interim Storage. Batasan aman yang diijinkan bagi pekerja yaitu < 7,5 Sv/jam, sehingga paparan radiasi lingkungan tempat penyimpanan jauh dibawah batas yang diijinkan, sehingga sangat aman. Densitas bulk hasil pengolahan diatas standar yang diijinkan yaitu menurut standar AEA = 1700 s/d 2500 kg/m3 , kecuali pada drum nomor 781 dan 796. ini disebabkan karena faktor penggetaran pada saat pengisian semen slurry tidak maksimal.

18

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Pada Tabel 2, limbah yang diolah berupa bongkahan beton, dan bongkahan lantai berupa puing, pasir dan tanah. Jumlah limbah yang diolah berjumlah 73 drum 200 liter. Rincian rinciannya adalah bongkahan beton berjumlah 20 drum 200 liter, bongkahan lantai yang terdiri dari puing puing berjumlah 35 drum 200 liter, pasir berjumlah 5 drum 200 liter. Paparan sebelum diolah antara 0,30 Sv/jam s/d 14,00 Sv/jam. Setelah limbah diolah paparanya menjadi lebih kecil antara 0,18 Sv/jam s/d 6,40 Sv/jam sehingga sangat aman untuk disimpan di Interim Storage. Batasan aman yang diijinkan bagi pekerja yaitu < 7,5 Sv/jam, sehingga paparan radiasi lingkungan tempat penyimpanan jauh dibawah batas yang diijinkan, sehingga sangat aman. Densitas bulk hasil pengolahan bongkahan beton diatas standar yang diijinkan yaitu menurut standar AEA = 1700 s/d 2500 kg/m3, kecuali pada limbah yang berupa tanah, pasir dan puing, berjumlah 26 drum yang mempunyai densitas bulk dibawah standar ini disebabkan karena densitas limbah berpengaruh pada densitas secara keseluruhan. Pada Tabel 3, limbah yang diolah berupa yellow cake. Jumlah limbah yang diolah berjumlah 20 drum 200 liter. Paparan sebelum diolah cukup besar antara 1,60 Sv/jam s/d 25 Sv/jam. Setelah limbah diolah paparannya menjadi lebih kecil antara 1,50 Sv/jam s/d 9,31 Sv/jam sehingga masih dalam batas aman untuk disimpan di Interim Storage. Batasan aman yang diijinkan bagi pekerja yaitu < 7,5 Sv/jam, sehingga paparan radiasi lingkungan tempat penyimpanan jauh dibawah batas yang diijinkan, kecuali pada drum 200 liter nomor 801, 807, dan 821 sedikit diatas batas yang diijinkan. . Densitas bulk hasil pengolahan yellow cake semua dibawah standar yang diijinkan yaitu menurut standar AEA = 1700 s/d 2500 kg/m3, disebabkan karena densitas limbah yellow cake kecil sehingga berpengaruh pada densitas secara keseluruhan. Pada Tabel 4, limbah yang diolah berupa sludge, serbuk, botol reagent, fosfat, bata, besi dan karet. Jumlah limbah yang 19

diolah berjumlah 17 drum 200 liter. Paparan sebelum diolah antara 0,40 Sv/jam s/d 15,20 Sv/jam. Setelah limbah diolah paparanya menjadi lebih kecil antara 0,19 Sv/jam s/d 1,91 Sv/jam sehingga masih dalam batas aman untuk disimpan di Interim Storage. Batasan aman yang diijinkan bagi pekerja yaitu < 7,5 Sv/jam, sehingga paparan radiasi lingkungan tempat penyimpanan jauh dibawah batas yang diijinkan. Densitas bulk hasil pengolahan diatas standar yang diijinkan yaitu menurut standar AEA = 1700 s/d 2500 kg/m3, ada 7 buah drum yang mempunyai densitas sedikit dibawah standar, disebabkan karena densitas limbah yang diolah densitasnya cukup kecil sehingga berpengaruh pada densitas secara keseluruhan. KESIMPULAN Limbah padat yang berasal dari dekomisioning Instalasi Pemurnian Asam Fosfat Petro Kimia Gresik telah dilakukan pengolahan dengan cara immobilisasi dengan matrik semen. Immobilisasi dengan menggunakan matrik semen menghasilkan volume limbah olahan yang lebih besar karena adanya penambahan matrik dan wadah immobilisasi, hal ini tidak menjadi masalah karena tujuan pengungkungan limbah tercapai. Volume limbah olahan yang lebih besar dari limbah mentah, tentunya akan mempengaruhi luas tempat penyimpanan sementara/lestari yang diperlukan. Hasil immobilisasi berjumlah 149 buah drum 200 liter. Dosis paparan limbah sebelum diolah antara 0,25 25,00 Sv/jam dan paparan setelah diolah antara 0,17 - 9,31 Sv/jam, dengan kisaran paparan tersebut maka sangat aman untuk disimpan di interim storage. Densitas bulk dari drum 200 liter hasil immobilisasi antara 1250 - 2330 kg/m3. Persyaratan densitas bulk hasil immobilisasi dengan matriks semen menurut standar IAEA adalah 1700 - 2500 kg/m3. [6] , limbah olahan yang memenuhi standard tersebut berjumlah 89 drum (60%) 200 liter dan 60 drum (40%) drum 200 liter memiliki densitas bulk dibawah 1700 kg/m3 ini. Hal ini disebabkan karena densitas limbah mentah berpengaruh terhadap densitas matrik semen secara keseluruhan[7] .

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

3. SARAN Campuran semen kering yang dikirim ke unit pembuatan semen slurry bebas dari batu kerikil, karena menyebabkan sobek/rusaknya pipa peristaltik karet[ pada pompa peristaltik DAFTAR PUSTAKA 1. Salimin Z, Dekomisioning Fasilitas Pemurnian Asam Fosfat Petrokimia Gresik, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VI, PTLR BATAN, 24 Juni 2008. Bidang Pengolahan Limbah PTLR BATAN, Data limbah yang dikirim dari Instansi lain, Tahun 2008. 4. 5. 6.

7.

WASITO, Pengolahan Limbah Radioaktif Padat, PTPLR Tahun 1998. Petunjuk Operasional Pembuatan slurry semen, WSPG 320 USN 0502. Petunjuk Operasioanal Proses immobilisasi, WSPG 320 USN 0503. ELDSEN, A.D. at all, A process for the Immobilization of a Radioactive Waste in Cement matrix, Proceding A Symposium Conditioning of Radioactive Waste for Storage and Disposal IAEA, Vienna 1983. Roger D., Spence, Chemistry Microstructure of Solidified Waste Forms, Lewis Publisher, Florida 1993.

2.

20

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Tabel 1. Data hasil pengolahan limbah padat batu tahan api, bongkahan batu, bata Paparan Koefesien Densitas Jenis limbah Nomor Nomor Paparan Berat No. Drum 200 L Drum 100 L Sebelum diolah Setelah diolah (cm ) 0.196 0.105 0.209 0.430 0.384 0.664 0.255 0.097 0.062 0.186 0.183 0.341 0.210 0.081 0.070 0.007 0.092 0.387 0.181 0.378 0.243 0.315 0.357 0.702 0.469 0.241 0.133 0.132 0.296 0.046 0.735 0.054 0.068 0.256
-1

Atenuasi

Bulk (kg/m ) 2250 2310 2310 2150 2235 2165 1545 1610 2080 1875 2260 2250 1590 1650 1715 1710 2275 1925 1900 1910 2330 2260 2210 2300 2220 2065 2275 2255 2350 2215 2225 2210 2200 2470
3

Drum 200 L (kg) 450 462 462 430 447 433 309 322 416 375 452 450 318 330 343 342 455 385 380 382 466 452 442 460 444 413 455 451 470 443 445 442 440 494

yang diolah

(Sv/jam) (Sv/jam) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 699 698 695 702 704 705 770 795 687 688 696 701 781 796 759 734 673 674 675 676 703 690 707 710 724 712 692 694 713 715 714 716 719 720 1291 1293 1305 1309 1311 1313 1294 1306 1289 1288 1297 1304 1307 1312 1338 1339 1274 1275 1276 1277 1308 1310 1315 1337 1343 1352 1353 1361 1362 1363 1366 1378 1382 1386 0.30 0.60 0.29 0,26 0,24 0,28 0,19 0.31 0.32 0.32 0.28 0,21 0.81 0.44 0.35 0.25 0,26 0,28 0,27 0,27 0,34 0,50 0,32 0,26 0,39 0.98 0.40 0.75 1.30 0.25 14.0 0.36 0.42 1.30 0,20 0,24 0,20 0,19 0,24 0,26 0,10 0,28 0,22 0,23 0,20 0,18 0,23 0,27 0,23 0,24 0,23 0,28 0,27 0,28 0,14 0,83 0,20 0,09 0,21 0,23 0,18 0,34 0,22 0,19 0,17 0,26 0,28 0,28

Batu tahan api

Bongkahan batu

Bata

21

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Nomor Nomor No. Drum 200 L Drum 100 L

Paparan Sebelum diolah

Paparan Setelah diolah

Koefesien Densitas Atenuasi (cm-1) 0.077 0.068 0.286 0.227 0.589 Bulk (kg/m3) 2315 2295 2205 2330 2170

Berat Drum 200 L (kg) 463 459 441 466 434

Jenis limbah yang diolah

(Sv/jam) (Sv/jam) 45 46 37 38 39 721 722 723 727 708 1399 1401 1403 1402 1342 0.35 0.42 1.50 0.90 6.50 0,22 0,28 0,27 0,23 0,19

Jumlah limbah terolah = 39 drum 200 liter Tabel 2. Data hasil pengolahan limbah padat bongkahan beton dan lantai Nomor Nomor No. Drum 200 L Drum 100 L Paparan Sebelum diolah Paparan Setelah diolah (cm ) 0.076 0.355 0.085 0.167 0.046 0.053 0.030 0.089 0.153 0.034 0.461 0.165 0.130 0.137 0.429 0.210 0.393 0.139 0.093 0.077 0.127 0.127
-1

Koefesien Densitas Atenuasi Bulk (kg/m ) 1900 1945 2285 1885 1925 1925 1890 1875 1880 1955 2250 2215 2215 2295 2235 2135 2260 2070 2090 2280 1410 1450
3

Berat Drum 200 L (kg) 380 389 457 377 385 492 378 375 376 391 450 443 425 459 447 427 452 414 418 456 282 290

Jenis limbah yang diolah

(Sv/jam) (Sv/jam) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 691 693 697 700 706 709 711 717 718 726 797 798 1278 1279 1280 1281 1283 1282 1284 1285 1286 1287 1346 1345 1301 1303 1319 1323 1334 1379 1380 1391 1321 1320 0.30 1.85 0.30 0.60 0.29 0.33 0.30 0.29 0.65 0.27 3.50 0.70 0.70 0.50 2.50 0.60 0.61 0.90 0.35 0.35 0.60 0.60 0,19 0,22 0,18 0,22 0,22 0,24 0,25 0,17 0,26 0,22 0,22 0,26 0,32 0,22 0,19 0,17 0,24 0,39 0,20 0,22 0,28 0,28

Bongkahan Beton

Puing

22

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Nomor Nomor No. Drum 200 L Drum 100 L

Paparan Sebelum diolah

Paparan Setelah diolah

Koefesien Densitas Atenuasi (cm-1) 0.384 0.116 0.323 0.482 0.205 0.091 0.443 0.295 0.023 0.074 0.068 0.331 0.360 0.332 0,099 0.206 0,039 0.064 0.038 0.353 0.290 0.116 0.092 0.394 0.134 0.122 0.282 0.124 0.104 0.464 0.137 0,214 0.112 0.120 0..153 Bulk (kg/m3) 1820 1635 1845 1650 1695 2085 1945 1960 2020 1855 1875 1655 1945 1665 1940 1875 1645 1685 1630 1610 1855 1640 1940 1685 1570 1940 1635 2105 1925 2080 1785 1685 1465 1555 1605

Berat Drum 200 L (kg) 364 327 369 330 339 417 389 392 404 371 375 331 389 333 388 375 329 337 326 322 371 328 388 337 314 388 323 421 385 416 357 337 293 311 321

Jenis limbah yang diolah

(Sv/jam) (Sv/jam) 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 746 747 748 749 750 745 753 754 756 732 733 728 729 731 735 736 778 788 789 791 742 790 739 740 786 738 782 744 741 743 758 769 767 793 794 1322 1326 1325 1327 1324 1328 1330 1331 1329 1347 1344 1349 1355 1354 1358 1356 1360 1357 1359 1367 1369 1368 1371 1372 1370 1375 1377 1381 1373 1394 1392 1395 1398 1316 1318 2.40 0.40 1.60 0.45 1.37 0.38 4.00 1.50 0.30 0.39 0.30 3.80 1.73 1.40 0,38 0.60 0,53 0.50 0.34 3.50 1.24 0.58 0.47 2.13 0.58 0.46 1.30 0.61 0.43 6.50 0.50 1,34 3.13 0.70 0.70 0,24 0,20 0,23 0,25 0,40 0,22 0,28 0,25 0,26 0,25 0,20 0,52 0,20 0,19 0,21 0,26 0,42 0,34 0,27 0,42 0,21 0,29 0,27 0,20 0,26 0,22 0,24 0,29 0,23 0,40 0,22 0,37 1,60 0,34 0,28

Pasir

23

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Nomor Nomor No. Drum 200 L Drum 100 L

Paparan Sebelum diolah

Paparan Setelah diolah

Koefesien Densitas Atenuasi (cm-1) 0.033 0.056 0.134 0.384 0.141 0.384 0.178 0.280 0.162 0.210 0.282 0.045 0.211 0.150 0.086 0.066 Bulk (kg/m3) 1910 1910 1630 1560 1805 1865 1865 1735 1910 1520 1455 1695 1700 1670 1555 1655

Berat Drum 200 L (kg) 382 382 326 312 361 373 373 347 382 304 291 339 340 334 311 331

Jenis limbah yang diolah

(Sv/jam) (Sv/jam) 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 761 730 787 783 760 764 765 766 768 779 792 799 804 805 810 812 1350 1348 1351 1384 1389 1393 1400 1396 1397 1387 1406 1408 1405 1407 1404 1409 0.28 0.38 0.78 3.80 0.42 14.00 7.75 12.50 6.84 1.20 3.00 0.42 1.10 0.91 0.42 9.50 0,23 0,27 0,31 0,38 0,18 1,39 2,66 2,32 2,58 0,34 0,55 0,32 0,31 0,37 0,25 6,40

Tanah

Jumlah limbah terolah = 73 drum 200 liter

24

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Tabel 3. Data hasil pengolahan limbah padat yellow cake Nomor Nomor No. Drum 200 L Drum 100 L Paparan Sebelum diolah Paparan Setelah diolah (cm ) 0.208 0.127 0.150 0.011 0.106 0.010 0.172 0.231 0.057 0.194 0.330 0.129 0.177 0.154 0.145 0.512 0.209 0.198 0,178 0,198
-1

Koefesien Densitas Atenuasi Bulk (kg/m ) 1465 1515 1405 1095 1500 1355 1365 1250 1660 1675 1435 1400 1590 1390 1500 1255 1335 1200 1340 1200
3

Berat Drum 200 L (kg) 293 303 281 219 300 271 273 250 332 335 287 280 318 278 300 251 267 240 268 240

Jenis limbah yang diolah

(Sv/jam) (Sv/jam) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 803 801 816 800 818 802 809 806 807 808 725 813 814 815 817 819 820 821 811 821 1314 1317 1333 1365 1364 1376 1410 1411 1412 1413 1418 1415 1416 1419 1417 1420 1422 1423 1414 1421 18.10 18.10 13,20 1.60 4.10 6.28 11.20 14.00 13.13 11.20 25.00 12.70 20.50 13.30 13.80 25.00 14.70 13.50 13.50 13,50 5,20 8,45 6,11 1,50 2,17 3,45 3,99 3,50 9,31 3,50 3,45 5,83 7,09 5,28 5,78 4,32 4,20 4,11 4,65 4,11

Yellow cake

Jumlah limbah terolah = 20 drum 200 liter

25

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Tabel 4. Data hasil pengolahan limbah padat sludge dan material lainya Nomor Nomor No. Drum 200 L Drum 100 L Paparan Sebelum diolah Paparan Setelah diolah (cm ) 0,198 0,069 0.139 0.281 0.491 0.193 0.377 0.085 0.268 0.217 0.295 0.160 0.251 0.039 0.346 0.116 0.482
-1

Koefesien Densitas Atenuasi Bulk (kg/m ) 1555 1750 1700 1670 1650 1670 1625 1825 1825 1655 1960 1915 1850 1825 1795 1635 1650
3

Berat Drum 200 L (kg) 311 350 340 334 330 334 325 365 365 331 392 383 370 365 359 327 330

Jenis limbah yang diolah

(Sv/jam) (Sv/jam) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 773 774 772 771 775 776 755 757 762 751 754 752 785 777 763 747 749 1302 1292 1295 1298 1296 1300 1336 1341 1340 1335 1331 1332 1383 1385 1388 1326 1327 0,35 0,50 3.00 3.50 5.90 1.05 2.50 0.40 1.20 0.70 1.50 0.63 0.90 0.38 15.20 0.40 0.45 0,31 0,33 1,30 0,65 0,31 0,33 0,26 0,24 0,24 0,19 0,25 0,24 0,20 0,30 1,91 0,20 0,25

Sludge

Serbuk

Botol reagent Posfat Bata,besi Karet

Jumlah limbah terolah = 17 drum 200 liter

26

Anda mungkin juga menyukai