Anda di halaman 1dari 7

Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel FeMn2O4 Dengan Metoda Sol-Gel

Syukri Arief, Harmileni dan Rahmayeni Laboratorium Kimia Material, Kimia - FMPA Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Padang, Sumatera Barat syukriarief@yahoo.com ABSTRAK Penelitian untuk pembuatan nanopartikel FeMn2O4 melalui proses solgel dengan menggunakan mangan nitrat dan besi nitrat sebagai prekursor dalam pelarut isopropanol telah dilakukan. Untuk stabilitas sol, diigunakan zat aditif yaitu Dietanolamin (DEA). Nanopartikel didapatkan setelah pengeringan larutan dan dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 400 - 600oC selama 1 jam. Hasil yang diperoleh berupa powder halus berwarna hitam. Pola XRD menunjukkan bahwa produk yang terbentuk pada pemanasan 400oC - 500oC adalah FeMn2O4 dengan ukuran kristal antara 8 sampai 17 nm. Pemanasan pada 600oC terjadi transformasi dari FeMn2O4 menjadi FeMnO3 dengan ukuran kristal 14 nm. Gambaran dari SEM memperlihatkan morfologi permukaan berupa bongkahanbongkahan dari kumpulan nanopartikel yang berpotensi untuk jadi katalis yang baik. Synthesis of FeMn2O4 nanoparticles by sol-gel process using mangan nitrate and iron nitrate as precursors has been investigated. This work used diethanolamine (DEA) as stabilizing agent. Nanoparticles could be obtained after drying and heating of solution at 400 - 600oC for one hour. The product has black powder. XRD pattern shown that its powder was FeMn 2O4 nanoparticles when process by firing temperature of 400 - 500oC with crystalline size of 8 17 nm. FeMn 2O4 transformed to FeMnO3 at firing temperature of 600oC. SEM images gave agglomeration of nanoparticles that potential for catalyst. Kata kunci : nanopartikel, FeMn2O4, solgel dan katalis

PENDAHULUAN Sintesis material mangan oksida telah banyak dilakukan oleh para peneliti dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut disebabkan karena aplikasinya sebagai katalis, molecular sieves, material untuk elektroda pada baterai alkalin dan berbagai senyawa pengoksidasi pada reaksi organik, pewarna gelas, pewarna porselen, pengering pada cat, pernis dan tekstil.1 Polimorfi Mn2O3 merupakan katalis yang murah untuk karbon monoksida dan oksidasi polutan organik, serta dapat mendekomposisi nitrogen oksida.2 Akhir-akhir ini banyak peneliti yang telah sukses melakukan substitusi logam-logam seperti Fe, Bi, Pb, Ti, dan Cr, ke dalam -MnO2 sehingga didapatkan struktur baru yang berpengaruh pada performance serta sifatnya. Pembuatan material mangan oksida secara umum adalah melalui proses hidrotermal,3,4 solid state,5 irradiation microwave 1, dan CVD (Chemical Vapor Deposition).5 Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam penelitian ini dilaporkan teknik pembuatan dan karakterisasi senyawa FeMn2O4 melalui metoda sol-gel. Metoda sol-gel merupakan suatu metoda yang digunakan untuk pembentukan bahan-bahan anorganik melalui suatu pereaksi kimia dalam suatu larutan pada temperatur rendah. Peralatan yang dibutuhkan lebih sederhana dan menghasilkan bahan dengan tingkat kemurnian dan kehomogenan yang tinggi.6,7 Secara kimia untuk menghasilkan produk dengan tingkat kemurnian yang tinggi dan kehomogenannya sangat tergantung pada kesempurnaan suatu reaksi.8 Pada penelitian ini, digunakan mangan nitrat dan besi nitrat sebagai prekursor serta isopropanol sebagai pelarutnya. Zat aditif yang digunakan adalah dietanolamin (DEA). Sampel yang didapat dikalsinasi dengan variasi suhu antara 400oC - 600oC selama 1 jam. Dari variasi suhu ini diharapkan dapat dilihat pengaruhnya terhadap jenis dan struktur dari oksida mangan yang akan didapatkan.

METODOLOGI PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mangan nitrat berhidrat (Mn(NO3)2.4H2O), besi nitrat berhidrat (Fe(NO) 3.9H2O), dietanolamin (DEA), dan pelarut isopropanol semuanya adalah high grade produksi Aldrich. Untuk melihat bentuk kristal yang terbentuk digunakan X-Ray Diffraction (XRD) sedangkan permukaan nanoopartkel yang terbentuk diamati dengan Untuk menentukan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). (TGA, Seiko Instrument).

perubahan massa akibat pemanasan digunakan Thermal Gravimetric Analysis Adapun prosedur pembuatan nanoartikel FeMn2O4 adalah sebagai berikut : Pembuatan larutan homogen prekursor dilakukan dengan cara menambahkan 2,5 g Mn(NO3)2.4H2O dan 4 g Fe(NO3)3.9H2O kedalam 16, 5 ml larutan isopropanol yang berisi 2 ml dietanolamin. Larutan diaduk dengan stirer sampai homogen. Perbandingan komposisi Mn(NO3)2.4H2O dan DEA yang digunakan adalah 1 : 2. Larutan homogen yang diperoleh selanjutnya dimasukkan kedalam petridis, kemudian dilakukan pengeringan dalam oven pada temperatur 100 110 oC. Gel yang kering yang dianalisis dengan TGA. Selanjutnya gel dikalsinasi dalam furnace pada variasi suhu 400 - 600 oC selama 1 jam untuk mendapatkan nanopartikel FeMn2O4. HASIL DAN DISKUSI Analisis dengan TGA/DTA Sebelum sampel dikalsinasi pada suhu yang bervariasi, maka terlebih dahulu dilakukan analisis Thermal Gravimetry Analysis (TGA) dan DTA. bertujuan untuk melihat perubahan massa sebagai fungsi temperatur. TGA Pada

pengukuran ini dilakukan untuk sampel dalam bentuk gel yang merupakan hasil pengeringan pada suhu 100-120 oC. Pada grafik terlihat bahwa garis bagian atas merupakan hasil TGA gel kering. Dari grafik terlihat pada suhu 105,8 oC terjadi penurunan berat sebesar 7,5 % dan diikuti dengan puncak endoterm. Penurunan ini terjadi karena lepasnya molekul-molekul air (umumnya reaksi endoterm) dan sisa-sisa isopropanol yang masih ada dalam sampel.

W e i g h t (%)

Temperature (oC)

Gambar 1. Hasil TGA/DTA dari gel kering besi mangan oksida Pada suhu sampai 217 oC masih terjadi penurunan berat sebesar 7,5 % lagi dan ini diduga masih adanya air dalam Kristal yang belum lepas. Kemudian pada suhu 217,2 oC 294 oC terjadi lagi penurunan berat yang diduga merupakan dekomposisi dari zat aditif DEA yang terlepas saat bersamaan terjadi reaksi pembentukan FeMn2O4. Analisis dengan X- Ray Diffraction (XRD) Analisis XRD untuk nanopartikel yang dibuat dari besi nitrat hidrat dan mangan nitrat hidrat pada pemanasan 400oC ditunjukkan dari pola difraksi sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Puncak yang muncul dengan intensitas yang tinggi terdapat pada sudut 2 = 35,26o dan didukung oleh puncak-puncak pada sudut 2 = 62,14o; 29,77o, 42,76o, dengan merujuk kepada JCPDS No : 75-0035, maka produk yang terbentuk adalah FeMn2O4. Pola difraksi sinar X dapat juga memberikan informasi mengenai ukuran kristal. Ukuran kristal ini bisa diketahui dengan menggunakan metoda Scherrer, dimana puncak yang tajam dengan lebar puncak yang sempit menandakan bahwa ukuran kristal besar, sedangkan puncak yang mengalami pelebaran menandakan ukuran kristal kecil. Dengan mengukur FWHM (Full Width at Hall Maximum) dari puncak dengan refleksi tertinggi, diperoleh ukuran kristalnya sebesar 10 nm.

inte ns itas (a.u)

Fe MnO3

Fe Mn2O4

2 0

3 0

4 0

5 0

6 0

7 0

8 0

Du a th eta (d eg ) Gambar 2. Pola XRD dari nanopartikel FeMn 2O4 dibuat pada suhu 400oC dan nanopartikel FeMnO3 suhu pemanasan 600oC. Ketika pemanasan sampel pada suhu 500 oC ternyata Kristal yang terbentuk tidak begitu berpengaruh kepada produk yang dihasilkan, tapi berbeda sedikit dalam hal ukuran Kristalnya (naik menjadi 17 nm). Namun, ketika pemanasan sampel pada suhu 600oC menunjukkan pola difraksi sinar-X yang berbeda dengan pola pada suhu 400oC maupun 500oC. Puncak yang tajam dengan intensitas yang tinggi terdapat pada sudut 2 = 32,4191o, serta didukung oleh puncak-puncak pada sudut 2 = 54,6366o; 65,2059o dan 37,6663o. Sesuai dengan data JCPDS No : 760076 ini, maka produk yang terbentuk adalah FeMnO 3 dengan ukuran kristalnya sebesar 14 nm. Kenaikan suhu menyebabkan transformasi nanopartikel dari FeMn2O4 menjadi FeMnO3. Analisis dengan Scanning Electron Microscopy (SEM) Analisis mikrostuktur dari besi mangan oksida yang dihasilkan dilakukan dengan SEM bertujuan untuk melihat morfologi permukaan sampel. Pengukuran SEM dilakukan untuk material besi mangan oksida yang dihasilkan dari sintesis pada suhu 500oC. Gambar diatas merupakan foto SEM untuk powder besi mangan oksida (FeMn2O4). Secara umum, gambaran SEM dari powder besi mangan oksida ini memperlihatkan bentuk morfologi berupa bongkahan-bongkahan

(Gambar 3) dengan ukuran/ diameter beragam. Bongkahanya berupa kumpulan nanopartikel cukup jelas terlihat. Hal ini tentu cukup menguntungkan ketka diaplikasikan, terutama untuk katalis.

Gambar3. SEM powder FeMn2O4 dari pemanasan 500oC dengan pembesaran 10.000x dan 20.000x KESIMPULAN Dari hasil yang telah diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan : Sintesis besi mangan oksida dapat dibuat melalui metoda sol-gel pada suhu mulai dari 400 - 600oC. Produk mangan oksida yang dihasilkan pada suhu 400oC dan 500oC adalah FeMn2O4 dengan ukuran kristalin 8 sampai 17 nm, sedangkan produk yang dihasilkan itu akan tertransformasi pada suhu 600oC menjadi FeMnO3 dengan ukuran kristalin 14 nm. Hasil SEM memperlihatkan bentuk morfologi berupa bongkahan-bongkahan nanpartikel yang berpotensi digunakan untuk katalis.

DAFTAR PUSTAKA 1. Z.-Y. Yuan, T.-Z. Ren, G. Du, and B.-L. Su, A Facil Preparation of Single Crystalline - Mn2O3 Nanorods by Ammonia- Hydrotermal Treatment of MnO2, Chemical Physics Letters, 2004, 389, pp. 83-86. 2. R. Patrice, L. Dupont, L. Aldon, J. C. Jumas, E. Wang, and J. M. Tarascon, Stuktural and Elektrochemical Properties of Newly Synthesized Fe- Substituted MnO2 Samples, J. Chem. Mater., 2004, 16, pp. 2772-2775.

3. Q. Feng, H. Kanoh, and K. Ooi, Manganese Oxide Porous Crystals, J. Mater. Chem., 1999, 9, pp. 319-333. 4. L. Zhao and R. Wang, - MnO2 Nano-Sieve Membrane : Preparation, Characterization and Reaction Studies, Applied Surface Science, 2004, 236, pp. 217-222. 5. Ullmans, Encyclopedia of Industrial Chemistry, Vol A. 16, Cambridge, New York, USA, 1987, pp. 124-131. 6. C. J Brinker and G. W Scherer, Sol-Gel Science the Physics and Chemistry of Sol-el Processing, Academic Press. Inc, New York, 1996, pp.908-113. 7. H. Schmidt, Chemistry of Material Preparation by the Sol-Gel Process, J. Non Cryst Solid, 1998, 100,51-64. 8. N. Jamarun dan Y. Yusuf, Pengenalan teknologi Sol-Gel, Wawasan Keilmuan untuk Meningkatkan Kualitas dan Pembangunan Bangsa Indonesia, In Prosiding Seminar, PPI-USM, Pulau Pinang Malaysia, 1997, pp.221-229.

Anda mungkin juga menyukai