Anda di halaman 1dari 42

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN AGAMA

PERMASALAHAN BIROKRASI
NO. DIMENSI PERMASALAHAN

1.

Pola pikir dan budaya kerja (mind set and culture set)
Akuntabilitas Pemerintah Peraturan perundangan

Belum mampu menciptakan birokrat yang profesional, yang berorientasi pada pelayanan yang lebih baik dan kinerja yang optimal
Masih terdapat kesalahan dan penyalahgunaan wewenang dalam administrasi kepemerintahan Masih banyak peraturan perundang-undangan yang overlapping, tidak konsisten, multiinterpretasi, yang perlu ditinjau ulang, diselaraskan, dan disempurnakan

2. 3.

4.

Pelayanan Masyarakat
Manajemen SDM

masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat, dan hak dasar yang dimiliki oleh warganegara, serta jauh dari kepuasan masyarakat
Manajemen SDM belum diimplementasikan secara total untuk meningkatkan kinerja pegawai dan organisasi 2

5.

PENGERTIAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI


PENGERTIAN Suatu upaya untuk mengubah proses dan prosedur birokrasi publik, dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional SASARAN PERUBAHAN 1. Proses dan Prosedur (instrumental) 2. Lembaga (structural) 3. Sikap dan Tingkah Laku (mental & cultural)

VISI DAN MISI REFORMASI BIROKRASI


VISI memantapkan birokrasi yang profesional dan memiliki integritas tinggi yang mampu menyediakan pelayanan yang bermutu dan mendukung manajemen pemerintahan yang demokratis untuk mewujudkan good governance pada tahun 2025 MISI 1. Merubah mind set dan culture set 2. Menyempurnakan regulasi, melalui formulasi, revisi dan perbaikan 3. Restrukturisasi organisasi; proses kerja; manajemen pola karir, mutasi dan rekrtumen pegawai; remunerasi 4. Optimalisasi TIK 5. Memperkuat mekanisme pengawasan

TUJUAN & SASARAN REFORMASI BIROKRASI


TUJUAN Aparatur negara yang profesional dengan karakteristik: mampu beradaptasi, integritas, kinerja tinggi, bebas KKN, mampu melayani, berdedikasi, tidak beraliansi politis, menjunjung nilai dan kode etik pegawai negeri. SASARAN Meningkatnya kinerja birokrasi yang berorientasi hasil melalui perubahan yang terencana, bertahap dan integral pada komponen birokrasi pemerintah, yaitu: peraturan perundang-undangan, organisasi, proses kerja, manajemen SDM, pola pikir & budaya kerja, sistem akuntabilitas, kualitas pelayanan, dan sistem monitoring dan evaluasi, serta pegawasan.

MANFAAT REFORMASI BIROKRASI


Pelayanan yang lebih sederhana, nyaman melalui otomatisasi dan pelayanan terpadu; Akses pelayanan yang mudah.

Masyarakat

Pegawai

Mendukung kinerja menjadi lebih baik; Meningkatkan pemahaman bahwa pekerjaan mereka adalah career, bukan job.
Pencapaian visi dan misi lebih optimal melalui pelaksanaan tugas dan fungsi yang maksimal.
6

Kementerian

AREA PERUBAHAN DALAM REFORMASI


Culture set & mind set Organisasi Proses Kerja SDM Regulasi Pengawasan Akuntabilitas Pelayanan Publik Birokrasi yang berintegritas dan berkinerja tinggi Organisasi yang tepat ukuran dan fungsi Proses kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, yang menunjang prinsip good governance Aparatur yang memiliki integritas, netral, kompeten, capable, profesional, kinerja tinggi dan sejahtera Regulasi yang kondusif, tepat dan tidak tumpang tindih Meningkatkan pemerintahan yang bebas KKN

Meningkatkan akuntabilitas kinerja birokrasi


Memenuhi pelayanan yang excellent

PRINSIP REFORMASI BIROKRASI


Berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik Berorientasi pada peningkatan kinerja

Integritas
Akuntabilitas Transparansi Penegakan hukum/aturan Desentralisasi/pembagian wewenang Antisipatif Inovatif
8

KONDISI YANG DIHARAPKAN

2025
Tata kelola kepemerintahan yang baik dan mantap melalui birokrasi negara yang profesional, integritas tinggi, dan berorientasi pada pelayanan publik.

2014

Jumlah Aparatur yang proporsional dan profesional Tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih Birokrasi yang akuntabel dan memiliki kapasitas Mobilitas pegawai antar pusat dan daerah Penghasilan dan kesejahteraan Aparatur meningkat Pelayanan publik berkualitas
9

PELAKSANAAN REFORMASI

Culture & Mind Set Organisasi

Proses Kerja
Pengawasan Publik Manajemen SDM Peraturan dan perundangan Pengawasan Internal Akuntabilitas Partisipasi K/L/Pemda

Pelayanan Publik

10

MANAJEMEN PERUBAHAN
Setiap perubahan yang drastis seringkali menimbulkan dampak yang perlu dikelola sedemikian rupa sehingga perubahan tersebut menjadi sarana perbaikan bagi organisasi.
TUJUAN
Diseminasi seluruh program reformasi birokrasi kepada seluruh aparatur Kementerian Agama (Sep Des 2010) Perubahan mindset dan culture set. Pelaksanaan reformasi birokrasi berjalan dengan lancar Dampak yang diakibatkan reformasi birokrasi dan perubahan yang terjadi dapat diantisipasi dengan baik.
11

SASARAN

KRITERIA KEBERHASILAN

DISIPLIN PEGAWAI: MASALAH MENTAL AND CULTURAL


Kualitas Kinerja Birokrasi Pencapaian Sasaran Kinerja Birokrasi
Syarat: Pembenahan struktur organisasi; Penataan kepegawaian; Penataan prosedur kerja; Pembenahan SDM

Belum tercapai karena: Masih rendahnya kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh sebagian aparatur pemerintah; Masih terdapat pelayanan yang berbelitbelit serta tumpang tindih kewenangan yang mengakibatkan pelayanan publik tidak efisien, biaya tinggi, dan tumbuh penyalahgunaan wewenang; Kondisi disiplin Pegawai Negeri Sipil yang masih belum optimal.
12

STARTING POINT
1. Titik awal (starting point) untuk mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi harus diawali dan dibenahi dengan penegakan disiplin kerja dan etos kerja Pegawai Negeri Sipil itu sendiri. 2. Persoalan yang dapat berdampak pada tinggi rendahnya tingkat disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil: a. Sistem manajemen kepegawaian yang belum diarahkan pada kompetensi dan kinerja (competence and performance) setiap PNS; b. Sistem remunerasi PNS yang juga belum didasarkan pada merit system, sehingga cenderung mengakibatkan PNS bekerja pada tingkat minimal.
13

DISIPLIN PEGAWAI
1. Disiplin pegawai dapat diartikan suatu sikap atau perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi di mana pegawai itu bekerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis. 2. Disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua): a. Disiplin positif merupakan suatu hasil pendidikan, kebiasaan atau tradisi dimana seseorang dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan; b. Disiplin negatif merupakan sikap patuh yang disebabkan oleh adanya perasaan takut akan hukuman
14

ASPEK DALAM PENCIPTAAN DISIPLIN PEGAWAI


1. Sikap mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak; 2. Pemahaman yang baik mengenai sistim aturan perilaku, norma, kriteria dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran bahwa ketaatan terhadap aturan, norma, kriteria dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses); 3. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.
15

DISIPLIN DALAM PP 53/2010


Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, memberikan pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan didalam maupun diluar jam kerja.

16

PRINSIP DALAM PENERAPAN DISIPLIN PNS (1/2)


1. Pembinaan PNS Pembinaan PNS difokuskan pada beberapa hal, yaitu: pembinaan prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja, pembinaan jiwa korps, pembinaan kode etik, dan pembinaan disiplin pegawai. Jadi pembinaan PNS tiga aspek ruang lingkup, yaitu: aspek pembinaan sikap, pembinaan mental, dan perilaku pegawai. 2. Dukungan Organisasi Organisasi yang baik dapat mengarahkan perilaku setiap PNS, yang memiliki karakteristik dan motivasi yang berbeda, menjadi perilaku yang sesuai dengan visi, misi, program dan tujuan yang sama dalam organisasi.

17

PRINSIP DALAM PENERAPAN DISIPLIN PNS (2/2)


3. Komitmen pimpinan Peran pimpinan dalam hal penerapan kedisiplinan dituntut memiliki komitmen yang kuat, memberi contoh/suri tauladan yang baik dalam bersikap dan berperilaku, tidak diskriminatif, adil dalam bertindak terhadap PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. 4. Memperkuat Etos Kerja Untuk menggapai budaya unggul di lingkungan kerja dan berpengaruh kepada kedisiplinan PNS, maka perlu kiranya penyadaran etos kerja yang berorientasi psikologi dan spiritual

18

PENYEMPURNAAN ORGANISASI
KEBIJAKAN di bidang organisasi diarahkan pada penataan dan rasionalisasi struktur organisasi dalam rangka membentuk organisasi yang efektif, efisien dan proporsional. 1. TUJUAN: tersusunnya struktur organisasi Kementerian Agama yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi; 2. PRINSIP: Modernisasi, penggabungan, dan penajaman dengan membagi habis fungsi dan penyusunan jabatan fungsional baru; 3. KRITERIA KEBERHASILAN: struktur mampu mewujudkan visi dan misi; 4. PMA No. 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kemenag Pusat; 5. TINDAK LANJUT: Penyusunan PMA Instansi Vertikal.
19

PENATAAN PROSES KERJA (Business Process)


KEBIJAKAN di bidang tata laksana diarahkan pada penyediaan aturan prosedur operasional yg baku agar tercipta alur kerja yg efektif, efisien & terpadu pada seluruh jenis pekerjaan sesuai dengan uraian jabatan yang dihasilkan dari proses analisis jabatan. 1. TUJUAN: tersedianya standar operasional prosedur (SOP) sesuai uraian jabatan untuk setiap kegiatan dan pekerjaan yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi; 2. PRINSIP: berbasis pada tugas dan fungsi, sederhana, transparan, pemberian janji layanan, dan berorientasi pada pelanggan/stakeholders/ pemangku kepentingan; 3. KRITERIA KEBERHASILAN: Terwujudnya efektivits dan efisiensi dalam proses dan prosedur kerja; 4. TINDAK LANJUT: elektronisasi dalam sistem dokumentasi dan kearsipan dan pendayagunaan ICT.

20

PENGEMBANGAN SDM
1. Penguatan sistem manajemen pengembangan SDM melalui Pembangunan Assessment Center. 2. Penyiapan perangkat asesmen kompetensi individu, baik SPM, SOP maupun juklak/juknis lainnya sebagai acuan dalam pelaksanaan asesmen, serta dokumen peta kompetensi individu pegawai. 3. Hasil asesmen digunakan untuk meningkatkan kompetensi pegawai dan karir pegawai, serta untuk pemetaan soft competency dalam menempatkan personalia pada suatu jabatan tertentu.

21

PERATURAN PERUNDANGAN
Inventarisasi dan pemetaan peraturan dan perundangundangan yang ada. Pemetaan peraturan dan perundang-undangan dilakukan dengan mengklasifikasi per-UU-an berdasarkan tugas dan fungsi. Penataan terhadap peraturan perundang-undangan dengan tujuan agar lebih tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif, melalui: a. penyempurnaan regulasi yang ada, b. deregulasi, dan c. membuat regulasi baru.

22

PENGAWASAN INTERNAL
1. PENEGAKAN DISIPLIN Jadwal kehadiran dan kepulangan mengikuti Keppres Nomor 68 Tahun 1985 tentang Hari kerja di lingkungan lembaga pemerintah, masuk pukul 07.30 dan pulang pukul 16.00/16.30. Penggunaan alat kehadiran pegawai berupa fingerprint, Pembayaran uang makan yang disesuaikan secara ketat dengan jumlah kehadiran, 2. PENEGAKAN KODE ETIK Membangun perilaku disiplin dan penerapan kode etik pegawai; Membangun pegawai yang ikhlas, amanah, profesional, taat azas, menghargai kebersamaan, dan bisa diteladani. 3. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS Melakukan pengawasan terhadap operasionalisasi tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan Melakukan audit operasional yang berhubungan dengan peningkatan kinerja 23

AKUNTABILITAS
1. Pelaksanaan program dan anggaran yang diwujudkan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK-RI 2. Opini WTP didasarkan atas pemenuhan syarat: a. Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan b. Kecukupan pengungkapan c. Kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan d. Pengendalian internal yang memadai 3. Membangun transparansi kebijakan dan pelaksanaan kepada publik
24

PELAYANAN PUBLIK
1. Dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Kementerian Agama harus melaksanakan program percepatan (quick wins). 2. Program Percepatan ditujukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dalam waktu singkat terhadap citra Kementerian Agama melalui penyelenggaraan layanan yang berkualitas. 3. Layanan yang dipersiapkan untuk quick wins berdasar KMA No.118/2010 adalah: a. Pendaftaran haji b. Penerimaan CPNS c. Administrasi Nikah d. Sertifikasi Guru dan Dosen e. Beasiswa
25

PROGRES PELAKSANAAN RB DI KEMENAG


No. 1 2 3 4 Kegiatan Pembentukan Tim Pengarah dan Tim Pelaksana RB Kementerian Agama Waktu Okt 2009

Sosialisasi Pelaksanaan RB kepada Pejabat Eselon I & Mar 2010 II oleh Kementerian PAN & RB Penyampaian Dokumen Usulan RB untuk Tim RB Nasional Quick Wins: -penyiapan-penyiapan awal -Penetapan PMA Quick Wins -Sosialisasi dan workshop Penetapan dokumen pendukung: -PMA tentang Struktur Organisasi Pusat -Job Grading -SOP -Disiplin Kerja -Kode Etik Pegawai Inventarisasi Regulasi, Revisi dan Deregulasi 7 Juni 2010

Mar-Jun 2010 Aug-Sept 2010 Jan-Feb 2011 Aug 2010 Nov 2010 Des 2010 Des 2010 Des 2010 Jan-Apr 26 2011

PROGRES PELAKSANAAN RB DI KEMENAG


No. 7 Kegiatan Penyampaian Usulan Remunerasi, terdiri dari: -KMA Peringkat Jabatan Kantor Pusat -Draft KMA Penetapan Tunjangan Remunerasi -Draft KMA Pemberian dan Pemotongan Tunjangan -Naskah akademik dan kertas kerja Penguatan sarana, prasarana, dan jaringan (on going) Penyiapan Anggaran (Revisi DIPA 2011?) Sosialisasi dan Internalisasi Aparat Kemenag Pusat dan Daerah Waktu Des 2010

8 9 10

2010 2011 Jan-Mei 2011 Sept-Des 2010

11
12 13

Sosialisasi Eksternal (Grand Launching: Quick Wins Kementerian Agama)


Penilaian Tim RB Nasional

Feb 2011?
Feb 2011? Jun 2011?
27

Try out Pelaksanaan Assessment Center

LEVEL OUTPUT PELAKSANAAN RB


Pusat Tim RB Pusat Eselon I Tim RB E1 Provinsi Tim RB Provinsi

Bahan Sosialisasi
Sosialisasi Penyusunan Pedoman/Juklak/Juknis Workshop Pendampingan Penerbitan Aturan Workshop Workshop Pendampingan Implementasi Aturan 28

Sosialisasi

Pendampingan
Implementasi Aturan

PENATAAN SISTEM
Kegiatan Penataan Sistem terdiri dari:

1. Kegiatan Analisis jabatan: penyediaan dokumen uraian jabatan dan peta kebutuhan tenaga pada masing-masing jabatan struktural.
2. Evaluasi jabatan: penyediaan job grading seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Agama. 3. Profil kompetensi: untuk pemetaan kompetensi seluruh pegawai dan pegawai pada masing-masing jabatan. 4. Tunjangan kinerja (remunerasi): sistem remunerasi baru (tunjangan kinerja)/job pricing yang benar-benar equal pay for equal work (merit system).
29

ALUR ANALISIS JABATAN HARGA JABATAN


Job Information

Job Analysis

Job Evaluation

Job Classification

Job Grading

Job Pricing

Informasi Jabatan, sebagai bahan yang digunakan untuk melakukan analisis. Terdiri dari: a. Nama jabatan b. Ikhtisar jabatan c. Tujuan jabatan d. Uraian tugas dan kegiatan e. Bahan yang digunakan f. Alat yang digunakan g. Hasil kerja h. Wewenang i. Tanggung jawab j. Dimensi k. Hubungan kerja l. Masalah dan tantangan m. Resiko bahaya n. Persyaratan jabatan o. Kedudukan dalam organisasi
30

Job Description

Job Analysis

Hasil dari Analisis Jabatan diperoleh: a. Uraian jabatan b. Spesifikasi jabatan c. Peta jabatan

Job Evaluation

Job Classification

Job Grading

Job Pricing
31

Job Description

Metode atau alat yang digunakan dalam evaluasi jabatan adalah FES (Factor Evaluation System)
Komponen yang dievaluasi: 1. Ruang Lingkup Program dan Dampaknya 2. Wewenang Manajerial 3. Koordinasi dan Pengintegrasian 4. Hubungan Personal Sifat Hubungan & Tujuan Hubungan 5. Situasi Khusus

Job Analysis

Job Evaluation

Job Classification

Job Grading

Job Pricing
32

Job Description

KLASIFIKASI

Job Analysis

PERINGKAT JABATAN

KELOMPOK JABATAN

Job Evaluation

Peringkat 118

Manajerial

Non-Manajerial

Job Classification Eselon I - IV Job Grading

Fungsional Khusus/Tertentu

Fungsional Umum

Job Pricing

33

Rentang Bobot Jabatan : 100 - 1000 Job Description


No. Peringkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Kelompok Jabatan I

Job Analysis

II

Job Evaluation

III

Job Classification

IV

Job Grading

Job Pricing

Kisaran Bobot Minimal Maksimal 951 1000 901 950 851 900 801 850 751 800 701 750 651 700 601 650 551 600 501 550 451 500 401 450 351 400 301 350 251 300 201 250 151 200 100 150

34

Job Pricing (Usulan Des 2010)


Job Description
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Struktural I Fungsional Prgkat 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Nominal 46,230,000 43,230,000 40,230,000 30,230,000 28,030,000 25,830,000 18,830,000 17,130,000 15,430,000 10,430,000 9,230,000 8,030,000 5,030,000 4,250,000 3,490,000 2,750,000 2,030,000 1,330,000

Job Analysis

II
Fungsional Khusus III

Job Evaluation

Job Classification

IV

Fungsional Umum/Khusus

Job Grading

Pelaksana/Fungsional Umum

Job Pricing

35

PENERAPAN SANKSI
PP No. 53/2010 Disiplin Pegawai Negeri Sipil

R-KMA Pemberian dan Pemotongan Tunjangan Pembinaan Kementerian Agama

SANKSI

Prosentase potongan Tunjangan sesuai dengan tingkat pelanggaran

Reformasi Birokrasi Peningkatan Manajemen SDM Peningkatan Disiplin 36

PENERAPAN SANKSI DALAM DRAFT R-KMA PEMOTONGAN TUNJANGAN (1/3)


1. Bagi Pegawai yang Tidak Masuk Bekerja, pemotongan sebesar 5% untuk satu hari tidak masuk 2. Bagi Pegawai yang Mendapat Peringatan Tertulis Pertama, Kedua dan Ketiga sebesar 15%, 20% dan 25% selama satu bulan 3. Bagi Pegawai yang Mendapat Hukuman Disiplin Ringan:
Jenis Teguran Lisan Teguran Tertulis Pernyataan Tidak Puas Potongan 25% 25% 25% Lama Penerapan 2 bulan 3 bulan 6 bulan

4. Bagi Pegawai yang Mendapat Hukuman Disiplin Sedang:


Jenis Potongan Lama Penerapan Sesuai dengan lama hukuman

Penundaan Kenaikan Gaji Penurunan Gaji


Penundaan Kenaikan Pengkat

50% 50%
50%

37

PENERAPAN SANKSI DALAM DRAFT R-KMA PEMOTONGAN TUNJANGAN (2/3)


5. Pegawai yang Mendapat Hukuman Disiplin Beart
Jenis Penurunan Pangkat Potongan 95% Lama Penerapan Sesuai lamanya hukuman disiplin

Pembebasan Jabatan
Pemberhentian dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri Pemberhentian Tidak Dengan Hormat

95%
100% 100%

6. Persentase Pemotongan Tunjangan bagi Pegawai yang Terlambat Masuk Bekerja


Keterlambatan
TL 1 TL 2 TL 3 TL 4

Lama Keterlambatan
1 Menit 30 Menit 31 Menit 60 Menit 61 Menit 90 Menit >90 Menit

Potongan
0,5 % 1% 1,25 % 2,5 %

38

PENERAPAN SANKSI DALAM DRAFT R-KMA PEMOTONGAN TUNJANGAN (3/3)


7. Persentase Pemotongan Tunjangan bagi Pegawai yang Meninggalkan Tempat Pekerjaaan Sebelum Waktunya
Pulang sebelum Waktu PSW 1 PSW 2 PSW 3 PSW 4 Lama meninggalkan tempat 1 Menit 30 Menit 31 Menit 60 Menit 61 Menit 90 Menit >90 Menit Potongan 0,5 % 1% 1,25 % 2,5 %

39

ROAD MAP 2010-2014 (1/2)


2009
1. Persiapan pembentukan Tim 2. Survey informasi jabatan 3. Penataan pegawai 2011 1. Penerapan RB 2. Launching quick wins 3. Pelatihan BSC 4. Pelaksanaan assessment center 5. Evaluasi grading & remunerasi 6. Penetapan uraian jabatan dan SOP 7. Penataan organisasi vertikal dan UPT

1. Analisa & evaluasi organisasi & proses bisnis 2. Penyusunan draft final dokumen RB 3. Penyusunan & pengajuan proposal 4. Pemaparan RB 5. Penataan Organisasi Pusat 6. Alokasi anggaran 7. Persiapan penyusunan grading & remunerasi 8. Penyampaian usulan grading & remunerasi 2010

ROAD MAP 2010-2014 (2/2)


2012
1. Penataan pegawai 2. Penerapan BSC dalam penetapan IKU pada level eselon I 3. Pelaksanaan assessment center 4. Analisis jabatan instansi vertikal 5. Evaluasi organisasi & proses bisnis 6. Evaluasi grading 7. Monev

2014
1. Penataan pegawai 2. Penerapan BSC dalam penetapan IKU pada level eselon III 3. Pelaksanaan assessment center 4. Evaluasi organisasi & proses bisnis 5. Evaluasi grading 6. Monev

1. Evaluasi organisasi & proses bisnis 2. Penataan pegawai 3. Penerapan BSC dalam penetapan IKU pada level eselon II 4. Pelaksanaan assessment center 5. Evaluasi grading 6. Monev

2013

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai