Anda di halaman 1dari 33

1

DAWAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM


DAN PEMBERDAYAAN UMMAT ISLAM
PENGERTIAN DAWAH
Dawah secara lughawy/etimologi artinya mengajak, mengundang, menyeru dan
menarik serta memanggil. Dawah secata terminologi adalah
segala usaha dan kegiatan yang disengaja dan berencana dalam ujud sikap, ucap dan
perbuatan yang mengandung ajakan dan seruan, baik langsung atau tidak langsung
ditujukkan kepada orang perorangan, masyarakat maupun golongan supaya tergugah
jiwanya, terpanggil hatinya kepada ajaran islam untuk selanjutnya mempelajari dan
menghayati serta mengamalkannya dakam kehidupan sehari-hari.
Syekh Ali Mahfuzh salah seorang murid Syekh Muhammad Abduh sebagai pencetus
gagasan dan penyusun pola ilmiyah Ilmu Dawah memberi batasan dawah itu sebgai
berikut:


membangkitkan kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan, meyuruh berbuat yang
maruf dan mencegah dari pekerjaan yang munkar supaya mereka memperoleh
keberuntungan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Pada dasrnya dawah, adalah salah satu bagian dari usaha peneyebaran dan
pemerataan ajaran islam di samping amar maruf dan nahyi munkar sebagai kewajiban umat
islam dimanapun berada dan dalam kedudukan apapun.
Dawah adalah satu istilah yang sangat dikenal dalam dunia islam sebagai amanat
risalah Rasulullah saw, seperti halnya dalan dunia katholik dengan missi agama nya,
demikian juga Kristen protestan dengan istilah zending, hindu dharma dengan istilah
dharma, dan agama budha dengan istilah da manya. Yang dimaksud hamper sama
dengan dawah.


2

DASAR HUKUM DAWAH
1. QS Ali-Imron ayat 104
}74^4 74g)` OE`q 4pONN;4C
O) )OOC^- 4pNON`4C4
NOuO^) 4pOE_uL4C4 ^}4N
@O4^- _ Elj^q4 N-
]O)U^^- ^j
"dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung"(Ali-Imron 104).
Ayat tersebut member petunjuk akan tiga macam metoda paling pokok dan seyogyanya
ditempuh oleh ummat islam di dalam penyebaran dan pemerataan ajaran islam agar menjadi
ummat yang tergolong menang yaitu:
1. Mengajak kepada kebaikan
2. Menyuruh kepada kebenaran
3. Melarang dari kemungkaran

2. QS. Ali-Imran: 159
E): lOE;O4O =}g)` *.- =eLg
_ W O4 =e47 E^O)UEN
UU^- W-OO_E^+ ;}g` ElgOEO
^)_
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. (Q.S Ali-Imron : 159)
Ayat tersebut mengisyarahkan bahwa pelaksanaan dawah baik Mengajak kepada
kebaikan, Menyuruh kepada kebenaran maupun Melarang dari kemungkaran harus ditempuh
secara wajar dan manusiawi, tidak brutal dan berhati kasar, untuk tidak menimbulkan
problema baru apalagi ditinggal lari.


3

3. QS. Al-Sajdah: 33
;}4`4 }=O;O LO~ }Og)` .~4E1
O) *.- g4N4 w)U= 4~4
/j_^^) =}g` 4-g)UO^- ^@@
siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang menyerah diri?" (Q.S. Assajdah : 33)
Ayat ini menunjukkan pujian Allah pada orang yang dawah dengan sebutan ahsanu
qaulan artinya orang yang paling baik ucapannya.

4. QS.Ali Imran:110

+-L7 4OOE= OE`q ;eE_@Ou=q
+EE4Ug 4p+O> NOuE^)
]OE_u4>4 ^}4N @OE:L^- ^
kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.(Q.S. Ali-Imron :
110)
Esensi ayat tersebut menunjukkan Lebih tingginya lagi penilaian Allah terhadap orang
yang mampu melaksanakan amar maruf dan nahyi munkar yakni menyuruh orang berbuat
yang benar dan mecegah orang dari perbuatan yang munkar dengan predikat khairo
ummatin artinya sebaik-baik ummat yang dilahirkan. Mari kita perhatikan firman-Nya: al-
imron 110
Sehubungan dengan tugas amar maruf dan nahyi munkar, konon wajah Rasulullah
pada suatu ketika pernah muram, ketika ditanya oleh Siti Aisyah, Rasulullah saw
menerangkan bahwa beliau merasa prihatin akan hari kemudian ummatku yang lebih banyak
melakukan amar maruf tapi sangat kurang melaksanakan nahyi munkar, akibatnya hasil
amar maruf rusak oleh kemunkaran.




4

HUKUM BERDAWAH
Pada dasarnya para ulama sependapat bahwa dawah islam itu wajib hukumnya.
Tetapi wajibnya ada yang berpendapat wajib ain, artinya seluruh ummat islam dalam
kedudukan apapun tanpa kecuali wajib berdawah, dan ada yang berpendapat wajib kifayah,
artinya dawah itu hanya diwajibkan atas sebahagian ummat islam yang mengerti saja akan
seluk-beluk agama islam.
Syekh Muhammad Abduh cenderung pendapat yang pertama, yaitu wajib ain
hukumnya dengan alasan bahwa huruf lam yang terdapat pada kalimat waltakun
mengandung mana perintah yang sifatnya mutlak tanpa syarat. Sedangkan huruf min yang
terdapat pada kalimat minkum mengandung makna lilbayan artinya bersifat penjelasan.
Jadi terjemahan ayat tersebut di atas menurut beliau menjadi demikian:
dan hendaklah ada (yaitu) kamu sekalian sebagai ummat yang menyeru kepada
kebaikan dst ..
Menurut beliau seluruh ummat islam dengan ilmu yang dimiliknya betapapun
minimnya wajib mendawahkannya kepada orang lain sesuai ilmu dan kemampuan yang ada
padanya.
Syekh Asy-Syaukany cenderung kepada pendapat yang kedua, yaitu bahwa dawah
islamiyah hukumnya wajib kifayah. Artinya dikerjakan oleh sebahagian umat islam yang
mengerti saja tentang seluk-beluk agama islam. Sedang ummat islam yang lainnya belum
mengerti tentang seluk-beluk islam tidak diwajibkan berdawah. Dengan demikian bebaslah
dosa yang tidak melaksanakan dawah, sebab sudah terpikul oleh yang sebahagian. Syekh
Asy-Syaukany melihat bahwa huruf min yang melekat pada kalimat minkum bukan
lilbayan (bersifat penjelasan) sebagaimana pendapat Syekh Muahammad Abduh tersebut di
atas, tetapi mempunyai mana lil-tabidh yakni menunjukkan sebahagian ummat islam. Jadi
terjemahan ayat tersebut di atas menurut Asy-Syaukany menjadi demikian:
Dan hendaklah ada dari sebahagian kamu sekalian segolongan ummat yang menyeru
kepada kebaikan dst ..
Pendapat didukung oleh para ahli tafsir lainnya Imam Qurtubi,. Imam Suyuthy dan
Imam Zamakhsyari.
Imam Ar-Roozy lebih moderat lagi pendapatnya. Beliau sependapat dengan Syekh
Muhammad Abduh bahwa huruf min yang melekat pada kalimat minkum itu lilbayan
yakni bersifat penjelasan, dengan demikian dawah islam itu hukumnya wajib ain. Tetapi
menurut beliau harus dilihat urgensinya terlebih dahulu. Kapan dawah itu harus dilakukan
mengingat sabda Rasulullah saw:
5



Barang siapa yang melihat dia antara kamu sekalian akan kemunkaran maka
robahlah ia dengan wewenang yang ada padanya, jika tidak mampu maka (robahlah)
dengan ucapan, jika tidak mampu dengan ucapan maka (robahlah) dengan hatinya, dan
itulah yang selemah-lemahnya iman (H.R. Bukhari dan Muslim)
Selain itu yang dijadikan pertimbangan beliau itu juga firman Allah swt dalam surat
Ali Imran ayat 110 telah disebutkan di atas dalam bab ini juga.
Jadi menurut Imam Ar-Raazy dawah islamiyah itu tidak secara otomatis harus
dikerjakan begitu saja, tetapi harus dilihat urgensinya, adakah kemunkaran itu terjadi di
tengah masyarakat? Sejauh mana kemunkaran itu dilakukan orang?

DAWAH DAN KEKUASAAN
Setelah diketahui bahwa kemunkaran itu memnag terjadi, barulah dipersiapkan
konsep penanggulangannya untuk selanjutnya ditangani dengan memperhatikan tiga
alternative tadi yaitu:
a. Kekuasaan atau wewnang yang ada pada dirinya, atau dilaporkan kepada pihak
yang berwenang untuk ditangani.
b. Peringatan atau nasihat yang baik yang dalam Al-Quran disebut mauidhoh
hasanah.
c. Inkar dalam hati, artinya hati kita menolak tidak setuju.
Jelasnya, apabila wewenang tidak dipunyai, dilaporkan kepada yang berwenang atau
penguasa tidak diperhatikan juga, lewat nasihat juga tidak diindahkan atau tidak dilakukan
karena takut fitnah, maka alternative yang terakhir ialah menolak dalam hati. Cara yang
terakhir inilah yang dalam hadits disebut selemah-lemahnya iman.
Dawah islam agak sulit berkembang tanpa dukungan pasilitas dari penguasa. Sejarah
mencatat bahwa pengembangan da;wah islam zaman dahulu pada periode Wali Songo
tidaklah lepas dari bantuan para penguasa pada saat itu,setelah penguasa menyadari bahwa
ajaran islam demikian lengkap,sederhana dan praktis untuk dihayati dan diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Lahirnya kerajaan-kerajaan islam di Indonesia bukan hasil paksaan
taupun kekerasan dari para pengajur islam, melainkan atas kesadaran para penguasa untuk
merubah status kerajaan dari agama lain kepada agama islam. Dapatlah dimengerti mengapa
6

perkembangan islam begitu cepat di Indonesia , hanyalah dalamk jangka waktu tiga abad saja
masyarakat Indonesia bergantiagama dari Hindu dan Budha Kepada islam . Selain lantaran
factor penguasa pribumi turut bicara dalam sejarah perkembangan islam. Dengan demikian
lebih mendorong bagi masyarakat untuk mengikuti jejak npenguasa-nya,seperti pribahasa
bahwa :


Rakyat ikut akan mengikuti agama yang dianul oleh penguasanya
imam Al Ghozaly dalam kitab Ihya Ulumuddin :

Agama dengan dukungan penguasa akan kuat, dan penguasa dengan dukungan
agama akan mantap.

PEMBERDAYAAN U UMAT (MASYARAKAT)
Pemberdayaan merupakan terjemahan dari kata empowerment yang berasal dari
bahasa inggris, yaitu; power empower - empowerment. Empowerment mengandung dua
pengertian yaitu: to give power or authority (memberi kekuatan, atau mengalihkan/
mendelegasikan kekeuasaan kepihak lain) dan, to give ability to or enable (memberi
kemampuan/memampukan atau memberdayakan).
Dari pengertian tersebut mengandung makna pokok dalam pemberdayaaan, yaitu
adanya pemberian kekuasaan dan proses peningkatan kemampuan. Dengan pengertian
tersebut di atas maka dalam tataran masyarakat ada yang mengartikan bahwa pemberdayaan
adalah sebagai proses untuk menolong mereka yang lemah untuk memperoleh kekuasaan dan
kemampuan
sehingga mereka dapat mengontrol hidupnya.

PEMBERDAYAAN MERUPAKAN SUATU PROSES
Pemberdayaan merupakan proses yang terus-menerus dalam usaha mengembangkan
dan meningkatkan kemampuan individu, kelompok dan masyarakat agar tercapai wujud
maupun bentuk kemandirian yang dimilikinya selama dalam proses menjalani kehidupan.
7

Dari pemahaman ini dapat diketahui bahwa dalam pemberdayaan ada proses yang berjalan
terus menerus dalam artian pemberdayaan harus intens dalam rangka meningkatkan diri
mereka mencapai kemandirian.
Ada tiga cara pemberdayaan yang dapat dilakukan, yaitu:
1) menciptakan sesuatu yangmemungkinkan potensi masyarakat berkembang. Kondisi ini
didasarkan padaasumsi bahwa setiap individu dalam masyarakat memiliki potensi yang
dapat dikembangkan,
2) tersedianya sarana dan prasarana penunjang, dan
3) menjaga dan melindungi yang lemah agar tidak semakin lemah. Tujuan
pemberdayaantersebut sebagai upaya untuk membangun daya dengan mendorong,
memberikanmotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta
berupaya mengembangkannya.
Dengan adanya pemberdayaan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap mereka
yang mengalami problem sosial dan kecacatan akan memberikan peningkatan dan
pengalaman yang banyak dalam diri mereka. Dengan peningkatan dan pengalaman yang
banyak tadi akan menumbuhkan semangat hidup yang lebih optimis sehingga mereka mampu
menatap masa depan dengan lebih baik dan mandiri.

TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Ditinjau dari tahapan-tahapan pengembangan masyarakat berdasar dakwah yang
dilakukan oleh Rasulullah dalam membangun masyarakat Islam ada 3 tahap dalam proses
pengembangan masyarakat, antara lain:
a. Tahap pembentukan masyarakat Islam. Pada tahap ini dakwah dilakukan dengan bil-
lisan, dengan menitik beratkan pada penanaman dan pemantapan aqidah Islam.
b. Tahap kedua adalah pembinaan dan penataan. Pada tahap ini internalisasi dan
eksternalisasi Islam muncul dalam bentuk institusionalisasi Islam secara
komprehensif dalam realitas sosial.
c. Tahap kemandirian. Pada tahap ini munculnya masyarakat yang memiliki kualitas
tinggi yang siap bersaing dengan masyarakat lain.
Sebagian ahli pengembang masyarakat lebih memfokuskan kegiatan pembangunan
pada model perubahan individual, model reformasi, model perubahan kebiasaan, model
perubahan tingkah laku.

8





















IV. Kesimpulan
Dakwah dalam perspektif pengembangan dan pemberdayan masyarakat lebih berorientasi
pada bagaimana peran dakwah dalam mengaktualisasukan nilai-nilai Islam dalam kehidupan
sehari-hari sehingga dakwah memberikan kontribusi bagi tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dakwah adalah sebuah praksis, sehingga dakwah dituntut untul senantiasa memberikan
perubahan bagi masyarakat, perubahan dari hal-hal yang kurang baik menjadi baik, dari yang
sudah baik menjadi lebih baik dan mempertahankan hal-hal yang sudah baik tersebut sebagai
pencerminan terhadap
nilai-nilai ajaran Islam.
Dakwah merupakan sebuah gerakan kemanusian harus senantiasa berorientasi pada upaya
membangun kesadaran masyarakat untuk menjadi muballigh bagi dirinya sendiri. Oleh
karena itu dakwah harus berorientasi pada proses dialog dalam rangka menumbuhkan
kesadaran akan potensi masyarakat sebagai makluk kreatif yang memiliki kemampuan untuk
mengelola diri dan lingkungannya. Esensi dakwah bukan terletak pada usaha merubah
masyarakat, tetapi lebih berorientasi pada usaha menciptakan kesempatan bagi masyarakat
9

untuk merobah diri dengan kesadaran dan pemahamannya terhadap masalah yang mereka
hadapi.
Dakwah dalam persepektif pengembangan dan pemberdayaan pada dasarnya tidak terlepas
dari konsep dakwah sebagai sebuah pembebasan, dakwah harus mampu membebaskan
manusia dari situasi-situasi batas yang menghambat terhadap perkembangan umat, seperti
kemiskinan, kebodohan dan rendahnya tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dakwah juga merupakan pemberadaban umat, hal ini
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 21
erat kaitanya dengan tujuan dakwah dalam membentuk moralitas masyarakat. Dakwah harus
mampu memberikan perubahan bagi moral masyarakat, sehingga terbentuk masyarakat yang
berperadaban, menjunjung tinggi nilai-nilai humanisme dalam masyarakat. Oleh karena itu
dakwah tujuan dakwah adalah terbentuknya kesetaraan antar anggota masyarakat, tidak ada
pendeskriditan, marginalisasi, diskrimanisi dalam masyarakat, yang ada hanyalah kesamaan
sebagai sesama ciptaan Allah.
Dakwah juga merupakan penyelamatan bagi umat manusia, hal ini erat kaitanya dengan
tujuan dakwah yaitu untuk menyelamatkan manusia dari siksa neraka, untuk memperoleh
kebahagiaan dunia-akhirat. Oleh karena itu dakwah pada dasarnya adalah proses
penyampaian kaidah-kaidah Islam demi tercapainya keselamatan umat baik di dunia maupun
di akhirat.
Implikasi dari perspektif dakwah dalam pengembangan dan pemberdayaan umat dapat dilihat
dari peran dakwah/lembaga-lembaga dakwah dalam kehidupan masyarakat, bahwa dakwah
adalah sebuah pembebasan, pemberadaban dan penyelamatan. Peran dakwah dalam bidang
ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan dan kesehatan diperankan oleh lembaga/organisai
Islam. Bidang ekonomi dapat dilakukan dengan upaya untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaan, meningkatkan ketrampilan masyarakat untuk mengembangkan usaha. Bidang
pendidikan berorientasi pada peningktan kualitas sumberdaya manusia, baik melalui
pendidikan formal, informal dan non-formal. Bidang kesejahteraan dan kesehatan
berorientasi pada meningkatnya kesejahteraan dan kesehatan masyarakat sehingga
menumbuhkan generasi muda yang kuat dan siap berkompetisi dan mampu menjawab
perkembangan zaman.



SUMBER DARI INTERNET
JUDUL 1

Vol: II, No. I Juni 2010 __________________________________________________
Halaman 1
DAKWAH DALAM PERSPEKTIF PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Oleh:
Nur Kholik Afandi
Abstrak
Religious proselytizing naturally is a process of how innovation delivery in
term of society progress so that in the activity of dakwah must organize the
10

characteristic of the society. Dakwah is an artificial social (social engineering)to the
Islamic society. Based on the concept of dakwah, dakwah itself is as a social change
agent, so that the society becomes powered. The society is expected not only as
consumptive societies through spiritual advise, but also has its own creativity and be
autonomous. In the implementation of dakwah, it needs reorientation to the society
that proselytizers (dai) do not always come from religious people, but they can be
anyone coming from farmer, doctor, economist, researcher, psychologist, social
experts, and so forth. The orientation of dakwah should point out the practical value
that brings change to the society and dakwah should have flexibility in terms of the
religious leaders (dai), materials, and the media of dakwah. Dakwah is one of the
ways to build society comprehensively covering the whole aspects of society life. The
aim of dakwah focuses on the society in order to be autonomous, so that the society is
able to understand itself, come up, get improved and become outonomous society in
aspects of religion, economy, education, social, politic, and culture.
Kata Kunci: Dakwah, Pengembangan Masyarakat, Pemberdayaan Masyarakat
I. Pendahuluan
Dakwah sebagai salah satu upaya penyebaran misi keagamaan memiliki peran
yang sangat penting dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh
karena itu pemahman dan pengertian dakwah tidak hanya dibatasai pada konteks
dakwah bil-lisan, dimana dakwah diidentikkan dengan kegiatan ceramah, khutbah
yang berisi nasehat-nasehat tentang nilai-nilai kegamaan terutama masalah aqidah,
akhlak dan ibadah yang bersifat idiologis. Pengertian dakwah harus menyangkut
dakwah sebagai sebuah tindakan (dakwah bil-hal), kegiatan dakwah tidak cukup hanya
dengan memberi nasehat petuah-petuah keagamaan tetapi menuntut adanya
tindakan yang nyata, tindakan yang dapat dijadikan sebagai contoh dalam
mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pemahaman tersebut, dakwah adalah sebuah praksis, dakwah
dituntut untuk mampu memberikan perubahan kepada masyarakat. Perubahan
tersebut bisa berupa kualitas maupun kuantitas dalam kehidupan bermasyarakat.
Perubahan yang menyangkut kualitas, berkaitan dengan tuntutan perubahan
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 2
masyarakat dari masyarakat yang belum maju menjadi masyarakat yang lebih maju,
dari masyarakat yang maju bagiaman menjadi masayarakat yang lebih maju. Jadi
konsep yang dibangun adalah konsep dinamisasi, masyarakat adalah sebuah tatanan
yang senantiasa dinamis, bergerak kearah kemajuan dengan indikasi meningkatkan
kualitas kebergamaan masyarakat, sehingga agama benar-benar menjadi pendorong
terhadap kemajuan. Oleh karena itu dakwah pada dasarnya tidak mendukung adanya
(status quo) dalam masyarakat, karena salah satu tujuan dari dakwah adalah
bagaimana memfungsikan agama dalam masyarakat secara maksimal. Perubahan dari
segi kuantitas, berkaitan dengan bertambahnya jumlah pemeluk agama, tempattampat
ibadah dan sarana-sarana sosial keagamaan dalam masyarakat.
Konsep dakwah sebagai sebuah praksis, berimplikasi pada konsep bahwa
dakwah adalah sebuah praktek pembebasan, dakwah dituntut untuk mampu
membebaskan masyarakat dari belenggu-belenggu nilai-nilai jahiliyah, seperti
kebodohan, kemiskinan, diskriminasi dan segala nilai-nilai yang menghancurkan
aqidah umat Islam. Dakwah sebagai sebuah prasis intinya adalah dakwah harus
memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan masyarakat, dakwah harus mampu
memberikan dampak sosial dalam peningkatan bidang-bidang kehidupan umat, bukan
11

hanya bidang keagamaan semata, tetapi juga bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan
sosial dan budaya.
Oleh karena itu kita perlu belajar dari dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah
Saw, bahwa dakwah yang beliau lakukan dapat merubah kehidupan masyarakat
menjadi masyarakat yang dinamis, agamis dan mencerminkan agama sebagai
rahmatan lilalamin. Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw, ternyata mampu
merubah budaya masyarakat, dari budaya yang jahiliyah menjadi budaya yang
mencerminkan nilai-nilai Islam. Islam datang sebagai agama pembebas terutama bagi
kaum kelas bawah budak Islam datang dengan nilai-nilai kesetaraan, Islam datang
dengan ajaran untuk meningkatkan etos kerja yang tinggi sehingga mampu
meningkatkan ekonomi masyarakat, Islam datang dengan ajaran untuk senantiasa
menuntut ilmu sehingga masyarakat terbebas dari kebodohan.
Dengan belajar dari sejarah perkembangan Islam kita juga akan dapat
mengetahui bahwa dakwah menduduki tempat dan posisi utama, sentral, strategis dan
sangat menentukan sekali terhadap perkembangan dan kemajuan umat Islam. Dakwah
yang disampaikan oleh Rasul mampu merubah tatanan masyarakat jahiliyah menjadi
masyarakat yang beradab, dari masyarakat yang (bar-barisme) menjadi masayarakat
yang humanis. Oleh karena itu dakwah tidak dapat dipisahkan dari konsep
pembangunan dalam masyarakat. Dakwah pada dasarnya berfungsi untuk membantu
memaksimalkan peran agama dalam masyarakat. Agama memiliki peran dalam
mendorong terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat . Salah satu prasarat
pembangunan, adalah terjadinya perubahan dalam masyarakat, tanpa danya
perubahan, maka pembangunan tidak akan terlaksana. Inti dari pembangunan
masyarakat adalah bagaimana masyarakat mampu mengembangakan diri sesuai
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 3
dengan potensi yang dimiliki, sehingga menumbuhkan keberdayaan dalam memenuhi
kebetuhannya. Sehingga pembangunan masyarakat, yang berorientasi pada upaya
pengembangan masyarakat mampu menciptakan masyarakat yang mandiri,
masyarakat yang berdaya, masyarakat yang otonom.
Pengembangan masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan, dapat
dilaksanakan melalui program dakwah Islamiah. Dengan dakwah, pesan-pesan
pembangunan dapat disampaikan kepada masyarakat, sehingga dakwah dakwah dapat
dijadikan sebagai media pembangunan dalam rangka pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat. Namun persoalan yang sering muncul dalam tataran
operasional dilapangan, bagaimana program dakwah dapat dikemas sedemikian rupa
sehingga dakwah benar-benar merupakan cerminan dari upaya pengembangan
masyarakat, terutama dari segi metodologi dakwah. Oleh karena itu perlu adanya
pemikiran baru yang berorientasi pada dakwah dan pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat, dimana kedua konsep tersebut dapat dikombinasikan menjadi konsep
yang baru yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Konsep baru tersebut
adalah dakwah dalam perspektif pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, yang
berusaha untuk mengupas dan mengalalisa sisi-sisi dakwah dari sudut pandang ilmu
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
II. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pendekatan literatur, yaitu dengan menelaah buku-buku tentang dakwah dan bukubuku
tentang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sebagai sumber utama.
Dalam menganalisa penelitian ini, peneliti menggunakan analisis isi atau konsep yaitu
12

dengan menganalisis teori-teori dakwah dan teori-teori pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat sebagai sumber data primer. Untuk memberikan eksplanasi
terhadap konsep dakwah dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, maka
peneliti melakukan observasi di lapangan tentang kondisi masyarakat sebagai obyek
dakwah, sehingga dapat dirumuskan konsep dalam dalam perspektif pengembangan
dan pemberdayaan masyarakat.
III. Temuan dan Analisa
A. Dakwah sebagai Pembebasan
Konsep dakwah sebagai pembebasan tidak terlepas dari dasar pemikiran
bahwa tujuan utama dari dakwah adalah tauhid. Sebab tauhid merupakan dasar
dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu dakwah harus senantiasa berorientasii
pada penanaman tauhid dalam diri umat. Konsekwensi dari pandangan tauhid
adalah menolak ketergantungan manusia terhadap kekuatan sosial tertentu, tetapi
mengaitkan manusia dengan kesadaran kepada kehendak Tuhan. Oleh karena itu
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 4
tauhid memiliki esensi sebagai gagasan dalam bekerja demi keadilan, solidaritas,
dan pembebasan.1
Islam adalah agama pembebasan, baik pembebasan yang bersifat spiritual
maupun pembebasan yang bersifat non-spiritual, namum pembebasan spiritual
inilah yang menjadi ruh dalam semua konsep pembebasan. Islam dengan ajaran
atau petunjuk tentang bagaimana manusia membebaskan diri dari
keterbelengguan terhadap alam, materi dan budaya atau tradisi. Bagaiman
membebaskan diri dari kebodohan, bagaimana melepaskan diri dari kebekuan
berpikir, bagaimana melepaskan diri dari kemiskinan, bagaiman melepaskan diri
dari kemalasan.
Dalam sejarah Islam, Rasulullah dengan dakwah Islamnya , telah mampu
mebebaskan bangsa Arab dari belenggu tradisi dan kepercayaan. Mereka
dibebaskan dari kepercayaan dan ketergantungan kepada Lata, Uzza, dan Manata
yang sebagai tuhan yang merupakan perbuatan syirik dari masyarakat Arab saat
itu, kearah masyarakat yang muwahiddin, masyarakat yang hanya mengesakan
Allah saja. Selain dibebaskan dari belenggu kemusrikan, masyarakat Arab juga
dibebaskan dari belenggu dari tradisi perbudakan, yaitu dengan menghilangkan
perbudakan dan menempatkan semua orang dalam kehidupan yang bebas,
merdeka. Rasulullah SAW, juga membebaskan masyarakat Arab dari kehidupan
yang materealistik dan menjadi orang-orang yang dermawan yang memiliki sikap
taawun yang sangat kuat. Islam juga telah membebaskan masyarakat Quraisy
yang feodalistik menjadi masyarakat yang penuh persamaan. Islam juga
membebaskan masyarakat dari belenggu kebodohan dengan memerintahkan
untuk selalu menuntut ilmu, membangun budaya iqra (membaca), nadhar
(memperhatikan) terhadap ciptaan Allah dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan
Allah.
Dakwah juga berarti membebaskan manusia dari kebodohan, karena itu
ajaran Islam menganjurkan agar manusia senantiasa berpikir dan menuntut
ilmu. Bahkan manusia diciptakan oleh Allah sebagai makluk pembangun
peradaban (khalifah) di muka bumi. Oleh karena itu manusia dibekali akal pikiran
yang menjadi perangkat paling penting untuk membangun peradaban disertai
dengan keimanan.2
Dengan senantiasa membaca, manusia akan bertambah pengetahuannya dan
13

pada akhirnya akan mampu menyadari keagungan Tuhan, dan kelebihan dirinya
dari makluk lain serta dapat memposisikan diri dengan tepat. Manusia di mata
Allah adalah sebagai makluk, dan sebagai pengatur makluk lainya. Dalam kaitan
ini dakwah berarti pemberadaban (civilization). Artinya dengan mengajurkan dan
1 Eko Supriyadi, Sosialisme Islam, Pemikiran Ali Syariati (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), h.166
2 Andy Dermawan . (Ed.), Metodologi Ilmu Dakwah. (Yogyakarta: LESFI, 2000), h.21
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 5
memerintahkan untuk selalu berpikir dan belajar, akan mendorong seseorang
atau masyarakat menjadi orang atau masyarakat yang berperadaban. Oleh karena
itu peradaban hanya dapat dibentuk dan dibangun melalui moral dan ilmu
pengetetahuan.
Dakwah juga berarti mebebaskan manusia dari kemiskinan. Hal ini
disebabkan karena kemiskinan akan dapat mengurangi martabat manusia,
walaupun tidak setiap orang yang miskin martabatnya rendah. Kemiskinan juga
dapat mendorong untuk melakukan kejahatan seperti merampok, mencuri dan
menjual diri. Kemiskianan juga menyebabkan orang menjadi lemah, karena
kekurangan makan, kekurangan gizi, kekurangan vitamin, kekurangan karbohidrat
yang berakibat pada lemahnya daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang
penyakit. Kemiskinan juga menyebabkan orang menjadi bodoh, karena tidak
mampu untuk mebiayai dalam belajar (sekolah, kursus), tidak dapat membeli
buku, atau dengan kata lain kemiskinan dapat mengahambat kemajuan. Oleh
karena itu kemiskinan harus dihilangkan dalam kehidupan masyarakat, terutama
bagi kaum muslim.3
B. Dakwah sebagai Penyelamatan
Dakwah juga berarti penyelamatan manusia dari berbagai hal yang timbul
atau hal yang telah terjadi yang merugikan manusia. Dakwah dalam artian
pencegahan atau sering disebut nahi munkar adalah menjaga manusia agar tidak
terperosok ke dalam kesalahan / dosa dan tidak mengalamai degradasi
kemanusiaanya. Orang yang berbuat kesalahan atau dosa sebenarnya sedang
mengalami degradasi kemanusiaanya. Artinya nilai-nilai kemanusiaan yang ada
pada dirinya menurun, berkurang dan bahkan bisa hilang.
Seseorang akan menjadi manusia dalam arti sebenarnya kalau ia berkarya
betapapun kecilnya yang dapat memberi kontribusi bagi perkembangan
peradaban manusia. Dengan didakwahi, tindakan-tindakan kejahatan, kejam,
pendendam dicegah dan dilarang dan itu berarti diselamatkan . Oleh karena itu
dakwah juga berarti penyelamatan.4
C. Dakwah sebagai upaya Membangun Peradaban Manusia
Kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi, senantiasa dituntut
untuk mengikuti konsep dan kebijakan yang di wakilinya, yaitu Tuhan. Konsep dan
kebijakan Allah tertuang dalam al-Quran. Selain itu manusia juga dituntut untuk
senantiasa memiliki akhlak seperti Allah. Maksudnya manusia harus memiliki
sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah. Manusia harus berilmu karena Allah maha
mengetahui, manusia harus kreatif dan inovatif, sebab Allah maha Kretaif,
3 Eko Supriyadi, Sosialisme,166., Andy Dermawan . (Ed.), Metodologi ., h. 33
4 Andy Dermawan . (Ed.), Metodologi ., h. 35
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
14

Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 6
manusia harus selalu mencintai sesama sebab Allah Maha Pengasih dan
Penyayang, manusia harus berusaha menjadi kaya, karena Allah Maha Kaya,
harus adil dan beradab karena Allah Maha Adil.5
Sebagai khalifah Allah manusia harus berkarya sebanyak mungkin,
berkreasi dan berinovasi, kearah hal-hal yang bersifat konstruktif, artinya
mebangun tanpa merusak. Dalam mebangun peradaban di muka bumi ini, maka
pertama-tama manusia harus beriman hanya kepada Allah sehingga manusia
menjadi seorang makluk yang merdeka terhadap berbagai keterbelengguan,
kecuali kepada Allah saja. Kedua, untuk membangun peradaban manusia
memerlukan ilmu pengetahuan , oleh karena itu manusia senantiasa dituntut
untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya.
D. Fungsi Dakwah dalam Masyarakat
Secara sosiologis agama memiliki fungsi-fungsi yang penting bagi
masyarakat, antara lain:6
1. Fungsi Edukatif
Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaran petugaspetugasnya,
baik dalam upacara perayaan keagamaan, khutbah, renungan
maupun dalam pendalaman rohani . Tugas edukatif ini, maka dilaksanakan oleh
para fungsionaris, seperti kyai, pendeta, imam dan nabi. Tugas bimbingan yang
diberikan petugas-petugas agama yang menitik beratkan pada pendayagunaan
nilai-nilai rohani yang merupakan pokok-pokok kepercayaan agama. Diantara
nilai-nilai yang diberikan kepada anak didik adalah, makna dan tujuan hidup,
hati nurani dan rasa tanggung jawab.
2. Fungsi Penyelamatan
Setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup saat ini
maupun sesudah mati. Jaminan untuk memperoleh keselamatan tersebut
hanya dapat diberikan oleh agama, karena agama mengajarkan dan
memberikan jaminan dengan cara mengamalkan ajaran-ajaran agama yang
dianut.
3. Fungsi Kontrol Sosial
Agama ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang
baik yang diberlaku di masyarakat pada umumnya. Maka agama menyeleksi
terhadap kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai
kaidah yang seharusnya dilakukan dan menolak kaidah yang buruk , yang
harus ditinggalkan sebagai larangan atau tidak dilakukan. Agama juga
memberikan sanksi-sanksi yang harus dijatuhkan pada yang melanggarnya dan
mengadakan pengawasan ketat atas pelaksanaanya.
5 Andy Dermawan . (Ed.), Metodologi , h.37
6 Hendropuspito, Sosiologi Agama, ( Yogyakarta: Kanisius, 1984), h.38-57
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 7
4. Fungsi Profetis/ Kritis
Fungsi profetis atau kritis, memiliki kekhususan pada sasaran atau
caranya. Sasaran kritik ditujukan pada kategori atau golongan sosial yang
sedang berkuasa atau pemegang tapuk pemertintahan yang dalam kedudukanya
melanggar kaidah-kaidah susila sehingga menimbulkan kerugian dan
penderitaan moral maupun material kepada masyarakat. Dengan kata lain,
15

keadilan (justice) dan ketentraman (peace) masyarakat terganggu akibat
olah pemerintah yang salah.
5. Fungsi Pemupuk Persaudaraan
Fungsi ini kadang masih dipertanyakan oleh para cerdik pandai, hal ini
dikarenakan banyak fenomena yang membuktikan bahwa agama juga memacu
terjadinya konflik antar umat beragama, namun dalam sejarah umat manusia
(khususnya umat beragama) situasi kerukunan masih jauh lebih positif dari
pada negatifnya. Agama memiliki sifat untuk mempersatukan intern
pemeluknya, yang merupakan salah satu prasarat untuk meniciptakan
ketentraman dan kerukunan hidup dalam masyarakat. Agama juga
mengajarkan para pemeluknya untuk menghormati dan menghargai umat lain,
sehingga secara langsung maupun tidak langsung agama juga memiliki fungsi
mempererat persaudaraan terutama intern umat, dan antar umat beragama
dalam bentuk toleransi beragama.
6. Fungsi Transformatif
Fungsi transformatif yang dilakukan agama berarti mengubah bentuk
masyarakat lama menjadi masyarakat dalam bentuk kehidupan baru. Ini
berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru.
Kehidupan masyarakat lama dibentuk oleh nilai-nilai angkatan-angkatan
sebelumnya yang berupa pola pikir, pola rasa dan perilaku yang harus ditaati.
Nilai-nilai tersebut membentuk ide manusia menurut tipologi tertentu.
Apabila nilai-nilai tersebut ditimbang dengan nilai-nilai yang baru, yang berasal
dari agama ternyata tidak manusiawi, maka nilai-nilai tersebut dinyatakan
bertentangan dengan nilai yang sewajarnya. Maka disinilah salah satu peran
agama untuk mengadakan transformasi kearah nilai-nilai yang idieal, yang
berarti membina dan mengembangkan nilai-nilai sosial yang bermanfaat bagi
masyarakat luas.
E. Pengembangan Masyarakat
1. Pengertian Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat sering diidentikkan dengan beberapa istilah
antara laian pertumbuhan, kemajuan, pembangunan dan modernisasi. Secara
terminologis, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Islam berarti
memformulasikan dan melembagakan semua segi ajaran Islam berarti
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 8
mentranformasikan dan melembagakan semua segi ajaran Islam dalam kehidupan
keluarga (usrah), kelompok dan masyarakat.7
Pada dasarnya pengertian pengembangan masyarakat sama dengan
pembangunan. Dalam pengertian sehari-hari secara sederhana pembangunan
biasa diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Ada beberapa istilah yang identik dengan pembangunan, atau
setidaknya dapat mengantarkan kita untuk memahami apa yang disebut dengan
pembangunan. Istilah-istilah tersebut antara lain: modernisasi, perubahan sosial,
industrialisasi, westernisasi, pertumbuhan dan evolusi sosio kultural. Menurut
Rogers, pembangunan adalah: Development is a type of sosial change in which
new idea are introduced in to a sosial system in order to produce higher per
capita incomes and level living through more production methods and improved
sosial organizations. Development is modernization at the sosial system level.8
2. Tujuan Pengembangan Masyarakat
16

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan disegala bidang
kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu.
Pembangunan di Indonesia misalnya, merupakan suatu proses perubahan yang
dilakukan berdasarkan rencana tertentu, dengan sengaja, dan memang
dikehendaki, baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunan maupun
masyarakat. Menurut Soeryono Soekanto (1999: 48), proses pembangunan
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, yang menyangkut
perangkat cita-cita yang meliputi hal-hal sebagai berikut:9
a. Pembangunan harus bersifat rasionalistis, artinya harus didasarkan pada
pertimbangan rasional, dengan demikian akan menghasilkan suatu kerangka
yang singkron.
b. Adanya rencana pembangunan dan proses pembangunan. Artinya, adanya
keinginan untuk selalu membangun pada ukuran dan haluan yang
terkoordinasi.
c. Peningkatan produktifitas
d. Peningkatan standar hidup
e. Kedudukan, peranan, dan kesempatan yang sederajat dalam bidang politik,
sosial, ekonomi dan hukum.
f. Pengembangan lembaga-lembaga sosial dan sikap-sikap dalam masyarakat.
g. Konsulidasi nasional.
7 Nanih Machedrawaty& Agus Ahmad SyafeI, Pengembangan Masyarakat Islam dari
Strategi sampai Tradisi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 42
8 Rogers, E.M. Modernization Among Peaseans, theImpact of Communication. USA:
Holt, Renehart and Wiston, Inc, 1969), p.8
9 Soeyono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajagrafindo, 1999), h.48
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 9
h. Kemerdekaan nasional.
b. Sedangkan menurut Sudjana, tujuan dari pembangunan masyarakat adalah
terjadinya:10
c. Peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.
d. Pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan.
e. Terjabarnya kebijaksanaan dan program pembangunan nasional di masingmasing
pedesaan, dengan menitikberatkan pada prakarsa masyarakat itu
sendiri.
3. Strategi Pembangunan Masyarakat
Agar pembangunan dapat berjalan efektif, sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, ada beberapa strategi yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pembangunan. Strategi tertsebut, meliputi: (1) Identify, name and articulate the
problems and issues (The problem possing stage), (2) Analyse the problems and
identify the stakes ( Problem Analysis), (3) Identify aims and objectives, (4)
Prepare a detail plan action, which lists tactics, program, taks and procesessess
for achieving objectives, (5) Carry out the action pla, (6) Evaluate the whole
process and action plan in terms of anticipated and actual outcomes.11
4. Prinsip-prinsip Pengembangan Masyarakat
Agar pelaksanaan pembangunan masyarakat dapat berhasil dengan baik,
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Soedjana, ada beberapa
prinsip dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat, antara lain:12
a. Prinsip keterpaduan, yang mengandung arti bahwa program atau kegiatan
17

masyarakat disusun oleh, bersama, dalam dan untuk masyarakat atas dasar
kebutuhan dan berbagai sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
bersama dalam berbagai aspek kehidupan. Perencanaan pembangunan dapat
ditempuh dengan menggabungkan perencanaan dari masyarakat (bottom-up)
dengan perencanaan dari atas yaitu pemerintah (top-down planning), sehingga
program pembangunan masyarakat dapat berintegrasi dengan program
pembangunan nasional dan regional.
b. Prinsip berkelanjutan, bahwa pembangunan itu tidak dilaksanakan sekaligus
melainkan diselenggarakan secara bertahap, terus-menerus menuju kea rah
yang lebih baik.
10 Sudjana, Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah &
Teori Pendukung, Serta Asas. (Bandung: Falah Production, 2000), h.261
11 Susan Kenny, Developing Community for the Future Community Ddevelopment in
Australia. (Melbourne: An International Thomson Publishing Company, 1994), p.125
12 Sudjana, Pendidikan Luar Sekolah, h. 266
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 10
c. Prinsip kemampuan sendiri, bahwa program pembangunan masyarakat
disusun dan dilaksanakan dengan berangkat dari kemampuan yang dimiliki
oleh masyarakat. Keikutsertaan pihak luar, baik perorangan, lembaga maupun
pemerintah, ialah untuk memberikan dorongan dan bantuan sehingga
masyarakat dapat mendayagunakan sumber-sumber yang mereka miliki secara
efisien dan efektif.
d. Prinsip kaderisasi, bahwa pengelolaan dan program pembangunan masyarakat
hanya akan terlaksana dengan baik apabila di masyarakat tersebut terdapat
atau telah disiapkan kader-kader yang berasal dari masyarakat yang memiliki
sikap, pengetahuan, keterampilan dan aspirasi membangun untuk memenuhi
kepentingan bersama dan untuk mempersiapkan hari depan masyarakat yang
lebih baik.
5. Pembangunan sebagai Pembebasan
Semboyan pembangunan Pembangunan sebagai sebuah pembebasan
pada hakekatnya juga mengetengahkan hal-hal yang sama, yakni pembebasan
yang dimaksudkan adalah memerdekakan rakyat dari kungkungan kebodohan,
melalui upaya ,mencerdaskan seluruh anggota masyarakat, terutama mereka yang
berada pada lapisan bawah. Oleh karenannya, penafsiran tentang pembangunan
didunia meodern mengandung unsur pendidikan yang sangat dominan.
Teori pembebasan bagi Gustavo Gutierez merupakan suatu refleksi
teologi yang lahir dari ungkapan dan pengalaman serta usaha bersama untuk
menghapus situasi ketidakadilan dan untuk membangun suatu masyarakat yang
berbeda yang bebas dan lebih manusiawi. Teori pembebasan ini lebih mendekati
pada teori dependensia dimana ketergantungan ekonomi, politik dan kultur
sebagai penyebab kemunduran pada suatu bangsa.13
Paulo Freire adalah salah satu tokoh yang menekankan pada pentingnya
pendidikan dalam pembebasan dan pembangunan. Menurut Freire,
keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan yang kaum pribumi yang diakibatkan
dari adanya tindakan de-humanisasi oleh penjajah, harus segera dibebaskan
melalui pendidikan. Dengan pendidikan akan menumbuhkaan kesadaran
terhadap situasi batas yang yang menghambat kemajuan.14
Agama juga turut memberikan pengaruh terhadap pemikiaran teologi
18

pembebasan. Teologi pembebesan pada dasarnya merupakan produk gerakan
sejarah, dan merupakan aspirasi teologi yang dimulai dengan penerimaan
13 Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003),h.181
14 Paulo Freire, Pedagogy of The Oppressed. New York: Herder and Herder, 1987), p.35
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 11
masyarakat Kriseten sebagai bentuk panggilan untuk komitmen pembebasan serta
interpretasi Bible yang mendukung karya Kristus sebagai pembebas.15
Pendidikan juga merupakan hal yang paling penting dalam proses
pembangunan. Oleh karena itu berbicara mengenai pembangunan tidak bisa
terlepas dari pendidikan, karena pada dasarnya proses dari pembangunan itu
sendiri adalah pendidikan, the process of development itself is education, an
education probably more important than, but certainly as important as,
schooling.16
6. Sumber Daya Manusia: Faktor Determinan Keberhasilan
Pembangunan
Menurut David Mc Clelland dalam Moeljarto Tjokrowinoto (2001:48)17,
bahwa kualitas sumberdaya manusia yang disebut dengan achievement
motivation, adalah dorongan yang kuat untuk berprestasi, karena melalui proses
mengajar prestasi akan terpuaskan inner feeling of personal accomplishment,
yang menjadi determinan utama bagi keberhasilan pembangunan, adalah motivasi
untuk berprestasi.
Jadi dalam hal ini peran sentral kepribadian manusia dalam
pembangunan akan sangat menentukan sekali bagi keberhasilan pembangunan
tersebut. Misalnya dinegara Korea Selatan, melalui gerakan Semaul Undong,
berupaya membentuk tipe kualitas masyarakat yang membantu pembangunan
masyarakat, yang meliputi:
1) Dillegence, sikap rajin, dapat menghargai penunaian kerja yang paling
sederhana tetapi dengan sempurna.
2) Thifty, sikap hemat, timbul sebagai konsekwensi dari sikap dillegence.
3) Self help, sikap mandiri.
4) Cooperative, cara untuk mencapai tujuan secara efektif, rasional dan
mempersatukan individu dalam masyarakat.18
7. Paradigma Baru Pembangunan
Pembangunan pada awalnya ditekankan pada perlunya kapitalisasi dan yang
diperhitungkan adalah kualitas pertumbuhan ekonomi seperti yang diukur dalam
15 Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan., h. 184
16 Carnoy,M.,Education for Alternative Development. (Journal Comparative Education
Review, June 1982), p.170
17 Moeljarto Tjokrowinoto, Pembangunan Delima dan Tantangan. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001),h.48
18 Ahn Jae Rhee, Saemaul Undong & Nations Development. (Seoul, Korea, June, 06-
2002), p.42
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 12
prosentase tingkat pertumbuhan pertahun, maka dalam paradigma baru ini
menekankan perlunya kualitas dari pencapain pertumbuhan itu sendiri. Strategi
19

baru bagi masa depan pembangunan nasional harus menekankan pada prinsipprinsip
sebagai berikut:
a) Pendekatan kebutuhan dasar untuk mayoritas kaum miskin melalui
peningkatan pelayanan sosial
b) Penekanan pada distribusi pertumbuhan sebagai indikator pembangunan
c) Pertanian sebagai sektor prioritas dan pemberian kridit, informasi, input dan
infrastruktur pasar bagi kaum miskin
d) Teknologi padat karya dan tepat guna lainnya
e) Penekanan pada spek sosial dan politik sekaligus ekonomi dari
pembangunan.
F. Pemberdayaan Tujuan dari Pengembangan Masyarakat
Pemberdayaan merupakan terjemahan dari kata empowerment yang
berasal dari bahasa inggris, yaitu; power empower - empowerment.
Empowerment mengandung dua pengertian yaitu: to give power or authority
(memberi kekuatan, atau mengalihkan/ mendelegasikan kekeuasaan kepihak lain)
dan, to give ability to or enable (memberi kemampuan/memampukan atau
memberdayakan). Dari pengertian tersebut mengandung makna pokok dalam
pemberdayaaan, yaitu adanya pemberian kekuasaan dan proses peningkatan
kemampuan. Dengan pengertian tersebut di atas maka dalam tataran masyarakat
ada yang mengartikan bahwa pemberdayaan adalah sebagai proses untuk
menolong mereka yang lemah untuk memperoleh kekuasaan dan kemampuan
sehingga mereka dapat mengontrol hidupnya.
Ife19 mengemukakan pemberdayaan merupakan pemberian kekuatan
kepada individu atau kelompok dan pemberian kesempatan untuk menggunakan
kekuatan mereka sendiri. Pendapat Ife diperkuat oleh Adi20 bahwa
pemberdayaan artinya mengembangkan klien (individu, keluarga, kelompok
ataupun komunitas) dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai
daya. Dalam buku Empowerment and poverty reduction yang telah diedit oleh
Deepa Narayan pemberdayaan didefinisikan sebagai berikut Empowerment is
the expansion of assets and capabilities of poor people to participate in, negotiate
with, influence, control, and hold accountable that effect their lives 21
19 Jim Ife, Creating Community Alternatives Vision, Analisis and Practice. (Melbourne:
Longman, 1985) p.56
20 Adi. I. R, Pemberdayaan pembangunan Masyarakat dan Intervensi Komunitas.
Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI, 2003), h.54
21 Narayan Deepa, Empowerment and Poverty Reduction, (Washington: World Bank,
2002), p.53
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 13
1. Pemberdayaan Merupakan suatu Proses
Pemberdayaan merupakan proses yang terus-menerus dalam usaha
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan individu, kelompok dan
masyarakat agar tercapai wujud maupun bentuk kemandirian yang dimilikinya
selama dalam proses menjalani kehidupan. Dari pemahaman ini dapat diketahui
bahwa dalam pemberdayaan ada proses yang berjalan terus menerus dalam artian
pemberdayaan harus intens dalam rangka meningkatkan diri mereka mencapai
kemandirian.
Sementara itu Ginanjar Kartasasmita22 mengungkapkan tiga cara
pemberdayaan yang dapat dilakukan, yaitu: (1) menciptakan sesuatu yang
20

memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Kondisi ini didasarkan pada
asumsi bahwa setiap individu dalam masyarakat memiliki potensi yang dapat
dikembangkan, (2) tersedianya sarana dan prasarana penunjang, dan (3) menjaga
dan melindungi yang lemah agar tidak semakin lemah. Tujuan pemberdayaan
tersebut sebagai upaya untuk membangun daya dengan mendorong, memberikan
motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta
berupaya mengembangkannya.
Dengan adanya pemberdayaan yang dilakukan secara terus-menerus
terhadap mereka yang mengalami problem sosial dan kecacatan akan memberikan
peningkatan dan pengalaman yang banyak dalam diri mereka. Dengan
peningkatan dan pengalaman yang banyak tadi akan menumbuhkan semangat
hidup yang lebih optimis sehingga mereka mampu menatap masa depan dengan
lebih baik dan mandiri.
2. Realitas Sosial dan Dakwah Dalam Perspektif Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pelaksanaan dakwah, tujuan utama yang hendak dicapai adalah
terjadinya perubahan pada masyarakat dalam segala bidang kehidupan yang
sesuai dengan ajaran Islam. Salah satu sumber persoalan yang muncul pada
masyarakat/ negara yang sedang berkembang adalah pesatnya jumlah
pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan terbukanya peluang
kesempatan kerja. Dari segi pertumbuhan penduduk jumlah penduduk Indonesia
menduduki ranking ke 4 dunia, Cina berada pada ranking pertama (1.31 milyar),
India 1.08 milyar, Amerika Serikat 297 juta, Indonesia 222 juta, Brazil 180 juta
dan Pakistan 157 juta.
Menurut Badan Pusat Statistik jumlah penduduk miskin berkurang dari
39.30 juta pada tahuan 2006 menjadi 37.17 juta pada tahun 2007. Artinya terjadi
22Ginanjar Kartasasmita. Pembangunan untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan. (Jakarta: CIDESINDO, 1996), h.
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 14
pengurangan 2.13 juta penduduk miskin atau 1% dari jumlah penduduk
Indonesia.23Menurut GAPRI (Gerakan Anti Pemiskinan rakyat Indonesia), jumlah
kemiskinan yang mencapai angka 37.17 atau 16.68 % tersebut merupakan
kegagalan dari pemerintah dalam upaya menurunkan angka kemiskinan, yang
ditargetkan 16.66% (36.10 juta).24
Selama telama tahun 2007, kondisi kesejahteraan rakyat secara umum
masih memprihatinkan. Jumlah rakyat miskin masih cukup banyak, dan tidak
mengalami perubahan secara signifikan meski berbagai usaha telah dilakukan.
Malah menurut BPS, jumlah rakyat miskin di tahun 2006 meningkat menjadi
39,05 juta orang dari tahun sebelumnya yang berjumlah 35 juta orang. Di tahun
2007, meski pemerintah melalui BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin
turun menjadi 37,17 juta orang atau 16,58 % dari total penduduk Indonesia selama
periode bulan Maret 2006-2007.
Di bidang ketenagakerjaan, misalnya, menurut Wakil Sekjen Dewan
Pengurus Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryono Darudono,
pengangguran di Indonesia yang sekitar 40 jutaan telah menjadi ancaman buat
ASEAN, di mana kontribusi Indonesia pada angka pengangguran di wilayah itu
mencapai 60%. Pada sektor pendidikan, alokasi anggaran pendidikan yang hanya
11,85 % dari mandat sebesar 20 %, mengindikasikan pemerintah tidak peduli
21

dengan banyaknya anak-anak miskin yang putus sekolah di saat keluarganya
terbebani biaya ekonomi yang tinggi. 25
Berdasarkan data dari Education Watch Indonesia menyatakan bahwa
angka siswa putus sekolah di Indonesia mencapai 36,73%. 26 Permasalahan lain
yang muncul dalam dunia pendidikan adalah masih tingginya jumlah penduduk
yang buta aksara, sehingga tidak dapat mengakses informasi sebagai salah satu
prasayarat dalam proses pembangunan. Berikut tabel tentang jumlah penduduk
buta aksara mulai tahun 1971-2006 yang dikutip dari Ditjen PLS tahun 2006.
Perkembangan Jumlah Penduduk Buta Aksara
dalam (%) Th.1971-2006
23 http://mimodjo.blogspot.com/27 01 archive.html
24http://www.ntt-online.org/2008/01/22/angka-kemiskinan-naik-indonesiaterbelakang/.
25 http://jcsc-indonesia.blogspot.com/2007).
26 http://kammi.or.id/last/lihat.php?d=materi&do=view&id=2672).
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 15
Sumber: Ditjen PLS Th.20007
Sedangkan dari pelaksanaan dakwah, ada beberapa fenomena-fenomena
yang menarik untuk dikaji, antara lain:
1. Para muballigh telah sukses menanamkan mental paternalistic di dada umat.
Fenomena-fenomena mentalitas paternalistik yang muncul dalam
masyarakat iniberimplikasi pada sikap umat yang cenderung statis, kurang
kreatif dalam membuat inovasi-inovasi baru dalam manjawab tantangan
zaman.
2. Sebagian muballigh memperlakukan umat sebagai muallaf. Dalam konsep
dakwah yang seperti ini muballigh cenderung memposisikan diri sebagai
orang luar yang tidak menyatu dengan masyarakat, muballigh cenderung
melihat masyarakat hanya sebagai obyek, masyarakat sebagai bejana yang
kosong untuk diisi dengan materi-materi yang sesuai dengan kemauan dari
muballigh. Konsep inilah yang mengakibatkan ketidaksesuaian antara
materi dengan kebutuhan umat.
3. Pesan-pesan yang disampaikan mubligh cenderung tumpang tindih dan
acpakali diulang-ulang. Model dakwah seperti ini menandakan kurangnya
manajemen muballigh dalam mengelola materi-materi dakwah, materi
dakwah harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4. Formula dakwah yang diterapkan selama ini cenderung kaku, beku, dan
membisu. Formulasi dakwah masih terpaku pada bentuk ceramah-ceramah,
pidato-pidato, atau diskusi-diskusi terbatas yang sangat kaku. 27
3. Tahapan dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
Ditinjau dari tahapan-tahapan pengembangan masyarakat berdasar
dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah dalam membangun masyarakat Islam
27 Nanih Machendrawaty & Agus SyafeI, Pengembangan Masyarakat Islam, h. 34
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 16
melalui dakwah, ada 3 tahap dalam proses pengembangan masyarakat, antara
lain:28
a. Tahap pembentukan masyarakat Islam. Pada tahap ini dakwah dilakukan
dengan bil-lisan, dengan menitik beratkan pada penanaman dan pemantapan
22

aqidah Islam.
b. Tahap kedua adalah pembinaan dan penataan. Pada tahap ini internalisasi
dan eksternalisasi Islam muncul dalam bentuk institusionalisasi Islam secara
komprehensif dalam realitas sosial.
c. Tahap kemandirian. Pada tahap ini munculnya masyarakat yang memiliki
kualitas tinggi yang siap bersaing dengan masyarakat lain.
Sebagian ahli pengembang masyarakat lebih memfokuskan kegiatan
pembangunan pada model perubahan individual, model reformasi, model
perubahan kebiasaan, model perubahan tingkah laku. Menurut Adi sasono dan
Dawam Raharjo, 29 ada tiga model pengorganiasain masyarakat untuk pekerjaan
sosial, yaitu model pengembangan local, model pendekatan perencanaan sosial,
model aksi soial.
G. Peran Strategis Dakwah Dalam Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat.
1. Integrasi Dakwah Islam dengan Pembangunan Masyarakat
Mengapa pembangunan masyarakat itu dilaksanakan secara terintegrasi
dengan kegiatan dakwah Islam, menurut A. Suryadi ada beberapa hal :30
Islam dengan ajaranya, bertujuan untuk menjamin kesejahteraan hidup,
menjunjung tiggi nilai-nilai kemanusiaan, nilai keadilan. Manusia yang paling
mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa (al-Hujarat:13).
Islam mengajarkan bahwa orang mukmin adalah bersaudara (al-Hudjurat:10).
Islam mengajarkan gotong royong. Gotong royong atau kerjasama yang dijarkan
Islam adalah kerjasama dalam kebajikan bukan dalam hal dosa dan permusuhan
(al-Maidah:2).
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berusaha. Konsep
islam dalam hal ini sangat jelas, bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu
kaum kecuali kaum itu yang mau merubahnya, (ar-Radu: 11), Islam juga
mewajibkan umatnya untuk menuntut Ilmu. Berdasarkan ajaran ini maka Islam
mewajibakan umatnya untuk menuntut ilmu tanpa mengenal batas waktu, dan
tempat. Allah akan mengakat derajat orang-orang yang berilmu. (al-Mujadalah:11)
28 Nanih Machendrawaty & Agus SyafeI, Pengembangan Masyarakat Islam., h.31
29 Nanih Machendrawaty & Agus SyafeI, Pengembangan Masyarakat Islam, h.33
30 A. Surjadi, Dakwah Dengan Ppembangunan Masyarakat Desa, (Bandung: Mandar
Maju.1989), h. 61-63
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 17
Islam mengajarkan bahwa setiap musliam adalah pengemban ibadah (adz-
Dzariat:56), bahwa setipa hamba Allah harus tunduk, patuh, taat dan berbakti
kepada Allah sebagai pengemban amanah khilafah (perwakilan), yaitu bahwa
manusia adalah kholifah (pelaksana aturan-aturan) Tujan di muka bumi yang
harus membina kemakmuran, peradaban dan kebudayaan berdasarkan aturanaturan
Tuhan di muka Bumi (al-Baqorah:30)
2. Penguatan Ekonomi Rumah Tangga sebagai Dasar Pengembangan
dan Pemberdayaan Masyarakat Islam
a. Jiwa Kewirausahaan sebagai Modal dalam Pengembangan Ekonomi
Masyarakat
Salah satu permasalahan yang dialami umat Islam saat ini adalah
permasalahan ekonomi. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat merupakan
salah satu situasi ketidakberdayaan masyarakat. Rendahnya tingkat
23

perekonomian ini identik dengan kemiskinan yang ada dalam masyarakat, baik
itu yang disebabkan oleh kultur maupun struktur masyarakat. Kemiskinan
adalah suatu keadaan yang harus diperangi, karena tidak sesuai dengan jiwa
dan nilai-nilai semangat Islam yang identik dengan agama pembebasan, baik
pembebasan dari aqidah yang membelenggu maupun kemiskinan yang
mengarah pada kekufuran.
Berdasar hal tersebut, maka perlu adanya terobosan baru untuk
membangkitkan masyarakat, sehingga memiliki semangat juang yang tinggi
dalam pengembangan diri menuju kearah masyarakat yang memiliki tingkat
keberdayaan yang tinggi. Salah satu cara untuk mewujudkan keberdayaan
masyarakat dalam berimplikasi pada Memperkuat basis kewirausahaan dalam
kehidupan masyarakat Islam
Secara jujur etos kerja masyarakat kita masih sangat rendah, terutatama
disebabkan oleh faktor-faktor budaya, antara lain:31
1. Tidak adanya orientasi ke depan
2. Tidak adanya growth philosophy, kesadaran bahwa segala sesuatu itu
harus membesar dan mengakumulasi. Pemikiran untuk pengembangan
usaha, masih banyak yang merasa puas terhadap keberhasilan usaha yang
dilakukan.
3. Kurang ulet atau cuek
4. Berpaling ke akhirat, seperti kita miskin di dunia tapi nanti kaya di
akhirat
Dengan tumbuhnya jiwa kewirausahaan dalam diri masyarakat, maka
akan menumbuhkan kesadaran dalam diri masyarakat terhadap keterbatasan-
31 Herman Suwandi (1999), Islamisasi sains: apa signifikansinya? Dalam Miimbar studi,
Nomor 1 tahun XXIII, September-Desember, 1999, h.
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 18
keterbatasan dalam dirinya untuk bangkit dan berkembang sehingga mampu
bersaing dengan dunia luar. Jiwa kewirausahaan akan berimplikasi pada
semangat juang yang tinggi, bekerja keras, tidak kenal putus asa dalam
menjalankan setiap usaha yang tentunya dijiwai oleh nilai-nilai Islam. Hal ini
sesuai dengan ajaran Islam untuk senantiasa bekerja keras, tidak mudah putus
asa.
b. Kearah Masyarakat Islam Berbasis Keahlian Hidup
Eksistensi pendidikan dalam masyarakat ditentukan oleh sejauh mana
pendidikan itu memberikan perubahan, manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Dewasa ini dunia pendidikan sudah mulai mengarah pada pendidikan yang
berbasis pada kebutuhan masyarakat secara langsung. Oleh karena itu konsep
pendidikan tidak hanya di batasi oleh ruang dan waktu, artinya pendidikan
dapat dilaksanakan dimana saja kapan saja dengan materi yang sesuai dengan
kebutuhan masyrakat secara umum. Oleh karena itu pendidikan yang
diperlukan saat ini adalah pendidikan yang lebih otonom dan bebas sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu kehadiran pendidikan nonforma
relatif lebih diperlukan bagi masyarakat.
Salah satu hal yang penting bagi masyarakat adalah pendidikan yang
mengarah pada keahlian hidup (life skills), hal ini disebabkan karena seseorang
tidak akan mampu menangkap peluang kompetisi hidup yang lebih layak tanpa
di bekali dengan keahlian. Kemiskinan yang dirasakan oleh masyarakat kita,
24

umat Islam khususnya berkaitan erat dengan lemahnya keahlian hidup,
kecersadan, kesejahteraan dan kebergamaan.
c. Peran Dakwah Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Salah satu tujuan dakwah adalah untuk meningktkan kesejahteraan
masyarakat dalam seluruh bidang kehidupan manusia, tak terkecuali bidang
ekonomi. Bidang ekonomi berkaitan langsung dengan kesejahteraan
masyarakat, yang berimplikasi pada status sejahtera dan tidak sejahtera dan
kaya-miskin. Saat ini kemiskinan menjadi isu yang sangat aktual untuk dibahas,
berbagai masalah yang berkaitan dengan kemiskinan muncul dalam
masyarakat, seperti gizi buruk pada balita, ibu hamil yang kekurangan isapan
gizi, banyaknya pengemis jalanan, anak jalanan. Fenomena-fenomena tersebut
mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat masih kurang.
Berkaitan dengan masalah tersebut di atas, salah satu tugas dakwah
membebaskan masyarakat dari keterbelengguan ekonomi, kemiskinan. Konteks
pemahaman tentang peran dakwah dalam pemberdayaan ekonomi umat ini
lebih berorientasi pada dakwah bil-hal, dengan harapan bahwa dakwah dituntut
mampu memberikan perubahan pada masyarakat. Namun bukan semata-mata
perubahan yang nampak secara fisik, akan tetapi yang paling pokok adalah
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 19
perubahan dalam pola pikir masyarakat yaitu tumbuhnya kesadaran terhadap
dirinya sendiri tentang kekurangan dan potensi yang dimilikinya.
H. Pendekatan Pendidikan Berbasis Agama dalam Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Pada dasarnya antara dakwah dan pendidikan adalah dua unsur yang
menyatu, dimana dalam dakwah ada unsur pendidikan atau sebaliknya dalam
pendidikan ada unsur dakwah. Pandangan ini akan dapat diterima sejauh kita
memahami bahwa pada dasarnya dalam kehidupan ini nilai-nilai agama itu dapat
diuraikan dalam seluruh bidang kehidupan manusia, atau dengan kata lain seluruh
aspek kehidupan ini tidak bisa terlepas dari nilai-nilai ajaran agama, termasuk
dalam pendidikan.
Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan dan dakwah kedua-duanya dapat
dilaksanakan pada tempat yang sama , antara lain melalui lembaga pendidikan
formal, pendidikan non formal dan informal.
1. Lembaga-lembaga Pendidikan Formal
Pendidikan formal artinya lembaga pendidikan yang memiliki kurikulum,
siswa sejajar kemampuannya, pertemuan rutin dan sebagainya. Seperti sekolah
dasar, sekolah menengah pertama dan lain sebagainya. Yang mana di pendidikan
formal ini pada kurikulum yang dianutnya terdapat bidang pengajaran agama,
apalagi di lembaga-lembaga pendidikan dibawah lingkungan Dep. Agama,
Pendidikan Agama menjadi pokok pengajarannya.
Didalam pendidikan formal (sekolah), hendaknya dibedakan antara
pendidikan agama dengan pengajaran agama. Pendidikan agama berarti usahausaha
secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya
mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan pengajaran agama berarti
Pemberian pengetahuan agama kepada anak, agar supaya mempunyai
pengetahuan agama.
2. Pendidikan non formal dan Informal
Khusus dalam pendidikan non formal, nilai-nilai keagamaan dapat
25

diterapkan didalamnya. Sistem pendidikan non formal ini antara lain berbentuk
pondok pesantren, PAUD, lembaga-lembaga kursus. Perlu kita ketahuai bahwa
konsep pendidikan luar sekolah pada dasarnya memiliki peran startegis dalam
upaya pembangunan masyarakat. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya
pendidikan luar sekolah lahir dan berkembang dari masyarakat, sehingga memiliki
cakupan yang lebih luas, menyeluruh pada setiap aspek-aspek kehidupan. Peran
straegis PLS dalam pengembangan masyarakat ini juga dikarenakan asas-asas
yang ada dalam PLS sangat mendukung bagi pembangunan masyarakat. Asas-asas
tersebut antara lain: 1) asas kebutuhan, 2) asas pendidikan sepanjang hayat, 3)
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 20
asas relevansi dengan pembangunan masyarakat dan 4) asas wawasan ke masa
depan.
Asas kebutuhan berarti bahwa pendidikan luar sekolah harus berdasar
pada kebutuhan hidup manusia, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan belajar.
Asas Pendidikan sepanjang hayat, mengandung makna bahwa hakekat pendidikan
adalah merupakan kewajiban sepanjang hayat. Asas relevansi dengan
pembangunan masyarakat mengandung makna bahwa pendidikan luar sekolah
harus sesuai dengan program-program pembangunan, mampu menjawab
terhadap persoalan-persoalan pembangunan sehingga mampu memecahkan
persoalan-persoalan pembangunan demi terlaksananya pembangunan. Sedangkan
asas wawasan ke depan, berarti bahwa PLS harus senantiasa berorientasi pada
arah perubahan masyarakat ke depan, pendidikan harus pro-aktif terhadap
perkembangan masyarakat, pendidikan harus mampu menjawab perkembangan
masyarakat. Pembahasan mengenai peran PLS dalam pengembangan masyarakat
juga tidak terlepas dari eksistensi agama dalam masyarakat, yang pada dasarnya
merupakan faktor yang menyebabkan tumbuhnya dan berkembangnya pendidikan
masyarakat atau PLS.
IV. Kesimpulan
Dakwah dalam perspektif pengembangan dan pemberdayan masyarakat lebih
berorientasi pada bagaimana peran dakwah dalam mengaktualisasukan nilai-nilai
Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga dakwah memberikan kontribusi bagi
tatanan kehidupan bermasyarakat. Dakwah adalah sebuah praksis, sehingga dakwah
dituntut untul senantiasa memberikan perubahan bagi masyarakat, perubahan dari
hal-hal yang kurang baik menjadi baik, dari yang sudah baik menjadi lebih baik dan
mempertahankan hal-hal yang sudah baik tersebut sebagai pencerminan terhadap
nilai-nilai ajaran Islam.
Dakwah merupakan sebuah gerakan kemanusian harus senantiasa berorientasi
pada upaya membangun kesadaran masyarakat untuk menjadi muballigh bagi dirinya
sendiri. Oleh karena itu dakwah harus berorientasi pada proses dialog dalam rangka
menumbuhkan kesadaran akan potensi masyarakat sebagai makluk kreatif yang
memiliki kemampuan untuk mengelola diri dan lingkungannya. Esensi dakwah bukan
terletak pada usaha merubah masyarakat, tetapi lebih berorientasi pada usaha
menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk merobah diri dengan kesadaran dan
pemahamannya terhadap masalah yang mereka hadapi.
Dakwah dalam persepektif pengembangan dan pemberdayaan pada dasarnya
tidak terlepas dari konsep dakwah sebagai sebuah pembebasan, dakwah harus mampu
membebaskan manusia dari situasi-situasi batas yang menghambat terhadap
perkembangan umat, seperti kemiskinan, kebodohan dan rendahnya tingkat kesehatan
26

dan kesejahteraan masyarakat. Dakwah juga merupakan pemberadaban umat, hal ini
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 21
erat kaitanya dengan tujuan dakwah dalam membentuk moralitas masyarakat. Dakwah
harus mampu memberikan perubahan bagi moral masyarakat, sehingga terbentuk
masyarakat yang berperadaban, menjunjung tinggi nilai-nilai humanisme dalam
masyarakat. Oleh karena itu dakwah tujuan dakwah adalah terbentuknya kesetaraan
antar anggota masyarakat, tidak ada pendeskriditan, marginalisasi, diskrimanisi dalam
masyarakat, yang ada hanyalah kesamaan sebagai sesama ciptaan Allah.
Dakwah juga merupakan penyelamatan bagi umat manusia, hal ini erat
kaitanya dengan tujuan dakwah yaitu untuk menyelamatkan manusia dari siksa
neraka, untuk memperoleh kebahagiaan dunia-akhirat. Oleh karena itu dakwah pada
dasarnya adalah proses penyampaian kaidah-kaidah Islam demi tercapainya
keselamatan umat baik di dunia maupun di akhirat.
Implikasi dari perspektif dakwah dalam pengembangan dan pemberdayaan
umat dapat dilihat dari peran dakwah/lembaga-lembaga dakwah dalam kehidupan
masyarakat, bahwa dakwah adalah sebuah pembebasan, pemberadaban dan
penyelamatan. Peran dakwah dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan
dan kesehatan diperankan oleh lembaga/organisai Islam. Bidang ekonomi dapat
dilakukan dengan upaya untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan, meningkatkan
ketrampilan masyarakat untuk mengembangkan usaha. Bidang pendidikan
berorientasi pada peningktan kualitas sumberdaya manusia, baik melalui pendidikan
formal, informal dan non-formal. Bidang kesejahteraan dan kesehatan berorientasi
pada meningkatnya kesejahteraan dan kesehatan masyarakat sehingga menumbuhkan
generasi muda yang kuat dan siap berkompetisi dan mampu menjawab perkembangan
zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Carnoy,M.,Education for Alternative Development. Journal Comparative Education
Review, June 1982
____________________________ Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda
Vol: II, No. I Juni 2010 ________________________________________________
Halaman 22
Deepa, Narayan. Pembangunan untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan. Jakarta: CIDESINDO, 1996
Dermawan, Andy. (Ed.), Metodologi Ilmu Dakwah,Yogyakarta: LESFI, 2000
E.M.Rogers. Modernization Among Peaseans, theImpact of Communication. USA:
Holt, Renehart and Wiston, Inc, 1969
Faqih, Mansour. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003
Freire, Paulo Freire. Pedagogy of The Oppressed, New York: Herder and Herder, 1987
Hendropuspito, Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1984
http://jcsc-indonesia.blogspot.com/2007).
http://kammi.or.id/last/lihat.php?d=materi&do=view&id=2672).
http://mimodjo.blogspot.com/27 01 archive.html
http://www.ntt-online.org/2008/01/22/angka-kemiskinan-naik-indonesiaterbelakang/.
I.R, Adi. Pemberdayaan pembangunan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta:
Lembaga Penerbitan FEUI, 2003
Ife, Jim. Creating Community Alternatives Vision, Analisis and Practice, Melbourne:
Longman, 1985
27

Kenny, Susan. Developing Community for the Future Community Ddevelopment in
Australia. Melbourne: An International Thomson Publishing Company, 1994
Machedrawaty, Nanih& SyafeI Agus Ahmad. Pengembangan Masyarakat Islam dari
Strategi sampai Tradisi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001
Rhee, Ahn Jae. Saemaul Undong & Nations Development. Seoul, Korea, June, 06-
2002
Soekanto, Soeyono . Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajagrafindo, 1999
Sudjana, Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah &
Teori Pendukung, Serta Asas. Bandung: Falah Production, 2000
Supriyadi, Eko. Sosialisme Islam, Pemikiran Ali Syariati , Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2003
Surjadi, A. Dakwah Dengan Pembangunan Masyarakat Desa, Bandung: Mandar
Maju.1989
Suwandi, Herman. Islamisasi sains: apa signifikansinya? Dalam Miimbar studi,
Nomor 1 tahun XXIII, September-Desember 1999
____ Nur Kholik Affandi, Dakwah dalam Prespektif Pengembangan Masyarakat
Vol: II, No. I Juni 2010 _________________________________________________
Halaman 23
Tjokrowinoto, Moeljarto. Pembangunan Delima dan Tantangan,Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001
JUDUL 2
DAKWAH
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini adalah bagian dari seri
Islam

Rasul

Nabi Muhammad SAW
.
Kitab Suci

Al-Qur'an
.
Rukun Islam
1. Syahadat 2. Salat 3. Zakat
4. Puasa 5. Haji
28

Rukun Iman
Iman kepada: 1. Allah
2. Malaikat 3. Kitab Allah 4. Rasul
5. Hari Akhir 6. Qada & Qadar
Tokoh Islam
Muhammad SAW
Nabi & Rasul Sahabat
Ahlul Bait
Kota Suci
Mekkah & Madinah
Kota suci lainnya
Yerusalem Najaf Karbala
Kufah Kazimain
Mashhad Istanbul Ghadir Khum
Hari Raya
Idul Fitri & Idul Adha
Hari besar lainnya
Isra dan Mi'raj Maulid Nabi
Arsitektur
Masjid Menara Mihrab
Ka'bah Arsitektur Islam
Jabatan Fungsional
Khalifah Ulama Muadzin
Imam Mullah Mufti
Hukum Islam
Al-Qur'an Hadist
Sunnah Fiqih Fatwa
Syariat Ijtihad
Manhaj
Salafush Shalih
Mazhab
1. Sunni:
Hanafi Hambali
Maliki Syafi'i
2. Lain-lain:
Ibadi Khawarij
Murji'ah Mu'taziliyah
Lihat Pula
Portal Islam
Indeks mengenai Islam
lihat bicara sunting
29

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan
akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang
berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi
"Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Ilmu Dakwah
2 Tujuan utama dakwah
3 Fiqhud-dakwah
o 3.1 Dakwah Fardiah
o 3.2 Dakwah Ammah
o 3.3 Dakwah bil-Lisan
o 3.4 Dakwah bil-Haal
o 3.5 Dakwah bit-Tadwin
o 3.6 Dakwah bil Hikmah
[sunting] Ilmu Dakwah
Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian
orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi,
agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i"
sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan
fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".
[sunting] Tujuan utama dakwah
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan
di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada
umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya,
keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di
antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari
Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah
(Ethiopia).
[sunting] Fiqhud-dakwah
Ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan dengan dakwah, sehingga
para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran Islam akan tetapi mereka juga didukung
oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan Risalah al Islamiyah.
[sunting] Dakwah Fardiah
30

Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain
(satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya
dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk
kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi
contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara
tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).
[sunting] Dakwah Ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan
yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka.
Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato).
Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan
dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.
[sunting] Dakwah bil-Lisan
Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah
atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi
efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah
hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram,
disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.
[sunting] Dakwah bil-Haal
Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini
dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i
(juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima
dakwah.
Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah
bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum
Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.
[sunting] Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah
melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan
tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.
Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau
penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada".
[sunting] Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu
melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan
dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik.
31

Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.
Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani
diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara lain:
Menurut bahasa:
adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an dan Injil
memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan
ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama
obyek kebenaran(al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal
pengetahuan atau ma'rifat.
Menurut istilah Syar'i:
valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya,
wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan
tegas dan tepat.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dakwah&oldid=5738876"











JUDUL 3
KEDUDUKAN DAKWAH DALAM PERSPEKTIF SYARIAH & NILAI MORAL
Tuesday, 22 April 2008 00:00 Admin
Bila Dakwah dilihat dari maknanya secara etimologis dan terminologis, dengan yakin kita
dapat menyatakan, bahwa dakwah memiliki nilai dan kedudukan yang sangat tinggi. Lebih
32

yakin lagi ketika mendapatkan kejelasan dan penegasan dari sumber segala sumber bagi
dakwah :

Tingkat kewajiban Dakwah yang sangat tinggi.
Untuk melihat ketinggian tingkat kewajiban Dakwah, sebaiknya kita cermati definisi
terminologi Dakwah. Ibnu Taimiah misalnya mengartikan dakwah dengan mengajak untuk
beriman kepada Allah dan kepada risalah Nabi Muhammad saw yang mencakup ajaran
Rukun Iman dan Rukun Islam (6) .
Ustadz al-Bahi al-khuli mengatakan, bahwa dakwah ialah kegiatan untuk menghantarkan
umat dari suatu tempat / kondisi ke tempat / kondisi yang lain (7).
Rauf Syalabi mendefinisikan dakwah sebagai gerakan revitalisasi sistem Ilahi yang
diturunkan Allah kepada Nabi terakhir (8).
Sedangkan Abu Bakar Dzikri menjelaskan bahwa dakwah adalah bangkitnya para ulama
Islam untuk mengajarkan Islam kepada umatnya, agar mereka dapat memahami agamanya,
mengerti tentang makna kehidupan, sesuai kemampuan setiap ulama (9).
Al-Bayanuni menyimpulkan dari sekian banyak definisi dakwah, bahwa dakwah adalah
kegiatan menyampaikan Islam kepada manusia, mengajarkan mereka dan mengaktualisasi
dalam kehidupan (10).
Pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa Dakwah ialah menyampaikan Islam kepada
umat manusia seluruhnya dan mengajak mereka untuk komitmen dengan Islam pada setiap
kondisi. Atau dengan kata lain dakwah ialah segala aktifitas kebajikan yang sesuai dengan
nilai-nilai dan prinsip Islam dalam rangka membawa manusia kepada kesejahteraan dan
kebahagiaan hidup.
Dalam kajian hukum, para ulama yang berpendapat wajib kifayah atau wajib ain (11),
mereka sepakat bahwa dakwah merupakan kewajiban menghantar umat ke jalan yang
diridhoi Allah, sehingga dakwah benar-benar menjadi ahsana qaulan (Fushilat: 33) dan para
pengembannya menjadi khairu ummah (Ali Imran: 110).
Dakwah bukan sekedar kebaikan individu atau amal salih suka rela.
Lebih dari itu, dakwah merupakan hak orang lain yang harus dipenuhi, seperti tercantum
penjelasannya dalam hadits muttafaq alaih: Din (al-Islam) adalah nasehat, bagi Allah,
RasulNya, KitabNya, Pemimpin umat dan Umat pada umumnya (12).
Nasehat untuk umat pada umumnya adalah mengajak kepada kebaikan, mengajarkan agama,
membantu mereka, membimbing untuk saling mencintai di jalan Allah (Syarh Muslim, Imam
an-Nawawi 2/37).
Sebagaimana Rasulullah saw menjelaskan hak seorang muslim atas muslim lainnya, antara
lain: jika diminta nasehat maka harus memberi nasehat (al-hadits).
Dakwah adalah mediator taqarrub kepada Allah swt.
33

Seperti tersirat dalam firman Allah swt : Katakanlah (hai Muhammad), inilah jalanku, aku
dan orang yang mengikutiku senantiasa berdakwah (untuk kamu) kepada Allah dengan hujjah
yang nyata, Maha Suci Allah dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik (Yusuf: 108).
Dakwah sebagai mediator taqarrub kepada Allah, karena menjalankan dakwah berarti
menjalankan perintah Allah dan mengikuti tuntunan RasulNya. Lebih dari itu dakwah
merupakan jejak langkah para nabi dalam menebarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan
kepada manusia (13).
Kewajiban dakwah bukan sesuatu yang memberatkan.
Mengapa ? Karena betapapun ada yang merasa berat menjalankan dakwah, tetapi perasaan itu
diimbangi dengan motivasi stimulan bagi pelaksanaan dakwah secara konsisten dengan
perolehan ganjaran dan pahala yang besar dari Allah swt, antara lain dapat kita cermati
hadits-hadits berikut :
Amar Makruf Nahi Munkar merupakan kunci keselamatan: Perumpamaan orang
yang taat hukum Allah dan yang melanggarnya seperti kaum yang memenuhi kapal
laut, sebagian mereka menempati bagian atas kapal, sebahagian yang lain di bawah.
Orang-orang yang di bahagian bawah kapal jika ingin mengambil air, mereka harus
melewati orang-orang yang berada di bagian atas, mereka berkata: Kalau kita lubangi
saja kapal ini agar kita dapat memperoleh bagian kita (air) tanpa mengganggu orang-
orang di atas. Jika penumpang kapal membiarkan mereka dan keinginannya, mereka
semua akan celaka, tetapi jika mereka mencegah rencana buruk mereka, nicaya
mereka semua akan selamat (14).
Dakwah adalah pekerjaan mulia: Allah memberikan petunjuk kepada seseorang
lewat (dakwah) mu adalah lebih baik dari unta merah atau lebih baik dari terbitnya
matahari (al-hadits).
Dakwah adalah amal jariah, pahalanya terus mengalir selama kebaikan dari
dakwahnya terus diamalkan: Barangsiapa berdakwah kepada petunjuk (kebajikan)
niscaya ia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang melakukan tidak
kurang sedikitpun dari pahalanya. Barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, ia
memperoleh dosanya dan dosa orang yang melakukannya tidak kurang sedikitpun dari
dosanya (riwayat Muslim, bab Ilmu no: 2674).

Kewajiban berdakwah dirasakan ringan juga dapat dilihat dari sisi lain, bahwa takalif
syar'iyah tidak ada yang di luar kemampuan manusia, Bertakwalah kalian kepada Allah
semampunya. Rasulullah saw bersabda: Sampaikan dariku walau satu ayat (al-hadits).
Apalagi jika dakwah dilihat dari sisi faktor-faktor mengapa harus berdakwah, baik factor
akidah, maupun factor kebutuhan hidup manusia dalam rangka meraih kelestarian hidup,
keharmonisan dan kesejahteraan (15).

Anda mungkin juga menyukai