Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL UJI KOMPETENSI HEMATOLOGI

Pemeriksaan Trombosit dengan larutan ammonium Oxsalat Bennedict 1. Siapkan satu tabung reaksi yang steril dan bebas lemak 2. Dimasukkan 8 tetes urine 3. Tambahkan 5 ml reagen bennedict 4. Panaskan dipenangas bunsen 5. Amati perubahan warna pertama yang terbentuk Interpretasi Bennedict Biru Hijau endapan kuning Kuning Jingga Merah bata endapan -+ ++ +++ ++++

Perhatian : membaca hasil harus segera setelah diangkat dan dikocok bila dibiarkan lebih lama hasilnya akan lebih positif. Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopik meliputi pemeriksaan protozoa, telur cacing, leukosit, eritosit, sel epitel, kristal, makrofag dan sel ragi. Dari semua pemeriksaan ini yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap protozoa dan telur cacing menggunakan larutan lugol 1-2% dan eosin 1-2%. a. Protozoa

Biasanya didapati dalam bentuk kista, bila konsistensi tinja cair baru didapatkan bentuk trofozoit.

b.

Telur cacing

Telur cacing yang mungkin didapat yaitu Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Enterobius vermicularis, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis dan sebagainya.

c.

Leukosit

Dalam keadaan normal dapat terlihat beberapa leukosit dalam seluruh sediaan. Pada disentri basiler, kolitis ulserosa dan peradangan didapatkan peningkatan jumlah leukosit. Eosinofil mungkin ditemukan pada bagian tinja yang berlendir pada penderita dengan alergi saluran pencenaan. Untuk mempermudah pengamatan leukosit dapat ditambah 1 tetes asam acetat 10% pada 1 tetes emulsi feces pada obyek glass.

d.

Eritrosit

Eritrosit hanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon, rektum atau anus. Sedangkan bila lokalisasi lebih proksimal eritrosit telah hancur. Adanya eritrosit dalam tinja selalu berarti abnormal.

e.

Epitel

Dalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel epite lyaitu yang berasal dari dinding usus bagian distal. Sel epitel yang berasal dari bagian proksimal jarang terlihat karena sel inibiasanya telah rusak. Jumlah sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau peradangan dinding usus bagian distal.

f.

Kristal

Kristal dalam tinja tidak banyak artinya. Dalam tinja normal mungkin terlihat kristal tripel fosfat, kalsium oksalat dan asam lemak. Kristal tripel fosfat dan kalsium oksalat didapatkan setelah memakan bayam atau strawberi, sedangkan kristal asam lemak didapatkan setelah banyak makan lemak. Sebagai kelainan mungkin dijumpai kristal Charcoat Leyden Tinja, Butir-butir amilum dan kristal hematoidin. Kristal Charcoat Leyden didapat pada ulkus saluran pencernaan seperti yang disebabkan amubiasis. Pada perdarahan saluran pencernaan mungkin didapatkan kristal hematoidin.

g.

Makrofag

Sel besar berinti satu dengan daya fagositosis, dalam sitoplasmanya sering dapat dilihat bakteri selain eritrosit, lekosit .Bentuknya menyerupai amuba tetapi tidak bergerak.

h.

Sel ragi

Khusus Blastocystis hominis jarang didapat. Pentingnya mengenal strukturnya ialah supaya jangan dianggap kista amoeba

i.

Jamur

1)

Pemeriksaan KOH Pemeriksaan KOH adalah pemeriksaan tinja dengan menggunakan larutan KOH

(kalium hidroksida) untuk mendeteksi adanya jamur, sedangkan pemeriksaan tinja rutin adalah pemeriksaan tinja yang biasa dilakukan dengan menggunakan lugol.

Untuk membedakan antara Candida dalam keadaan normal dengan Kandidiasis adalah pada kandidiasis, selain gejala kandidiasis, dari hasil pemeriksaan dapat ditemukan bentuk pseudohifa yang merupakan bentuk invasif dari Candida pada sediaan tinja. Timbulnya kandidiasis juga dapat dipermudah dengan adanya faktor risiko seperti diabetes melitus, AIDS, pengobatan antikanker, dan penggunaan antibiotika jangka panjang. Kalau memang positif kandidiasis dan terdapat gejala kandidiasis, maka biasanya dapat sembuh total dengan obat jamur seperti fluconazole, tetapi tentu saja bila ada faktor risiko juga harus diatasi. Swap adalah mengusap mukosa atau selaput lendir atau pseudomembran kemudian hasil usapan diperiksa secara mikroskopik, sedangkan biopsi adalah pengambilan jaringan atau sel untuk dilakukan pemeriksaan secara mikroskopik juga.

Pemeriksaan SGPT dan SGOT Memperlihatkan dan memahami konsep aktivitas spesifik enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) dan Glutamate-Oksaloasetat Transaminase (GOT)

Teori singkat SGOT singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase, Sebuah enzim yangbiasanya hadir dalam dan jantung sel-sel hati. SGOT dilepaskan ke dalam darah ketika hati ataujantung rusak. Tingkat darah SGOT ini adalah demikian tinggi dengan kerusakan hati (misalnya,dari hepatitis virus ) atau dengan penghinaan terhadap jantung (misalnya, dari serangan jantung).Beberapa obat juga dapat meningkatkan kadar SGOT. SGOT juga disebut aspartateaminotransferase (AST). Sedangkan SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamic Piruvic Transaminase, SGPTatau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak

ditemukanpada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlahyang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tesSGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkanpada proses kronis didapat sebaliknya. SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secarasemi otomatis atau otomatis. Nilai rujukan untuk SGPT/ALT adalah : Laki-laki : 0 50 U/L Perempuan : 0 35 U/L

Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat dikatakan rusak bila jumlah enzim tersebutdalam plasma lebih besar dari kadar normalnya.Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :

Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitasobat atau kimia)

Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatanempedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)

Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosisbiliaris

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar

Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapatmeningkatkan kadar

Hemolisis sampel Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin,

karbenisilin,eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparatdigitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.

Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar

Alat:

Spekrtrofotometer Tabung reasi + rak Jarum suntik Alcohol pads Mikropipet Tipp

Bahan:

Plasma darah (hindarkan hemolisis) Reagen 1 (R1/reagen enzim):-.

o o o

Tris Buffer pH7,5 100 mmol/L L-Alanin 500 mmol/L-. LDH 1200 U/L Reagen 2 (R2/reagen pemulai): -.

2-oxoketoglutarat 15 mmol/L-. NADH0,18 mmol/L

Cara kerja: 1. Lakukan pengambilan darah sebanyak 3ml (hindari hemolisis), masukkan

kedalamtabung vacutest kemudian disentrifugasi untuk mendapatkan plasmanya 2. Hangatkan reagen dan cuvet pada temperature yang diinginkan dan temperature haruskonstan (0,5C) 3. lalu diinkubasi selama 5 menit padatemperatur 37C 4. Tambahkan reagen 2, masing-masing sebanyak 250 5. Campurkan reagen dengan sampel, baca absorbansi pada panjang gelombang 365nm,setelah 1 menit dan pada saat yang sama, hitung waktu dengan stopwatch 6. Baca lagi absorbansi dengan pasti setelah 1 menit, 2 menit dan 3 menit

Anda mungkin juga menyukai