Anda di halaman 1dari 11

TUGAS I PENGELOLAAN B3 TL 3204 Bahan Berbahaya dan Beracun: Ozon

Oleh :

Nurul Setia Pertiwi 15309016

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012

BAB I PENDAHULUAN

1. Sejarah dan Proses Pembentukan Ozon Ozon pertama kali ditemukan oleh C.F. Schonbein pada tahun 1840. Penamaan ozon diambil dari bahasa yunani Ozein yang dalam bahasa Inggris berarti smell atau bau dalam bahasa Indonesia. Ozon dikenal sebagai gas yang tidak memiliki warna. Pada tahun 1867, Soret mengumumkan bahwa ozon adalah sebuah molekul gas yang terdiri tiga buah atom oksigen (O3). Secara alamiah ozon dapat terbentuk melalui radiasi sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari. Chapman menjelaskan pembentukan ozon secara alamiah pada tahun 1930. Hal tersebut menjelaskan bahwa bahwa sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari mampu menguraikan gas oksigen di udara bebas. Molekul oksigen terurai menjadi dua buah atom oksigen, proses ini kemudian dikenal dengan nama fotolisis. Kemudian, secara alamiah molekul oksigen bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang ada disekitarnya, dan terbentuklah ozon. Ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer yang kita kenal dengan nama ozone layer (lapisan ozon) adalah ozon yang terjadi dari hasil proses alamiah fotolisis. Proses semacam ini terjadi pula pada smog (kabut) yang terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta, yang sarat dengan polusi udara. Gas NOx dan hidrokarbon dari asap buangan kendaraan bermotor dan berbagai kegiatan industri, merupakan sumber pembawa terbentuknya ozon. Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada jarak gelombang 242 nanometer dan disingkirkan dengan fotolisis dari sinar dengan jarak gelombang yang lebih besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 - 330 nm. Penggabungan proses-proses ini efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam lapisan dan penyerapan 90% sinar UV. Selain proses alamiah, ozon juga dapat dibuat dengan mempergunakan peralatan, antara lain dengan metode electrical discharge dan sinar radioaktif. Pembuatan ozon dengan electrical discharge pertama kali dilakukan oleh Siemens pada tahun 1857 dengan mempergunakan metode dielectric barrier discharge. Pembentukan ozon dengan electrical discharge secara prinsip sangat mudah. Devins pada tahun 1956, menjelaskan bahwa tumbukan dari elektron yang dihasilkan oleh electrical discharge dengan molekul oksigen menghasilkan dua buah atom oksigen. Selanjutnya atom oksigen secara alamiah bertumbukan kembali dengan molekul oksigen di sekitarnya, lalu terbentuklah ozon. Metode electrical discharge merupakan metode yang paling banyak dipergunakan dalam pembuatan ozon diberbagai kegiatan industri.

2. Pemanfaatan Ozon Pemanfaatan ozon telah dilakukan lebih dari seratus tahun yang lalu. Ozon pertama kali di pergunakan oleh Nies dari Prancis pada tahun 1906 untuk membersihkan air minum. Berawal dari kesuksesan Nies ini di berbagai negara Eropa penggunaan ozon untuk mengolah air minum berkembang pesat. Di Asia, pemanfaatan ozon untuk mengolah air minum pertama kali dilakukan di Kota Amagasaki, Jepang, pada tahun 1973. Namun, pemanfaatan ozon saat itu masih terbatas hanya untuk menghilangkan bau. Di Amerika, pemanfaatan ozon terhitung lambat, ozon dipergunakan pertama kali pada pusat pengolahan air di Los Angeles pada tahun 1987. Memasuki tahun 1990-an pemanfaatan ozon berkembang sangat pesat. Berbagai pemanfaatannya antara lain untuk pengolahan air minum dan air limbah, ozon untuk sterilisasi bahan makanan mentah, serta ozon untuk sterilisasi peralatan. Luasnya ruang lingkup penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa disekitarnya) serta memiliki oksidasi potential 2,07 V. Ozon dengan kemampuan oksidasinya dapat menguraikan berbagai macam senyawa organik beracun yang terkandung dalam air limbah, seperti benzene, atrazine, dioxin (Daito, 2000), dan berbagai zat pewarna organik (Sugimoto, 2000). Sifat oksidatornya yang kuat, membuat ozon sangat baik untuk desinfeksi (membunuh kuman), detoksifikasi (menetralkan zat beracun) dan deodorisasi (menghilangkan bau tidak enak) dalam air dan udara. Melalui proses oksidasinya pula ozon mampu membunuh berbagai macam

mikroorganisme seperti bakteri Escherichia coli, Salmonella enteriditis, serta berbagai bakteri patogen lainnya (Violle, 1929). Ozon juga dapat dipergunakan untuk mengawetkan bahan mentah makanan seperti daging dan ikan dengan menghambat perkembangan jamur (Kuprianoff, 1953). Hal yang sama juga dipergunakan untuk menghambat perkembangan jamur (Botrytis cinerea) pada sayur dan buahbuahan (Barth, 1995). Dalam bidang kedokteran, ozon mulai banyak dipergunakan setelah ditemukannya alat penghasil ozon untuk sterilisasi kedokteran oleh J. Hansler pada tahun 1957. Penggunaan ozon dalam bidang kedokteran antara lain adalah untuk mencuci peralatan kedokteran. Ozon dapat pula dipergunakan untuk meperlancar jalannya aliran darah. Di Jepang penggunaan ozon sebagai salah satu metode untuk mencuci peralatan kedokteran telah mendapatkan pengesahan dari Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan pada tahun 1995.

3. Informasi Umum

Nama IUPAC Nomor CAS Rumus molekul Massa molar Penampilan Densitas Titik lebur Titik didih

: Trioksigen : [10028-15-6] : O3 : 47,998 gmol1 : gas berwarna kebiruan : 2,144 gL1 (0 C), gas : 80,7 K, 192,5 C : 161,3 K, 111,9 C : 0,105 g100mL1 (0 C) : +142,3 kJmol1

Kelarutan dalam air

Entalpi pembentukan standar (fHo298) Entalpi molar standar So298

: 237,7 JK1.mol1

4. Lapisan Ozon Ozon sering dihubungkan dengan peristiwa global warming akibat penipisan lapisan ozon. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 - 48 km (12 - 30 mil) di atas permukaan bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet dari matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil. Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di bumi karena melindungi dari radiasi sinar UV yang dapat menyebabkan kanker kulit. Oleh karena itu, para ilmuwan mengkhawatirkan ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia kloro fluoro karbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar matahari yang menyebabkan klorin

dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon. Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.

BAB II IDENTIFIKASI B3 BERDASARKAN MSDS

1. Identifikasi Produk Sinonim Nomor CAS Berat molekul : Oksigen Triatomic : 10028-15-6 : 48,0

Rumus molekul : O3 2. Komposisi / Informasi tentang Bahan Komponen Nomor CAS Konsentrasi Bahaya : gas ozon : 10028-15-6 : 1 - 15% : Ya

3. Identifikasi Bahaya Kondisi Darurat Sangat reaktif, konsentrasi ozon > 15% dapat meledak jika berkontak dengan zat organik, terutama agen pereduksi kuat. Ozon merupakan oksidator kuat dan meningkatkan panas. Biasanya dimulai pada suhu lebih rendah dari oksidasi dengan oksigen. Bereaksi dengan senyawa organik non-jenuh untuk menghasilkan ozonides, yang tidak stabil dan dapat terurai dengan kekerasan ledakan. Ozon adalah gas yang tidak stabil dan pada suhu normal terurai menjadi oksigen diatomik. Pada suhu tinggi dan dengan adanya katalis tertentu seperti hidrogen, tembaga besi, dan kromium, dekomposisi ini memungkinkan untuk menjadi eksplosif. Potensi Efek Kesehatan Penghirupan: Menyebabkan batuk kering, iritasi mulut dan hidung, tenggorokan, dan dada, serta dapat menyebabkan kesulitan bernafas hingga sakit kepala karena kelelahan. Bau yang tajam mudah terdeteksi pada konsentrasi rendah (0,01-0,05 ppm). Kulit: Hindari penyerapan oleh kulit secara langsung Kontak Mata: Ozon merupakan iritan pada mata dan menyebabkan rasa sakit, lakrimasi, serta peradangan umum. Tertelan: Bukan jalur paparan

4. Tindakan Pertolongan Pertama Inhalasi: Berikan udara segar, jika sulit bernafas orang yang terlatih harus mengelola oksigen. Jika

pernapasan berhenti, berikan resusitasi mulut ke mulut. Segera hubungi dokter. Tertelan: Bukan rute yang diharapkan dari paparan. Kontak kulit: Cuci kulit dengan sabun dan air. Kontak Mata: Segera basuh mata dengan air sebanyak-banyaknya selama minimal 15 menit, sementara secara paksa menahan kelopak mata untuk memastikan pembilasan menyeluruh pada mata. Jika Akut: Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan selaput lendir saluran pernapasan. Mengantuk, pusing, sakit kepala, dan kelelahan akibat paparan. Kronis: Efek jangka panjang yang tidak diinginkan terhadap kesehatan dari paparan oleh ozon. Toleransi parsial meningkat dengan pengulangan paparan. 5. Tindakan Penanggulangan Kebakaran Berbagai media pemadam: Gunakan media pemadam yang cocok untuk kebakaran di sekitarnya. 6. Tindakan Penanganan Mengevakuasi daerah bahaya. Buka pintu dan jendela untuk memberikan iritasi, nyeri, atau gejala terus berlangsung, cari bantuan medis.

ventilasi.Konsultasikan pada ahli. Ozon harus terkandung dalam sistem perpipaan kimia yang kompatibel. 7. Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi Paparan Pedoman: OSHA PEL : 0,10 ppm-PEL / TLV Persyaratan Ventilasi: Ventilasi umum dianjurkan. Menghindari bekerja dengan peralatan ozon di ruang tertutup. Alat Pelindung Diri Khusus Pernapasan: Respirator dapat digunakan ketika teknik dan kerja praktek kontrol tidak layak secara teknis, Respirator juga dapat digunakan untuk operasi yang membutuhkan masuk ke tangki atau saluran tertutup, dan dalam situasi darurat. Respirator yang sesuai harus disediakan dan digunakan ketika penggunaan respirator menjadi satu-satunya cara untuk mengendalikan paparan untuk operasi rutin, atau dalam keadaan darurat. Tekanan udara positif sejalan dengan peralatan pernapasan dan harus tersedia untuk penggunaan darurat. Mata: Tidak perlu

Sarung tangan: Tidak perlu. Lain Pakaian dan Perlengkapan: Tidak perlu. 8. Sifat Fisik dan Kimia Berat Jenis (H 2 O = 1): 2,144 g / L Berat Molekul: 48.00 Titik Didih: -111,9 C Melting Point: -192,7 C Vapor Density (Air = 1): 1.7 Kelarutan dalam H2O dengan % Berat: 0.49 Penampilan dan Bau: Berwarna kebiruan pada gas dengan bau menyengat seperti bau setelah badai petir kuat. 9. Stabilitas dan Reaktivitas Stabilitas: Ozon terurai secara spontan dalam semua kondisi biasa, Dekomposisi ini dipercepat oleh permukaan padat dan oleh zat kimia. Dekomposisi Produk Berbahaya: Radikal bebas oksigen. Polimerisasi yang Berbahaya: Tidak akan terjadi. Tidak kompatibel: Ozon adalah oksidator kuat dan bereaksi dengan semua bahan teroksidasi, baik organik dan anorganik. Beberapa reaksi sangat eksplosif seperti alkena, senyawa aromatik benzena dan lainnya, karet, dicyanogen, dietil eter brom, dinitrogen ferri, triklorida nitrogent, hidrogen bromida, dan tetrafluorohydrazine. 10. Toksikologi Informasi Ozon adalah sangat mengiritasi saluran pernapasan atas dan bawah. Bau khas ini mudah terdeteksi pada konsentrasi rendah (0,02 ppm menjadi 0,05 ppm). Ozon menghasilkan iritasi lokal dari mata dan membran mukosa, serta dapat menyebabkan edema paru - paru pada paparan yang tinggi. Secara sistematis, ozon telah dilaporkan untuk meniru efek radiasi

pengion, dan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur kromosom. Meskipun kebanyakan efek akut, kemungkinan gangguan paru-paru kronis harus dipertimbangkan, berdasarkan eksperimen hewan. 11. Pertimbangan Pembuangan Jangan buang ozon dari gas ke atmosfer tanpa desain yang benar. Peraturan pembuangan negara bagian dan lokal mungkin berbeda dari peraturan pembuangan federal. 12. Informasi Lain Label bahaya Peringatan: SANGAT REAKTIF. GAS OZON MEMPENGARUHI SISTEM PERNAPASAN. Label Tindakan pencegahan: Jauhkan dari panas, percikan dan nyala api. Hindari kontak dengan mata, kulit dan pakaian. Hindari bernapas. Gunakan ventilasi yang memadai. Label Pertolongan Pertama: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Dapatkan perawatan medis untuk setiap kesulitan napas. Penggunaan Produk: Laboratorium Reagen.

BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan lembaga NIOSH (1987), ozon dalam konsentrasi sekitar 24.5-36 ppm dapat meracuni berbagai macam binatang, seperti kucing, kelinci, dan marmot. Dilaporkan juga bahwa ozon dapat meracuni manusia bahkan bisa sampai membawa pada kematian apabila kita menghirup ozon dengan konsentrasi 50 ppm selama kurang lebih 1 jam. Pesatnya pemakaian ozon dalam berbagai bidang industri dewasa ini mengharuskan kita untuk memperhatian akan efek buruk dari ozon ini. Diberbagai negara maju, seperti Jerman, Jepang, AS, dan Swiss, batas kadar konsentrasi penggunaan ozon gas dalam berbagai kegiatan industri adalah 0.1 ppm (ILO, 1997). Sedangkan kadar ozon dalam air hingga 0.05 ppm tidak membahayakan tubuh manusia (Asbury, 1980). Perlu kita ketahui bahwa, pada konsentrasi sekitar 0.02 ppm, keberadaan ozon dalam udara sudah dapat kita rasakan dari baunya. Akibat lain adalah ozon yang terjadi dalam secara alamiah di dalam smog. Selain dapat mengganggu pernapasan kita, ozon di dalam smog akan bereaksi juga dengan berbagai gas Hidrokarbon yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor dan asap pabrik. Reaksi dari ozon dengan gas hidrokarbon ini dilanjutkan dengan terbentuknya asam nitrat dan asam sulfat yang selanjutnya dapat menimbulkan hujan asam, yang selain membahayakan manusia juga dapat merusak berbagai ekosistem air. Demikian pula halnya dengan penyimpanan ozon. Ozon yang mempunyai sifat radikal ini, memerlukan juga perhatian khusus dalam penyimpanannya. Kadar 100 persen ozon pada suhu kamar mudah sekali meledak. Ozon akan aman disimpan pada suhu di bawah 183 oC dengan kadar ozon dalam campuran ozon dan oksigen dibawah 30 persen. Sekarang ozon kebanyakan disimpan dalam bentuk ozonized water atau ozonized ice. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, disatu pihak ozon bagaikan kawan, karena sangat bermanfaat. Namun, di lain pihak ozon bagaikan lawan, karena akan merupakan racun yang mematikan apabila kita tidak memperhatikan tata cara, serta batas dan kadar dalam penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA Ozone Research Equipment Company, MSDS for Ozone Gas Bernadette West, Peter M. Sandman, Michael R. Greenberg. Paduan Pemberitaan Lingkungan Hidup. Yayasan Obor Indonesia. 1998. ISBN 979-461-300-2 www.mnlh.go.id (10 Maret 2012) www.chem-is-try.org (10 Maret 2012)

Anda mungkin juga menyukai

  • Sop Ubi
    Sop Ubi
    Dokumen2 halaman
    Sop Ubi
    Nurul Setia Pertiwi
    Belum ada peringkat
  • Sampah
    Sampah
    Dokumen10 halaman
    Sampah
    Nurul Setia Pertiwi
    Belum ada peringkat
  • As Ben
    As Ben
    Dokumen1 halaman
    As Ben
    Nurul Setia Pertiwi
    Belum ada peringkat
  • Dari Cinta Untuk Cinta
    Dari Cinta Untuk Cinta
    Dokumen3 halaman
    Dari Cinta Untuk Cinta
    Nurul Setia Pertiwi
    Belum ada peringkat
  • UTS
    UTS
    Dokumen9 halaman
    UTS
    Nurul Setia Pertiwi
    Belum ada peringkat
  • Implementasi Tauhid
    Implementasi Tauhid
    Dokumen2 halaman
    Implementasi Tauhid
    Nurul Setia Pertiwi
    Belum ada peringkat