Anda di halaman 1dari 139

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR

KONSEP SIFAT-SIFAT BENDA CAIR MELALUI METODE


EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV MI SULTAN AGUNG 03
SUKOLILO PATI TAHUN PELAJARN 2011/ 2012


SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)
Ilmu Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah











Oleh:

ALI SODIKIN
NIM. 073911006





FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ali Sodikin
NIM : 073911006
Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Agama Islam/ PGMI

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.


Semarang, 12 Juni 2012
Saya yang menyatakan ,





Ali Sodikin
NIM : 073911006












Materai
6.0000
iii

Semarang, 7 Juni 2012

NOTA PEMBIMBING

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang

Assalamualaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar
Konsep Sifat-Sifat Benda Cair Melalui Metode
Eksperimen pada Siswa Kelas IV MI Sultan Agung 03
Sukolilo Pati Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama : Ali Sodikin
NIM : 073911006
Jurusan : Tarbiyah (PAI)
Program Studi : PGMI
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.
Wassalamualaikum wr.wb.

Pembimbing I


Drs. Listiyono, M. Pd
NIP. 196910162008011008







iv

Semarang, 8 Juli 2012

NOTA PEMBIMBING

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang

Assalamualaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar
Konsep Sifat-Sifat Benda Cair Melalui Metode
Eksperimen pada Siswa Kelas IV MI Sultan Agung 03
Sukolilo Pati Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama : Ali Sodikin
NIM : 073911006
Jurusan : Tarbiyah (PAI)
Program Studi : PGMI
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.
Wassalamualaikum wr.wb.

Pembimbing II


Drs. Karnadi, M. Pd
NIP. 197511132005012001





v

KEMENTERIAN AGAMA R.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. (024)7601295
Fax.7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan judul:
Judul : Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar
Konsep Sifat-Sifat Benda Cair Melalui Metode
Eksperimen pada Siswa Kelas IV MI Sultan Agung 03
Sukolilo Pati Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama : Ali Sodikin
NIM : 073911006
Jurusan : Tarbiyah (PAI)
Program Studi : PGMI
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam program studi PGMI.

Semarang, 20 Juli 2012

DEWAN PENGUJI
Penguji I, Penguji II,



H. Amin Farih, M. Ag. H. Fakrur Rozi, M. Ag.
NIP. 19710614 200003 1002 NIP. 19691220 199503 1001

Penguji III, Penguji IV,



Andi Fadlan, S.Si. M.Sc. Joko Budi Poernomo, M.Pd.
NIP. 19800915 200501 1006 NIP. 19760214 200801 1011

Pembimbing I, Pembimbing II,



Drs. Listyono, M. Pd. Drs. Karnadi, M. Pd.
NIP. 19691016 200801 1008 NIP. 19680317 199403 1003

vi

ABSTRAK

Judul : Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Dan
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Konsep Sifat
Sifat Benda Cair di Kelas IV MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati.
Penulis : Ali Sodikin
NIM : 073911006

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya materi sifat sifat benda cair.
Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang bersifat konvensional yakni
lebih terpusat pada guru (absolutivisme). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman (Proses terbentuknya sebuah konsep)
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang sifat sifat benda cair di
kelas IV MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati melalui penerapan metode
eksperimen. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu memberikan
sumbang pemikiran dalam melakukan inovasi pembelajaran dari teacher centered
ke student centered melalui penerapan metode eksperimen sebagaimana teori
yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Dengan demikian, siswa akan terlibat
secara langsung dalam mencari, menemukan, menggali dan memproses
pengetahuannya sendiri.
Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Bagaimanakah
pelaksanaan metode eksperimen dalam meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati? 2) Apakah dengan
mengunakan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati?
Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang
dilakukan melalui 2 siklus dengan tahapan dari setiap siklusnya adalah
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari guru (observer) dan siswa melalui
observasi, tes, dan dokumentasi. Berdasarkan data pra siklus (sebelum penelitian
dilakukan) diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 53,1, sedangkan data dari hasil
penelitian siklus I sampai siklus II, diperoleh data bahwa aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan metode eksperimen
mengalami peningkatan secara signifikan dari pembelajaran sebelumnya dan hasil
tes juga mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu sebesar 67,6%
pada siklus I menjadi 79,5% pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa dengan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPA materi pokok sifat-sifat benda cair di MI Sultan Agung 03 Sukolilo
Pati tahun 2012.
Jadi, penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang sifat sifat benda cair di kelas
IV MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati tahun pelajaran 2012.


vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbilalamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir akademik dengan baik. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi
suri tauladan bagi kita.
Melalui skripsi ini penulis banyak belajar sekaligus memperoleh
pengalaman-pengalaman baru secara langsung, yang belum pernah diperoleh
sebelumnya. Dan diharapkan pengalaman tersebut dapat bermanfaat di masa yang
akan datang.
Dengan penuh rasa syukur, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi
dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini, terutama kepada:
1. Dr. Sujai, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang
telah merestui pembahasan skripsi ini.
2. Fakrur Rozi, M.Ag. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
(PGMI) fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
3. Amin Farih, M.Ag. selaku Sekertaris Prodi yang mengijinkan saya untuk
melakukan penelitian yang saja ajukan.
4. Drs. Listiyono, M. Pd. selaku pembimbing I dan bapak Drs. Karnadi, M. Pd
selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaga ditengah
kesibukannya. Terima kasih atas nasihat, motivasi, dan bimbingan yang
sungguh tiada ternilai harganya. Mudah-mudahan Allah SWT membalas atas
semua kebaikannya.
5. Bapak dan ibu dosen yang saya hormati, serta segenap civitas akademik
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
6. Zaenal Arifin, S. Ag dan Sarwati, S. Pd. I yang telah sukarela menerima
peneliti untuk penelitian di sekolah.
viii

7. Segenap keluarga, terutama ayah ibu tercinta (ayahanda yang aku hormati
dan sayangi bapak Sutiyono dan ibunda yang terhormat dan tersayang Surti),
beserta adik tersayang yang selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian, dan
doa yang tulus sepanjang waktu demi keberhasilan kuliah saya.
8. Staf pengelola perpustakaan baik Fakultas maupun Institut IAIN
WALISONGO, yang telah memberikan pelayanan yang baik ketika penulis
membutuhkan bahan rujukan sebagai referensi. Maupun Staf pengelola
perpustakan UNES yang telah mengizinkan untuk menggunakan fasilitas
mereka.
9. Bpk kyai H. Abdul Jalil dan ibu kost yang telah memberikan tempat dan
selalu mengingatkan untuk tetap beribadah kepada Allah SWT, serta teman-
teman penghuni kos Abah Jalil yang telah saling menyemangati untuk cepat
selesai, dan juga banyak membantu materi maupun tenaga dalam kelancaran
pembuatan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan yang selalu kompak, PGMI 07 yang saya
banggakan dan sahabat-sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat
penulis.
11. Semua pihak yang mungkin penulis tidak bisa sebutkan satu persatu karena
keterbatasan yang ada. Saya ucapkan banyak terima kasih
Harapan dan doa penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua pihak
dapat menjadi amal baik dan semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam makna yang
sesungguhnya, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat , baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, 12 Juni 2012
Penulis,


Ali Sodikin
NIM. 073911006
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................. vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

Bab II : Landasan Teori
A. Landasan Teori ....................................................................................... 8
1. Hakikat Pembelajaran IPA ............................................................... 8
a. Pembelajaran IPA dalam Paradigma Absolutisme ..................... 8
b. Pembelajaran IPA dalam Paradigma Konstruktivisme ............... 9
2. Metode Eksperimen ........................................................................ 10
a. Pengertian Metode Eksperimen ................................................ 10
b. Tujuan Metode Eksperimen ...................................................... 11
c. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen .................... 12
1) Keunggulan Metode Eksperimen .......................................... 12
2) Kelemahan Metode Eksperimen ........................................... 13
d. Prosedur Pelaksanaan Metode Eksperimen ............................... 14
3. Pemahaman Konsep ........................................................................ 16
4. Hasil Belajar .................................................................................... 18
5. Sifat-Sifat Benda Cair ...................................................................... 21
x

B. Kajian Pustaka ...................................................................................... 23
C. Kerangka Berfifkir ................................................................................ 25
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................ 26

Bab III : Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 28
C. Subjek Penelitian ................................................................................... 28
D. Kolabolator ............................................................................................ 28
E. Rancangan Penelitian ............................................................................ 29
F. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 31
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 32
H. Indikator Keberhasilan ........................................................................... 35

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Tinjauan Umum MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati.............................. 36
1. Tinjauan Historis ............................................................................... 36
2. Keadaan Tenaga Pengajar ................................................................. 38
3. Keadaan Siswa .................................................................................. 39
4. Kegiatan Belajar Mengajar ............................................................... 40
5. Fasilitas Sekolah ............................................................................... 40
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................ 41
1. Prasiklus ........................................................................................... 41
2. Siklus I ............................................................................................. 42
a) Perencanaan ................................................................................. 42
b) Tindakan ...................................................................................... 42
c) Observasi ..................................................................................... 44
d) Refleksi ....................................................................................... 46
3. Siklus II ............................................................................................ 48
a) Perencanaan ................................................................................. 48
b) Tindakan ...................................................................................... 49
x
xi

c) Observasi ..................................................................................... 51
d) Refleksi ........................................................................................ 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 54

Bab V : Penutup
A. Kesimpulan ........................................................................................... 57
B. Saran ...................................................................................................... 58
C. Penutup .................................................................................................. 59

Daftar pustaka
Lampiran-lampiran






























xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tenaga pengajar MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati (hlm. 38)
Tabel 4.2 Keadaan peserta didik di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati tahun ajaran
2011/2012 (hlm. 39)
Tabel 4.3 Daftar siswa kelas IV MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati tahun ajaran
2011/2012 (hlm. 39)
Tabel 4.4 Hasil pre tes dan pos tes pemahaman konsep siswa siklus I (hlm. 44)
Tabel 4.5 Hasil pre tes dan pos tes pemahaman konsep siswa siklus II (hlm. 50)

































xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 3.1 Siklus model Kemmis (hlm. 29)
Gambar. 4.1 Denah lokasi MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati (hlm. 37)
Gambar. 4.2 Diagram perbandingan jumlah siswa yang telah menguasai materi
pelajaran <70% dan >70% pada siklus I (hlm. 44)
Gambar. 4.3 Diagram perbandingan jumlah siswa yang telah menguasai materi
pelajaran <70% dan >70% pada siklus II (hlm. 51)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus (hlm.1)
Lampiran 2. Siklus 1 Bagian 1 (RPP Siklus 1) hlm. 4
Lampiran 2. Siklus 1 Bagian 2 (Lembar Kerja Kelompok) hlm. 8
Lampiran 2. Siklus 1 Bagian 3 (Lembar Soal Pre Tes dan Post tes) hlm. 12 dan 15
Lampiran 2. Siklus 1 Bagian 4 (Skor dan Rambu-rambu Jawaban Soal) hlm. 17
Lampiran 3. Siklus 1 Bagian 1 (Pedoman Observasi pada Siklus 1 Bagian Guru)
hlm. 20
Lampiran 3. Siklus 1 Bagian 2 (Pedoman Observasi pada Siklus 1 Bagian Siswa)
hlm. 25
Lampiran 4. Lembar Hasil Pre tes dan Post Tes Pemahaman Konsep pada Siklus 1
(hlm. 30)
Lampiran 5. Siklus 2 Bagian 1 (RPP Siklus 2) hlm. 33
Lampiran 5. Siklus 2 Bagian 2 (Lembar Kerja Siswa) hlm. 37
Lampiran 5. Siklus 2 Bagian 3 (Lembar Soal Pre Tes dan Post tes) hlm. 39 dan 41
Lampiran 5. Siklus 2 Bagian 4 (Skor dan Rambu-rambu Jawaban Soal) hlm. 44
Lampiran 6. Siklus 2 Bagian 1 (Pedoman Observasi pada Siklus 2 Bagian Guru)
hlm. 47
Lampiran 6. Siklus 2 Bagian 2 (Pedoman Observasi pada Siklus 2 Bagian Siswa)
hlm. 52
Lampiran 7. Lembar Hasil Pre tes dan Post Tes Pemahaman Kopnsep pada Siklus
2 (hlm. 57)
Lampiran 8. Panduan Penilian pada Observasi Aktivitas Guru dan Siswa (hlm. 60)









1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau yang juga sering disebut dengan SAINS
adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang
sistematis, tersusun secara teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil
observasi dan eksperimen.
1
Dengan demikian sains tidak hanya sebagai kumpulan
tentang benda atau makhluk hidup, tetapi tentang cara kerja, cara berfikir, dan
cara memecahkan masalah.
Hakikat ilmu pengetahuan alam juga dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari fenomena-fenomena di alam semesta. Ilmu pengetahuan alam
memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena alam melalui kegiatan inkuiri.
Sebab ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan juga
proses penemuan itu sendiri. Penemuan diperoleh melalui kegiatan eksperimen
yang dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam bebas.
2

Dari pengertian di atas dapat di pahami bahwa dalam kehidupan manusia
diperlukan pehaman mengenahi alam, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia maupun untuk mendapat pengertian tentang manfaat alam dalam
kehidupan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang alam menjadi bagian penting dari
program pembelajaran yang di tuangkan dalam kurikulum, agar manusia dapat
mengelola alam dengan baik dan dalam kehidupan diperoleh keseimbangan antara
manusia dengan lingkungan hidupnya (alam).
Sebagai mana firman Allah dalam Al-Quran yang menyatakan keharusan
manusia untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik, maka Allah S.W.T
memerintahkan dalam ayat 101 surah Yunus:


1
Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Dirjen Pendidikan
Islam, 2009), hlm. 2.

2
Ahmad Supriyadi, Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam dalam intermediary-
blogspot.com/2011/11/hakikat-pengetahuan-alam-ipa.html?m=1, diakses 5 November, 2011.
2

_ `L. :!. _ ...l _ ....

Artinya: katakanlah (wahai Muhammad) : periksalah dengan nazhor apa-
apa yang ada di langit dan bumi...., (QS. Yunus: 101).
3


Dalam ayat di atas dijelaskan pentingnya mengamati alam sekitar dengan
pengukuhan pada kata Unzhuru karena pengertian Nazhor dalam ayat tersebut
mengandung perintah untuk melihat dan tidak hanya sekedar melihat dengan
pikiran yang kosong, melainkan dengan perhatian pada kebesaran dan kekuasaan
Tuhan Yang Maha Esa, serta makna gejala-gejala alamiah yang teramati.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pemahan tentang alam adalah
suatu keharusan bagi manusia, agar dapat memperoleh manfaat dari peristiwa
yang tejdai di alam. Jadi dalam ayat tersebut jika dihubungkan dengan proses
kegiatan belajar-mengajar di sekolah maka guru berperan sebagai pengantar siswa
untuk memahami alam beserta lingkunganya.
Pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada dasarnya
merupakan dasar bagi pengembangan untuk mata pelajaran tersebut pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengertian yang benar terhadap
berbagai konsep dan prinsip-prinsip IPA harus benar-benar dipahami oleh siswa
agar kualitas prestasi belajarnya dapat mencapai optimal.
Dalam kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) disebutkan bahwa tujuan
pembelajaran IPA secara terperinci adalah:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat

3
Achmad Baiquni, Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, (Yogyakarta: PT. Dana
Bakti Prima Yasa, 1997), hlm. 4.
3

4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan, dan
6) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
4

Uraian di atas, mendeskripsikan dengan sangat jelas tentang pentingnya
mata pelajaran IPA diajarkan di sekolah dasar. Oleh karena itu, proses
pembelajaran IPA di sekolah dasar seyogyanya dilaksanakan dengan kondisi yang
memungkinkan siswa terlibat aktif dalam mencari, menemukan, menggali, serta
menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Sehingga, sekolah
sebagai tempat pendidikan formal mampu menciptakan manusia-manusia yang
religius, terampil, berilmu, serta mampu memahami fenomena fenomena alam
yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA merupakan upaya guru dalam membelajarkan siswa
melalui penerapan berbagai model pembelajaran yang dipandang sesuai dengan
karakteristik anak SD/MI. Selanjutnya model belajar yang dipandang cocok untuk
anak adalah belajar melalui pengalaman langsung atau dalam disebut dengan
(learning by doing). Karena model belajar ini dapat memperkuat daya ingat anak
dan mengunakan alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri.
Sebagaimana yang diungkapkan Matsuhu dalam (Samsul Maarif) juga
mengungkapkan hal yang senada yaitu: metode yang baik adalah metode yang
mampu mengembangkan semanggat dan kemampuan belajar lebih lanjut.
5

Berdasarakan hasil dokumentasi terhadap nilai mata pelajaran IPA kususnya
pada materi Sifat-sifat benda cair, peserta didik yang memperoleh nilai di atas
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya mencapai nilai rata-rata 53,1 atau
35% dari 17 peserta didik. Sedangkan yang lainnya masih sanggat jauh di bawah

4
Syafii, Hakikat Pembelajaran IPA, dalam http://sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-
pembelajaran-ipa-di-sekolah.html, diakses 15 Mei, 2012.

5
Syamsul Maarif, Selamatkan Pendidikan Dasar Kita, (Semarang: Need Press, 2009),
hlm. 7.
4

KKM. Informasi tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu Sarwati yang
menjadi guru mapel IPA. Beliau menuturkan bahwa dalam pembelajaran IPA
peserta didik tidak menunjukkan aktivitas dan kreativitas serta motivasinya dalam
belajar. Hal tersebut mungkin disebabkan kurang menarik minat siswa atau guru
kurang tepat mengunakan metode yang sesuai dengan karakteristik konsep materi
yang disampaikan. Hambatan-hambatan tersebut jika berlanjut dan tidak segera
teratasi akan menjadi penghambat dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
diharapkan, maka dalam pembelajaran IPA perlu menerapkan metode yang tepat.
Dalam konteks proses belajar mengajar, pengunaan metode dalam
pengajaran begitu berarti mana kala metode tersebut dapat mengantarkan siswa
dalam memahami materi yang di ajarkan. Namun dalam kenyataanya masih
banyak kendala yang timbul dari pengunaan metode yang di praktekkan. Kendala
tersebut timbul bukan karena salah dengan metodenya namun disebabkan ketidak
tepatan isi materi dengan karakteristik metode yang dipraktekkan. Selain itu,
metode juga harus di sesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
Seperti Metode eksperimen misalnya yang dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif guru dalam mengajar di kelas, sebab metode tersebut bertujuan
mendorong siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati
prosesnya, serta menuliskan hasil percobaan, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
6

Secara psikologis metode tersebut sesuai dengan psikologi perkembangan
siswa sebagaimana Menurut psikolog Jean Piaget dalam bukunya Farrah Dina dkk
(pendidikan yang patut dan menyenangkan) menyatakan bahwa siswa SD
terutama yang duduk di kelas 4 berumur sekitar 8 sampai 12 tahun, berada pada
tahap oprasional kongkrit yang memiliki ciri-ciri berpikir secara kongkrit. Cara
berpikirnya terbatas pada obyek yang diperoleh melalui pengamatan langsung.
7

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional, bahwa standar kompetensi
lulusan (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA SD/MI merupakan standar

6
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta: 2008), hlm. 80.

7
Farrah Dina, dkk, Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan, (Jakarta: Rineka Cipta:
2004 ), hlm. 9.
5

minimal yang harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum di setiap satun pendidikan. Pencapain SK dan KD di
dasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan
bekerja ilmiah dan pengetahuan yang difasilitasi oleh guru. Selain itu, proses
pembelajaran IPA juga harus lebih menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik.
8

Seorang guru harus dapat memiliki dan menemukan suatu metode atau
tindakan supaya siswa tertarik mengikuti pembelajaran sehingga kualitasnya
meningkat. Dengan mendemonstrasikan alat peraga yang menarik dalam
pembelajaran diharapkan siswa yang kurang bahkan tidak dapat menerima
pembelajaran akan mampu menerima materi tersebut.
Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk tertarik melakukan penelitian
dengan judul Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa
terhadap Konsep Sifat-Sifat Benda Cair Melalui Metode Eksperimen Siswa Kelas
IV Madrasah Ibtidaiyah Sultan Agung 03 Sukolilo Pati Tahun Pelajaran
2011/2012.















8
Bambang Sudibyo, Permendiknas No 22, (Jakarta: 23 Mei 2006), hlm. 47.
6

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam kegiatan penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pelaksaaan metode eksperimen dalam meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap konsep sifat-sifat benda cair?
2. Apakah pembelajaran dengan mengunakan metode eksperimen dapat
meningkatkan pemahaman terhadap konsep sifat-sifat benda cair?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan pemahaman
dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi pokok tentang
sifat-sifat benda cair di kelas IV MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati tahun
pelajaran 2011/2012
2. Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi pokok sifat-sifat
benda cair di kelas IV MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati tahun pelajaran
2011/2012.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Penelitian
Penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan
pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagi Madrasah
Sebagai bahan masukan serta informasi mengenai metode
pembelajaran bagi pihak madrasah guna meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran IPA khususnya materi tentang sifat-sifat benda
cair di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati.


7

b. Bagi Peserta Didik
Dapat membantu siswa untuk lebih mudah menerima materi
pembelajaran IPA khusunya materi tentang sifat-sifat benda cair.

c. Bagi Guru
Dapat memberikan wacana yang baru mengenai penggunaan metode
eksperimen dalam pembelajaran, terutama pada mata pelajaran IPA
sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.



















8

BAB II
LANDASAN TEORI
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. LANDASAN TEORI
1. Hakikat Pembelajaran IPA
Dalam memahami bagaimana pembelajaran IPA yang diharapkan terjadi di
lingkungan sekolah, maka sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di
SD/MI maka guru harus mengerti lebih dahulu pembelajaran IPA dalam
pandangan paradigma absolutisme dan paradigma konstruktivisme, sebab yang
akan mewarnai disetiap pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah adalah dari
kedua paradigma (absolutivisme dan konstruktivisme) tersebut. Oleh sebab itu,
dalam melaksanakan kegiatan belajar terutama pada materi IPA diharapkan dapat
mengacu pada salah satu paradigma tersebut.

a. Pembelajaran IPA dalam Paradigma Absolutisme
Dalam paradigma absolutisme mengajar didefinisikan sebagai proses
perubahan tingkah laku siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah
menjadi benar.
1
Untuk mencapai tingkah laku yang benar itu, kepada siswa
diberikan sejumlah bahan/materi IPA yang harus dipelajari. Materi itu juga dipilih
oleh para ahli. Sebagai konsekuensi dari pemikiran ini, maka diperlukan proses
alih pengetahuan dari para ahli ke siswa. Proses alih pengetahuan di sekolah
terjadi pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Model mengajar dengan paradigma absolutivisme bersifat satu arah, dari
guru kesiswa dan tidak terjadi interaksi antar siswa karena mereka tinggal
menerima bahan ajar yang sama. Karena itu, pengajaran ini juga bersifat
indoktrinasi yaitu memberi tahu semua pengetahuan kepada siswa. Akibatnya
siswa menjadi pasif, siswa cukup duduk manis, mendengarkan dan mencatat.
Selanjutnya siswa mengulanggi kembali secara terus menerus hingga saat ulangan

1
Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, hlm. 40.
9

atau ujian tiba. Pada saat itu siswa menunjukkan seberapa banyak pengetahuan
yang dikuasai.

b. Pembelajaran IPA dalam Paradigma Konstruktivisme
Dalam paradigma konstruktivisme, belajar dipahami sebagai proses aktif
siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dengan cara membuat hubungan atau
keterkaitan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang
sedang dipelajari melalui interaksi dengan yang lain.
2

Menurut konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada
lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar
melibatkan pembentukan makna dari apa yang mereka lakukan lihat dan dengar.
Seperti dikemukakan oleh Fensham seperti dikutip Nono Sutarno dkk.
Menyatakan bahwa:
A constructivist view of learning with its fundamental prociple that
people construct their own meaning for experienced and for anything
told them. Then constructed meaning depends on the persons exixting
knowledge. And since it is inevitable that people had different
experienced and have heard or read different thing.
3


(Pandangan konstruktivitas pembelajaran dengan prinsip fundamental
bahwa orang membangun makna mereka sendiri dari pengalaman dan apa
saja yang dikatakan pada mereka. Makna tersebut kemudian di olah
tergantung dari pengetahuan orang tersebut. Dan karena tidak dapat
dielakan lagi bahwasanya setiap orang punya pengalaman yang berbeda-
beda dan juga telah membaca atau mendengarkan hal yang berbeda pula).

Pengertian belajar sebagaimana dalam pandangan konstruktivisme paling
tidak mengandung tiga hal. Pertama adalah proses aktif untuk mengkontruksi
pengetahuan. Kedua adalah membuat hubungan atau keterkaitan antara
pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang telah dipelajari. Ketiga

2
Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, hlm. 43.

3
Nono Sutarno dkk. , Materi dan Pembelajaran IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),
hlm. 8.8.
10

adalah interaksi siswa dengan yang lain. Adapun dalam pandangan
konstruktivisme guru hanya berperan sebagai fasilisator, bukan pemberi
pengetahuan yang telah dimiliki oleh guru, tetapi guru yang mengarahkan siswa
dalam membangun pengetahuannya sendiri.
Dari pandangan tentang pembelajaran di atas, maka dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah sudah menjadi keharusan bagi seorang guru dalam
mendasarkan pemilihan metode yang berbasis pada kedua pandangan di atas yang
pada akhirnya dapat memberikan hasil belajar yang optimal.

2. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
4
Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri mengenahi suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu.
Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran,
atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas
proses yang dialaminya.
Metode eksperimen dilakukan dengan kegiatan percobaan untuk
membuktikan suatu pertanyaan atau masalah maupun hipotesis tertentu. Sebagian
guru beranggapan bahwa untuk melakukan metode ini memerlukan sebuah
laboratorium sebagai tempat praktikum. Pendapat seperti ini, perlu direvisi karena
menurut Sayful Sagala kegiatan percobaan dapat dilakukan di dalam maupun di
luar laboratorium.
5
Oleh karena itu, seorang guru seharusnya kreatif dalam
mengelola pembelajaran.

4
Saiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hlm. 84.

5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Belajar, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), hlm. 220.
11

Sedangkan menurut Roestiyah menyatakan bahwa metode eksperimen
adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan
tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta melukiskan hasil percobaanya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
6

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
metode eksperimen adalah suatu cara sistematis untuk menyajikan materi
pelajaran dengan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan percobaan
baik di dalam maupun di luar laboratorium mengenahi suatu obyek/permasalahan,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal. Hal ini
meliputi proses persiapan, mengamati secara proses, menganalisa, dan
menyimpulkan hasil percobaan.

b. Tujuan Metode Eksperimen
Dalam proses belajar mengajar, metode eksperimen memberikan
kesempatan yang besar kepada siswa untuk mengalami atau melakukan sendiri
suatu percobaan. Dengan demikian, siswa akan menjadi aktif serta memberikan
kebermaknaan bagi dirininya. Ungkapan tersebut senada dengan pendapat
Rostiyah yang mengemukakan penggunaan metode eksperimen mempunyai
tujuan agar siswa mampu mecari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri.
Siswa juga dapat dilatih dalam cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking).
Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang
dipelajari.
7

Jadi, penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran dilakukan dengan
tujuan agar siswa mempunyai ketrampilan dalam melakukan uji coba terhadap
suatu permasalahan. Melalui kegiatan percobaan inilah, siswa dilatih untuk
mengunakan logikanya untuk berpikir sistematis dalam membuktikan dan
membuat kesimpulan terhadap obyek yang dikaji.


6
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 80.

7
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 80.
12

c. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen
1) Keunggulan Metode Eksperimen
Salah satu komponen pembelajaran yang sangat berpengaruh dalam
mencapai suatu tujuan adalah metode pembelajaran. Seorang guru harus pandai
memilih metode yang baik di mana harus disesuaikan dengan materi pelajaran.
Pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat benda cair, metode yang tepat untuk
digunakan adalah metode eksperimen karena metode ini mempunyai banyak
keunggulan.
Berkaitan dengan keunggulan metode eksperimen, Sagala mengemukakan
bahwa:
Metode eksperimen mempunyai kebaikan sebagai berikut: (1) Metode ini
dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau
buku saja. (2) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuwan.
(3) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain (a)
siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau
kejadian; (b) siswa terhindar jauh dari verbalisme; (c) memperkaya
pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis; (d)
mengembangkan sikap berfikir ilmiah; dan (e) hasil belajar akan tahan lama
dan internalisasi.
8


Sehubungan dengan hal itu pula, Roestiyah menyatakan bahwa:

Metode eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan
ialah: (1) Dengan eksperimen siswa terlatih mengunakan metode ilmiah
dalam meghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada
sesuatu yang belum pasti kebenaranya, dan tidak mudah percaya pula kata
orang, sebelum ia membuktikan kebenaranya. (2) mereka lebih aktif
berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan belajar
mengajar yang modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri
dengan bimbingan guru. (3) siswa dalam melaksanakan proses eksperimen
di samping memperoleh ilmu pengetahuan , juga menemukan pengalaman
praktis serta ketrampilan dalam mengunakan alat-alat percobaan. (4) dengan
eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, sehingga
akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang
tidak masuk akal.
9


8
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Belajar, hlm. 220.

9
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 82.
13

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka keunggulan-keunggulan metode
eksperimen dapat dirumuskan sebagai berikut:
(1) Hasil belajar akan bertahan lama karena siswa secara aktif dan langsung
dalam mengumpulakan data dan informasi yang menjadi topik
permasalahan kemudian melibatkannya melalui kegiatan percobaan
yang disertai dengan pengamatan, menganalisa, dan memberikan
kesimpulan.
(2) Isi pembelajaran bersifat aktual karena siswa memperoleh kesempatan
untuk membuktikan suatu teori melalui percobaan, sehingga siswa
terlatih membuktikan sesuatu secara ilmiah tidak dengan perkiraan.

2) Kelemahan Metode Eksperimen
Selain mempunyai keunggulan-keunggulan, metode eksperimen juga
mempunyai beberapa kelamahan. Saiful Sagala mengemukakan bahwa:
Kelemahan-kelemahan metode eksperimen adalah sebagai berikut: (a)
Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah. (b) Setiap eksperimen
tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-
faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
(c) Sanggat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan
dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dahulu mengenal dan
mengunakan alat bahan tertentu dari pada guru.
10


Sejalan dengan pendapat di atas, Djamarah dan Zain mengatakan bahwa:

Metode eksperimen mengandung beberapa kekuranggan antara lain: (a)
Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi. (b)
Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal. (b) Metode ini menuntut ketelitian,
keuletan dan ketabahan. (c) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil
yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di
luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
11



10
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Belajar, hlm. 221.

11
Saiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 85.
14

Kelemahan-kelemahan metode eksperimen tersebut akan memberikan
dampak yang negatif jika tidak di atasi sedini mungkin. Oleh karena itu, guru
sebagai desainer pembelajaran hendaknya mampu mencari solusi dalam
mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut,
Saiful Sagala mengemukakan bahwa ada beberapa cara untuk mengatasi
kelemahan metode eksperimen, yaitu:
1) Menerangkan pada siswa dengan sejelas-jelasnya tentang hasil yang
inggin dicapai sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab dengan eksperimen
2) Membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang langkah yang
dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta
bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang dikontrol dan hal-hal yang
perlu dicatat.
3) Bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang
diperlukan, dan
4) Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia
membanding-bandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang lain
dan mendiskusikanya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan-
kekeliruan.
12


d. Prosedur Pelaksanaan Metode Eksperimen
Penerapan atau langkah-langkah dalam pembelajaran IPA
a. Langkah Persiapan
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan eksperimen
2) Mengemukakan alasan dilaksanakannya metode eksperimen
3) Merumuskan masalah dan tujuan eksperimen
4) Menetapkan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan,
Mempertimbangkan banyaknya peserta didik dengan ketersediaan alat
yang dimiliki di sekolah

12
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Belajar, hlm. 221.
15

5) Adanya petunjuk/informasi kepada siswa Mempertimbangkan resiko
keamanan.
13

b. Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Metode Eksperimen.
1) Persiapan
Sebelum melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen,guru memberikan arahan terhadap pembelajaran yang akan
dilakukan;materi yang akan dibahas, metode yang digunakan, pembagian
kelompok belajar, mengecek peralatan yang akan digunakan serta
menjelaskan penggunaan alat yang dipakai berikut tata tertib penggunaan
alat dan menentukan bagaimana mengolah data untuk menyimpulkan.
14

2) Apersepsi
Pada tahap ini guru melakukan tanya jawab seputar pengalaman siswa
tentang kegiatan yang akan dilakukan dan materi yang akan disajikan.
3) Ekplorasi
a) Langkah pertama kegiatan yang dilakukan pada tahap ekplorasi adalah
membagikan peralatan yang akan digunakan dalam melakukan
eksperimen
b) Guru membagikan LKK (lembar kerja kelompok) dan LKS (lembar
kerja siswa) sebagai panduan kegiatan yang akan dilaksanakan
c) Siswa dalam kelompok melakukan percobaan/eksperimen terhadap
materi yang sedang dipelajari
d) Guru berkeliling melihat aktifitas siswa dan sewaktu-waktu
memberikan arahan dan motivasi terhadap kelompok.
15

4) Diskusi dan Penyelesaian Konsep
Setelah kegiatan ekplorasi selesai, maka kegiatan dilanjutkan dengan cara
mempresentasikan data atau hasil eksperimen dan mendiskusikan

13
Repositoriupy, Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen Dalam Pembelajaran dalam
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0610543_chapter2.pdf, diakses 17 April 2012.

14
Hadiat, Alam Sekitar Kita 2, (Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada, 1996), hlm. 8.

15
Dhiasupriantis, Pengunaan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA, dalam
http://wordpress.com/pengunaan-metode-eksperimen-dalam-pembelajaran IPA, diakses 17
Februari 2012.
16

hasilnya bersama-sama. Dalam tahapan ini peran guru dalam
membimbing sangatlah penting agar pelaksanakan diskusi berjalan sesuai
dengan tujuan. Guru berperan sebagai fasilitator dan mediator
pelaksanaan diskusi kelas.
5) Aplikasi dan Pengembangan
Dalam tahapan terakhir pada pelaksanaaan pembelajaran dengan metode
eksperimen, guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab
untuk mencari kesimpulan yang disepakati bersama-sama berdasarkan
fakta dari hasil penelitian yang dilakukan pada proses ekplorasi. Sebelum
kegiatan pembelajaran berakhir, guru bersama-sama dengan siswa
membereskan kembali peralatan yang telah dipakai dan disimpan di
tempat yang telah disediakan
c. Langkah Evaluasi dan Tindak lanjut
Kegiatan evaluasi akhir sangatlah penting dilakukan agar guru dapat
mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang dipelajari dan
dipakai sebagai bahan tindak lanjut pada pembelajaran selanjutnya. Dengan
demikian kita dapat menilai sejauh mana hasil eksperimen dipahami
siswa.
16


3. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA dimaksudkan merupakan
segala tingkat kemampuan, ketrampilan, dan kecakapan berfikir yang dimiliki
siswa dalam merespon proses pembelajaran melalui berbagai macam evaluasi
hasil belajar yang berpedoman pada taksonomi pencapaian ranah (kawasan)
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
Hal ini sejalan dengan taksonomi Bloom seperti dikutip Eveline dan Hartini.
Yang menyatakan bahwa tujuan pembelajaran dapat dikategorikan kedalam tiga
kawasan (domain), yaitu (1) kognitif domain, (2) afektif domain, dan (3)
psikomotor domain. Namun dalam penelitian ini yang menjadi fokus kajian

16
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2009), hlm. 84.
17

terdapat pada kawasan kognitif, yang didalamnya terdapat beberapa tingkatan
dalam kognitif, yaitu, pengetahuan, pemahaman, aplikasi ,analisa, sintesa dan
evaluasi. Namun dalam perkembangan selanjutnya kawasan taksonomi tersebut
mengalami perbaikan, yaitu, menginggat, mengerti, memakai, menganalisis,
menilai dan mencipta.
17

Kompetensi siswa pada ranah kognitif terkait dengan kemampuan
mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, melakukan sintesis, dan
mengevaluasi.
18
Kemampuan mengetahui artinya kemampuan mengetahui fakta,
konsep, prinsip, dan skill. Yang ke-dua kemampuan memahami, artinya
kemampuan mengerti tentang hubungan antarfaktor, antarkonsep, antarprinsip,
antardata, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan. Sedang yang ke-tiga
kemampuan mengaplikasikan sesuatu, artinya mengunakan pengetahuan untuk
memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Yang ke-empat kemampuan menganalisis, artinya menentukan bagian-bagian dari
suatu masalah, dan penyelesaian atau gagasan serta menunjukkan hubungan antar
bagian itu. Yang ke-lima berhubungan dengan kemampuan melakukan sintesis,
artinya mengabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau konsep,
meramu atau merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu hal yang baru.
Sedangkan yang terakhir kemampuan melakukan evaluasi, artinya
mempertimbangkan dan menilai salah, baik buruk, bermanfaat tak bermanfaat.
19

Adapun dalam penelitian ini yang menjadi sentral pembahasan yaitu pada
ranah kognitif yang didalamnya terdapat pada tingkat pemahaman, yaitu level
kedua setelah pengetahuan. Sebab dalam level pengetahuan kompetensi siswa
tidak hanya sebatas pada pengetahuan saja yang sifatnya berjangka pendek tetapi
lebih dari itu yaitu siswa mampu memahami apa yang mereka pelajari sebab hal
ini sesuai dengan pembelajaran kontekstual yang menyatakan bahwa anak dalam
belajar akan lebih bermakna jika anak bekerja dan mengalami apa yang

17
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Galia
Indonesia, 2010), hlm. 9.

18
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Suskses Dalam Sertifikasi Guru,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 385.

19
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm.386.
18

dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya.
20
Pembelajaran tidak hanya
sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi
bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari itu.

4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
21

Mengenai hasil belajar dalam penelitian ini yang diteliti adalah hasil belajar
peserta didik kelas IV MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati dengan menggunakan
metode eksperimen hasil belajar ilmu pengetahuan alam (IPA) mengenai benda
materi pokok sifat-sifat benda cair diharapkan akan lebih meningkat. Adapun hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan hasil belajar adalah:
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar dan ada pula dari luar dirinya. Di
bawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan hasil belajar:
a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri).
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam,
pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk
belajar.
22

2) Intelegensi dan Bakat
Bila seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam
bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses bila
dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya

20
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Suskses Dalam Sertifikasi Guru,
hlm. 293.

21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 22.

22
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 53.
19

rendah. Demikian pula, jika dibandingkan dengan orang yang
intelegensinya tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut, orang
berbakat lagi pintar (intelegensinya tinggi) biasanya orang yang sukses
dalam karirnya.
3) Minat dan Motivasi
Sebagaimana dengan intelegensi dan bakat maka minat dan motivasi adalah
dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi
belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari
hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang
besar artinya untuk mencapai/ memperoleh benda atau tujuan yang diminati
itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena
keingginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh
pekerjaan serta inginhidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar
kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
4) Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.
Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan
ilmu kesehatan, akan memoeroleh hasil yang kurang memuaskan.
23

b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)
1) Keluarga
Adalah ayah, ibu anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah.
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak
dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun
atau tidak kedua orang tua, akrab atu tidak hubungan orang tua dengan
anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut
mempengaruhi keberhasilan belajar.


23
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 55-57.
20

2) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan
belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan
kemampuan anak, keadaan fasilitas/ perlengkapan di sekolah, keadaan
ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan
sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
3) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar
tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang
berpendidikan , terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan
moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi
sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak nakal, tidak
bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar
atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar
berkurang.
24

4) Lingkungan Sekitar/ Sosial
Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam
mempegaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan bangunan rumah,
suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya bila
bangunan rumah berpenduduk sangat rapat, akan menganggu belajar.
Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suarai hiruk pikuk orang disekitar,
suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan
mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan
iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.
2. Aspek-aspek hasil belajar
Proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang
melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar mengajar.

24
M Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 59-60.
21

Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek tersebut yaitu: aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
25

1) Aspek Kognitif
Taksonomi tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom
terdiri atas enam level yaitu sebagai berikut; pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis),
sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation).
2) Aspek Afektif
Yaitu yang berhubungan dengan pembangkittan niat sikap/emosi juga
penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma. Dalam aspek afektif
terdiri atas 5 level: penerimaan (receiving/attending), penanggapan
(responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organizing),
karakteristik (characterization).
3) Aspek Psikomotorik
Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkaan
gerak, keterampilan tangan, menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang
dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu. Sampson membagi aspek
ini menjadi lima level, yaitu: kesiapan (sel), meniru (imitation),
membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaption), menciptakan
(origination).

5. Sifat-sifat Benda Cair
Air, minyak, sirup, minyak tanah, oli, dan lain sebagainya termasuk ke
dalam benda cair. Haryanto mengemukakan bahwa sifat-sifat benda cair terdiri
atas: (1) bentuknya tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya; (2) bentuk
permukaan benda cair yang tenang selalu datar; (3) benda cair mengalir ke tempat
yang lebih rendah; (4) benda cair menekan kesegala arah; (5) benda cair meresap
melalui celah-celah kecil.
26


25
Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007), hlm. 22.

26
Haryanto, Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 106.
22

Air yang dimasukkan ke dalam botol, bentuknya akan sama dengan bentuk
botol. Begitu pula, air yang dimasukkan ke dalam gelas dan mangkok. Bentuk air
akan sama dengan dengan bentuk gelas dan mangkok. Demikian juga dengan
kecap dan minyak goreng akan selalu mengikuti bentuk wadah yang
ditempatinya. Contoh-contoh tersebut mendiskripsikan bahwa sifat benda cair
yang pertama adalah selalu mengikuti wadah yang ditempatinya.
27

Seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ketika mengisi air ke
dalam gelas dan pada saat air sudah tenang maka permukaan air akan datar.
Selanjutnya jika gelas yang berisi air tersebut dimiringkan, maka permukaan air
tetap datar. Jadi, sifat benda cair yang kedua adalah bentuk permukaan benda cair
yang tenang akan selalu datar. Sifat permukaan air yang selalu mendatar. Sifat
tersebut yang dimanfaatkan oleh para tukang bangunan dalam memastikan bahwa
ketinggian tembok dalam suatu bangunan telah benar-benar rata. Alat khusus
yang bisa digunakan untuk mengukur rata atau tidaknya tembok tersebut, alat
tersebut dinamakan waterpass.
Sifat benda cair yang ketiga adalah mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah, contohnya aliran air sunggai. Air sungai berasal dari mata air
yang terletak di pegunungan. Air tersebut akan mengalir terus menelusuri lembah.
Akhirnya, air sungai sampai di laut, tempat yang paling rendah.
Sifat benda cair yang keempat adalah menekan ke segala arah. Sebagai
contoh, masukkan air ke dalam tabung plastik. Lalu, berikan lubang-lubang kecil
di dinding tabung. Maka yang terjadi dari setiap lubang tabung, akan memancar
air. Tekanan air di permukaan tabung akan diteruskan oleh air yang berada di
bawahnya ke segala arah. Dengan demikian, air akan mengalir keluar tabung.
Sifat benda cair yang kelima adalah meresap ke celah-celah kecil.
Contohnya, ketika sebagian kain dicelupkan ke dalam air, maka lama kelamaan
kain tersebut akan basah seluruhnya.

27
Budi Wahyono dan Setyo Nurachmadi, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas IV,
(Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm. 75.
23

Selain sifat-sifat yang ada pada air, Air juga memiliki banyak manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari.
28
seperti pemanfaatan air bagi perairan/irigasi di
sawah, untuk kebutuhan minum, mandi, masak dan masih banyak manfaat yang
lain. Disamping itu air juga dapat melarutkan zat-zat tertentu yang dapat
dimanfaatkan manusia sehari-hari, seperti pelarutan gula dalam teh atau susu,
garam dalam memasak dan sirup untuk membuat minum.

B. KAJIAN PUSTAKA
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Penelitian Sri Utami (1402907128) tentang Peningkatan Hasil Belajar IPA
Cahaya dan Sifat-sifatnya Melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V SD
Negeri Kerta Basuki 02 Kecamatan Wonosari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran
2009-2010, Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen pada siswa
kelas V dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya menunjukkan hasil yang positif
(peningkatan prestasi belajar).
29
Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa
yang diperoleh setelah tes evaluasi pembelajaran pada siklus I dengan hasil 64, 80
dari nilai sebelumnya yaitu 61,29. Sehingga terdapat kenaikan sebesar 2,88.
Sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II sebesar 75,29. Jadi dari siklus I ke
siklus II terdapat peningkatan 10,49. Penelitian diatas berbeda dengan penelitian
yang akan penulis lakukan. Perbedaan itu terletak pada objek kajian yang
diangkat. Peneliti di atas mengangkat objek materi cahaya dan sifat-sifatnya
sedangkan objek yang akan penulis teliti yaitu air dan sifat-sifatnya.
Penelitian Marsilah (1404906028), tentang Peningkatan Motivasi Belajar
Siswa Melalui Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA Materi Magnet Siswa
Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Bangsri Tahun Pelajaran 2009/2010,
Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan hasil penelitian ini yang dimulai dari

28
Hadiat, Alam Sekitar Kita 2, (Jakarta, PT Lamtoro Gung Persada, 1996), hlm. 49.

29
Sri Utami, Peningkatan Hasil Belajar IPA Cahaya dan Sifat-Sifatnya Melalui Metode
Eksperimen Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kerta Basuki 02 Wonosari Tahun Pelajaran
2009/2010, skripsi UNNES (Semarang: UPT Perpustakaan UNNES), 2010.
24

awal pelaksanaan PTK sampai pelaksanaan siklus II telah menunjukkan adanya
peningkatan dari segi motivasi, pemahaman dan segi ketuntasan siswa.
Indikatornya adalah dari 75 siswa yang mengikuti tindakan siklus II, 75% siswa
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 75 dari 59, dan
rata-rata nilai yang dicapai pada siklus II adalah 81.
30
Objek fokus kajian pada
penelitian di atas berbeda dengan objek fokus kajian yang akan penulis teliti.
Objek fokus kajian di atas terletak pada peningkatan motivasi belajar sedangkan
objek fokus kajian yang akan penulis teliti terletak pada pemahaman dan hasil
belajar siswa.
Penelitian Untung Setiawan (3104221), tentang Penerapan Metode
Pembelajaran Eksperimen dengan Kartu Variabel untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Sistem Persamaan Linier Satu Variabel pada Peserta Didik
Semester I Kelas VII C MTs, NU Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran 2009-
2010, Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan pengunaan metode eksperimen dengan kartu variabel
dalam materi persamaan linier satu variabel dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes evaluasi pembelajaran yang dilakukan
pada tiap-tiap siklus. Siklus yang pertama menunjukkan nilai rata-rata peserta
didik naik hingga 6, 96, dengan ketuntasan belajar kalikal mencapai 72,97%.
Hasil ini dipandang meningkat pesat dibandingkan dengan hasil tes ulangan
harian materi yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai rata-rata
25,25% (dari 194 peserta didik hanya ada 49 yang lulus KKM). Sedangkan pada
siklus II diperoleh hasil evaluasi peserta didik meningkat lagi dengan rata-rata
nilai yang diperoleh mencapai 7, 72, dengan ketuntasan belajar sebesar 86, 49%,
atau peserta didik yang lulus KKM mencapai 32 peserta didik. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode eksperimen dengan kartu
variabel dapat meningkatkan pemahaman konsep sistem persamaan linier satu

30
Marsilah, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen pada
Pembelajaran IPA Materi Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kec-Bangsri Tahun
Ajaran 2009/2010, skripsi UNNES (Semarang: UPT Perpustakaan UNNES), 2010.
25

variabel peserta didik.
31
Penelitian diatas berbeda dengan penelitian yang akan
penulis angkat karena materi yang di ajarkan berbeda. Penelitian di atas
mengankat materi Matematika sedang kan materi yang akan penulis angkat adalah
materi IPA.
Berdasarkan kajian pustaka di atas yang menjadikan perbedaan dengan apa
yang akan penulis teliti adalah terletak pada materi yang akan dikaji, alasan
penulis memilih materi sifat-sifat benda cair karena dalam keseharian siswa
kecenderungan anak berinteraksi dengan air lebih banyak dialami. Oleh sebab itu,
pemahaman tentang air lebih berpeluang dalam merangsang anak untuk tertarik
dengan lingkunganya, dan pada akhirnya anak akan lebih mudah mengerti tentang
manfaat alam dan lingkunganya.

C. KERANGKA BERFIKIR
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau
Madrasah Ibtidaiyah sangat mengandalkan pengunaan metode-metode yang
aplikatif dan menarik siswa. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran
maka akan mudah meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa dalam proses
belajar mengajar. Menurut sebagian siswa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
sangat membuat mereka jenuh karena seharusnya materi yang diterangkan dan
dapat dimengerti oleh siswa dengan metode praktek atau observai, tetapi oleh
guru dijelaskan dengan metode ceramah ataupun resitasi LKS tentu saja hal ini
akan sulit dipahami oleh siswa dan membuat peserta didik menjadi malas untuk
mengikuti proses belajar mengajar.
Pemanfaatan metode eksperimen sebagai salah satu pilihan yang dapat
digunakan dalam proses belajar diharapkan dapat mewujudkan pemahaman dan
hasil belajar tentang sebuah konsep (sifat-sifat benda cair) yang abstrak. Sebab
menurut teori belajar kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk
mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat

31
Untung Setiawan, Penerapan Metode Pembelajaran Eksperimen dengan Kartu Variabel
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sistem Persamaan Linier Satu Variabel pada Peserta
Didik Semester I Kelas Vii C Mts, Nu Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran 2009-2010, Skripsi
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo), 2010.
26

berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah,
mencermati lingkungan, mempraktikkan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi/pengetahuan
yang baru.
32

Pengunaan metode eksperimen diduga dapat mewujudkan pemahaman
tentang konsep sifat-sifat benda cair, karena metode tersebut dapat digunakan
dalam kegiatan pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami sebuah
konsep dan pemahaman mengenahi proses terbentuknya sebuah konsep. Sehingga
dalam pembelajaran selanjutnya siswa akan lebih mengerti mengenahi Alam dan
pemanfaatanya dalam kehidupan. Dan juga dapat memberikan peluang pada anak
untuk lebih aktif mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya.

D. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pernyataan.
33

Jawaban ini dapat benar atau salah tergantung pembuktian di lapangan. Adapun
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan metode
eksperimen, dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas
IV MI Sultan Agung 03 dalam pembelajaran IPA pada materi pokok sifat-sifat
benda cair.








32
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 31.

33
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 96.
27

BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan
dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan
dengan mengajukan prosedur yang reliable dan terpercaya.
1

Jenis penelitian yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan clasroom action
research. Action research merupakan istilah dari penelitian tindakan. Penelitian
ini merupakan perkembangan baru yang muncul pada 1940-an sebagai salah satu
model penelitian yang muncul di tempat kerja, tempat penelitian melakukan
pekerjaan sehari-hari, contohnya, kelas adalah tempat penelitian bagi para guru,
sekolah menjadi tempat penelitian kepala sekolah.
Menurut Kemmis seperti dikutip Andi Prastowo (Memahami Metode-
metode Penelitian) yang menyatakan: action research is the way group of the
people can organize the conditions under which they can learn from their own
experience accessible to others.
2
Action reseach merupakan cara yang digunakan
sekelompok orang yang dapat mengatur kondisi supaya mereka dapat belajar dari
pengalaman mereka dan pengalaman mereka akan berguna juga bagi orang lain.
Berdasarkan definisi tersebut, bisa dipahami bahwa penelitian tindakan
adalah cara atau kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi
sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat
pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan sebuah metode penelitian yang pelaksanaanya dilakukan untuk
mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam konteks pembelajaran di kelas
dan langkah-langkah yang dapat digunakan oleh guru dalam memperbaiki kualitas

1
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996), hlm.10.

2
Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), hlm 225
28

pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengunakan Jenis penelitian ini,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian tindakan kelas yang di rencanakan dalam penelitian ini adalah
penerapan metode eksperimen yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap
siklus terdiri atas 4 tahap yaitu: planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), reflection (refleksi).

B. TEMPAT DAN WAKTU
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di MI Sultan Agung
03 Sukolilo Pati. Penulis memilih tempat atau lokasi ini dengan pertimbangan
bahwa lokasi tersebut merupakan sekolah yang dekat dengan peneliti, yaitu
sekolah dimana peneliti masih satu desa dengan sekolah tersebut. Hal inilah
yang memudahkan penulis untuk mencari data.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama dua minggu mulai dari
tanggal 21 Mei 31 Mei 2012

C. SUBYEK PENELITIAN
Subyek dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV
MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati. Dengan jumlah siswa 17 orang yang terdiri
dari 9 lakilaki dan 8 perempuan.

D. KOLABORATOR
Kolabolator dalam PTK merupakan orang yang bekerja sama dan membantu
mengumpulkan data-data penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada peneltian
ini, yang menjadi kolabolator adalah Sarwati, S. Pd. I selaku pendidik mata
pelajaran IPA kelas IV MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati.



29



O
R
A


O
R
A
E. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus, tiap siklus terdiri dari 3
tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) tindakan dan observasi; (3) refleksi.
Skema pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:









Keterangan:
A: Act (Tindakan)
O: Observasi
R: Reflektif
Gambar. 3.1 Diagram Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis.
3


Adapun deskripsi dari setiap tahap skema alur penelitian tindakan kelas
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti dan guru kelas, menyusun dan mempersiapkan
segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. Persiapan
tersebut berupa penentuan tujuan atau indikator yang hendak dicapai,
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan penerapan
metode eksperimen, menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam

3
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hlm. 215.
PLAN REVISED PLAN
PLAN
30

melakukan eksperimen, serta membuat lembar kerja kelompok, lembar
observasi, lembar wawancara, dan membuat lembar tes.
b. Tahap Tindakan, Observasi, dan Tes
Pada tahap ini, peneliti yang sekaligus bertindak sebagai pengajar
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Di samping itu pula, guru kelas atau teman sejawat selaku observer melakukan
pengamatan terhadap aktivitas pengajar dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
4
Pengamatan
ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
pelaksanaan pembelajaran. Melalui observasi ini akan diperoleh data-data
maupun informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan terlaksana dan tidaknya indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Dan di akhir setiap tindakan, peneliti memberikan tes yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
yang telah dipelajari.
c. Tahap Refleksi
Tahap refleksi adalah tahapan peninjauan kembali terhadap pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan. Pada tahap ini, peneliti dan observer
menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
evaluasi. Kemudian melakukan diskusi untuk membahas kekurangan
kekurangan dalam proses tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya
mengadakan perbaikanperbaikan dengan tujuan agar pelaksanaan tindakan
berikutnya memberikan hasil yang lebih baik dan maksimal.
2. Siklus II
Pada prinsipnya semua kegiatan siklus II sama dengan kegiatan pada siklus
I, Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.
Dalam siklus II langkah-langkah sama pada siklus I, salah satunya meninjau
kembali rencana pembelajaran dengan melakukan revisi sesuai hasil evaluasi
siklus I, serta mencari alternatif pemecahan masalah yang telah dihadapi pada

4
Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006),
hlm. 19.
31

siklus I. apabila dalam siklus II ini pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode eksperimen yang diharapkan belum meningkatkan hasil
belajar peserta didik maka dapat ditindak lanjuti pada siklus berikutnya jika masih
dibutuhkan.

F. SUMBER DATA DAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA
a. Sumber Data
Data yang digunakan sebagai sumber penelitian adalah:
1) Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan.
Data tersebut meliputi data-data tentang sekolah, pendidik, peserta didik
kelas IV, proses pembelajaran, serta hasil tes yang dicapai oleh peserta didik
kelas IV setelah mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen.
2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari referensi buku yang relevan
dengan penelitian yang diangkat.
b. Tehnik Pengumpulan Data
1) Metode Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam
penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.
5

Pengambilan data berupa informasi mengenai situasi belajar mengajar yang
menyangkut aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Observasi
dilakukan dengan menggunakan pedoman yang di dalamnya sudah tertera
indikator indikator yang akan diamati.
2) Metode Tes
Metode tes ini digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang
mencangkup pengetahuan dan keterampilam sebagai hasil kegiatan belajar
mengajar.
6
Teknik pengambilan data ini yang mencakup hasil tes mengenai
penguasaan pemahaman konsep siswa terhadap materi sifat-sifat benda cair

5
Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.
Indeks, 2010), hlm. 66.

6
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif:Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hlm. 256.
32

yang dilakukan dengan cara pemberian soal-soal. Tes ini dilakukan pada akhir
setiap tindakan. Hasil dari tes ini berupa skor yang diperoleh siswa.
Metode tes ini digunakan untuk mengambil data nilai tes pada subjek
penelitian. Data ini digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian.
3) Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Metode dokumentasi yakni mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku transkip, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.
7
Dokumentasi ini digunakan
untuk menghimpun data yang berkaitan dengan data-data sekolah, nama
pendidik, peserta didik, serta arsip-arsip yang berhubungan dengan penelitian.

G. TEHNIK ANALISIS DATA
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam pembelajaran, perlu
dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis
deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat mengambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
8
Sedangkan Menurut Milles dan Huberman seperti dikutip Aji
Sofanudin (metode penelitian ilmu Tarbiyah) mengatakan tehnik analisis data
yang digunakan dalam penelitian kualitatif meliputi: reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclution).
9

Data yang diperoleh dari hasil observasi, tes, dan dokumentasi akan
dianalisis bersama dengan observer dan teman sejawat. Data tersebut akan
disaring atau diseleksi terlebih dahulu. Data yang dianggap penting dan

7
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008), hlm. 90.

8
Zainal Aqib, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2011), hlm.
39.

9
Aji Sofanudin, Metode Penelitian Ilmu Tarbiyah, (Semarang: Lakmus Indonesia, 2009),
hlm. 34.
33

keabsahannya tinggi akan disajikan. Sedangkan data yang tidak penting akan
disimpan dan dijadikan arsip dengan pertimbangan mungkin suatu saat akan
dibutuhkan. Data yang sudah diseleksi kemudian disajikan dan selanjutnya
peneliti, observer, dan teman sejawat mendiskusikan data tersebut untuk menarik
suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini yang diutamakan adalah perbaikan proses
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman (proses terbentuknya konsep) dan
hasil belajar peserta didik, maka analisis data yang digunakan dengan dua cara
yaitu sebagai berikut:
a. Analisis deskriptif kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif, artinya seluruh data yang terkumpul diolah
secara non statistik untuk menggambarkan situasi hasil penelitian. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui bagaimana aktivitas peserta didik selama proses
pembelajaran.
b. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengolah data dari hasil tes peserta
didik setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif ini melalui beberapa tahap, yaitu:
1) Membandingkan mean (nilai rata-rata)
Mean adalah nilai rata-rata.
10
Mengenai penelitian yang diangkat
mean di sini berarti teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai
rata-rata dari kelompok tersebut. Hal ini dapat dirumuskan seperti rumus
sebagai berikut:
N
X
Me


Dimana: Me = Mean (rata-rata)
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa


10
Zainal Aqib, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 40.
34

2) Menilai lembar observasi
Untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi IPA
mengenai Konsep sifat-sifat benda cair peneliti menggunakan lembar
observasi yang dilengkapi dengan kriteria penilaian mengenai aspek
percobaan, Kriteria yang digunakan untuk mengukur indikator proses,
yaitu aktivitas belajar guru dan siswa dalam proses pembelajaran
berdasarkan 10 indikator yang tertera pada pedoman observasi. Jadi,
indikator proses pada penelitian tindakan kelas ini adalah Semua
indikator aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran yang tertera
pada pedoman observasi harus mencapai kualifikasi cukup (C), baik (B),
atau sangat baik (SB). Akan tetapi, jika belum sesuai, maka diberikan
kualifikasi kurang (K), atau sangat kurang (SK) .
11

3) Persentase ketuntasan belajar klasikal
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan
menggunakan deskripsi persentase. Untuk hasil tes, persentase ini
digunakan untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal. Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:

% 100
didik peserta seluruh Jumlah
tuntas yang didik peserta Jumlah
klasikal belajar Ketuntasan








11
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, hlm. 261.
35

H. INDIKATOR KEBERHASILAN
Ada dua indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu:
1. Indikator proses
Kriteria yang digunakan untuk mengukur indikator proses, yaitu kegiatan
belajar siswa dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan 10 indikator
yang tertera pada pedoman observasi. Jadi, indikator proses pada penelitian
tindakan kelas ini adalah Semua indikator aktivitas belajar siswa dalam
proses pembelajaran yang tertera pada pedoman observasi harus mencapai
kualifikasi cukup (C), baik (B), atau sangat baik (SB).
12

2. Indikator hasil
Indikator keberhasilan belajar dari penelitian ini adalah dengan mengacu
pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yang sudah
ditetapkan di kelas IV MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati yaitu apabila 70% ke-
atas maka nilai peserta didik sudah mencapai KKM.












12
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, hlm. 261.
36

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN UMUM MI SULTAN AGUNG 03 SUKOLILO PATI
1. Sejarah singkat MI Sultan Agung 03 Sukolilo pati
MI Sultan Agung 03 didirikan pada tanggal 5 Juli 1985 oleh masyarakat
dukuh Gadingan kelurahan Kedungwinong. MI tersebut berawal dari tanah waqaf
yang diberikan oleh Salepah Matekram yaitu salah satu warga dusun tersebut. MI
tersebut pertama kali berdiri dengan nama MI Nurul Huda II, kemudian
menginduk pada Yayasan Pengembangan Pendidikan Islam Sultan Agung
(YAPPI.SA) Sukolilo dengan berganti nama MI Sultan Agung 03 Sukolilo sampai
sekarang.
1

Adapun Visi, Misi, dan Tujuan dari penyelengaraan pendidikan tersebut
adalah:
a. Visi
Unggul dalam Prestasi, Santun dalam Pekerti dan Berilmu Pengetahuan
Berdasarkan Iman dan Taqwa
b. Misi
Menyelengarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi
akademik dan non akademik
Menyelenggarakan pengalian bakat siswa untuk mencetak generasi-generasi
yang berprestasi
Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari
ketrampilan-ketrampilan
Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat
Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai
dengan perkembangan dunia pendidikan serta menyelengarakan tata kelola
madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel

1
Hasil wawancara dengan bapak Eko selaku TU di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati, pada
hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 di kantor.
37

Menyelengarakan Ekstra Kurikuler seperti : MTQ, Kaligrafi, Pidato Bahasa
Indonesia, Arab dan Inggris, Tenis Meja untuk memberdayakan talenta para
peserta didik.
c. Tujuan
Secara umum, tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Sultan Agung 03
Kedungwinong adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian
lebih lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, Madrasah
Ibtidaiyah Sultan Agung 03 Kedungwinong, mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan mengunakan pendekatan
pembelajaran aktif (PAIKEM, CTL)
2) Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui layanan
bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstra kurikuler
3) Membiasakan perilaku Islami di lingkungan madrasah
4) Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 70
5) Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan olah raga lewat
kejuaraan dan kompetisi.
2









Gambar. 4.1 Denah lokasi MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati

2
Data dokumentasi MI Sultan Agung 03 Sukolilo yang didapat pada hari Sabtu tanggal 26
Mei 2012.
38

Secara geografis MI Sultan Agung 03 Sukolilo berada di tempat yang
lumayan jauh dari kota, namun tempat tersebut dekat dengan suasana alam yang
masih rindang, karena tempatnya ditengah-tengah dusun di bawah bukit.
Walaupun terletak jauh dengan kota akan tetapi ketersediaan fasilitas terpenuhi
sehingga memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
2. Keadaan tenaga pengajar MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati
Tenaga pengajar yang dimaksud disini adalah guru. Guru adalah orang yang
memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan memantau perkembangan siswa
baik potensi kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Jadi kedudukan guru adalah
penting dalam pendidikan. Guru-guru MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati sebagian
besar berpendidikan Sarjana (S1) dan minimal Diploma 2 (D2).
3
Adapun
penjelasanya adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.1
Data Guru Madrasah Ibtidaiyah Sultan Agung 03 Sukolilo Pati.
4


No Nama L/P Ijazah terakhir Mengajar kelas Status
1 Zaenal Arifin, S.Ag L S1 IV, V, VI Kep. Sek
2 Purjoso, S.Pd.I L S1 IV, V, VI WKS
3 Ah. Sholeh, S.Pd.I L S1 IV, V, VI GTY
4 Siti Kodari, S.Pd.I P S1 IV, V, VI GTY
5 Sarwati, S.Pd.I P S1 IV GTY
6 Eko Santoso, S.Pd.I L S1 IV, V, VI GTY
7 Muzaikan L - IV, V, VI GTY
8 Ah. Fauzi L S1 III GTY
9 Priyo L S1 II GTY
10 Sugeng L S1 III GTY
11 Purwadi L S1 I GTY
12 Sugiono L - III GTY
13 Susilowati P S1 II GTY
14 Uswatun Hasanah P - I GTY
15 Noor Khamidah P S1 I GTY



3
Hasil wawancara dengan bapak Eko selaku TU di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati, pada
hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 di kantor.

4
Data dokumentasi MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati yang diperoleh pada hari Rabu
tanggal 30 Mei 2012.
39

3. Keadaan peserta didik MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati
Tabel 4.2
Keadaan peserta didik di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati tahun ajaran
2011/2012.
5


No Kelas Jumlah kelas Jumlah Siswa Jumlah
Seluruhnya Putra Putri
1 I 1 13 10 23
2 II 1 17 13 30
3 III 1 15 6 21
4 IV 1 10 7 17
5 V 1 13 8 21
6 VI 1 11 17 28
Jumlah 6 79 61 140
Sedangkan daftar peserta didik yang dijadikan subjek adalah kelas IV, yang
terdiri dari 17 peserta didik, yaitu 9 peserta didik laki-laki dan 8 peserta didik
perempuan, sebagaimana tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Daftar siswa kelas IV B MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati tahun ajaran
2011/2012.
6

No Nama L/P
1 Agus Gunawan L
2 Alviana Ulum Nur Mufida P
3 Fitri Nur Wahyu P
4 Muhammad Rifki Anwar L
5 Muhammad Ridwan L
6 Muhammad Abdul Azis L
7 M. Nururrahman L
8 Moh. Fauzan Asrori L
9 M. Suparno L
10 Miftakhur Rohim L
11 Maisnatul Muyassaroh P
12 Novi Zulfin Ardiani P
13 Nanda Silviano P
14 Putri Fatma Sari P
15 Sindi Lorena Sari P
16 Thomas Diki Setiawan L
17 Zeli Ulama Sari P

5
Data dokumentasi MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati yang diperoleh pada hari Selasa
tanggal 29 Mei 2012.

6
Data dokumentasi MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati yang diperoleh pada hari Rabu
tanggal 30 Mei 2012.
40

4. Kegiatan belajar mengajar di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati
a) Intra Kurikuler
Kegiatan belajar mengajar di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati
berpedoman pokok pada Standar Isi yang dikembangkan oleh BSNP, Kebijakan
Kanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah, Kebijakan Kandepag
Kabupaten Pati dan hasil rapat internal Komite Madrasah, mata pelajaran yang
dikembangan oleh Madrasah Ibtidaiyah Sultan Agung 03 Kedungwinong
dideskripsikan sebagai:
1. Mata pelajaran Agama, seperti: Quran Hadist, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI), dan Bahasa Arab
2. Mata pelajaran umum, antara lain: PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS, Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK), dan Penjasorkes
3. Muatan lokal, seperti: Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, dan Baca Tulis Al-Quran
4. Pembiasaan, seperti: tadarus Al-Quran, hafalan surat-surat pendek, Asmaul
Husna, shalat Dhuha bersama, jamaah shalat Dzukur.
b) Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler dilaksanakan di luar jam pelaran yang diatur
sesuai jadwal kegiatan, meliputi: pramuka, olahraga, pendalaman materi BTA,
Bimbingan Konseling, dan Seni Baca al-Quran.
7


5. Fasilitas MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati
Dinamika dan kelancaran kegiatan belajar mengajar didukung sarana dan
prasarana yang memadai, antara lain: gedung sekolah milik sendiri, perpustakaan,
UKS, alat peraga, alat kesenian, lapangan olahraga yang memadai, dan koperasi
sekolah.




7
Data dokumentasi MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati yang didapat pada hari Rabu tanggal
30 Mei 2012.
41

B. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN
1. Prasiklus
Sebelum mengadakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kunjungan
lapangan di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati yang dilaksanakan pada tangal 23-
24 Mei dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan
pembelajaran IPA yang sedang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Sebelum
melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan wawancara dengan guru kelas
IV. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV (empat)
diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Nilai pelajaran IPA yang diperoleh siswa rata-rata masih rendah, yaitu 53,1.
b. Metode yang digunakan guru masih mengunakan metode konvensional
(ceramah, tanya jawab, dan resitasi) sehingga terjadi komunikasi satu arah,
siswa hanya mendengar apa yang disampaikan oleh guru sehingga siswa
terlihat pasif.
c. Guru jarang melakukan pembelajaran secara kelompok dengan menggunakan
LKS, sehingga interaksi antar siswa yang satu dengan siswa yang lain masih
kurang.
Dari permasalahan di atas, perlu adanya proses perbaikan kegiatan belajar
mengajar dalam pembelajaran IPA melalui PTK. Sehingga penentuan metode
eksperimen diharapkan mampu merubah pembelajaran yang semula hanya
berpusat pada guru teacher centered menjadi student centered yang berarti
mampu menciptakan pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengkontruksi dan menemukan sendiri pengetahuan dan pengalaman
belajar yang bermakna bagi kehidupanya, sehingga siswa dapat menyelesaikan
berbagai permasalahan IPA secara aktif.
Adapun penelitian PTK ini akan dilakukan melalui 2 siklus.



42

2. Siklus I
a. Perencanaan
Setelah menelaah masalah yang terjadi dan selanjutnya melakukan diskusi
dengan kepala sekolah dan guru kelas IV, maka disusun dan dipersiapkan
langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap tindakan, yaitu sebagai berikut:
1) Membuat desain pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode eksperimen
(Lampiran 2 Siklus 1 Bagian 1)
2) Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen
3) Membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan digunakan siswa dalam
melakukan eksperimen (Lampiran 2 Siklus I Bagian 2)
4) Menyusun soal-soal tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menguasai materi pelajaran (Lampiran 2 Siklus I Bagian 3)
5) Membuat pedoman observasi (Lampiran 3 Siklus 1 Bagian 1 dan 2) beserta
panduan penilaiannya (Lampiran 8 )
Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pembelajaran yang
dilakukan secara spesifik.

b. Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakn pada Hari Sabtu Tanggal 26 Mei 2012 pada
pukul 07.15-09.00 WIB, dan dilaksanakan melalui pengajaran langsung di kelas.
Tindakan siklus I diawali dengan mengecek kesiapan belajar siswa,
menyampaikan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
Kemudian berdoa dan dilanjutkan dengan guru melakukan apersepsi yang
meliputi absensi, menyanyi, pemberian motivasi dan mengaitkan materi pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
Kegiatan inti pada tindakan siklus I dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa
2) Perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan bahan yang akan digunakan
dalam melakukan eksperimen, serta lembar kerja kelompok (LKK) yang di
43

dalamnya memuat langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan
eksperimen
3) Setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang
tertera dalam LKK dan mencatat hal-hal yang ditemukan selama proses
percobaan. Di samping itu, guru mengarahkan dan membimbing kelompok
yang mengalami kesulitan dalam melakukan eksperimen
4) Setiap kelompok melakukan diskusi antar siswa dalam kelompok untuk
membahas temuan-temuan dalam eksperimen, selanjutnya membuat
kesimpulan
5) Melakukan diskusi antar kelompok dimana guru bertindak sebagai moderator.
Diskusi dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada perwakilan
setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimenya, kemudian
kelompok lain menanggapinya.
Di akhir tindakan siklus I, siswa dibimbing dan diarahkan untuk
menyimpulkan materi pelajaran. Selanjutnya menyampaikan pesan-pesan moral
dan moril di akhir kegiatan belajar (Lampiran 2 Siklus 1 Bagian 1) kemudian
dilanjutkan dengan tes pemahaman siswa.
Data yang berhasil diperoleh untuk mengetahui peningkatan pemahaman
konsep siswa diperoleh dari hasil pretes dan postes yang diberikan kepada siswa
pada setiap siklusnya. Pretes dan postes berisi 10 butir soal pemahaman konsep (5
untuk pilihan ganda dan 5 untuk esay), dan sekor setiap soal pilihan ganda diberi
nilai 1 point sedangkan untuk esay setiap soal diberi nilai 3 point. Jadi, jumlah
keseluruhan total nilai pilihan ganda dan esay adalah 20 point.
Untuk menghitung hasil perolehan pemahaman konsep siswa terhadap
konsep sifat-sifat benda cair digunakan rumus ketuntasan belajar individu, lalu
dicari nilai rata-ratanya, kemudian mengukur ketuntasan belajar siswa dengan
mengunakan rumus ketuntasan belajar klasikal. Berikut data hasil pretes dan
postes pemahaman konsep siswa pada siklus I.
Adapun hasil dari tes pemahaman siswa yang telah dilaksanakan adalah
sebagaimana pada (lampiran 4 Siklus 1), dimana dapat disimpulkan pada tabel di
bawah ini:
44

Tabel 4.4 Hasil pretes dan postes pemahaman konsep siswa siklus I
No Indikator Pra siklus Siklus I
1 Nilai rata-rata kelas 58,8 67,6
2 Ketuntasan belajar klasikal 35% 58,8%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada saat pretes, nilai rata-rata yang
diperoleh siswa sebesar 58,8 sedang pada saat postes rata-rata nilai yang diperoleh
siswa sebesar 67,6. Dengan demikian telah terjadi peningkatan siswa dalam hal
pemahaman konsep. Hal ini terjadi karena siswa telah mendapatkan tindakan
pembelajaran melalui metode eksperimen walaupun masih terdapat beberapa
kekurangan dan kesalahan dalam menciptakan efektifitas pembelajaran di kelas.
Sedangkan perbandingan peresentase yang didasarkan ketuntasan belajar
klasikal (lampiran 4 siklus 1), jumlah siswa yang berhasil menguasai >70% materi
pelajaran dengan yang <70% pada siklus I dapat dilihat pada diagram berikut:








Gambar 4.2 Diagram perbandingan jumlah siswa yang telah menguasai
materi pelajaran <70% dan >70% pada siklus I.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran
(Lampiaran 3 Siklus 1 Bagian 1), diperoleh data bahwa guru hanya mampu
melaksanakan 4 indikator dengan kualifikasi sangat baik (SB), 3 indikator dengan
Siswa yang Menguasai < 70% Materi Pelajaran
Siswa yang Menguasai > 70% Materi Pelajaran
45

kualifikasi cukup (C), dan 1 indikator dengan kualifikasi kurang (K) dari 8
indikator yang telah ditetapkan untuk dinilai. Data tersebut dideskripsikan sebagai
berikut:
1) Guru sudah menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dengan bahasa yang jelas, suara yang nyaring, dan pandangan yang mengarah
kepada semua siswa
2) Guru sudah melakukan apersepsi dengan maksimal. Apersepsi dilakukan oleh
guru dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan peserta didik.
Misalnya: mengapa pakaian jika dipanaskan cepat kering? Maka siswa akan
menjawab bermacam-macam. Dari hasil jawaban tersebut kemudian dibuktikan
dengan percobaan.
3) Pembagian kelompok yang dilakukan guru sudah heterogen dilihat dari aspek
gender, tetapi jika ditinjau dari tingkat kognitif, pembagian kelompok tersebut
belum heterogen
4) Guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
eksperimen. Selain itu, lembar kerja kelompo (LKK) yang disiapkan oleh guru
sudah maksimal, dimana langkah-langkah eksperimen sudah tertera di
dalamnya secara jelas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa
5) Guru belum maksimal dalam membimbing dan mengarahkan siswa dalam
melakukan percobaan. Hanya 2 dari 4 kelompok yang mendapat bimbingan
dari guru dalam menyelesaikan kesulitan pada saat melakukan eksperimen
6) Guru masih kurang dalam mengontrol keaktifan setiap siswa dalam melakukan
eksperimen pada kelompoknya masing-masing. Guru juga tidak memberikan
teguran kepada siswa yang tidak aktif
7) Guru belum maksimal dalam memandu pelaksanaan diskusi antar kelompok.
Hal ini terlihat dari tidak adanya pemerataan kesempatan berbicara kepada
setiap kelompok
8) Guru hanya memberikan kesempatan kepada 2 kelompok saja untuk
menyimpulkan materi pelajaran.
Selanjutnya, dari hasil observasi aktivitas siswa (Lampiran 3 Siklus 1
Bagian 2), diperoleh data bahwa siswa hanya mampu melaksanakan 3 indikator
46

dengan kualifikasi sangat baik (SB), 5 indikator dengan kualifikasi cukup (C), dan
2 indikator dengan kualifikasi kurang (K) dari 10 indikator yang telah dirumuskan
untuk diamati. Data tersebut dideskripsikan sebagai berikut:
1) Ada 6 siswa yang terlihat sibuk bercerita dengan temanya dan tidak menyimak
apersepsi yang disampaikan oleh guru
2) Siswa sudah membentuk kelompok sesuai instruksi guru
3) Perwakilan setiap kelompok secara mandiri mengambil alat dan bahan serta
LKK yang akan digunakan dalam eksperimen
4) 2 dari 4 kelompok masih terlihat kesulitan dalam melakukan eksperimen
khususnya eksperimen 3 dan 5
5) Hanya 2 kelompok yang semua angotanya aktif dalam melakukan eksperimen
6) Hanya 2 kelompok yang melakukan diskusi antar angota dalam kelompok
untuk membuat kesimpulan atas temuan-temuanya dalam eksperimen
7) Semua kelompok sudah mempresentasikan hasil eksperimenya. Namun, hanya
1 kelompok yang hasil eksperimenya mencapai taraf sangat baik dan 1
kelompok mencapai taraf baik, sedangkan hasil eksperimen dari 2 kelompok
lainnya berada di taraf kurang
8) Hanya 2 dari 4 kelompok yang saling menanggapi dalam diskusi antar
kelompok
9) Hanya 2 kelompok yang terlibat aktif dalam menyimpulkan materi pelajaran
10) Setiap kelompok sudah membersihkan dan menyimpan alat dan bahan yang
digunakan dalam eksperimen.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan tes yang telah dilakukan, maka peneliti
bersama observer dan teman sejawat melakukan diskusi untuk membahas data
yang telah diperoleh tersebut. Setelah dianalisis, maka ditemukan fakta bahwa
antara data yang diperoleh dengan desain pembelajaran yang telah direncanakan
serta indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan terdapat beberapa
ketidaksesuaian, yaitu sebagai berikut:
47

1) Peneliti yang bertindak sebagai pengajar belum maksimal dalam mengarahkan
dan membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. Akibatnya, ada
beberapa kelompok yang mengalami kesulitan dalam melakukan eksperimen
2) Masih banyak siswa yang tidak aktif dalam melakukan eksperimen serta
diskusi antar siswa dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena guru lepas
kontrol
3) Pelaksanaan diskusi antar kelompok untuk membahas temuan-temuan dalam
eksperimen belum berjalan optimal
4) Aktivitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan, dimana hanya
terdapat 3 indikator yang terlaksana dengan kualifikasi sangat baik (SB), 5
indikator terlaksana dengan kualifikasi cukup (C), dan 2 indikator terlaksa
dengan kualifikasi kurang (K) dari 10 indikator. Sedangkan dari segi hasil
belajar siswa (ketuntasan belajar klasikal) hanya terdapat 58,8% dari 17 siswa
yang mengikuti proses pembelajaran yang berhasil menguasai >70% materi
pelajaran. Itu artinya metode yang digunakan belum dapat memberikan
pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran.
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada siklus II, maka perlu adanya
perbaikan. Adapun perbaikan-perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen dengan meminta
saran dari guru kelas IV MI Sultan Agung 03, sehingga siswa yang memiliki
tingkat kognitif yang tinggi mampu menjadi tutor sebaya di kelompoknya. Hal
inilah yang memungkinkan kegiatan eksperimen akan berlangsung dengan
optimal
2) Lebih memaksimalkan dalam hal mengarahkan dan membimbing serta
mengontrol keaktifan siswa melakukan eksperimen, sehingga mereka bisa
mencapai tujuan yang dikehendaki dalam eksperimen
3) Memberikan penekanan pada setiap kelompok untuk melakukan diskusi antar
siswa dalam kelompok agar membahas hasil eksperimen pada kelompoknya
masing-masing
4) Lebih memaksimalkan dalam bertindak sebagai moderator diskusi antar
kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang
48

merata kepada setiap kelompok untuk mengungkapkan gagasan dan
pendapatnya. Selain itu pula, guru hendaknya memperhatikan alokasi waktu
agar terjadi pembelajaran yang efektif
5) Memberikan kesempatan yang sebesar mungkin kepada siswa untuk
menyimpulkan materi pelajaran di akhir pembelajaran.

3. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I serta saran-saran dari guru kelas IV
MI Sultan Agung 03, maka diambil kesimpulan untuk membuat langkah-langkah
perencanaan pada siklus II sebagai berikut:
1) Mengklasifikasi siswa berdasarkan tingkat kognitifnya. Hal inilah yang akan
dijadikan sebagai pedoman dalam menetapkan angota-angota setiap kelompok
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode
eksperimen dengan menyesuaikan perbaikan siklus I pada (Lampiran 5 Siklus 2
Bagian 1)
3) Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen
4) Membuat lembar kerja siswa (Lampiran 5 Siklus 2 Bagian 2) yang memuat
tentang alat dan bahan serta langkah-langkah kerja yang akan dilakukan dalam
eksperimen
5) Membuat serangkaian soal-soal (Lampiran 5 Siklus 2 Bagian 3) yang akan
digunakan dalam mengevaluasi hasil belajar siswa. Pada siklus II, soal pilihan
ganda dan esay sama-sama berjumlah 10
6) Membuat pedoman observasi aktivitas guru dan siswa (Lampiran 6 Siklus 2
Bagian 1 dan 2) disertai panduan penilaian-nya (Lampiran 8). Hal ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran tentang pembelajaran yang dilakukan secara
spesifik karena tidak mungkin semua proses pembelajaran dapat direkam oleh
peneliti.



49

b. Tindakan
Berdasarkan hasil perencanaan, maka pembelajaran siklus II dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012 pada pukul 07.15-09.00 WIB, dan
dilaksanakan melalui pengajaran langsung di kelas.
Tindakan siklus II diawali dengan mengecek kesiapan belajar siswa,
menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, Kemudian
berdoa dan dilanjutkan dengan guru melakukan apersepsi yang meliputi absensi,
menyanyi, pemberian motivasi dan mengaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan inti pada siklus II dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Membagi siswa dalam beberapa kelompok secara hetrogen, dimana setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang berbeda tingkat kognitifnya dan gender
2) Perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan bahan serta lembar kerja
siswa yang akan digunakan dalam eksperimen
3) Setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk yang tertera
dalam LKS (lembar kerja siswa) dan mencatat temuan-temuan dalam
eksperimen. Di sisi lain, guru mengarahkan dan membimbing kelompok siswa
yang mengalami kesulitan serta mengontrol keaktifan setiap siswa pada
kelompoknya masing-masing.
4) Setiap kelompok melakukan diskusi antar anggota dalam kelompok untuk
membahas hasil temuan mereka dalam eksperimen
5) Melakukan diskusi antar kelompok dimana guru bertindak sebagai moderator.
Diskusi dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada perwakilan
setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimenya, kemudian
kelompok lain menanggapi.
Di akhir tindakan siklus II, siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan
materi pelajaran, dan guru menyimak dan menyempurnakan dari hasil kesimpulan
yang diperoleh. Selanjutnya menyampaikan pesan-pesan moral dan moril
(Lampiran 5 Siklus 2 Bagian 1), lalu dilanjutkan dengan tes pemahaman siswa.
Data yang berhasil diperoleh untuk mengetahui peningkatan pemahaman
siswa diperoleh dari hasil pretes dan postes yang diberikan kepada siswa pada
50

setiap siklusnya. Pretes dan postes berisi 10 butir soal (10 untuk pilihan ganda dan
10 untuk esay), dan sekor setiap soal pilihan ganda dan esay diberi nilai 1 point.
Jadi, jumlah keseluruhan total nilai pilihan ganda dan esay adalah 20 point.
Untuk menghitung hasil perolehan pemahaman siswa terhadap konsep sifat-
sifat benda cair digunakan rumus ketuntasan belajar individu, lalu dicari nilai rata-
ratanya, kemudian mengukur ketuntasan belajar siswa dengan mengunakan rumus
ketuntasan belajar klasikal. Berikut data hasil pretes dan postes pemahaman
konsep siswa pada siklus II.
Tabel 4.5. Hasil Pretes dan Postes Pemahaman Konsep Siswa Siklus II
No Indikator Pra Siklus Siklus II
1 Nilai rata-rata kelas 63,5 79,4
2 Ketuntasan belajar klasikal 47% 88%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada saat pretes rata-rata yang
diperoleh siswa sebesar 63,5. sedangkan pada saat postes rata-rata nilai yang
diperoleh siswa sebesar 79,4. Dengan demikian peningkatan siswa dalam hal
pemahaman konsep pada siklus II cukup signifikan. Hal ini terjadi karena siswa
telah menunjukkan minat dan motivasinya dalam pembelajaran khususnya dalam
mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen.
Sedangkan perbandingan peresentase yang didasarkan ketuntasan belajar
klasikal (lampiran 7 siklus 2), jumlah siswa yang berhasil menguasai >70% materi
pelajaran dengan yang <70% pada siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini:





51









Gambar 4.3 Diagram perbandingan presentase jumlah siswa yang
menguasai <70% dan >70% materi pelajaran pada siklus II.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru dalam proses pembelajaran
(Lampiran 6 Siklus 2 Bagian 1) diperoleh data bahwa guru mampu melaksanakan
5 indikator dengan kualifikasi sanggat baik (SB), 2 indikator dengan kualifikasi
baik (B), dan 1 indikator dengan kualifikasi cukup (C) dari 8 indikator yang telah
ditetapkan untuk dinilai. Data tersebut dideskripsikan sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran dengan bahasa yang jelas,
suara yang nyaring, dan pandangan yang mengarah kepada semua siswa
2) Guru melakukan apersepsi dengan sangat baik karena mengaitkan materi
pelajaran dengan peristiwa-peristiwa yang pernah dialami oleh siswa secara
langsung maupun tidak langsung
3) Pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru sudah heterogen dilihat dari
tingkat kognitif maupun gender
4) Guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
eksperimen dengan lengkap. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disiapkan oleh
guru sudah dilengkapi langkah kerja dalam eksperimen dengan tulisan dan
bahasa jelas serta mudah dimengerti oleh siswa
5) Guru sudah maksimal dalam mengarahkan dan membimbing siswa dalam
melakukan eksperimen
Siswa yang Menguasai < 70% Materi Pelajaran
Siswa yang Menguasai > 70% Materi Pelajaran

52

6) Guru sudah mengontrol keaktifan siswa dengan baik. Namun, hal ini masih
perlu ditingkatkan karena guru belum optimal memberikan teguran kepada
semua siswa yang kurang aktif
7) Guru belum maksimal dalam memandu pelaksanakan diskusi antar kelompok.
Guru hanya memberikan kesempatan kepada 3 kelompok untuk memberikan
tanggapanya dalam diskusi kelompok
8) Guru hanya memberikan kesempatan kepada 3 kelompok untuk menyimpulkan
materi pelajaran.
Selanjutnya, dari hasil observasi aktivitas belajar siswa (Lampiran 6 Siklus 2
Bagian 2), diperoleh data bahwa siswa hanya mampu melaksanakan 5 indikator
dengan kualifikasi sangat baik (SB), 4 indikator dengan kualifikasi baik (B), dan 1
indikator dengan kualifikasi cukup dari 10 indikator yang telah dirumuskan untuk
diamati. Data tersebut dideskripsikan sebagai berikut:
1) Ada 2 siswa tidak menyimak apersepsi yang disampaikan oleh guru
2) Siswa sudah membentuk kelompok sesuai instruksi guru
3) Perwakilan setiap kelompok secara mandiri mengambil alat dan bahan, serta
LKS yang akan digunakan dalam eksperimen
4) Semua kelompok sudah mampu melakukan eksperimen dengan baik
5) Terdapat 3 kelompok yang semua angotanya aktif didalam melakukan
eksperimen, sedangkan 1 kelompok lagi hanya 2 dari 4 orang angotanya yang
aktif
6) Semua kelompok sudah melakukan diskusi antar angota dalam kelompok
untuk membahas temuan-temuan mereka dalam eksperimen
7) Semua kelompok sudah mempresentasikan hasil eksperimenya, tetapi masih
ada 1 kelompok yang hasil eksperimenya belum sepenuhnya mencapai apa
yang diharapkan
8) Hanya 3 dari 4 kelompok yang saling menanggapi dalam diskusi antar
kelompok
9) Hanya 3 kelompok yang terlibat aktif dalam menyimpulkan materi pelajaran,
sedangkan yang 1 kelompok masih kurang optimal
53

10) Setiap kelompok sudah membersihkan dan menyimpan alat dan bahan yang
digunakan dalam eksperimen.

d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama observer dan teman sejawat melakukan
diskusi untuk membahas data yang telah diperoleh melalui observasi,dan tes.
Setelah dianalis, maka ditemukan fakta bahwa antara data yang diperoleh dengan
desain pembelajaran yang telah direncanakan serta indikator keberhasilan
penelitian yang telah ditetapkan sudah cukup mencapai keberhasilan, namun
masih terdapat hal-hal yang kurang sempurna yaitu, sebagai berikut :
1) Guru kurang maksimal dalam mengontrol keaktifan siswa dan memberikan
teguran kepada siswa yang kurang aktif. Hal ini terlihat masih ada satu
kelompok yang anggota kelompoknya belum sepenuhnya aktif dalam
melakukan eksperimen
2) Tidak semua kelompok memberikan tanggapannya dalam diskusi kelompok
3) Masih ada satu kelompok yang kurang aktif terlibat dalam menyimpulkan
materi pelajaran
4) Aktivitas belajar siswa sudah mencapai ketuntasan indikator keberhasilan.
dimana terdapat 5 indikator yang terlaksana dengan kualifikasi sangat baik
Sangat Baik (SB), 4 indikator yang terlaksana dengan kualifikasi Baik (B), dan
1 indikator terlaksana dengan kualifikasi cukup dari 10 indikator yang tertera
di pedoman observasi. Sedangkan dari segi hasil belajar siswa terdapat 88%
dari 17 siswa yang mengikuti proses pembelajaran telah berhasil menguasai
>70% materi pelajaran.




54

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan dibahas mengenai data yang telah disajikan atau
dipaparkan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan,
yaitu: pertama semua indikator aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran
yang tertera pada pedoman observasi harus mencapai kualifikasi sanggat baik
(SB), baik (B), atau cukup (C). Kedua 70% atau lebih dari jumlah siswa yang
mengikuti proses pembelajaran harus mencapai >70% materi pelajaran. Oleh
karena itu, data yang akan dibahas pada bagian ini adalah aktivitas guru, siswa,
dan hasil belajar klasikal.
Data yang diperoleh dari hasil observasi pada pra penelitian menunjukkan
bahwa aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah. Siswa
hanya mendengarkan penjelasan guru, kemudian diberi tugas untuk menjawab
soal-soal yang ada dalam buku paket. Hal ini berpengaruh besar terhadap hasil
belajar siswa. Nilai ulangan harian siswa pada pembelajaran IPA dengan pokok
bahasan Sifat-sifat Benda Cair yang diperoleh dari daftar nilai yang disusun
oleh guru menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar siswa masih tergolong
rendah, yakni hanya 35% siswa yang memperoleh nilai >70, sedangkan jika
dikaitkan dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan, maka
hanya ada 6 atau 35% siswa yang berhasil menguasai > 70% materi pelajaran. Itu
artinya rata-rata nilai siswa yang diperoleh masih belum mencapai KKM.
Penerapan metode eksperimen dalam proses pembelajaran merupakan solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut karena dengan metode eksperimen siswa
akan terlibat aktif secara langsung dalam memproses pengetahuan yang akan
berdampak pada peningkatan hasil belajar.
Pada tindakan siklus I dengan menerapkan metode eksperimen, aktifitas
belajar siswa mengalami peningkatan dari pembelajaran sebelumnya. Siswa sudah
aktif dalam melibatkan dirinya untuk mencari, menemukan, dan memperoleh
pengetahuan. Namun, pada tindakan siklus I siswa belum semuanya aktif dalam
melakukan eksperimen, sebagai mana hasil observasi (Lampiran 3 Siklus 1
Bagian 2), yang menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa hanya mencapai 3
indikator yang terlaksana dengan kualifikasi sangat baik (SB), 5 indikator
55

terlaksana dengan kualifikasi cukup (C), dan 2 indikator terlaksana dengan
kualifikasi kurang (K) dari 10 indikator yang telah ditetapkan. Ternyata, fakta ini
deperngaruhi oleh peran guru sebagai desainer, fasilitator, dan motivator yang
kurang maksimal dalam proses pembelajran. Guru kurang cermat dalam
mengamati keaktifan dan keterlibatan setiap siswa dalam melakukan eksperimen,
pelaksanaan diskusi antar kelompok juga belum melibatkan semua kelompok
untuk saling menanggapi, serta pemberian kesempatan kepada setiap kelompok
untuk menyimpulkan materi pelajaran juga kurang maksimal. Hal ini terlihat dari
hasil observasi (Lampiaran 3 Siklus 1 Bagian 1), dimana aktifitas guru hanya
mencapai 4 indikator yang terlaksana dengan kualifikasi sangat baik (SB), 3
indikator terlaksanan dengan kualifikasi cukup (C) dan 1 indikator yang
terlaksana dengan kualifikasi kurang (K) dari 8 indikator yang telah ditetapkan.
Masih rendahnya aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran berdampak
pada pencapaian hasil belajar yang belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan
hasil tes siklus I yang telah dilakukan, maka diperoleh data bahwa hanya terdapat
10 atau 67,6% dari 17 siswa yang mengikuti proses pembelajaran yang berhasil
menguasai > 70% materi pelajaran.
Jika hasil belajar siswa pada siklus I dibandingkan dengan nilai ulangan
harian siswa, maka pada siklus I terjadi peningkatan sebanyak 4 siswa atau 22,5%
dari 17 siswa yang mengikuti proses pembelajaran hanya 10 orang yang berhasil
menguasai >70% materi pelajaran. Itu artinya penggunaan metode eksperimen
pada siklus I, memang dapat membuat peningkatan aktifitas dan hasil belajar
siswa, tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.
Tindakan siklus II dilaksanakan dengan melakukan perbaikan-perbaikan
yang telah disepakati pada refleksi siklus I (Halaman 48) bahwa hasil observasi,
menunjukkan aktifitas guru (Lampiran 6 Siklus 2 Bagian 1), sudah mencapai 5
indikator yang terlaksana dengan kualifikasi sangat baik (SB), 2 indikator
terlaksana dengan kualifikasi baik (B), dan 1 indikator terlaksana dengan
kualifikasi cukup (C) dari 8 indikator yang telah ditetapkan. Pada proses
pembelajaran siklus II dengan menerapkan metode eksperimen, guru sudah
56

membimbing dan mengarahkan siswa yang berkesulitan dalam melakukan
eksperimen, serta mengontrol keaktifan setiap sisiwa dalam melakukan
eksperimen dan memberikan teguran kepada siswa yang kurang aktif. Dalam
memberi kesempatan kepada setiap kelompok saat diskusi antar kelompok dan
penyimpulan materi pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus I.
Besarnya peran guru dalam proses pembelajaran memberikan dampak yang
positif terhadap aktifitas belajar siswa. Hasil obervasi menunjukkan bahwa
aktifitas belajar siswa (Lampiran 6 Siklus 2 Bagian 2), sudah mencapai 5
indikator yang terlaksana dengan kualifikasi sangat baik (SB), 4 indikator
terlaksana dengan kualifikasi baik (B), dan 1 indikator terlaksana dengan
kualifikasi cukup (C) dari 10 indikator yang telah ditetapkan. Besar keaktifan dan
keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran siklus II ternyata memberi
dampak yang positif bagi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tes siklus II,
diperoleh data bahwa terdapat 15 atau 79,5% dari 17 siswa yang mengikuti proses
pembelajaran berhasil menguasai > 70% materi pelajaran. Hal ini menunjukkan
bahwa pada siklus II terjadi peningkatan sebanyak 5 orang atau 23,5% dari hasil
tes siklus I. Dan indikator KKM sudah terpenuhi. Itu artinya pembelajaran yang
dilaksanakan pada siklus II sudah tercapai, dan aktifitas siswa juga sudah
mencapai indikator keberhasilan.
Dari pembahasan yang ada, teryata dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara metode yang digunakan dengan teori yang dijadikan landasan
dalam penelitian. oleh sebab itu, metode tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif
dalam kegiatan belajar mengajar untuk membuat siswa agar lebih memahami
materi yang diajarkan dan kegiatan belajarnya menjadi lebih aktif.
57

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang Upaya Meningkatkan
Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa terhadap Konsep Sifat-Sifat Benda Cair
Melalui Metode Eksperimen Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Sultan Agung
03 Sukolilo Pati Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pelaksanaan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA di kelas IV MI
Sultan Agung 03 Sukolilo Pati tahun 2012, yaitu:
a. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Yaitu
pengelompokan siswa berdasarkan tingkat kepandaian dan jenis kelamin,
fungsinya agar dalam praktek pembelajaran seorang peserta didik dalam
masing-masing kelompok dapat saling membantu antara siswa yang kurang
mengerti dengan siswa yang pandai, dan jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan.
b. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk berlatih dan melakukan
percobaan dengan membuktikan sebuah konsep yang sedang dipelajari,
mencatat hal-hal atau informasi yang terjadi selama percobaan,
mendiskusikan bersama kelompok, lalu menyimpulkan hasil proses
percobaan.
c. Setelah semua kelompok memperoleh hasil kesimpulan dari percobaan,
kemudian mempresentasikan hasil temuanya tersebut secara bergantian
dengan kelompok lain, dan saling menanggapi hasil temuan tersebut. Guru
bersama-sama kelompok menyimpulkan hasil percobaan dan memberikan
pengarahan dengan menyampaikan pesan-pesan moral dari kegiatan belajar
yang sudah berlangsung.
2. Metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPA materi pokok sifat-sifat benda cair di MI Sultan Agung 03
Sukolilo Pati tahun 2012. Ini terbukti dari hasil evaluasi pemahaman konsep
yang dilakukan pada setiap siklusnya. Pembelajaran sebelum menggunakan
58

metode eksperimen nilai rata-rata kelas hanya 58,8 yang terdiri dari 6 peserta
didik yang mencapai KKM, sehingga didapat ketuntasan belajar klasikal 35,
setelah pembelajaran IPA mengunakan metode eksperimen yaitu pada siklus I
nilai rata-rata kelas mencapai 67,6 yang terdiri dari 10 peserta didik yang telah
mencapai KKM, sehingga pada siklus I meningkat prosentase ketuntasan
belajar klasikalnya sebesar 23,8, jadi pada siklus I menjadi 58,8.
Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan 29,4 sehingga ketuntasan
belajar klasikal menjadi 88,2, dengan peserta didik yang mencapai KKM
sebanyak 15 anak. Dan nilai rata-rata kelas yang didapat menjadi 79,4.
Hal ini membuktikan bahwa dengan pengunaan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi pokok
sifat-sifat benda cair di MI Sultan Agung 03 Sukolilo Pati tahun 2012.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang
hendak disampaikan peneliti, yaitu :
1. Bagi praktisi pendidikan (guru) yang tertarik untuk menerapkan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA, perlu memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut: (a) mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
eksperimen dengan lengkap. Selain itu pula, guru menyiapkan lembar kerja
kelompok sebagai pedoman dalam melakukan eksperimen. Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan eksperimen dan memudahkan
siswa untuk mencatat data-data atau informasi yang terjadi selama proses
percobaan; (b) membentuk kelompok secara heterogen dilihat dari tingkat
kognitif. Tujuannya agar siswa yang tingkat kognitifnya tinggi mampu menjadi
tutor sebaya dalam kelompoknya atau paling tidak bisa mendorong temanya
untuk ikut serta dalam proses percobaan; (c) membimbing dan mengarahkan
siswa dalam melakukan eksperimen; (d) mengoptimalkan diskusi untuk
membahas hasil eksperimen.
2. Bagi peneliti yang berkeinginan untuk menerapkan metode eksperimen
diharapkan untuk menerapkannya pada konsep konsep IPA yang lain.
59

Tujuannya untuk membuktikan bahwa metode eksperimen adalah metode yang
efektif digunakan dalam pembelajaran terutama untuk ilmu-ilmu yang bersifat
empiris atau dapat diamati. Namun, perlu juga diperhatikan kesesuaian antara
materi pelajaran dengan metode eksperimen, agar penerapan metodenya dapat
memperoleh hasil yang lebih optimal.

C. PENUTUP
Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Dengan disertai doa semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembacanya. Meskipun penulisan skripsi ini masih sudah diusahakan dengan
semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Semua karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk diperbaiki.
Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi
pembacanya. Amin.













60

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Achmad Baiquni, Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Yogyakarta: PT.
Dana Bakti Prima Yasa, 1997
Ahmad Supriyadi, Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam dalam intermediary-
blogspot.com/2011/11/hakikat-pengetahuan-alam-ipa.html?m=1, diakses
5 November, 2011.
Aji Sofanudin, Metode Penelitian Ilmu Tarbiyah, Semarang: Lakmus Indonesia,
2009
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008
Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011
Bambang Sudibyo, Permendiknas No 22, Jakarta: 23 Mei 2006
Budi Wahyono dan Setyo Nurachmadi, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI
Kelas IV, Jakarta: Depdiknas, 2008
Dhiasupriantis, Pengunaan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA,
dalam http://wordpress.com/pengunaan-metode-eksperimen-dalam-
pembelajaran IPA, diakses 17 Februari 2012.
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Galia
Indonesia, 2010
Farrah Dina, dkk, Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan, Jakarta: Rineka
Cipta: 2004
Hadiat, Alam Sekitar Kita 2, Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada, 1996
Haryanto, Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV, Jakarta: Erlangga, 2006
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Suskses Dalam Sertifikasi
Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Marsilah, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen pada
Pembelajaran IPA Materi Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran
61

Kec-Bangsri Tahun Ajaran 2009/2010, skripsi UNNES (Semarang: UPT
Perpustakaan UNNES), 2010.
Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta: Gaung Persada Press, 2007
Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Dirjen
Pendidikan Islam, 2009
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2009
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002
Nono Sutarno dkk. , Materi dan Pembelajaran IPA, Jakarta: Universitas Terbuka,
2008
Repositoriupy, Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen Dalam Pembelajaran
dalam
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0610543_chapter2.pdf,
diakses 17 April 2012
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta: 2008
Saiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2010
Sri Utami, Peningkatan Hasil Belajar IPA Cahaya dan Sifat-Sifatnya Melalui
Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kerta Basuki 02
Wonosari Tahun Pelajaran 2009/2010, skripsi UNNES (Semarang: UPT
Perpustakaan UNNES), 2010.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2007
Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2006
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010
Syafii, Hakikat Pembelajaran IPA, dalam
http://sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-
sekolah.html, diakses 15 Mei, 2012.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif:Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005
62

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Belajar, Bandung: CV Alfabeta, 2010
Syamsul Maarif, Selamatkan Pendidikan Dasar Kita, Semarang: Need Press,
2009
Untung Setiawan, Penerapan Metode Pembelajaran Eksperimen dengan Kartu
Variabel untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sistem Persamaan
Linier Satu Variabel pada Peserta Didik Semester I Kelas Vii C Mts, Nu
Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran 2009-2010, Skripsi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo),
2010.
Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta: PT. Indeks, 2010
Zainal Aqib, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV. Yrama Widya, 2011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Ali Sodikin
2. Tempat Tanggal Lahir : Pati, 21 September 1987
3. NIM : 073911006
4. Alamat Rumah : Kedungwinong Rt 10/ RW I Sukolilo Pati
Nomor HP : 085729115362
E-mail : ali_sodikin87@yahoo.com

B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal :
a. SD 01 Kedungwinong 1993-1999
b. MTs Sunan Prawoto 1999-2004
c. MA Sunan Prawoto 2004-2007
d. IAIN Walisongo Semarang 2007-2012
2. Pendidikan Non-Formal :
a. Ponpes (Miftahul Khoir) Prawoto


Semarang, 12 Juni 2012





Ali Sodikin
NIM. 073911006
1

Lampiran 1 : SILABUS

NAMA SEKOLAH : MI Sultan Agung 03
MATA PELAJARAN : I P A
KELAS : IV
SEMESTER : 2
STANDAR KOMPETENSI : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan
sifatnya

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/
Alat
6.1 Mengidentifikasi
wujud benda padat,
cair, dan gas memiliki
sifat-sifat tertentu
Benda padat
serta
perubahan
wujudnya
Mengidentifikasi sifat
benda padat
Menuliskan benda-
benda padat
Menjelaskan sifat
benda padat
Mengamati benda yang
ada di lingkungan
Menggambar bermacam-
macam benda padat
Membuktikan sifat-sifat
benda, dengan cara
percobaan
Menyimpulkan hasil
percobaan
Tes lisan

Perbuatan
8 JP -kurikulum
-paket IPA
-partitur
-batu
-kerikil
-logam
Benda cair
serta
perubahannya
Menyebutkan
bermacam-macam
benda cair
Menjelaskan sifat-sifat
benda cair
Menunjukan benda
cair mempunyai berat
Mengamati benda di
sekitar yang termasuk
benda cair
Melakukan berbagai
percobaan yang
menunjukan sifat-sifat
benda cair; misalnya:
menempati ruang.
Menyimpulkan dan
melaporkan hasil
percobaan
Lisan

Perbuatan
8 JP -kurikulum
-paket IPA
-air
-gelas
-botol
2


Benda gas
serta
perubahannya
Mengidentifikasi sifat-
sifat benda cair
Menjelaskan sifat-sifat
gas
Menunjukan sifat-sifat
benda gas
Mengamati lingkungan
sekitar
Membuktikan sifat-sifat
benda gas dengan cara
percobaan. Misalnya
mempunyai berat dan
menempati ruang
Mencatat hasil percobaan
Menyimpulkan dan
melaporkan hasil
percobaan
Lisan

Perbuatan
8 JP -kurikulum
-paket IPA
-ember
-gelas
-air
-balon
6.2 Mendeskripsikan
terjadinya perubahan
wujud cair padat
cair gas cair
padat gas
Perubahan
wujud
Mendeskripsikan
proses perubahan
wujud dari padat ke
cair atau sebaliknya
dari hasil percobaan
Mendeskripsikan
proses perubahan
wujud cair ke gas atau
sebaliknya
Memberi contoh
perubahan wujud padat
ke gas
Mengamati perubahan
wujud di lingkungan.
Misal: es batu air es
batu, perubahan wujud
benda padat menjadi cair;
misal lilin dipanaskan
Melakukan percobaan
tentang benda yang dapat
kembali ke semula,
perubahan wujud benda
padat menjadi cair
Mencatat hasil percobaan
Lisan
Perbuatan
8 JP -kurikulum
-paket IPA

6.3 Menjelaskan
hubungan antara sifat
bahan dengan
kegunaannya
Sifat bahan
dan
kegunaannnya
Mengidentifikasi
kesesuaian sifat bahan
dengan kegunaannya.
Misalnya; plastik
untuk jas hujan karena
tidak tembus air dan
kertas tissue untuk
mengelap keringat
Menghubungkan sifat
bahan dengan
kegunaaannya. Misal;
penyerapan air pada
kertas, plastik dan kain
Melakukan percobaan
tentang penyerapan air
Lisan
Perbuatan
8 JP -kurikulum
-paket IPA

3

Membandingkan
berbagai bahan melalui
percobaan untuk
menentukan bahan
yang paling cocok
untuk tujuan. Misal;
bahan yang sesuai
cuaca panas dan dingin
Membuat daftar
berbagai alat rumah
tangga dihubungkan
dengan sifat bahan dan
kegunaannya
pada kertas
Mencatat alat-alat rumah
tangga dan sifat bahan
serta kegunaannya


Pati, 26 Mei 2012



4

Lampiran 2 Siklus 1 Bagian 1:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Satuan Pendidikan : MI Sultan Agung 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi Pokok : Air mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak kegunannya
Materi Subpokok : Sifat-sifat benda cair
Kelas : IV (Empat)
Hari / Tanggal : Sabtu / 26 Mei 2012
Alokasi Waktu : 3 X 35 Menit (07.15 09.00)

A. Standar Kompetensi
Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat tertentu dari wujud benda yang ada di lingkungan
sekitar.

C. Indikator
- Siswa dapat menyebutkan bermacam-macam benda cair
- Siswa mampu menjelaskan sifat-sifat benda cair
- Siswa dapat membuktikan benda cair mempunyai berat

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan eksperimen dan diskusi kelompok, siswa diharapkan
mampu:
1. Menyebutkan bermacam-macam benda cair
2. Menjelaskan 6 sifat sifat yang dimiliki benda cair.
3. Membuktikan bahwa benda cair mempunyai berat
5

E. Materi Pokok
Sifat Sifat Benda Cair
Sifat-sifat benda cair terdiri atas:
(1) bentuknya tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya
(2) bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar
(3) benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah
(4) benda cair menekan ke segala arah
(5) benda cair meresap melalui celah-celah kecil

F. Metode Pembelajaran
1. Eksperimen
2. Diskusi kelompok

G. Langkah Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Mengecek kesiapan belajar siswa
b. Menyampaikan indikator indikator yang hendak dicapai.
c. Melakukan apersepsi dengan cara menanyakan pengalaman
pengalaman siswa yang berkaitan dengan sifat sifat benca cair,
misalnya siwa yang pernah ke sungai, membersihkan kaca jendela, dan
lain sebagainya.
2. Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 - 5
orang.
b. Perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam eksperimen. Selanjutnya, guru membagikan LKK sebagai
petunjuk dalam melakukan eksperimen.
c. Setiap kelompok melaksanakan praktikum sesuai petunjuk yang tertera
dalam LKK dan mencatat temuan temuan dalam eksperimen.
Sementara guru mengarahkan dan membimbing kelompok yang
mengalami kesulitan dalam melakukan eksperimen.
6

d. Setiap kelompok melakukan diskusi inter kelompok untuk membuat
kesimpulan atas eksperimennya masing masing.
e. Melakukan diskusi antar kelompok, dimana setiap kelompok
mempresentasikan hasil eksperimennya kemudian kelompok lain
menanggapinya.
f. Memberikan penguatan positif.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Bersama sama dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran.
b. Menyampaikan pesan pesan moral dan moril.
- Pesan moralnya: siswa dapat mengetahui bahwa dengan pemahaman
tentang alam dan isinya manusia dapat memperoleh manfaat darinya
bagi kelangsungan hidupnya, terutama tentang air, bahwa air tidak
hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
tetapi juga dapat digunakan untuk kebutuhan yang lain, seperti
pembuatan waduk atau tandon untuk penampungan air, peraiaran atau
irigasi untuk pertanian, ataupun pemanfaatan untuk pemngukuran
seperti waterpass.
- Pesan morilnya: siswa dapat memahami bahwa tuhan menciptakan
alam untuk dimanfaatkan manusia dalam kehidupanya. Untuk itu
manusia wajib mensyukurinya dan bertangung jawab dalam menjaga
dan memelihara alam dari kerusakan maupun pencemaran yang
disebabkan oleh limbah, sampah maupun zat-zat kimia yang dapat
merusak lingkungan alam, supaya kelangsungan hidup dapat terus
berjalan.

H. Alat / Sumber / Media Pembelajaran
1. Buku paket Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD/MI yang relevan.
2. Air, gelas, botol, , ember, selang / pipa, dan tissue



7

I. Evaluasi (30 Menit)
1. Prosedur : Penilaian hasil
2. Jenis tes : Tertulis (Pre Tes dan Pos Tes)


8

Lampiran 2 Siklus 1 Bagian 2:

Lembar Kerja Kelompok (LKK)
Siklus I

Kelas : IV (Empat)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi : Sifat Sifat Benda Cair
Kelompok :
Nama Siswa : 1. ..................................
2. ...................................
3. ...................................
4. ...................................

KEGIATAN 1
Alat dan bahan yang digunakan:
1. Air
2. Gelas
3. Botol
Langkah langkah kerja:
1. Masukkan air ke dalam gelas. Kemudian perhatikan apa yang terjadi pada
bentuk air!
2. Masukkan air ke dalam botol. Kemudian perhatikan apa yang terjadi pada
bentuk air!
Diskusikanlah dengan teman kelompokmu, kemudian jawab pertanyaan di bawah
ini!
1. Bagaimanakah bentuk air yang berada di dalam gelas?
......................................................................................
2. Bagaimanakah bentuk air yang berada di dalam botol?
......................................................................................

9

3. Tulis kesimpulan kalian!
Kesimpulan:

.

KEGIATAN 2
Alat dan bahan yang digunakan:
1. Air
2. Gelas
Langkah langkah kerja:
1. Tuang air ke dalam gelas. Tunggu sampai air menjadi tenang, selanjutnya
perhatikan permukaan air!
2. Miringkan gelas yang berisi air. Tunggu sampai tenang kemudian
perhatikan permukaannya!
Diskusikanlah dengan teman kelompokmu, kemudian jawab pertanyaan di bawah
ini!
1. Bagaimanakah permukaan air pada gelas yang tegak (tidak miring)?
...........................................................................................................
2. Bagaimanakah permukaan air pada gelas miring?
...........................................................................................................
3. Tulis kesimpulan kalian!
Kesimpulan:



KEGIATAN 3
Alat dan bahan yang digunakan:
1. Air
2. Botol
3. Selang / pipa
10

Langkah langkah kerja:
1. Tuang air ke dalam botol pertama yang letaknya paling tinggi. Perhatikan
gerak aliran air!
2. Tuang air ke dalam botol kedua yang letaknya lebih rendah. Perhatikan
gerak aliran air!
Diskusikanlah dengan teman kelompokmu, kemudian jawab pertanyaan di bawah
ini!
1. Ke arah manakah gerak aliran air yang dituang pada wadah pertama?

2. Apakah air yang dituang pada botol kedua mengalir ke botol pertama atau
botol ketiga ? Berikan alasan mengapa demikian!



KEGIATAN 4
Alat dan bahan yang digunakan:
1. Air
2. Botol yang berlubang
Langkah langkah kerja:
1. Tuang air ke dalam botol berlubang!
2. Perhatikan pancaran air yang keluar dari setiap lubang!
Diskusikanlah dengan teman kelompokmu, kemudian jawab pertanyaan berikut
ini!
1. Apakah air keluar dari setiap lubang?

2. Dari lubang bagian manakah yang semburannya airnya paling jauh?



11

KEGIATAN 5
Alat dan bahan yang digunakan:
1. Air
2. Tissue
3. Gelas
Langkah langkah kerja:
1. Tuang air ke dalam gelas!
2. Celupkan sebagian kecil tissue ke dalam gelas yang berisi air selama 1
menit. Perhatikan apa yang terjadi pada tissue tersebut!
Diskusikanlah dengan teman kelompokmu, kemudian jawab pertanyaan berikut
ini:
1. Apa yang terjadi pada tissue tersebut?


2. Mengapa tissue tersebut demikian?

.

KESIMPULAN

Buatlah kesimpulan tentang sifat sifat benda cair berdasarkan hasil eksperimen
1 sampai dengan eksperimen 5!

.




12

Lampiran 2 Siklus 1 Bagian 3: Lembar Soal Pre Tes

Nama :
NIS :
Kelas :
A. Pilihan Ganda
Petunjuk: Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kalian anggap benar!
1. Perhatikan gambar di samping. Air pada toples pot akan
meresap ke tangkai bunga. Hal tersebut menunjukkan
bahwa air memiliki sifat..
a. Menekan ke segala arah
b. Meresap melalui celah-celah kecil
c. Permukaannya selalu datar
d. Mengalir dari tepat yang tinggi ke tempat yang
rendah

2. Sifat air yang ditunjukkan oleh gambar disamping
adalah..
a. Menekan ke segala arah
b. Permukaannya selalu datar
c. Bentuknya tetap sesuai dengan tempatnya
d. Mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang
rendah

3. Bentuk permukaan air di kolam yang tenang adalah.
a. Miring
b. Bergelombang
c. Datar
d. Berundak-undak

13

4. Sifat air yang ditunjukkan oleh gambar disamping
adalah.
a. Menekan ke segala arah
b. Bentuknya berubah-ubah sesuai dengan tempatnya
c. Permukaannya selalu datar
d. Meresap ke celah-celah kecil

5. Peristiwa dimana air dapat meresap melalui celah-celah kecil di sebut..
a. Kapilaritas
b. Kapiler
c. Penyerapan
d. Penguapan

B. Essay
Petunjuk: Jawablah pertanyaan pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
singkat dan jelas!
1. Sebutkan 6 sifat sifat yang dimiliki oleh benda cair!
.....................................................................................
2. Sebutkan minimal 3 contoh yang membuktikan bahwa bentuk benda cair
selalu mengikuti bentuk tempat/wadah yang ditempatinya!
.....................................................................................
3. Ketika seseorang mengangkat ember yang berisi air akan terasa berat, jika
dibandingkan ketika mengangkat ember yang kosong. Berikan alasan mengapa
terjadi demikian!
...................................................................................
4. Desa A adalah desa yang terletak di daerah pegunungan sedangkan Desa B
terletak di dataran rendah. Ketika terjadi hujan berturut turut selama 1
minggu di kedua desa tersebut secara bersamaan, di Desa B terjadi banjir
sedangkan Desa A tidak terjadi banjir. Jelaskan mengapa terjadi demikian!
.....................................................................................

14

5. Sumbu pada kompor dapat menyala ketika dibakar dengan korek api, padahal
yang dibakar hanya bagian ujung paling atas dari sumbu tersebut sedangkan
minyak tanah berada di dasar kompor. Adakah hubungan antara peristiwa
tersebut dengan sifat sifat benda cair? Berikan alasanmu!
..............................................................................................


























15

Lampiran 2 Siklus 1 Bagian 3: Lembar Soal Post Tes

EVALUASI SIKLUS I
Nama :
NIS :
Kelas :

A. Pilihan Ganda
Petunjuk: Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kalian anggap benar!
1. Berikut ini adalah sifat sifat benda cair, kecuali.
a. Menekan ke segala arah
b. Meresap melalui celah-celah kecil
c. Permukaannya selalu bergelombang
d. Selalu mengikuti wadah yang ditempatinya
2. Air sungai akan mengalir dari hulu menuju muara selanjutnya mengalir ke laut,
peristiwa ini membuktikan bahwa salah satu sifat benda cair adalah..
a. Menekan ke segala arah
b. Permukaannya selalu datar
c. Bentuknya tetap sesuai dengan tempatnya
d. Mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah
3. Peristiwa naiknya minyak tanah ke ujung atas sumbu kompor sehingga bisa
terbakar merupakan contoh bahwa salah satu sifat benda cair
adalah
a. Meresap melalui celah celah kecil
b. Permukaannya selalu datar
c. Menekan ke segala arah
d. Selalu mengikuti wadah yang ditempatinya
4. Alat yang prinsip kerjanya memanfaatkan sifat sifat benda cair dan
digunakan oleh tukang bangunan untuk mengetahui rata atau tidaknya
permukaan tembok disebut.
a. Meteran
b. Gergaji
16

c. Waterpass
d. Bor listrik
5. Jika seseorang menuang air ke dalam botol yang berlubang, maka air akan
keluar dari semua lubang. Hal ini membuktikan bahwa.
a. Air meresap melalui lubang botol
b. Air menekan ke segala arah
c. Bentuk air selalu mengikuti wadah yang ditempatinya
d. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah


B. Essay
Petunjuk : Jawablah pertanyaan pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
singkat dan jelas!
1. Sebutkan minimal 3 contoh yang membuktikan bahwa air meresap melalui
celah celah kecil!
......................................................................................
2. Jika seseorang memasukkan air ke dalam botol, maka bentuk air akan seperti
botol. Begitupun juga kalau dimasukkan ke dalam gelas dan ember, air akan
berbentuk gelas dan ember. Jelaskan mengapa demikian!
..........................................................................................
3. Sebutkan 6 sifat sifat yang dimiliki oleh benda cair!
.......................................................................................
4. Sumbu pada kompor dapat menyala ketika dibakar dengan korek api, padahal
yang dibakar hanya bagian ujung paling atas dari sumbu tersebut sedangkan
minyak tanah berada di dasar kompor. Adakah hubungan antara peristiwa
tersebut dengan sifat sifat benda cair? Berikan alasanmu!
...................................................................................................
5. Ketika seseorang menuang air ke dalam botol berlubang, maka lubang paling
di bawah yang paling jauh semburannya. Mengapa terjadi demikian?
.................................................................................................

17

Lampiran 2 Siklus I Bagian 4:

Skor dan Rambu Rambu Jawaban Soal
A. Skor Soal
Untuk soal pilihan ganda yang terdiri 5 butir soal, masing masing soal
skornya 1. Untuk soal essay yang terdiri dari 5 soal, setiap soal skornya 3.
Untuk menentukan nilai yang akan diberikan kepada siswa digunakan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = X 100%
Total skor

Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa terhadap materi
pelajaran digunakan rumus ketuntasan belajar klasikal sebagai berikut:

% 100
didik peserta seluruh Jumlah
lulus yang didik peserta Jumlah
klasikal belajar Ketuntasan

B. Rambu Rambu Jawaban Soal
1. Siklus I Pre Tes
Pilihan ganda
1. B. Meresap melalui celah celah kecil
2. D. Mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
3. C. Datar
4. A. Menekan ke segala arah
5. A. Kapilaritas
Essay
1. Sifat sifat benda cair, yaitu: a) bentuk benda cair tidak tetap dan selalu
berubah ubah sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya; b)
permukaan benda cair yang tenang selalu datar; c) benda cair selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah; d) benda cair
18

meresap melalui celah celah kecil; e) benda cair menekan ke segala arah;
f) benda cair mempunyai massa.
2. Tiga contoh yang membuktikan bahwa benda cair selalu mengikuti bentuk
wadah yang ditempatinya, yaitu a) jika air di masukkan ke dalam gelas,
maka bentuk air akan seperti gelas; b) bentuk air yang ada di dalam ember
akan menyerupai bentuk ember; c) jika air dimasukkan ke dalam botol,
maka bentuk air akan seperti botol.
3. Seseorang mengangkat ember yang berisi air akan terasa berat jika
dibandingkan dengan mengangkat ember yang kosong. Hal ini terjadi
karena salah satu sifat air adalah mempunyai massa.
4. Ketika terjadi hujan berturut turut selama 1 minggu di Desa A dan Desa B
secara bersamaan, maka Desa B akan terjadi banjir sedangkan Desa A tidak
terjadi banjir. Peristiwa ini terjadi karena salah satu sifat air adalah mengalir
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Oleh karena Desa A berada
di tempat yang tinggi dan Desa B berada tempat yang rendah, maka air
hujan yang turun di Desa A akan mengalir ke Desa B dan akan tertampung
di daerah tersebut, sehingga lama kelamaan akan menyebabkan banjir.
5. Ada, Sumbu pada kompor mudah menyala ketika dibakar dengan korek api
karena benda cair seperti minyak tanah meresap melalui celah celah kecil.
Dalam hal ini, minyak tanah yang ada di dasar kompor akan meresap
melalui celah celah ujung bawah sumbu kompor dan lama kelamaan akan
sampai pada ujung atas sumbu, sehingga sumbu kompor mudah menyala
karena mengandung minyak tanah.

2. Siklus I Pos Tes
Pilihan ganda
1. C. Permukaan selalu bergelombang
2. D. Mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
3. A. Meresap melalui celah-celah kecil
4. C. Waterpass
5. B. Air menekan kesegala arah
19

Essay
1. Tiga contoh yang membuktikan bahwa air meresap melalui celah celah
kecil, yaitu a) minyak tanah yang ada di dasar kompor akan sampai pada
ujung atas sumbu karena meresap melalui celah celah sumbu; b) jika
seseorang menumpahkan air di atas karpet, awalnya bagian karpet yang
basah tidak terlalu luas, tetapi lama kelamaan akan semakin luas; c) jika
seseorang mencelupkan ujung tissue ke dalam gelas yang berisi air, maka
lama- kelamaan seluruh bagian tissue akan basah
2. Ketika seseorang memasukkan air ke dalam botol, maka bentuk air akan
seperti botol. Begitupun juga kalau air dimasukkan ke dalam gelas dan
ember, maka bentuk air akan menyerupai gelas dan ember. Hal ini terjadi
karena salah satu sifat benda cair adalah bentuk benda cair tidak tetap dan
selalu berubah ubah sesuai dengan wadah yang ditemaptinya.
3. Sifat sifat benda cair, yaitu: a) bentuk benda cair tidak tetap dan selalu
berubah ubah sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya; b)
permukaan benda cair yang tenang selalu datar; c) benda cair selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah; d) benda cair
meresap melalui celah celah kecil; e) benda cair menekan ke segala arah;
f) benda cair mempunyai massa.
4. Ada, Sumbu pada kompor mudah menyala ketika dibakar dengan korek api
karena benda cair seperti minyak tanah meresap melalui celah celah kecil.
Dalam hal ini, minyak tanah yang ada di dasar kompor akan meresap
melalui celah celah ujung bawah sumbu kompor dan lama kelamaan akan
sampai pada ujung atas sumbu, sehingga sumbu kompor mudah menyala
karena mengandung minyak tanah.
5. Ketika seseorang menuang air ke dalam botol berlubang, maka lubang
paling bawah yang akan menyemburkan air paling jauh. Hal ini dikarenakan
air menekan ke segala arah dan ketika air dituang, maka tekanan air makin
ke bawah makin kuat.


20

Lampiran 3 Siklus 1 Bagian 1: PEDOMAN OBSERVASI PADA SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Sultan Agung 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/II
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I


No

Descriptor/Indikator yang diamati
Pengamatan Kualifikasi
Ya Tidak SB B C K SK
1 Menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
SB = Jika semua kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
B = Jika sebagian besar kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
C = Jika setengah kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
K = Jika sebagian kecil kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
SK = Jika kegiatan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

-


-

-

-

-

21

2 Melakukan Apersepsi. Seperti berdoa sebelum mulai, memotivasi anak,
mengaitkan materi dengan pengalaman, menyampaikan tujuan atau
manfaat pembelajaran.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

-

-

-

-

-

3 Membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen (tingkat
kognitif dan gender).
SB = Jika membagi siswa sesuai dengan tingkat kognitif (tinggi dan
rendah) dan gender (laki-laki dan perempuan)
B = Jika membagi siswa kurang sesuai dengan tingkat kognitif dan gender
C = Jika membagi siswa tetapi tidak sesuai dengan tingkat kognitif dan
gender
K = Jika hanya membagi siswa
SK = Jika tidak membagi siswa.

-


-

-

-

-

4 Memeriksa kesiapan siswa diantaranya menyiapkan alat dan bahan
percobaan, Lembar Kerja Kelompok, ketersediaan alat tulis dan kesiapan










22

anak mengikuti pelajaran.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

-




-



-



-




-

5 Membimbing dan mengarahkan siswa dalam mempersiapkan alat,
menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan, tata cara pengambilan data dan
penarikan kesimpulan dalam melakukan percobaan.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak


-
-

-


-

-

6 Mengontrol keaktifan siswa dan memberikan teguran kepada siswa yang
tidak aktif dalam melakukan eksperimen pada kelompoknya masing
masing.
SB = Jika mengontrol keaktifan siswa, dan memberi teguran kepada siswa
yang tidak aktif




-





-



-



-
23

B = Jika hanya mengontrol siswa, dan kurang memberi teguran kepada
siswa yang tidak aktif
C = Jika kurang mengontrol siswa, dan memberi teguran kepada siswa
yang tidak aktif
K = Jika kurang mengontrol siswa, dan tidak memberi teguran kepada
siswa yang tidak aktif
SK = Jika tidak ada kontrol dan teguran bagi siswa.

7 Memandu pelaksanaan diskusi antar kelompok dari pembukaan, proses
jalanya, pemberian pengarahan, sampai pada kesimpulan.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak


-

-

-


-

-
8 Memberi kesempatan dan mengarahkan setiap kelompok untuk
menyimpulkan materi pelajaran.
SB = Jika memberi kesempatan dan mengarahkan setiap kelompok untuk
menyimpulkan materi pelajaran
B = Jika memberi kesempatan dan mengarahan setiap kelompok untuk




-



-



-




-



-
24

menyimpulkan materi pelajaran namun kurang lengkap
C = Jika memberi kesempatan dan mengarahan setiap kelompok untuk
menyimpulkan materi pelajaran namun tidak lengkap
K = jika hanya memberi kesempatan dan mengarahan setiap kelompok
untuk menyimpulkan materi pelajaran tetapi kesimpulan tidak tampak
SK = Jika tidak ada pemberian kesempatan dan pengarahan sama sekali.

Keterangan : ( SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup, K: Kurang, SK: Sangat Kurang)

Pati, 26 Mei 2012

Observer,









25

Lampiran 3 Siklus 1 Bagian 2: PEDOMAN OBSERVASI PADA SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Sultan Agung 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/II
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I


No

Descriptor/Indikator yang diamati
Pengamatan Kualifikasi
Ya Tidak SB B C K SK
1 Siswa menyimak tujuan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang
disampaikan oleh guru.
SB = Jika siswa tampak senang dan bersemangat mengikuti pelajaran
B = Jika hanya 1atau 2 siswa yang tidak senang dan bersemangat
C = Jika sekitar setengah dari siswa tampak senang dan bersemangat
K = Jika hanya 1 atau 2 siswa yang tampak senang dan bersemangat
SK = Tidak ada siswa yang senang dan bersemangt.

-





-

-


-

-

2 Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi guru (mencari kelompok,
membentuk ketua kelompok, mencatat nama dan jumlah angotanya).
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak

-












26

B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

-


-


-


-

3 Perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan bahan percobaan,
Lembar Kerja Kelompok (LKK), mengecek kelengkapan dan kesiapan
untuk memulai percobaan.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak


-



-

-

-


-

4 Setiap kelompok sudah mampu melakukan eksperimen 1- 6 secara
runtut. Dimulai dari pengumpulan data, merumuskan masalah,
menduga (hipotesa), dan percobaan atau pembuktian.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak


-

-

-



-


-

27

SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak
5 Setiap siswa pada kelompoknya masing masing melibatkan diri
dalam melakukan eksperimen.
SB = Jika semua siswa terlibat aktivitas pembelajaran
B = Jika ada 1-2 siswa tidak terlibat aktivitas pembelajaran
C = Jika ada 3-4 siswa tidak terlibat aktivitas pembelajaran
K = Jika ada 5-6 siswa tidak terlibat aktivitas pembelajaran
SK = Jika lebih dari 6 siswa tidak terlibat aktivitas pembelajaran


-


-


-

-


-

6 Setiap kelompok aktif dalam percobaan, setiap siswa dalam kelompok
saling membantu, ikut mengamati proses percobaan dan membahas
hasil percobaan.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

-
-
-

-

-


-

7 Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan, saling
menyimak antar kelompok, memberikan tangapan dan mencocokkan
dengan konsep materi.


-












28

SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak


-


-



-



-

8 Setiap kelompok aktif dalam diskusi antar kelompok, saling
mengemukakan pendapat, memberi tangapan dan saling menghormati
pendapat dalam diskusi antar kelompok.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

-

-

-


-




-




9 Setiap kelompok terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran.
Partisipan masing-masing kelompok tampak, setiap angota ikut
berpartisipasi (mendengarkan dan mengamati), serta kekompakan
kelompok.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak

- - -

- -
29

C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak
10 Setiap kelompok membersihkan dan menyimpan alat dan bahan yang
digunakan dalam eksperimen.
SB = Jika semua siswa terlibat mengemasi alat percobaan
B = Jika hanya 1/ 2 siswa tidak terlibat mengemasi alat percobaan
C = Jika sekitar setengah dari siswa terlibat mengemasi alat percobaan
K = Jika hanya 1 atau 2 siswa yang terlibat mengemasi alat percobaan
SK = Tidak ada siswa yang terlibat mengemasi alat percobaan

-

- - - -

Keterangan: ( SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup, K: Kurang, SK: Sangat Kurang)
Pati, 26 Mei 2012
Observer,






30

Lampiran 4:
Lembar Hasil Pretes Dan Postes Pemahaman Konsep pada Siklus I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Sifat-sifat Benda Cair
Kelas/Semester : IV/II
KKM : 70

No

Nama Siswa
Skor Ketuntasan Mencapai KKM Skor Ketuntasan Mencapai KKM
Pre Tes Sudah Belum Post Tes Sudah Belum
1 Agus Gunawan 70 75
2 Alviana Ulum Nur Mufida 65 70
3 Fitri Nur Wahyu 60 70
4 M. Rifki Anwar 55 65
5 M. Ridwan 70 75
6 M. Abdul Azis 50 60
7 M. Nurrohman 50 60
31

8 M. Fauzan Asrori 45 55
9 M. Suparno 70 75
10 Miftakhur Rohim 55 60
11 Maishatul Muyassaroh 70 75
12 Novi Zulvin Ardiani 50 70
13 Nanda Silviano 60 65
14 Putri Fatma Sari 50 70
15 Sindi Lorena Sari 60 70
16 Thomas Diki Setiawan 50 60
17 Zeli Ulama Wati 70 75
Jumlah 410 485
Rata-rata 58,8 67,6
Skor Maksimal 70 75
Skor Minimal 45 55
Skor Ideal 100 100
32

Sedangkan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dari daftar nilai di atas, dihitung dengan rumus ketuntasan belajar secara
klasikal yaitu sebagai berikut:
% 100
didik peserta seluruh Jumlah
tuntas yang didik peserta Jumlah
klasikal belajar Ketuntasan

% 100
17
10
klasikal belajar Ketuntasan


17
1000



8 , 58









33

Lampiran 5 Siklus 2 Bagian 1:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II

Satuan Pendidikan : MI Sultan Agung 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi Pokok : Air mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak kegunannya
Materi Subpokok : Air dapat melarutkan berbagai macam zat
Air sebagai sumber kehidupan
Kelas : IV (Empat)
Hari / Tanggal : Rabu / 30 Mei 2012
Alokasi Waktu : 3 X 35 Menit (07.15 09.00)

A. Standar Kompetensi
Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat tertentu dari wujud benda yang ada di lingkungan
sekitar.

C. Indikator
- Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat air serta kegunaanya bagi kehidupan
- Siswa dapat menyebutkan macam-macam zat yang larut dalam air
- Siswa mampu menyebutkan zat-zat / benda yang tidak dapat larut dalam air
- Siswa mampu melakukan percobaan untuk menentukan zat dapat larut dan
zat yang tidak dapat larut
- Siswa mampu Menjelaskan manfaat kelarutan zat dalam air bagi kehidupan
manusia

34

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan eksperimen dan diskusi kelompok, siswa diharapkan
mampu:
1. Menyebutkan sifat-sifat air serta kegunaanya bagi kehidupan
2. Menyebutkan macam-macam zat yang larut dalam air
3. Menyebutkan zat-zat / benda yang tidak dapat larut dalam air
4. melakukan percobaan untuk menentukan zat dapat larut dan zat yang tidak
dapat larut
5. Menjelaskan manfaat kelarutan zat dalam air bagi kehidupan manusia

E. Materi Pokok
1. Air dapat melarutkan zat-zat tertentu
2. Air banyak manfaat nya bagi kehidupan

F. Metode Pembelajaran
1. Eksperimen
2. Diskusi kelompok

G. Langkah Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Mengecek kesiapan belajar siswa
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
c. Melakukan apersepsi dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan
peristiwa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari hari.
2. Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Membagi siswa dalam 4 kelompok secara heterogen dilihat dari tingkat
kognitif dan gender. Setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 orang.
b. Perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam eksperimen. Selanjutnya, guru membagikan lembar kerja siswa
(LKS) sebagai petunjuk dalam melakukan eksperimen.
35

c. Setiap kelompok melaksanakan praktikum sesuai petunjuk yang tertera
dalam LKS dan mencatat temuan temuan dalam eksperimen.
d. Membimbing dan mengarahkan kelompok yang mengalami kesulitan
dalam melakukan eksperimen. Serta mengontrol siswa yang tidak aktif
dalam kelompoknya masing masing.
e. Setiap kelompok melakukan diskusi antar kelompok untuk membuat
kesimpulan atas eksperimennya masing masing.
f. Mengadakan diskusi kelompok, dimana guru bertindak sebagai
moderator. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan
hasil eksperimennya secara bergiliran kemudian kelompok lain
memberikan tanggapan dan sarannya.
g. Memberikan penguatan positif.
3. Kegiatan Akhir (5 Menit)
a. Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran.
b. Menyampaikan pesan pesan moral dan moril.
- Pesan moralnya: siswa dapat mengetahui bahwa dengan pemahaman
tentang alam dan isinya manusia dapat memperoleh manfaat darinya
bagi kelangsungan hidupnya, terutama tentang air, bahwa air tidak
hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
tetapi juga dapat digunakan untuk kebutuhan yang lain, seperti
pembuatan waduk atau tandon untuk penampungan air, peraiaran atau
irigasi untuk pertanian, ataupun pemanfaatan untuk pemngukuran
seperti waterpass.
- Pesan morilnya: siswa dapat memahami bahwa tuhan menciptakan
alam untuk dimanfaatkan manusia dalam kehidupanya. Untuk itu
manusia wajib mensyukurinya dan bertangung jawab dalam menjaga
dan memelihara alam dari kerusakan maupun pencemaran yang
disebabkan oleh limbah, sampah maupun zat-zat kimia yang dapat
merusak lingkungan alam, supaya kelangsungan hidup dapat terus
berjalan.

36

H. Alat / Sumber / Media Pembelajaran
1. Buku paket Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD/MI yang relevan.
2. Air, gelas, sendok, gula, garam, vetsin, kecap, batu pasir, kelereng, deterjen
atau rinso, dan kopi.

I. Evaluasi (30 Menit)
1. Prosedur : Penilaian hasil
2. Jenis tes : Tertulis (Pre Tes dan Pos Tes)


Pati, 30 Mei 2012

























37

Lampiran 5 Siklus 2 Bagian 2:

Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siklus II

Kelas : IV (Empat)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi : Sifat Sifat Benda Cair
Kelompok :
Nama Siswa : 1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
4. ......................................

Kegiatan : membuktikan bahwa air dapat melarutkan beberapa zat tertentu.
Alat dan bahan yang digunakan:
- Air - Minyak goreng
- Gelas - Sabun deterjent
- Sendok - Rinso
- Gula pasir - Pasir
- Garam kapur - Vetsin
- Kecap - Kopi

Langkah langkah kerja:
1. Tuangkan air dalam gelas
2. Masukkan dan aduklah masing-masing zat tersebut ke dalam gelas berisi
air!
3. Amatilah perubahan yang terjadi pada proses percobaan tersebut!
4. Hasil percobaan tersebut isikan pada tabel di bawah ini!


38



No

Nama Zat / Bahan
Sifat Campuran
Larut Tidak Larut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gula Pasir
Garam Dapur
Minyak Goreng
Pasir
Sabun Deterjent
Vetsin
Kopi
Kecap
Kapur
Rinso


5. Apa kesimpulan tentang kegiatan ini?
.........................................................















39

Lampiran 5 Siklus 2 Bagian 3: Soal Pre Tes

Lembar Soal Pilihan Ganda dan Esay Siklus II

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi pokok : Sifat-sifat benda cair
Waktu : 15 Menit
Pelaksanaan : Rabu, 30 Mei 2012

Nama :
NIS :
Kelas :
Pilihlah jawaban yang benar dengan menyilang huruf a, b, c, atau d di
bawah ini!
1. Di bawah ini merupakan sifat-sifat air, kecuali ........
a. Menempati ruang dan memiliki berat
b. Mempunyai bentuk sesuai tempatnya
c. Mempunyai bentuk yang tetap
d. Mengalir ke tempat yang lebih rendah
2. Berikut ini zat yang dapat larut di dalam air, kecuali ......
a. Butir garam c. Butiran gula
b. Butir pasir d. vitsin
3. Air dapat melarutkan zat .....
a. Gula c. Batu
b. Minyak d. Kopi
4. Air diberi garam terasa asin, sebab air dapat .....
a. Melarutkan garam c. Mengikat garam
b. Menyerap garam d. Bercampur dengan garam
5. Air yang cepat melarutkan zat adalah .........
a. Dingin c. Panas
b. Hangat d. a dan c benar
40

6. Zat yang tidak larut dalam air ......
a. Batu c. Sirup
b. Susu d. Garam
7. Perubahan uap air menjadi air disebut .......
a. Menguap c. Mencair
b. Membeku d. Mengembun
8. Di bawah ini merupakan perubahan yang terjadi pada air, kecuali.....
a. Air dapat menjadi es c. Air berubah menjadi batu
b. Air dapat berubah menjadi uap d. a dan b benar
9. Petani membutuhkan air untuk....
a. Mandi c. Mengairi sawah
b. Memelihara ikan d. Memandikan kerbau
10. Garam dibuat dari air ......
a. Tawar c. Air laut
b. Mata air d. Sungai

Istilah soal di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
11. Air termasuk benda .....
12. Benda yang dapat larut dalam air antara lain ........
13. Apa saja manfaat air bagi kehidupan .....
14. Air panas lebih .......... melarutkan suatu benda.
15. Air dapat menekan ke .............
16. Garam dimasukkan ke dalam air terjadi ...... dan terasa .....
17. Tinta merah dimasukkan dalam air, apa yang akan terjadi .........
18. Susu dengan air bila dicampur ............
19. Bila menjemur pakaian di tempat yang teduh, maka pakaian akan .........
mengapa demikian ......
20. Ibu memasak membutuhkan ....... untuk penyedap rasa.



41

Lampiran 5 Siklus 2 Bagian 3: Soal Pos Tes

Lembar Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi pokok : Sifat-sifat benda cair
Kelas : IV (Empat)
Waktu : 15 Menit
Pelaksanaan : Rabu, 30 Mei 2012

Nama :
NIS :
Kelas :
Pilihlah jawaban yang benar dengan menyilang huruf a, b, c, atau d di
bawah ini!
1. Air dapat melarutkan .....
a. Gula c. Batu
b. Minyak d. Kopi
2. Di bawah ini merupakan sifat-sifat air, kecuali ........
a. Menempati ruang dan memiliki berat
b. Mempunyai bentuk sesuai tempatnya
c. Mempunyai bentuk yang tetap
d. Mengalir ke tempat yang lebih rendah
3. Berikut ini zat yang dapat larut di dalam air, kecuali ......
a. Butir garam c. Butiran gula
b. Butir pasir d. vitsin
4. Air diberi garam terasa asin, sebab air dapat .....
a. Melarutkan garam c. Mengikat garam
b. Menyerap garam d. Bercampur dengan garam
5. Air yang cepat melarutkan zat adalah .........
a. Dingin c. Panas
42

b. Hangat d. a dan c benar
6. Zat yang tidak larut dalam air ......
a. Batu c. Sirup
b. Susu d. Garam
7. Perubahan uap air menjadi air disebut .......
a. Menguap c. Mencair
b. Membeku d. Mengembun
8. Petani membutuhkan air untuk....
a. Mandi c. Mengairi sawah
b. Memelihara ikan d. Memandikan kerbau
9. Di bawah ini merupakan perubahan yang terjadi pada air, kecuali.....
a. Air dapat menjadi es c. Air berubah menjadi batu
b. Air dapat berubah menjadi uap d. a dan b benar
10. Garam dibuat dari air ......
a. Tawar c. Air laut
b. Mata air d. Sungai















43

Lembar Soal Esay Siklus II

Istilah soal di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
11. Apa saja manfaat air bagi kehidupan .....
12. Benda yang dapat larut dalam air antara lain ........
13. Air termasuk benda .....
14. Garam dimasukkan ke dalam air terjadi ...... dan terasa .....
15. Air panas lebih .......... melarutkan suatu benda.
16. Tinta merah dimasukkan dalam air, apa yang akan terjadi .........
17. Air dapat menekan ke .............
18. Susu dengan air bila dicampur ............
19. Bila menjemur pakaian di tempat yang teduh, maka pakaian akan .........
mengapa demikian ......
20. Ibu memasak membutuhkan ....... untuk penyedap rasa.

















44

Lampiran 5 Siklus 2 Bagian 4:

Skor dan Rambu Rambu Jawaban Soal
A. Skor Soal
Untuk soal pilihan ganda yang terdiri 10 butir soal, masingmasing soal
skornya 1. Untuk soal essay yang terdiri dari 10 soal, skornya juga sama 1.
Untuk menentukan nilai yang akan diberikan kepada siswa digunakan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = X 100%
Total skor

Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa terhadap materi
pelajaran digunakan rumus ketuntasan belajar klasikal sebagai berikut:

% 100
didik peserta seluruh Jumlah
lulus yang didik peserta Jumlah
klasikal belajar Ketuntasan

B. Rambu Rambu Jawaban Soal
1. Pre Tes Siklus II
Pilihan ganda
1. C. Mempunyai bentuk yang tetap
2. B. Butiran pasir
3. A. Gula
4. A. Melarutkan garam
5. C. Panas
6. A. Batu
7. D. Mengembun
8. C. Air berubah menjadi batu
9. C. Mengairi sawah (irigasi)
10. C. Air laut

45

Essay
11. Benda cair
12. Diantaranya gula, vetsin, sirup, garam, dan susu.
13. Diantaranya untuk minum, mandi, mencuci, menyirami tanaman, dan
irigasi atau perairan di sawah
14. Cepat larut
15. Segala arah
16. Pelarutan garam dan rasanya menjadi asin
17. Air berubah menjadi merah
18. Menjadi putih, kental, dan rasanya manis
19. Lama kering, sebab tidak memperoleh cahaya panas
20. Vetsin atau moto



2. Pos Tes Siklus II
Pilihan ganda
1. A. Gula
2. C. Mempunyai bentuk yang tetap
3. B. Butiran pasir
4. A. Melarutkan garam
5. C. Panas
6. B. Batu
7. D. Mengembun
8. C. Mengairi sawah (irigasi)
9. C. Air berubah menjadi batu
10. C. Air laut




46

Essay
11. Diantaranya untuk minum, mandi, mencuci, menyirami tanaman, dan
irigasi atau perairan di sawah
12. Diantaranya gula, vetsin, sirup, garam, dan susu.
13. Benda cair
14. Pelarutan garam dan rasanya menjadi asin
15. Cepat larut
16. Air berubah menjadi merah
17. Segala arah
18. Menjadi putih, kental, dan rasanya manis
19. Lama kering, sebab tidak memperoleh cahaya panas
20. Vetsin atau moto













47

Lampiran 6 Siklus 2 Bagian 1: PEDOMAN OBSERVASI PADA SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Sultan Agung 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/II

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II


No

Descriptor/Indikator yang diamati
Pengamatan Kualifikasi
Ya Tidak SB B C K SK
1 Menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
SB = Jika semua kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
B = Jika sebagian besar kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
C = Jika setengah kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
K = Jika sebagian kecil kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
SK = Jika kegiatan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

-


-

-

-

-

48

2 Melakukan Apersepsi. Seperti berdoa sebelum mulai, memotivasi
anak, mengaitkan materi dengan pengalaman, menyampaikan tujuan
atau manfaat pembelajaran.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

-


-


-


-


-

3 Membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen (tingkat
kognitif dan gender).
SB = Jika membagi siswa sesuai dengan tingkat kognitif (tinggi dan
rendah) dan gender (laki-laki dan perempuan)
B = Jika membagi siswa kurang sesuai dengan tingkat kognitif dan
gender
C = Jika membagi siswa tetapi tidak sesuai dengan tingkat kognitif dan
gender
K = Jika hanya membagi siswa
SK = Jika tidak membagi siswa.


-



-

-

-


-

4 Memeriksa kesiapan siswa diantaranya menyiapkan alat dan bahan
percobaan, Lembar Kerja Kelompok, ketersediaan alat tulis dan










49

kesiapan anak mengikuti pelajaran.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak


-


-



-



-


-

5 Membimbing dan mengarahkan siswa dalam mempersiapkan alat,
menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan, tata cara pengambilan data
dan penarikan kesimpulan dalam melakukan percobaan.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak


-



-

- -

-

6 Mengontrol keaktifan siswa dan memberikan teguran kepada siswa
yang tidak aktif dalam melakukan eksperimen pada kelompoknya
masing masing.
SB = Jika mengontrol keaktifan siswa, dan memberi teguran kepada
siswa yang tidak aktif
B = Jika hanya mengontrol siswa, dan kurang memberi teguran kepada


-


-



-

-

-

50

siswa yang tidak aktif
C = Jika kurang mengontrol siswa, dan memberi teguran kepada siswa
yang tidak aktif
K = Jika kurang mengontrol siswa, dan tidak memberi teguran kepada
siswa yang tidak aktif
SK = Jika tidak ada kontrol dan teguran bagi siswa.
7 Memandu pelaksanaan diskusi antar kelompok dari pembukaan, proses
jalanya, pemberian pengarahan, sampai pada kesimpulan.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak


-


-


-

-


-

8 Memberi kesempatan dan mengarahkan setiap kelompok untuk
menyimpulkan materi pelajaran.
SB = Jika memberi kesempatan dan mengarahkan setiap kelompok
untuk menyimpulkan materi pelajaran
B = Jika memberi kesempatan dan mengarahan setiap kelompok untuk
menyimpulkan materi pelajaran namun kurang lengkap
C = Jika memberi kesempatan dan mengarahan setiap kelompok untuk

-

-

-


-

-

51

menyimpulkan materi pelajaran namun tidak lengkap
K = jika hanya memberi kesempatan dan mengarahan setiap kelompok
untuk menyimpulkan materi pelajaran tetapi kesimpulan tidak
tampak
SK = Jika tidak ada pemberian kesempatan dan pengarahan sama
sekali.

Keterangan : ( SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup, K: Kurang, SK: Sangat Kurang)


Pati, 30 Mei 2012
Observer,










52

Lampiran 6 Siklus 2 Bagian 2: PEDOMAN OBSERVASI PADA SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Sultan Agung 03
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/II
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II


No

Descriptor/Indikator yang diamati
Pengamatan Kualifikasi
Ya Tidak SB B C K SK
1 Siswa menyimak tujuan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang
disampaikan oleh guru.
SB = Jika siswa tampak senang dan bersemangat mengikuti pelajaran
B = Jika hanya 1atau 2 siswa yang tidak senang dan bersemangat
C = Jika sekitar setengah dari siswa tampak senang dan bersemangat
K = Jika hanya 1 atau 2 siswa yang tampak senang dan bersemangat
SK = Tidak ada siswa yang senang dan bersemangt.


-

-


-

- -
2 Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi guru (mencari kelompok,
membentuk ketua kelompok, mencatat nama dan jumlah angotanya).
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak



-



-



-



-



-
53

C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

3 Perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan bahan percobaan,
Lembar Kerja Kelompok (LKK), mengecek kelengkapan dan kesiapan
untuk memulai percobaan.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak


-



-

-

-


-

4 Setiap kelompok sudah mampu melakukan eksperimen 1- 6 secara
runtut. Dimulai dari pengumpulan data, merumuskan masalah,
menduga (hipotesa), dan percobaan atau pembuktian.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

-


-

-

-

-

5 Setiap siswa pada kelompoknya masing masing melibatkan diri
54

dalam melakukan eksperimen.
SB = Jika semua siswa terlibat aktivitas pembelajaran
B = Jika ada 1-2 siswa tidak terlibat aktivitas pembelajaran
C = Jika ada 3-4 siswa tidak terlibat aktivitas pembelajaran
K = Jika ada 5-6 siswa tidak terlibat aktivitas pembelajaran
SK = Jika lebih dari 6 siswa tidak terlibat aktivitas pembelajaran

-

-

-

-


-

6 Setiap kelompok aktif dalam percobaan, setiap siswa dalam kelompok
saling membantu, ikut mengamati proses percobaan dan membahas
hasil percobaan.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak


-



-


-

-

-

7 Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan, saling
menyimak antar kelompok, memberikan tangapan dan mencocokkan
dengan konsep materi.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak


-

-


-

-

-
55

K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak
8 Setiap kelompok aktif dalam diskusi antar kelompok, saling
mengemukakan pendapat, memberi tangapan dan saling menghormati
pendapat dalam diskusi antar kelompok.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

-

-


-
-




-




9 Setiap kelompok terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran.
Partisipan masing-masing kelompok tampak, setiap angota ikut
berpartisipasi (mendengarkan dan mengamati), serta kekompakan
kelompok.
SB = Jika empat unsur/deskriptor tampak
B = Jika tiga unsur/deskriptor tampak
C = Jika dua unsur/deskriptor tampak
K = Jika satu unsur/deskriptor tampak
SK = Jika Tidak ada deskriptor yang tampak

- - -

- -
56

10 Setiap kelompok membersihkan dan menyimpan alat dan bahan yang
digunakan dalam eksperimen.
SB = Jika semua siswa terlibat mengemasi alat percobaan
B = Jika hanya 1/ 2 siswa tidak terlibat mengemasi alat percobaan
C = Jika sekitar setengah dari siswa terlibat mengemasi alat percobaan
K = Jika hanya 1 atau 2 siswa yang terlibat mengemasi alat percobaan
SK = Tidak ada siswa yang terlibat mengemasi alat percobaan

-

- - - -

Keterangan: ( SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup, K: Kurang, SK: Sangat Kurang)
Pati, 30 Mei 2012
Observer,







57

Lampiran 7:
Lembar Hasil Pretes Dan Postes Pemahaman Konsep pada Siklus II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Sifat-sifat Benda Cair
Kelas/Semester : IV/II
KKM : 70

No Nama Siswa Skor Ketuntasan Mencapai KKM Skor Ketuntasan Mencapai KKM
Pre Tes Sudah Belum Post Tes Sudah Belum
1 Agus Gunawan 70 80
2 Alviana Ulum Nur Mufida 65 80
3 Fitri Nur Wahyu 70 90
4 M. Rifki Anwar 60 75
5 M. Ridwan 70 85
6 M. Abdul Azis 60 80
7 M. Nurrohman 55 65
8 M. Fauzan Asrori 55 65
58

9 M. Suparno 70 85
10 Miftakhur Rohim 50 70
11 Maishatul Muyassaroh 70 90
12 Novi Zulvin Ardiani 70 80
13 Nanda Silviano 60 80
14 Putri Fatma Sari 70 85
15 Sindi Lorena Sari 60 80
16 Thomas Diki Setiawan 55 75
17 Zeli Ulama Wati 70 85
Jumlah 1080 1350
Rata-rata 63,5 79,5
Skor Maksimal 70 90
Skor Minimal 55 65
Skor Ideal 100 100

59

Sedangkan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dari daftar nilai di atas, dihitung dengan rumus ketuntasan belajar secara
klasikal yaitu sebagai berikut:
% 100
didik peserta seluruh Jumlah
tuntas yang didik peserta Jumlah
klasikal belajar Ketuntasan

% 100
17
15
klasikal belajar Ketuntasan


17
1500



2 , 88


60

Lampiran 8:

Panduan Penilaian Pada Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pada
Pembelajaran IPA Tentang Sifat Sifat Benda Cair Melalui Penerapan
Metode Eksperimen

A. Pemberian Nilai Pada Pedoman Observasi Aktivitas Guru
Pemberian nilai pada pedoman observasi aktivitas guru harus disesuaikan
dengan terlaksananya semua komponen pada setiap indikator. Jika pada proses
pembelajaran, aktivitas guru sudah sesuai dengan hal hal di bahwah ini, maka
diberikan kualifikasi sangat baik (SB) atau baik (B). Akan tetapi, jika belum
sesuai, maka diberikan kualifikasi cukup (C), kurang (K), atau sangat kurang
(SK) dengan melihat sejauh mana terlaksananya komponen komponen pada
setiap indikator dibawah ini.
1. Indikator Pertama
Guru menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran dengan suara yang
nyaring, bahasa yang jelas, dan pandangan yang mengarah kepada seluruh
siswa.
2. Indikator Kedua
Guru melakukan apersepsi dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan
peristiwa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan serta pengalaman
pengalaman yang pernah dialami oleh peserta didik baik secara langsung
maupun tidak langsung.
3. Indikator Ketiga
Guru membagi siswa dalam 4 kelompok secara heterogen dilihat dari
tingkat kognitif maupun gender.
4. Indikator Keempat
Menyiapkan alat dan bahan (botol, ember, air, gelas, tissue/kain, botol
berlubang, dan selang) yang akan digunakan dalam eksperimen dengan
lengkap. Selain itu, guru juga menyiapkan LKK sebagai panduan dalam
melakukan eksperimen secara lengkap.
61

5. Indikator Kelima
Guru memberikan bimbingan dalam melakukan eksperimen khususnya
kelompok yang mengalami kesulitan. Bimbingan ini dimulai dari persiapan
alat dan bahan yang digunakan, sistematika pelaksanaan, serta tata cara
dalam menuliskan hasil atau temuan dalam eksperimen pada LKK.
6. Indikator Keenam
Guru mengontrol keaktifan setiap siswa dengan cara mengecek setiap
kelompok ketika melakukan eksperimen dan memberi teguran kepada siswa
yang tidak aktif.
7. Indikator Ketujuh
Guru bertindak sebagai moderator dalam pelaksanaan diskusi kelompok.
diskusi antar kelompok ini diawali dengan cara guru memberikan
kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
eksperimennya, selanjutnya guru memberikan kepada setiap kelompok
untuk saling menanggapi dan memberikan sara serta kritikannya.
8. Indikator Kedelapan
Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

B. Pemberian Penilaian Pada Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Pemberian nilai pada pedoman observasi aktivitas siswa harus disesuaikan
dengan terlaksananya semua komponen pada setiap indikator. Jika pada proses
pembelajaran, aktivitas siswa sudah sesuai dengan hal hal di bahwah ini,
maka diberikan kualifikasi sangat baik (SB) atau baik (B). Akan tetapi, jika
belum sesuai, maka diberikan kualifikasi cukup (C), kurang (K), atau sangat
kurang (SK) dengan melihat sejauh mana terlaksananya komponen
komponen pada setiap indikator dibawah ini.
1. Indikator Pertama
Semua siswa menyimak tujuan pembelajaran serta apersepsi yang
disampaikan oleh guru.

62

2. Indikator Kedua
Semua siswa membentuk kelompok sesuai instruksi guru.
3. Indikator Tiga
Perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan bahan serta LKK yang
akan digunakan dalam eksperimen
4. Indikator Keempat
Setiap kelompok sudah mampu melaksanakan eksperimen 1 6 secara
sistematis.
5. Indikator Kelima
Setiap siswa pada kelompoknya masing masing melibatkan diri dalam
melakukan eksperimen. Hal ini dapat berupa mempersiapkan alat dan bahan
serta LKK, dan mencatat hal hal yang penting dalam eksperimen.
6. Indikator Keenam
Setiap kelompok melakukan diskusi inter kelompok untuk membahas hasil
temuan dalam eksperimen dan selanjutnya membuat kesimpulan.
7. Indikator Ketujuh
Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimennya dengan baik. hasil
eksperimen yang dipresentasikan harus dilihat kesesuaiannya dengan teori
yang telah ada.
8. Indikator Kedelapan
Setiap kelompok dalam diskusi antar kelompok harus mengemukakan
pendapatnya, serta saling memberi kritikan dan sarannya.
9. Indikator Kesembilan
Setiap kelompok harus terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran.
10. Indikator Kesepuluh
Setiap kelompok harus membersihkan dan menyimpan alat dan bahan yang
telah digunakan dalam melakukan eksperimen.

Anda mungkin juga menyukai