Anda di halaman 1dari 5

BAB V PENUTUP 1.

1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam Bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum masyarakat sebagai pengguna jalan di Kota Denpasar antara lain : 1) Faktor Hukum Berlakunya hukum dimasyarakat harus memenuhi unsur yuridis, filosofis dan sosiologis. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan belum memenuhi unsur filosofis dan sosiologis, hal ini terlihat dari budaya hukum masyarakat bahwa taat terhadap peraturan apabila ada petugas yang jaga. 2) Faktor Penegak Hukum Peranan polisi lalu lintas sangatlah penting karena merupakan sebuah lembaga formal, disamping menindak pelanggar lalu lintas, polisi juga mempunyai misi untuk mensosialisasikan Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada para pengendara sepeda motor agar mengetahui peraturan dan tata tertib berlalu lintas di jalan raya. Rendahnya kesadaran hukum di masyarakat, ditinjau dari sudut penegak hukum terjadi karena : 1) Petugas yang kurang memadai dilihat dari jumlah personil serta perlengkapan lalu lintas yang belum lengkap.

2) Masih terdapat petugas yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas seperti membiarkan terjadinya kemacetan lalu lintas. 3) Kurang tegasnya para penegak hukum dalam menghadapi melalui

pelanggaran-pelanggaran penerapan sanksi. 3) Faktor Sarana/fasilitas

pengendara

sepeda

motor

Penegakan hukum dapat berjalan dengan efektif apabila tersedianya sarana atau fasilitas yang memadai, Karena sarana atau fasilitas memiliki peranan yang sangat penting dalam penegakan hukum. Adapun beberapa hal tentang sarana dan prasarana yang

mempengaruhi peningkatan keselamatan lalu lintas adalah sebagai berikut : 1. Terbatasnya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya penegakan hukum di bidang lalu lintas antara lain : a. Perlengkapan jalan seperti : rambu-rambu, marka jalan,

penerangan jalan dan tanda-tanda lalu lintas lain dirasakan masih sangat kurang. b. Mobilitas aparat penegak hukum yang tidak mengimbangi hakekat ancaman. c. Alat teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk tugas penegak hukum, belum bisa dioperasionalkan secara yuridis.

2.

Tidak berfungsinya jalan sebagaimana mana mestinya, akibatnya penggunaan untuk kaki lima, parkir pada badan jalan, bangunan pada daerah manfaat jalan dan sebagainya.

3. jalan,

Rendahnya disiplin dan budaya tertib para pemakai sebagaimana akibat kualitas disiplin yang rendah,

pemahaman aturan yang kurang, dan pengaruh manajemen transportasi yang tidak sehat. 4) Faktor Budaya Budaya hukum masyarakat berkaitan dengan kesadaran hukum masyarakat, dapat dilihat bahwa : 1. Masyarakat taat pada peraturan lalu lintas karena rasa takut pada sanksi hukum yang akan dijatuhkan apabila melanggar. 2. Masyarakat taat pada peraturan lalu lintas untuk memelihara hubungan baik dengan penguasa, dalam hal ini dengan penegak hukum yaitu Polisi Lalu Lintas. 3. Masyarakat taat pada peraturan lalu lintas untuk memelihara hubungan baik dengan rekan-rekan kelompoknya. 4. Masyarakat taat pada peraturan lalu lintas karena kepentingan pribadi. 5. Masyarakat taat pada peraturan lalu lintas karena hukum tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang dianut, terutama nilainilai keterkaitan dan ketentraman

2. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Kepolisian Kota Denpasar dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat sebagai pengguna jalan di Kota Denpasar yaitu perekayasaan prasarana dan sarana lalu lintas (engineering), pembinaan unsur pengguna jalan (education), serta rekayasa dalam bidang hukum atau pengaturannya termasuk penegakan hukumnya (enforcement). 1.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan dalam hasil laporan penelitian ini, antara lain : 1. Dalam penegakan hukum lalu lintas, hendaknya kepolisian khususnya polisi lalu lintas tidak menggunakan kewenangannya secara berlebihan serta tidak memberikan kemudahan kepada pengguna jalan yang melanggar peraturan lalu lintas seperti membayar tilang di tempat, karena hal tersebut dapat membangun citra kepolisian semakin terpuruk. Berkaitan dengan itu, kepolisian diharapkan mempunyai kualitas etika dan moral yang baik, profesionalisme dan proporsionalisme dalam mengemban tugas, tidak arogan/sok kuasa, mementingkan kepentingan umum/rakyat, dapat memberikan tauladan, tegas dalam bertindak namun tetap sopan, bijaksana dalam mengambil keputusan, didukung insentif atau anggaran yang memadai, dan Dapat bekerja dan menunjukkan kinerja yang baik secara terkoordinasi. 2. Sistem transportasi sangat dipengaruhi oleh kualitas jalan yang digunakan dan pengguna jalan itu sendiri, oleh karena itu hendaknya pemerintah

khususnya pemerintah daerah berkoordinasi dengan kepolisian membuat kebijakan terhadap penggunaan jalan maupun pengembangan jalan. Disamping itu juga, pemerintah khususnya pemerintah daerah

berkoordinasi dengan kepolisian untuk memasukkan masalah lalu lintas ke dalam kurikulum pendidikan. 3. Hukum pada dasarnya berbasis pada masyarakat, oleh karena itu hendaknya masyarakat pengguna jalan di kota Denpasar tidak hanya taat terhadap aturan lalu lintas pada saat terdapat petugas lalu lintas, tetapi juga taat pada saat tidak ada penjagaan, karena keamanan, ketertiban, keselamatan dan kelancaran lalu lintas merupakan tanggung jawab bersama.

Anda mungkin juga menyukai