DEFINISI
HERPES ZOSTER
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VZV) yang menyerang kulit dan mukosa. Merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer VZV ditandai dengan: adanya nyeri hebat unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dan nervus kranialis.
EPIDEMIOLOGI
Insiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia, Tidak ada perbedaan angka kesakitan antara pria dan
wanita. Angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Diperkirakan terdapat antara 2-5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% kasus berusia di bawah 20 tahun. Herpes zoster lebih sering mengenai orang dengan penurunan imunitas seluler seperti pada usia lanjut, pasien dengan keganasan, pasien yang mendapat kemoterapi atau terapi steroid jangka panjang, dan orang dengan HIV
ETIOLOGI
VIRUS VARISELA ZOSTER ciri -Virus berinti DNA -Ukuran 140 200 nm -termasuk subfamili alfa herpes viridae
Sifat: sitolitik, tumbuh cepat, kemampuannya menimbulkan infeksi akut, kronis/persisten dan laten serta dapat mengalami reaktivasi.
mempunyai enzim yang penting untuk replikasi meliputi : virus spesifik DNA polimerase dan virus spesifik deoxypiridine (thymidine) kinase yang disintesis di dalam sel yang terinfeksi Penyebaran virus : >> aerogen(droplet), kontak
PATOGENESIS
VARISELA
PATOGENESIS
HERPES ZOSTER
Gejala Klinis
Biasanya diawali gejala prodromal baik sistemik ( demam, pusing, malaise) maupun lokal (nyeri otot tulang, gatal, pegal dan sebagainya). Eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel dapat berisi cairan jernih yang bisa berubah menjadi abu-abu dan kemudian membentuk krusta. Pola distribusi unilateral dan dermatomal
UKK
Disamping gejala kulit dapat juga dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Kelainan motorik, pada susunan saraf tepi jarang timbul tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering . Hiperestesi pada daerah yang terkena memberikan gejala khas
HZ. Oftalmika HZ. Servikalis HZ. Thorakalis perut HZ. Lumbalis HZ. Sakralis
: daerah dahi dan sekitar mata : daerah pundak dan lengan : daerah dada, punggung, dan : daerah bokong dan paha : daerah genitalia dan sekitar anus : daerah telinga
HZ. Otikum
4.
HZ abortivum : Herpes Zoster dengan Kelainan kulit berupa vesikel dan eritem yang timbul dalam waktu yang singkat HZ hemorargik : Herpes Zoster dengan kelainan kulit berupa vesikel yang berisi darah HZ generalisata : Herpes Zoster dengan Kelainan kulit yang timbul unilateral dan ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata vesikel soliter dan ada umbilikasi Sindroma Ramsay-Hunt : Herpes zoster yang mengenai n. Fasialis ( N VII) dan n. Otikus ( N VIII ) sehingga mengakibatkan gejala paralisis otot muka (Bells palsy). Klinis ditandai : tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea, dan kelainan kulit sesuai dermatom.
Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
: sel datia berinti banyak Pemeriksaan histopatologi :ditemukan sebukan sel limfosit yang mencolok, nekrosis sel dan serabut saraf, proliferasi endotel pembuluh darah kecil, hemoragi fokal dan inflamasi bungkus ganglion.
Akan tetapi pada keadaan yang meragukan diperlukan pemeriksaan penunjang antara lain: 1. Isolasi virus dengan kultur jaringan dan identifikasi morfologi dengan mikroskop electron 2. Pemeriksaan antigen dengan imunofluoresen 3. Tes serologi dengan mengukur imunoglobulin spesifik.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Eritema vesikelvesikel berkelompok, dengan dasar eritematosa, unilateral, dan mengenai satu dermatom
Plenting/gelembung yang tersa nyeri Diawali gejala prodromal seperti : demam, pusing dan malaise, gatal,nyeri otot, dsb
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
Herpes Simpleks
Ditandai erupsi berupa vesikel yang bergerombol, di atas dasar kulit yang kemerahan. Sebelum timbul vesikel, biasanya didahului oleh rasa gatal atau seperti terbakar yang terlokalisasi, dan kemerahan pada daerah kulit. Herpes simpleks terdiri atas 2, yaitu tipe 1 dan 2. Lesi yang disebabkan herpes simpleks tipe 1 biasanya ditemukan pada bibir, rongga mulut, tenggorokan, dan jari tangan. Lokalisasi penyakit yang disebabkan oleh herpes simpleks tipe 2 umumnya adalah di bawah pusat, terutama di sekitar alat genitalia eksterna.
Diagnosis Banding
Varisela
Infeksi primer varisela zoster Gejala klinis berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini seperti tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Lesi menyebar secara sentrifugal dari badan ke muka dan ekstremitas.
Diagnosis Banding
Impetigo vesiko-bulosa
Terdapat lesi berupa vesikel dan bula yang mudah pecah dan menjadi krusta. Tempat predileksi di ketiak, dada, punggung dan sering bersamaan dengan miliaria. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada anak-anak
PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan herpes zoster bertujuan untuk: 1. Mengatasi infeksi virus akut 2.Mengatasi nyeri akut yang ditimbulkan oleh virus herpes zoster 3. Mencegah timbulnya neuralgia pasca herpetik
UMUM 1. Selama fase akut, pasien dianjurkan tidak keluar rumah(menularkan kepada orang lain yang belum pernah terinfeksi varisela dan orang dengan defisiensi imun. 2. Usahakan agar vesikel tidak pecah, misalnya jangan digaruk dan pakai baju yang longgar. 3. Untuk mencegah infeksi sekunder jaga kebersihan badan.
KHUSUS
1. ANTIVIRAL:
SISTEMIK
sebaiknya diberikan 3 hari pertama sejak lesi muncul asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir dan famsiklovir. asiklovir bekerja sebagai inhibitor dna polimerase pada virus. dosis : Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari Valasiklovir 31000 mg/hari selama 7 hari, Famsiklovir 3x200 mg/hari selama 7 hari
2. ANALGETIK Untuk mengurangi neuralgia o.k HZ Yang biasa digunakan: Asam Mefenamat Dosis: 3x500mg/hari atau seperlunya jika nyeri
3. KORTIKOSTEROID Indikasi : Sindrom Ramsay Hunt, diberikan sedini mungkin untuk cegah paralisis. Prednison 3x20 mg/hr. Setelah 1 minggu dosis diturunkan bertahap
TOPIKAL
Tergantung pada stadiumnya 1. stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. 2. Stadium erosif diberikan kompres terbuka. 3. St. ulserasi dapat diberikan salap antibiotik.
PENCEGAHAN
meningkatkan daya tahan tubuh, pemberian vaksinasi cacar air. Pada anak sehat usia
1 - 12 tahun diberikan satu kali. Bila diberikan pada usia > 12 tahun maka diperlukan 2 kali pemberian dengan jarak minimal 4 minggu. Sedangkan untuk vaksinasi zoster dianjurkan diberikan pada usia 60 tahun keatas.
KOMPLIKASI
1. Neuralgia paska herpetik. 2. Infeksi sekunder di kulit: Super infeksi oleh bakteri, Jaringan
parut, Zoster gangrenosum 3. Kelainan pada mata (pada HZO): oedem orbita, uvetis, skleritis, keratitis, ulkus kornea,dll 4. Paralisis motorik 5. Kelainan di organ visceral: paru, hepar, otak, dll
Prognosis
-
Terhadap penyakitnya pada dewasa dan anak-anak umumnya baik Tetapi, pada usia tua risiko terjadinya komplikasi semakin tinggi, dan secara kosmetika dapat menimbulkan makula hiperpigmentasi atau sikatrik. Dengan memperhatikan higiene & perawatan yang teliti akan memberikan prognosis yang baik & jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit.
IDENTITAS
Nama
Jenis kelamin
Umur Agama Alamat Pendidikan
: Tn. Tomi : Laki-laki : 17 tahun : Islam : Kp. Ngablak RT 02/04 Semarang : SMA
ANAMNESA
Dilakukan autoanamnesis
Keluhan Utama : Plenting plenting berisi cairan yang terasa nyeri Riwayat Penyakit Sekarang: 1. Onset : Sejak 2 hari sebelum periksa ke poli kulit 2. Lokasi : Dada sebelah kanan bawah sampai punggung kanan. Awal muncul dari dada kanan bawah , kemudian meluas sampai ke punggung kanan. 3. Kualitas : Plenting dirasakan panas dan nyeri sehingga mengganggu aktifitas sehari hari dan membuat tidur pasien tidak nyenyak sehingga kadang terbangun saat tidur. 4. Kuantitas : plenting dirasakan makin lama makin luas sejak pertama timbul
Lanjutan>>>>
5. Kronologis : laki laki usia 17 tahun datang ke poli kulit RSISA dengan keluhan terdapat plenting plenting berisi cairan yang makin lama makin banyak dan dirasakan nyeri serta panas. Keluhan seperti itu mulai timbul 2 hari sebelum periksa sesaat pasien bangun tidur. Awalnya (3hari) sebelum periksa pasien merasakan badannya demam dan pusing serta gatal di daerah dada kanan. Karena keluhan sangat mengganggu, pasien akhirnya periksa ke poli kulit RSISA. 6. Faktor modifikasi : keluhan dirasakan semakin berat jika terkena gesekan dengan baju dan saat berkeringat. 7. Keluhan penyerta : badan demam dan pusing
Anamnesa
RPD
Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya Riwayat varisela sewaktu masih anak anak (SD) diakui
RPK
Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini dalam waktu berdekatan Riwayat alergi disangkal
RPSosek
Pasien adalah seorang pelajar. Biaya pengobatan ditanggung asuransi. Kesan ekonomi: cukup.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Tensi : Tidak dilakukan Nadi : Tidak dilakukan Suhu : Tidak dilakukan BB : 60 kg Keadaan umum : baik, komposmentis Thorak : tidak dilakukan pemeriksaan Abdomen : tidak dilakukan pemeriksaan Ekstremitas : tidak dilakukan pemeriksaan
Status Dermatologis
Inspeksi
: Lokasi I : dada kanan bawah UKK : vesikel berisi cairan jernih, dasar eritem, berkelompok, unilateral di dada sebelah kanan bawah, daerah sekitar lesi membengkak.
Lokasi II
: Punggung kanan UKK : vesikel berisi cairan jernih, dasar eritem, berkelompok, unilateral di punggung kanan, daerah sekitar lesi membengkak.
Status Dermatologis
Distribusi
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS KERJA
HERPES ZOSTER
PENGOBATAN
Sistemik :
1. Asiklovir : 5x800 mg tablet (7 hari) 2. Asam Mefenamat 3x500 mg tablet (jika nyeri)
Topikal
Bedak Salisilat 2%
Pengobatan
R/ Asiklovir tab 400 mg No. XXX 5 d.d. 2 R/ Asam mefenamat 500mg No.XX 3 d.d. 1 R/ Talk u.e. No. I
PROGNOSIS
Ad Vitam
ANJURAN/SARAN
Untuk penderita : Menjaga jangan sampai plenting pecah agar tidak terjadi infeksi sekunder dan tidak menimbulkan bekas/jaringan parut yang banyak Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat cukup, makan bergizi dan menjaga gaya hidup sehat sehari hari Menggunting kuku, menggunakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat agar tak terjadi gesekan dengan lesi/luka. Untuk keluarga : Menghindari kontak langsung dengan droplet penderita (saat bersin, berbicara), serta kontak dengan cairan vesikel penderita.
KESIMPULAN
Herpes zoster penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela
zoster, menyerang kulit dan mukosa, merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Berdasarkan lokasi lesi, herpes zoster dibagi atas: herpes zoster oftalmikus, fasialis, brakialis, torakalis, lumbalis dan sakralis. Manifestasi klinis herpes zoster dapat berupa kelompok-kelompok vesikel sampai bula di atas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai dengan letak syaraf yang terinfeksi virus. Diagnosa herpes zoster dapat ditegakkan dengan mudah melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, yaitu tes Tzanck dengan menemukan sel datia berinti banyak. Pada umumnya penyakit herpes zoster dapat sembuh sendiri (self limiting disease), tetapi pada beberapa kasus seperti herpes zoster ophtalmicus dan Ramsay Hunt Sindrom dapat timbul komplikasi sehingga butuh pengobatan yang agresif. Semakin lanjut usia, semakin tinggi frekuensi timbulnya komplikasi.