Anda di halaman 1dari 16

BAB

OKSIDASI UDARA BASAH


Kompetensi : mahasiswa mampu memahami dan menerapkan metode oksidasi udara basah dalam pengelola limbah industri dengan bertanggungjawab
Nars-PPI-3-07 1

Ringkasan Bab
Bab ini berisi: Pendahuluan Oksidasi udara basah Oksidasi udara basah terkatalisis

Nars-PPI-3-07

Sumber
http://www.lenntech.com/ cwao tgl 23 Okt 08

http://tristate.apogee.net/et/ 22 okt 08 http://www.scielo.br/ 27 Okt 2008 http://www.water.siemens.com/ tgl 21 Okt 2008


Chasman,1997, Industrial Waste Management

Nars-PPI-3-07

OKSIDASI UDARA BASAH (WAO)


Dikenal sebagai Wet Air Oxidation = WAO Untuk limbah yang terlalu toksik bagi proses biokarbon Limbah tidak biodegradable dan tak teradsorb Air yang mengandung senyawa organik dipanaskan 400 600o F dan diberi tekanan 1600-1800psig Senyawa organik akan terdegradasi menjadi senyawa yang kurang toksik dan biodegradable. Efluen dialirkan ke proses biokarbon

Nars-TPPI-5-2010

PENDAHULUAN
WAO adalah oksidasi komponen yang larut atau tersuspensi dalam air menggunakan O2 . Jika udara sebagai sumber O2, disebut WAO Mengubah kontaminan senyawa organik menjadi CO2 , air dan asam organik rantai pendek yang biodegradable Senyawa anorganik yang dapat teroksidasi, misal sianida dan amonia CN Effluen dan oksidan direaksikan pada T dan P tinggi Reaksi oksidasi terjadi pada temperatur 150 C sampai 320 C (275 F to 608 F) dan tekanan 10 - 220 barg (150 - 3200 psig). Jika pengambilan COD tidak harus sempurna, T dan P serta laju udara dapat dikurangi sehingga menekan biaya operasi

PENDAHULUAN (2)
WAO efektif untuk efluen dgn COD antara 10.000 100.000 mg/L atau yang mengandung senyawa anbiodegradable atau toksik bagi mikroorganisme Keuntungan: sangat otomatis , memerlukan tempat relatif sedikit, mampu menangani berbagai efluen, berbagai komposisi dan kecepatan. Biaya WAO tidak efektif dibanding oksidasi lain atau proses biologi jika kontaminan sedikit < 5000 mg/L. Untuk limbah yang mengandung senyawa terhalogenasi diperlukan T > atau katalis Proses WAO dpt sebagai penanganan awal air limbah sebelum ditangani secara biologi, atau untuk mengoksidasi kontaminan yang menghasilkan larutan untuk recycle/reuse

REAKSINYA
Reaksinya: Organik + O2 Spesies S + O2 Organik Cl + O2 Organik N + O2 Phospor + O2

CO2 + H2O + RCOOH . SO4-2 Cl- + CO2 + RCOOH . NH3 + CO2 + RCOOH . PO4-3

PROSES
Kontaminan organik + anorganik (fasa cair) dikontakkan cairan pada P dan T tinggi (120-310 C Tekanan dipertahankan di atas uap air jenuh pada T reaksi (sekitar 15-60 bar) sehingga reaksi berlangsung pada fasa cair. Ini memungkinkan proses oksidasi berlangsung pada T < T insenerasi Waktu yang 30 -90 menit, COD berkurang sekitar 75% -99%. Katalis membuat derajat penurunan COD lebih tinggi atau mengurangi waktu operasi lebih pendek dibanding metoda WAO (sekitar 99%),

PROSES (2)
Senyawa organik dapat diubah menjadi CO2 dan H2O; heteroatom N dan S menjadi N2 dan sulfat. Proses berlangsung autogenik pada level COD sekitar 10.000 mg/L, sistem hanya akan memerlukan energi eksternal pada waktu mulai Untuk mengubah Na2S dari instalasi etilen menjadi Na2SO4

WASTE CAUSTIC TREATMENT WET AIR OXIDATION (WCT-WAO)


Untuk menangani limbah soda (Na2S) dari instalasi etilen menjadi Na2SO4 dengan WAO Keunggulan proses ini: Menggunakan jenis reaktor yang tercampur sempurna. Reaksi lunak dan tidak ada material yang mahal Proses sederhana dan mudah dioperasikan

SUSUNAN ALAT

CONTOH KASUS
Lignin dari bagas gula tebu dikembangkan untuk menghasilkan vanillin, siringaldehid dan p-hidroksi benzaldehid secara kontinyu Katalisnya Palladium yang diembankan pada -alumina Oksidator menggunakan udara pada tekanan atmosfer Hasilnya sekitar 12% aldehid aromatik.

APLIKASI
Menangani air limbah yang kuat, termasuk effluen soda jenuh yang dihasilkan dari perengkahan etilen dan penyulingan minyak bumi Dalam proses, untuk menangani cairan proses yang akan di daur ulang /recovery dari limbah proses yang mengalir. Mengkondisikan dan destruksi slaj biologis

KASUS 2
Reaksi cellobiose, fenol, dan asam siringat pada kondisi lunak (155C; 0.93MPa 02; katalis terlarut Na5[PV2Mo10O40]). Kecepatan awal oksidasi besar, menurun setelah bertumpuknya hasil oksidasi yang kurang reaktif Namun jika ditambahkan selobiosa atau fenol (prosedur yang ekivalen dengan resirkulasi efluen reaktor) produk oksidasi yang tahan /bandel dengan cepat dikonsumsi. A half-fraction, factorial investigation was used to correlate rate enhancement with individual experimental variables: using a two-level design, effluents from the WAO of cellobiose were combined with unreacted cellobiose and WAO resumed. Efluen didegradasi lebih cepat dibanding yang dapat dijabarkan dari waktu tinggal saja. Korelasi teridentifikasi dari faktor investigasi yang konsisten dengan oksidasi senyawa bandel dengan menghasilkan intermediet yang sangat reaktif selama awal autooksidasi rantai radikal yang cepat selobiose yang tidak bereaksi.

KASUS 3
Leachates landfill ditangani dengan WAO pada T tinggi (180-270oC) dan tekanan tinggi (40-70 atm). variabel operasi seperti T dan tekanan parsial oksigen telah diteliti tidak berpengaruh dan konversi COD pada tingkat menengah sampai rendah (20-30% , bergantung konsentrasi COD awal). pH awal memperlihatkan pengaruh positif bila digunakan larutan yang bersifat asam Penambahan H2O2 (0.01 M) sebagai pendorong pembentukan radikal hidroksil dapat menaikkan konversi COD sampai 15% Jika digunakan pembentuk radikal sulfat (misal Oxone) proses bertambah baik secara signifikan, konversi COD pada rentang 6080%, bergantung harga COD awal dalam leachates. Usaha awal untuk memahami sifat kimia sistem oksidasi ini mengusulkan dekomposisi Oxone secara cepat yang menginisiasi rantai radikal, termasuk radikal hidroksil dan organik

WAO LARUTAN NH4OH DENGAN KATALIS KOMPOSIT LOGAM OKSIDA


Proses WAO larutan NH4OH(400-1,000 mg/L) tekanan 4.0 Mpa dengan katalis komposit Cu/La/Ce (7:2:1) dan temperatyr 150, 200, and 230C, Reduksi ammonia tidak efisien bila temperatur reaksi < 230C, Pada 230C konversi ammonia mencapai hampir 95%. Dekomposisi ammonia berlangsung dlm 2 tahap, jumlah produk berbanding lurus dengan temperatur reaksi. Lebih tinggi temperatur, proses oksidasi lebih efisien Reaksi tahap 1 teramati dlm 20 menit, dan laju reaksinya lebih tinggi dibanding reaksi tahap 2. Energi aktivasi untuk dekomposisi di atas katalis komposit Cu/La/Ce (7:2:1) adalah 9.75 dan tanpa katalis adalah 19.8 kJ mol-1, Kenaikan tekanan parsiil oksigen selama proses WAO membantu dekomposisi ammonia, namun ini berbanding terbalik konsentrasi awal amonia dalam larutan. Dekomposisi ammonia sangat dipengaruhi oleh pH sebab konversi mencapai 95% pada pH sekitar 12.

Anda mungkin juga menyukai