Anda di halaman 1dari 3

Kerajaan: Filum: Subfilum: Kelas: Subkelas: Superordo:

Animalia Chordata Vertebrata Chondrichthyes Elasmobranchii Selachimorpha Carcharhiniformes Heterodontiformes Hexanchiformes

Ordo

Lamniformes Orectolobiformes Pristiophoriformes Squaliformes Squatiniformes

Ikan Hiu adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan. Ikan hiu kebanyakan adalah pemakan daging, yang memakan ikan-ikan lain dan berbagai jenis hewan tak bertulang belakang. Selain itu ikan hiu dikenal sebagai pencari makan di pembuangan sampah dikapal maupun pelabuhan. Habitat ikan hiu umumnya adalah di laut. Ikan hiu ditemukan di perairan dalam berkarang dengan dasar yang tidak terlalu terjal. Ikan hiu mampu mendeteksi getaran suara hingga sejauh 30.000 kaki. Ikan hiu sangat sensitif terhadap bunyi berfrekuensi rendah dari mangsa yang sekarat, getaran suara ini seperti seekor ikan yang terluka dan membuat ikan-ikan hiu ribut hiruk pikuk. Ketika para ikan hiu

semakin dekat dengan mangsa, insting penciumannya mengambil alih. Insting ikan hiu dapat mendeteksi setetes darah di dalam 25 gallon air. Air mengalir melewati sepanjang cuping di bawah moncong hiu, memberi ikan hiu penciuman yang tajam akan arus informasi. Di dekat moncong, ikan hiu juga memiliki pori-pori berisi jeli. Para ikan hiu mengambil sinyal listrik yang tercipta ketika binatang bergerak. Hal ini seperti sebuah insting tambahan yang membantu ikan hiu menangkap mangsa, meski mangsa bersembunyi di balik pasir. Dalam tulang rawan hiu terkandung protein, kalsium, fosfor, karbohidrat, air, serat, lemak serta komponen alamiah lainnya sebagai nutrisi. Sebaliknya, pada tulang rawan tersebut tidak ditemukan unsur-unsur heavy metal -bukan sejenis aliran musik- tapi unsur-unsur seperti seng, tembaga, merkury, nikel dan sejenisnya yang cenderung berbahaya bagi manusia. Melihat kandungan zat serupa, para ahli berkesimpulan, tulang rawan hiu tidak beracun dan tidak memiliki efek sampingan, hingga aman dikonsumsi. Badan Pengatur Obat dan Makanan Amerika (FDA), sejak 1993, mengeluarkan izin khusus untuk pemakaian tulang rawan hiu sebagi penunjang pengobatan alternatif. Berdasarkan penelitian secara klinis, tulang rawan hiu dinyatakan mampu menjaga pertumbuhan dan penyebaran sel tumor, membantu mengurangi rasa sakit dan nyeri pada tulang, membantu menghindari penyakit rematik, memperkuat dan menjaga fungsi tulang, membantu menghilangkan rasa pegal dan encok, menjaga kesehatan dan fasilitas tubuh serta menghindari kelainan tulang belakang yang bengkok. Penelitian tulang rawan ikan hiu pada penyakit sendi dan rematik dipelopori oleh ahli bedah tulang Dr John Pruden dari Harvard. Penelitian awal menunjukkan 25 pasien dari 28 pasien yang menderita rematik artristis berat disertai dengan gangguan fungsi pergerakan setelah disuntik tulang rawan selama 3-8 minggu menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal ini disebabkan tulang rawan hiu mengandung protein untuk menggantikan protein kolagen yang rusak pada persendian penyakit rematik. Tulang rawan hiu sudah lama pula dikenal sebagai makanan sehat oleh masyarakat Cina yang dimakan dalam bentuk bubur yang mengakibatkan kesegaran tubuh dan aktivitas yang lebih. Dr Lane Phd, seorang ahli nutrisi laut dari Cornell University Amerika Serikat yang mengembangkan dan mengadakan penelitian terhadap tulang rawan hiu, mendapatkan banyak kemajuan klinis yang didapat bila penderita rematik (gangguan pada sendi) atau kanker mengkonsumsi tulang rawan hiu.

Ciri khas Ikan Hiu adalah sebagai berikut:


Kulit dengan sisik plachoid dengan kelenjar mucus. Mulut ventral dilengkapi gigi email. Cekungan hidung satu sampai dua tanpa ada hubungan dengan rongga mulut, memiliki rahang atas dan bawah. Skeleton berupa tulang rawan tidak ada tulang keras, vertebrae lengkap dan terpisah. Hewan berdarah dingin, suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan. Berbeda dengan ikan bertulang belakang lainnya, hiu memiliki korset kulit kompleks yang terbuat dari serat kolagen fleksibel dan diatur sebagai jaringan heliks di sekitar tubuh mereka. Bagian ini bekerja sebagai kerangka luar yang memberi lampiran untuk otot renang mereka sehingga dapat menghemat energi. Pada zaman dulu kulit hiu telah digunakan sebagai amplas. Kulit gigi mereka memberi keuntungan hidrodinamik karena mengurangi turbulensi saat berenang. Kerangka sirip hiu memiliki bentuk yang memanjang dan lembut serta tidak bersegmen, yang bernama ceratotrichia, filament protein keratin elastis yang menyerupai tanduk di rambut dan bulu. Kebanyakan hiu memiliki delapan sirip. Hiu hanya bisa menjauh dari benda-benda yang berada di depannya karena sirip mereka tidak memungkinkan mereka untuk bergerak menuju ekor pertama mereka. Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari satu jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan, memberi kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya. Hiu memiliki sirip ekor heterocercal di mana bagian punggungnya biasanya terasa lebih besar dibandingkan bagian ventral. Hal ini disebabkan ruas tulang belakang hiu meluas ke bagian dalam punggung sehingga memberikan area permukaan yang lebih besar untuk lampiran otot. Hal ini memungkinkan gerak yang lebih efisien pada ikan bertulang rawan apung negatif. Sebaliknya, ikan memiliki tulang yang paling menyerupai sirip caudal homocercal.

Anda mungkin juga menyukai