Anda di halaman 1dari 57

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah untuk meningkatkan potensi kerja, keterampilan serta daya kreatifitas mahasiswa sehingga tercipta tenaga ahli yang professional di bidang kelistrikkan. Mengingat pentingnya persiapan bekal dalam meningkatkan daya kreatifitas di dunia kerja/industri. Sebagai mana yang diketahui, bahwa setelah melakukan pembelajaran di kelas, mahasiswa harus diarahkan pada sebuah praktek yang merupakan penerapan dari teori yang didapatkan selama proses perkuliahan yang mengacu pada mata kuliah di bidang kelistrikkan. Pada bengkel semester 4 ini, mahasiswa diberikan praktek yang bertujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang kontrol industry konvensional. Sehingga mahasiswa dapat menguasai system kontrol maupun instalasi daya pada beberapa aplikasi seperti pomp. station, tanur, airblast dan milling. Selain itu, mahasiswa dapat pula menguasai pembacaan diagram kontrol, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa. Pentingnya praktek ini terutama pada Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang dan khususnya pada bidang Kelistrikan. Yaitu agar setiap mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan semua Job yang diberikan dengan baik dan benar serta tepat waktu. Disamping itu dengan kegiatan bengkel ini juga diharapkan akan menambah keahlian dan keterampilan mahasiswa. Serta untuk menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang professional pada bidang kelistrikkan.

1.2.Tujuan Tujuan diadakannya praktek ini, selain sebagai penerapan dari teori yang telah didapatkan oleh mahasiswa, yaitu agar mahasiswa dapat: Membaca gambar rangkaian kontrol,
[1]

Merangkai beberapa rangkaian kontrol, Menganalisa beberapa rangkaian kontrol dan fungsinya, dan Merencanakan berbagai rangkaian kontrol.

[2]

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Panel Hubung Bagi Panel adalah tempat beberapa komponen listrik atau alat kontrol yang dapat mendistribusikan tenaga listrik. Adapun beberapa fungsi dari panel, yaitu : 1. Sebagai penghubung, 2. sebagai pemutus, 3. sebagai pembagi, 4. sebagai pengaman, dan 5. sebagai Pengontrol. Faktor-faktor dalam pemasangan dan penempatan panel, yaitu : 1. Mudah dilayani dan aman, 2. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai, 3. Didepan panel ruangannya ruangannya harus bebas, dan 4. Penel tidak ditempatkan pada tempat yang lembab. Kontruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tahan terhadap pengaruh kelembaban.

Gambar 2.1. Simbol Panel Hubung Bagi 2.2 Kabel/Penghantar Penghantar adalah bahan yang dapat mengalirkan arus listrik, penghantar yang sering digunakan adalah tembaga dan aluminium. Suatu kawat penghantar yang berisolasi disebut kabel. Isolasi tersebut disesuaikan dengan
[3]

ukuran dan kegunaannya, yang terpenting dari suatu isolasi kawat penghantar itu adalah penandaan pada isolasi kawat penghantar tersebut yang nantinya akan mempermudah dalam pemakaian kabel untuk instalasi.

Gambar 2.2. Kabel/Penghantar

2.3 Pengaman Pengaman adalah alat yang berfungsi mengamankan peralatan listrik dengan cara memutuskan arus jika terjadi hubung singkat atau gangguan lainnya. Di dalam bidang kelistrikan,pengaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengaman lebur dan pengaman daya prinsip termal. Pengaman daya prinsip thermal adalah pengaman yang bekerja saat terjadi beban lebih atau overload, sehingga menimbulkan panas. Ada beberapa macam pengaman daya prinsip termal, diantaranya adalah:

a. Miniatur Circuit Breaker (MCB) Miniatur circuit breaker (MCB) merupakan alat pemutus otomatis apabila terjadi beban lebih dan hubugan singkat. MCB bekerja sebagaimana termal over load relay yang mempunyai bimetal yang dapat panas bila dialiri arus lebih. Jika terjadi arus lebih pada rangkaian, bimetal akan menjadi panas dan melengkung memutuskan kontak listrik sehingga rangkaian terlindungi. MCB terdiri dari beberapa jenis, ada MCB untuk 1phasa, MCB 2phasa, MCB 3phasa, dan lain-lain.

[4]

2.3.a. Miniatur Circuit Breaker (MCB) b. Thermal Overload Relay (TOR) Thermal Overload Relay (TOR) digunakan untuk mengamankan motor listrik terhadap beban lebih. Relay ini bekerja berdasarkan efek thermal dari arus listrik. Jika arus yang mengalir dalam TOR ini melebihi nilai setelannya akan terjadi pemutusan yang waktunya tergantung kepada arus. Makin besar arus ini, makin singkat waktu pemutusannya. Pemutusan diperlambat secara thermis, misalnya dengan menggunakan elemen dwilogam. Elemen-elemen dwilogam tersebut dipasang di dalam TOR. Kalau arus melalui TOR ini terlalu besar, elemen-elemen tersebut akan menjadi bengkok sehingga saklarnya akan membuka. Pengaman ini digunakan sebagai pengaman motor yang dirakit dengan kontaktor. Dimana alat ini di pasang setelah kontaktor sebelum ke motor listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah kontak utama dan kontak bantu yang terdiri dari NO dan NC. Beberapa faktor yang menjadi dasar mengapa menggunakan TOR dalam perlindungan beban lebih motor yakni : 1. Arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak, 2. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor, 3. Terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa. 4. Terjadi hubung singkat.

[5]

2.3.b. Thermal Overload Relay (TOR) 2.4 Kontaktor Kontraktor adalah komponen yang ketika di berikan arus maka ada gaya elektromagnetik yang menghubungkan atau memutuskan rangkaian.

Kontaktor disebut juga relay elektromagnetik yang prinsip kerjanya yaitu sebuah batang logam yang dibelit kumparan dan diberi arus listrik, maka batang logam tersebut berubah menjadi magnet. Kontaktor dapat dioperasikan oleh sebuah saklar, arus dari suplay akan menuju kumparan magnet yang diatur oleh kerjanya saklar. Pada anak kontaknya terdapat kontak NO dan NC. Penandaan pada terminal-terminal kontaktor yang tercantum pada kontaktor itu sendiri adalah sebagai berikut : 1,3,5, sebagai Terminal supply masukan (kontak utama yang dihubungkan ke sumber) 2,4,6, sebagai Terminal supply keluaran (kontak utama yang dihubungkan ke Beban). 13,14, sebagai Kontak Bantu NO (normally open) 21,22, sebagai Kontak Bantu NC (normally closed) A1,A2, sebagai Terminal kumparan magnet

Gambar 2.4. Kontaktor (Relay Elektromagnetik)

[6]

2.5 Time Delay Timer adalah saklar waktu yang bekerja berdasarkan magnetisasi yang akan memutuskan rangkaian beban secara otomatis, dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang dapat dihubungkan langsung dengan kontaktor yaitu : timer on delay yang berfungsi menunggu untuk on, selama batas waktu yang telah di tentukan atau di atur, dan timer off delay yang berfungsi menunggu untuk off selasa batas waktu yang ditentukan atau diatur sebelumnya.

Gambar 2.5. Time Delay 2.6 Saklar Saklar adalah alat yang digunakan untuk dapat memutuskan dan menyambungkan arus listrik dari sumber ke beban. Sebuah saklar biasanya dilengkapi dengan pegas yang berfungsi pada saat saklar membuka dan merenggang sehingga rangkaian itu tidak lagi terhubung atau terputus dalam waktu yang singkat. 2.6.1. Saklar Tekan (Push Button) Saklar tekan, atau (push button) adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula.

Gambar 2.6.1. Gambar Saklar Tekan ( Push Button)


[7]

2.6.2. Saklar Aliran Saklar aliran cairan mempunyai sensor seperti lidah yang harus dimasukan kedalam pipa untuk mengukur besar laju aliran pada pipa. Saklar ini bisa dipasang pada pipa yang horizontal maupun vertikal, apabila dipasang vertical cairan harus mengalir dari bawah ke atas.

Alir an

Gambar 2.6.2 Saklar Aliran 2.7 Macam-Macam Peralatan Selain alat-alat diatas, adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan suatu instalasi listrik, antara lain : a. Tang Pengupas Tang pengupas berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan digunakan untuk penyambungan.

Gambar 2.7.a. Tang Pengupas b. Tang Pemotong Tang pemotong berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan ukuran sesuai dengan benda kerja.

Gambar 2.7.b. Tang Pemotong

[8]

c. Tang Kombinasi Tang Kombinasi berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan seperti kabel atau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan.

Gambar 2.7.c. Tang Kombinasi d. Obeng Minus dan Obeng Plus Obeng minus dan obeg plus berfungsi untuk memutar atau

mengencangkan dan mengendurkan skrup / baut yang digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.

Gambar 2.7.d. Obeng Minus dan Obeng Plus 2.8 Lampu Lampu disebut juga penerangan buatan, lampu menjadi elemen yang sangat vital untuk penerangan malam hari karena kemudahan didapatkan saat memakai lampu dibandingkan sumber cahaya lain seperti lampu minyak, obor, lilin, dsb. Berbagai jenis lampu tersedia di pasaran dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Ada berbagai jenis lampu seperti lampu TL (Tube Lamp), Lampu halogen, Lampu led, Lampu sodium, lampu indicator, dll. Pada bengkel semester 3, yang digunakan adalah lampu pijar untuk di instalasi penerangan dan lampu indicator untuk instalasi tenaga. Lampu

[9]

pijar atau bohlam banyak digunakan karena harganya yang relative murah, walaupun hanya bertahan 3-4bulan saja. Lampu indicator dipakai pada instalasi tenaga karena untuk mengoperasikan suatu control listrik, perlu adanya penandaan untuk kondisi-kondisi tertentu, misalnya kondisi beban lebih (over load), kondisi manual maupun kondisi otomatis.

Gambar 2.8. Lampu indicator 2.9 Pompa Pada mesin pompa air ada saluran hisap dan ada saluran buang, alatotomatis atau sensornya menggunakan sensor tekanan atau disebut jugaPressure Switch dan dipasang pada tabung pada saluran keluaran pompa,ketika pompa dihidupkan atau dihubungkan dengan tegangan jalajala,maka pompa akan berputar sehingga dibagian dalam pompa terjadivaccum karena adanya perbedaan tekanan, sehingga air yang ada didalam tanah akan terhisap naik. Pada saat mesin pompa air berputar dan semua kran air yang adatertutup maka pada saluran keluaran pompa akan timbul tekanan yang cukup besar, ketika tekanan yang dihasilkan melebihi tekan set yang ada pada sensor atau pressure switch maka sensor akan bekerja dan pompa air akan mati, pompa air akan hidup lagi jika ada salah satu kran air terbuka disebabkan tekanan air sudah turun dan begitulah seterusnya.

Gambar 2.9. Pompa


[10]

BAB 3 ALAT DAN BAHAN 3.1. Tabel Daftar Alat No. 1 2 3 4 6 7 8 9 NAMA ALAT/BAHAN TANG KUPAS TANG POTONG TANG KOMBINASI TANG LANCIP OBENG PLUS (+) OBENG PLAT (-) OBENG TERMINAL PENITIK JUMLAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 SATUAN BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH DOS BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH

10 LASDOP 11 PALU 12 KUNCI PAS 10 13 KUNCI PAS 12 14 KUNCI PAS 14 15 MISTAR 16 METERAN 17 CUTTER 18 PENGIKAT KABEL

3.2. Tabel Daftar Bahan 3.2.1. Tabel Daftar Bahan Pusat Pompa ( Pomp. Station )
No. 1 1 2 3 4 MATERIAL 2 MCB MCB IMPULS SWITCH LINE UP TERMINAL SPESIFIKASI 3 3 Phasa 10 A 1 Phasa 6 A ABU ABU 8 mm JUMLAH 4 2 2 1 13 SATUAN 5 Buah Buah Buah Buah

[11]

No. 1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19

MATERIAL 2 SAKLAR TOMBOL TEKAN TOR SAKLAR LEVEL SAKLAR ALIRAN KONTACTOR LAMPU TANDA LAMPU TANDA TIMER ON DELAY POMPA KABEL NYAF MERAH KABEL NYAF KUNING KABEL NYAF HITAM KABEL NYAF BIRU

SPESIFIKASI 3 3 Phasa 16 A ZB2-BE 101 (NC) LR1-D09307 1,6 2,5 A

JUMLAH 4 1 1 2 2 2 10 3 4 2 2 10 5 5 3

SATUAN 5 Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Meter Meter Meter Meter

Telemecanique 220 V Z-BV.6.380 V (MERAH) Z-BV.6.380 V (HIJAU) MULTICOMET SIMIZHU 220 V 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2

3.2.2. Tabel Daftar Bahan Pusat Tanur


No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 MATERIAL 2 MCB MCB LINE UP TERMINAL EMERGENCY STOP TOMBOL TEKAN TOMBOL TEKAN LAMPU TANDA LAMPU TANDA LAMPU TANDA CONVEYOR BELT LIGHT BARRIER LIMITS SWITCH KABEL NYAF MERAH KABEL NYAF KUNING KABEL NYAF HITAM KABEL NYAF BIRU SPESIFIKASI 3 3 Phasa 10 A 1 Phasa 6 A ABU-ABU 8 mm ZB2-BE 101 (NC) ZB2-BE 101 (NO) ZB2-BE 102 (NC) Z-BV.6.380 V (MERAH) Z-BV.6.380 V (PUTIH) Z-BV.6.380 V (HIJAU) 380/660 V L6/LK6-GA 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2 JUMLAH 4 3 1 36 1 1 3 1 1 1 1 2 3 15 5 5 3 SATUAN 5 Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Meter Meter Meter Meter

[12]

3.2.3. Tabel Daftar Bahan Airblast


No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 MATERIAL 2 MCB MCB TOR DIODE LINE UP TERMINAL SELECTOR SWITCH TOMBOL TEKAN TOMBOL TEKAN LAMPU TANDA LAMPU TANDA FAN MOTOR SPESIFIKASI 3 3 Phasa 10 A 1 Phasa 6 A LR1-D09307(1,62,5)A IN 4005 -KGPX ABU ABU 8 mm XBCD29314 C12 ZB2-BE 101 (NO) ZB2-BE 102 (NC) Z-BV.6.380 V Z-BV.6.380 V (MERAH) 380/660 V 2,4 / 1,4 A 1,5 HP, 50 HZ 220/380 V 4,2 / 2,4 A 1,1 Kw, 50 HZ L6/LK6-GA TYPE CR.25 MVS.NR:11/88 Telemecanique 220 V COMET : A6CH-3076 WORB MULTICOMET TELEMECANIQUE NO:2 NC:2 TELEMECANIQUE NO:4 NC:4 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2 JUMLAH 4 2 1 2 1 15 1 4 3 3 4 1 SATUAN 5 Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah

12

VIBRATOR MOTOR

Buah

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

LIGHT BARRIER FLOW SWITCH KONTAKTOR RELAY CONTACTOR TIME ON DELAY KONTAK BANTU KONTAKTOR KONTAK BANTU KONTAKTOR KABEL NYAF MERAH KABEL NYAF KUNING KABEL NYAF HITAM KABEL NYAF BIRU

1 1 8 2 3 3 2 10 3 3 3

Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Meter Meter Meter Meter

3.2.4. Tabel Daftar Bahan Milling


No. 1 1 MATERIAL 2 MCB SPESIFIKASI 3 3 Phasa 10 A [13] JUMLAH 4 6 SATUAN 5 Buah

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

MATERIAL 2 DIODE ELECTRO PNEUMATIC VALVE LINE UP TERMINAL SELECTOR SWITCH EMERGENCY STOP TOMBOL TEKAN TOMBOL TEKAN LAMPU TANDA LAMPU TANDA CONVEYOR BELT 1

SPESIFIKASI 3 IN 4005 PX

JUMLAH 4 1 1 30 1 1 5 5 7 6 1

SATUAN 5 Buah

12

MILL

13

CONVEYOR BELT 2

14

15

FREQUENCY CONVERTOR WORM WHEEL VIBRATOR MOTOR

16 17 18 19

KABEL NYAF MERAH KABEL NYAF KUNING KABEL NYAF HITAM KABEL NYAF BIRU

ABU ABU 8 mm XBCD29314 C12 ZB2-BE 101 (NC) ZB2-BE 101 (NO) ZB2-BE 102 (NC) Z-BV.6.380 V (HIJAU) Z-BV.6.380 V (MERAH) 380/660 V 2,4 / 1,4 A 1,1 Kw, 2830 rpm 220/380 31 / 15,5 A 5,5 Kw, 1440 rpm 380/660 V 2,4 / 1,4 A 1,5 HP, 2830 rpm 220/380 V 4,2 / 2,4 A 1,1 Kw, 2830 rpm 380/660 V 2,4 / 1,4 A 1,1 Kw, 2830 rpm 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2

Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah

Buah

Buah

Buah

Buah

15 5 5 3

Meter Meter Meter Meter

[14]

BAB 4 LANGKAH KERJA

Tahapan-tahapan langkah kerja yang dilakukan selama praktikum bengkel listrik semester 4 Kontrol Industri Konvensionaladalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengecekan alat yang dibantu oleh teknisi 2. Menyiapkan untukpraktek. 3. Menuju ke ruangan kerja dan menentukan penggunaan jobsheet sesuai jenis pekerjaan yang ditentukan oleh penanggung jawab bengkel. 4. Menentukan tata letak komponen-komponen yang akan digunakan sesuai dengan gambar rangkaian pada jobsheet yang diberikan. 5. Memperbaiki tata letak panel dan komponen-komponen pada panel utama beserta kelengkapannya, seperti: Miniatur Circuit Breaker, kontaktor, bus bar/terminal-terminal hubung sesuai dengan kebutuhan untuk instalasi rangkaian yang telah ada pada jobsheet. Kemudian melakukan dan memeriksa kelengkapan bahan yang diperlukan

pemasangan kabel di dalam panel sesuai aturan pada jobsheet. 6. Memperbaiki tata letak komponen-komponen pada panel dan pintu panel seperti: push buton, kontaktor, Thermal Overload Relay, serta lampu indikator sesuai dengan tata letaknya pada jobsheet. 7. Menyambung atau mengkopel semua kabel-kabel instalasi pada

komponen-komponen listrik sesuai dengan diagram kontrol pada jobsheet. 8. Menyambung atau mengkopel semua kabel-kabel instalasi pada

komponen-komponen listrik sesuai dengan diagram daya pada jobsheet. 9. Mengecek ulang semua rangkaian instalasi listrik yang telah dikerjakan. 10. Mengkopel instalasi dengan supply atau sumber tegangan kemudian menaikkan MCB pada panel utama, lalu melakukan pengetesan satu persatu, untuk membuktikan kebenaran instalasi yang telah dilakukan. 11. Setelah melakukan pengetesan kebenaran pada instalasi yang telah dikerjakan, dan rangakaian telah terbukti benar, dan bekerja berdasarkan

[15]

fungsinya masing-masing, maka akan dilakukan pengetesan ulang oleh dosen Pembimbing atau Penanggung Jawab 12. Setelah Penanggung Jawab atau dosen Pembimbing menyatakan semua rangkaian telah benar maka para praktikan harus membongkar hasil pekerjaan yang telah diuji tersebut. 13. Membersihkan lokasi kerja dan memastikan lokasi kerja beserta komponen yang ada di lokasi kerja telah kembali pada keadaan awal. 14. Kemudian melakukan praktek untuk job-job berikutnya dengan langkah kerja seperti diatas. Hingga semua job yang ada pada praktek kontrol industri konvensional dilakukan. 15. Setelah semua job telah dilakukan dan dinyatakan benar oleh pembimbing ataupun Penanggung Jawab Bengkel. Kemudian

membersihkan lokasi kerja dan memastikan lokasi kerja beserta komponen yang ada di lokasi kerja telah kembali pada keadaan awal setelah itu, mengatur dan mengembalikan semua peralatan dan bahan kepada teknisi bengkel.

[16]

0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q

9 10

MCB E04 10 A

MCB E05 10 A

MCB E06 6A

1,3,5 c21 2,4,6

1,3,5 c23 2,4,6

S01 16 A

e21

e23

10
Badan Panel Pintu Panel Rangka Panel

R S T U V W X
SUPPLY

R S T N PE

U V W N

U V W N

POMPA II

POMPA I

DIAGRAM DAYA POMPA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI DIP : H. RUSLAN ST., MT.

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

A4 00
421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[17]

0 A B C b11 D E F G H I J K L M N O P Q R 09 Path 21
Alir an

9 20

09 3
SW

7
SW

b16 4 8 3 8 11 Impuls tangan Automatis 3 Impuls tangan Automatis 9 d15

4 d15 1 3 S10 2 1
b10.1

S15 2 5

2 13 d11 14

55,67 71 c21 72 13 1 d27 d12 4 14 1 d14 2

Alir an

b15.1

d11 68 56

6 13 d16 14

55,67 71 c23 72 1 d30 4 17 A1 d17 A2 Pompa 2 h18

d16 56 68

18 1 d17 3

20

>
A1 d11 A2 A1 d12 A2 h13 A1 d14 A1 d15 A2 A2

Path A1 d16 23 A2

>

Pompa 1 NO NC NO NC 13 10 11 11 33
Pompa 1 tidak ada aliran

NO NC 15

NO NC 11 11 16 16

NO NC 15 16 16

NO NC 18 34
Pompa 2 tidak ada aliran

T U V W X

Kontak yang komplit

Bergantian P1 < -- > P2

GAMBAR RANGKAIAN KONTROL POMPA


DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A4 01

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[18]

0 A B C D E F G H 19

9 30

c21

95 96

c21 I J K 19 L M

84

N O P Q R S T U V W X

A1 c21 h A2 Pompa 1 NO NC 3 x 4 12 22 21 25 27

g22

Pompa 1 overload

Pompa 1 overload

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

GAMBAR RANGKAIAN KONTROL POMPA


DIG : DITA TRI ARUM SARI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A4 02

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[19]

Pompa 2 overload

Pompa 1 kerja

Pompa 2 kerja

>
83

Path 11

Path 16

>

c23

95 96

c21

97 98

83 c23 84

53 c21 54

6 d27 7

53 c23 54

6 d30 7

20 n24 n25 19 A1 c23 h A2 Pompa 2 NO NC 3 x 5 23 24 18 28 30 g24 h25

22

24 n28

26 n29

30

21 h26 A1 d27 A2 NO NC 26 12 34

23 h28

25 h29

0 A B C D E 29 29 c23

S31
97 98

3 4

S32

3 4

Test pompa

1 1

Alarm off

S38
2

d32
3

11
9 6

b37 F G H 12

d37
11

d37
7

28

n38 I J
9

27

K 29 L M N O P Q R S
Pemilhan alarm
6

d12
7

d17
7

11

d27
9

d30
9 10

11

d35
3

A1 d30 A2 NO NC 29 17 35

5 7

d32
2

A1 d35 A2 NO NC 36

A1 d37 A2 NO NC 38 39

x1 x2

h39

10

NO NC 34

T
POMPA 2 Overload

Alarm level tertinggi

U V W X

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

GAMBAR RANGKAIAN KONTROL POMPA


DIG : DITA TRI ARUM SARI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A4 03

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[20]

Level tertinggi

0 A B

1 Bagian

2 Ukuran

3 Nomor Group

4 Terminal Nomor R S T N PE U V W PE U V W PE 1 2 PE 3 4 PE 5 6 PE 7 8 PE 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

01 C D 04 E F G 10 H I J K L M N O 11 15 16 36 37 38 04

2,5

Supplay

1,5

M1

Pompa 1

1,5

M2

Pompa 2

1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1 1,5


d12/h13

b10.1 Pompa 1 tidak ada aliran

b11 Saklar pelampung pompa 1

b15.1 Pompa 2 tidak ada aliran

b16 Saklar pelampung Pompa 2 Pemilih alarm (overoad. & Aliran/P18P2)

b37 Level tertinggi Alarm Level tertinggi n13 n19 n24 n25 n28 n29 n38

d17/h18

P Q R S

c21/h25

d27/h26

c23/h28

d30/h29

d37/h39

T U V W X

LK

BLOK DIAGRAM KERJA SISTEM POMP. STASION


DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A4 04

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[21]

0 A

14

B C

merah

Alarm ( level tertinggi )

12

(b37)

D E F G
10

13

Level tertinggi

11

H I J K
7 9

merah

Pemilih aliran ( P1 & P2 / overload Tidak ada aliran )

(b16)

Level switch P2

L M N O P
3 5 6

K4 (b15.1)

Aliran pompa 2
K4

(b11)

Level switch P1

Q R S T U
P1 V 2

K2 (b10.1)

Aliran pompa 1
K2

P1 V

Pompa 2 jalan hijau Pompa 1 jalan hijau

V W X

SIMULATOR POMPA
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A4 05

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[22]

0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X

d32 d14 d15 d17 d27 d35 d37 d39

T06

T07

d11

c21 c21

d15

c23 c23

E04 E05

E06

E06

E07

Line Up Terminal

PANEL POMPA
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A4 06

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[23]

0 A B

LEVEL 4

LEVEL 3

D E F G H I J K L M N O P Q R
BAK 2 B16 B11

LEVEL 2

LEVEL 1

B15.1

P2

B10.1

S T U V W X

SIMULASI POMPA
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A4 07

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[24]

P1

BAK 1

5.1.b. Analisis Rangkaian Pomp. Station Pusat pompa merupakan aplikasi dari rangkaian yang terdiri dari kontaktor, timer, thermal overload relay untuk rangkaian kontrolnya. Dan rangkaian dengan pengasutan langsung untuk rangkaian dayanya. Pusat pompa ini biasa diaplikasikan sebagai penyaringan air limbah. Prinsip kerja dari pusat pompa ini adalah dengan mengoperasikan saklar S01 pada posisi 1, saklar S01 merupakan supply untuk rangkaian pada pusat pompa ini, dimana pada rangkaian ini disupplay oleh tegangan 220 Volt. Setelah itu, kemudian mengoperasikan MCB E04 dan MCB E05 yang merupakan pengaman untuk rangkaian daya pusat pompa ini, dimana MCB E04 merupakan pengaman untuk pompa 1, dan MCB E05 merupakan pengaman untuk pompa 2. Kemudian, mengoperasikan MCB E06 yang merupakan pengaman untuk rangkaian kontrol dari pusat pompa ini. Setelah melakukan pengoperasian pada seluruh MCB, maka dilakukan pengoperasian pada rangkaian kontrol dari pusat pompa ini. Untuk pengoperasian rangkaian kontrol pada pusat pompa, terlebih dahulu dilakukan pengoperasian pada saklar S10 dan S15 yang merupakan saklar selektor, apabila saklar ini diatur pada posisi 1, maka rangkaian kontrol akan beroperasi secara automatis, sedangkan apabila saklar ini diatur pada posisi 3 maka rangkaian kontrol beroperasi secara manual. Untuk pengoperasian secara manual, pertama-tama saklar selector S10 dan S15 diatur pada posisi 3. Ketika saklar S10 diatur pada posisi manual, maka arus akan mengalir hingga timer d11 bekerja, kemudian setelah timer bekerja maka kontaktor d12 dan c21 bekerja, kemudian pompa 1 beroperasi hingga air pada pusat pompa mengalir ke bak 1. Apabila beberapa detik tidak ada aliran air maka pompa akan mati dengan sendirinya disebabkan oleh saklar b10.1 tidak bekerj, adapun tanda bahwa aliran pada pompa 1 tidak adayang ditunjukkan oleh lampu indicator H13 yang menyala dan anak kontak 9 10 dari kontaktor d35 menutup. Dan apabila saklar S15 diatur pada posisi manual, maka arus akan mengalir hingga timer d16 bekerja, kemudian setelah timer bekerja maka kontaktor d17 dan c23 bekerja, kemudian pompa 2
[25]

beroperasi hingga air pada pusat pompa terhisap ke bak 2.Bila pompa 2 tidak ada aliran air maka pompa 2 akan mati, disebabkan b15.1 tidak bekerja, yang ditunjukkan oleh lampu indicator H18 yang menyala. Untuk pengoperasian secara automatis,pertama-tama saklar selector S10 dan S15 diatur pada posisi 1, ketika saklar S10 dan S15 diatur pada posisi automatism aka rangkaian kontrol pada pusat pompa ini bekerja secara automatis, pada rangkaian kontrol secara automatis ini, rangkaiannya dilengkapi oleh sebuah impuls yang melakukan pergantian pengoperasian pompa 1 dan pompa 2 apabila air pada bak 1 mencapai level 2 maka saklar b11 menutup dan pompa 2 bekerja. Setelah beberapa detik dan ternyata aliran air tidak ada maka pompa 2 akan mati dan apabila ada aliran maka pompa 2 tetap bekerja. Dan apabila air di bak 1 berada pada level 3 maka pompa 2 tetap bekerja dan saklar b16 menutup sehingga pompa 1 bekerja. Setelah beberapa detik kemudian ternyata tidak ada aliran air pada pompa 1 maka pompa 1 akan mati. Dan apabila ada aliran air maka pompa 1 tetap bekerja. Dengan demikian pada level 3 kedua pompa bekerja bersamaan. Kemudian apabila air pada bak 1 berada pada level 4 maka kedua pompa bekerja bersamaan dan saklar b37 bekerja sehingga lampu indikator H39 menyala. Untuk mematikan alarm ini dapat dilakukan dengan menekan saklar S38. Kemudian apabila air pada bak 1 sudah menurun dibawah level 2, maka pompa 1 akan mati. Dan bila air mencapai level 1 maka pompa 2 mati. Sedangkan apabila air berada pada level 2 kembali maka b11 akan menutup dan pompa 1 bekerja. Hal ini disebabkan karena kerja pompa diatur secara bergantian pada level 2, dimana sistem ini diatur oleh paduan antara impuls d14 dan relay d15. Untuk menghentikan pengoperasian dari rangkaian pusat milling ini, pertama-tama, saklar selektor S10 dan S15 diatur pada posisi 2, dimana pada posisi ini tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian kontrol, kemudian menghentikan pengoperasian MCB E04, E05 dan E06. Kemudian mengatur saklar S01 pada posisi 0, yang berarti supply ke rangkaian pusat pompa telah diputus.
[26]

0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X

PUSAT TANUR

GAMBAR RANGKAIAN

SAMPUL RANGKAIAN TANUR POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 26 MEI 2013

A4

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[27]

0 A B C D

F1 E F G F5 H I J K L M N O P 1-3 4-6 K11 K18 K19 10A F6 10A

F7 6A

S8

S9 10

K20

7-9

M
Q R

E6

10

T U V W X

CONVEYOR BELT 1 KW

10-30 KW FULL LOAD 1/3 LOAD


MAKASSAR, 26 MEI 2013

DIAGRAM DAYA PUSAT TANUR POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


DIG : DITA TRI ARUM SARI

A4

00

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[28]

0 A B C D E F
21

09

20

G
S 25 AE 53 K11M 54 S12AE

23 1) K13 2 24 1 K14 1 21 61 K22 62 S11 K22 2 22 71 K22 72 83 K17 84 29 21 K13 22 91 K22 92 K14 3 4 S16 LS1 30 S17 LS2 34 S17AE2 Th2-820 35 S17AE1 Th1-800 36 33
K20M

H I J K L M N O P Q R S T U V W X
22

53

53

21

K17 K18 22 54 54

25

27

21 31 22 K17

M
K11M S12AE 26 K13 K14M Y15 28 Y16 32 K16 K17 K18M K19M

NO NC

NO NC NO NC

NO NC

NO NC NO NC

NO NC

NO NC

5 21 5 5 12 28

13

12

14 15

20 22

18 16 19 20

6 6 6 18

6
6 6

20

LIGHT BARRIER 1

AUXILIARY RELAY LIGHT BARRIER 1

CONVEYOR BELT

RANGKAIAN KONTROL PUSAT TANUR


DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A4

01

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[29]

HEATER CONTACTOR 3/3 P

AUXILIARY RELAY CONTACT HOLDER

AUXI. RELAY HEATER 3/3 X P

AUXI. RELAY 1/3 X P

HEATER MAIN CONTACTOR

VALVE 1

VALVE 2

0 A B C D E F 19

61 G H I J K L M N O P K20M Q R S T U V W X NO NC 7 7 7 19 NO NC 21 22 NO NC 15 16 18 NO NC 24 K21M K22 K23T Y24 S25AE 10 K16 2 1 K17 3 4 K16 2 38 21 22 K19M 67 K21T 68 55
RED GREEN WHITE

K11M 62

K21T 1

37 97 S23/LS3 98 K11F 83 K11M 84

K23T 56

H26

H27

H28

NO NC 10

S3/S22 DISCHARGE CONTROL RELAY

HEATER KONTAKTOR 1/3 P

HEATER TIMER

RANGKAIAN KONTROL PUSAT TANUR POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


DIG : DITA TRI ARUM SARI

PLANT READY

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

A4

CONVEYOR BELT RUN

VALVE 3 DISCHARGE

LIGHT BARRIER 1

LIGHT BARRIER 2

OVER LOAD BELT

02

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[30]

0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X

Selenoid 3 Selenoid 2 Valve 2 door 2 Ls 3

Valve 3

Light barrier 2

th2

th1

heater

Ls1

Ls2

Light barrier 1

door 1

Selenoid 1

Valve 1

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

BLOK DIAGRAM PROSES KERJA TANUR SISTEM POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

A4

CONTAINER

03

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[31]

5.2.b. Analisis Rangkaian Pusat Tanur Pusat tanur memiliki rangkaian yang sederhana sehingga dapat diselesaikan dengan waktu yang cukup singkat untuk membuat rangkaian kontrolnya. Pada rangkaian ini digunakan kontaktor, timer, saklar tekan, saklar batas (limit switch), thermal overload dan lampu indikator untuk rangkaian kontrolnya. Pusat tanur ini biasanya di aplikasikan di pabrikpabrik dan industri lainnya sebagai alat pengangkut barang dan sebagainya. Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah dengan mengoperasikan F1 dan F7 yang merupakan pengaman dari supplay untuk rangkaian pusat tanur ini. Untuk pengoperasian rangkaian ini pertama-tama dioperasikan push button S11 untuk mengaktifkan K11M . K11M berfungsi untuk mengaktifkan motor yang akan menggerakkan CONVEYOR BELT, dimana CONVEYOR BELT berfungsi mengangkut benda yang akan dimasukkan ke dalam tanur. Saat benda tersebut terjatuh ke dalam tanur, kemudian akan melewati LIGHT BARRIER 1. Dimana secara berurutan ketika LIGHT BARRIER 1 (S12AE) bekerja maka AUXIALARY RELAY LIGHT BARRIER 1 (K13) akan bekerja, kemudian kontaktor K13M mengaktifkan AUXIALARY RELAY CONTACT HOLDER (K14M), kemudian kontaktor K14M mengaktifkan VALVE 1 (Y15). Dimana relay Y15 akan mengaktifkan solenoid 1 untuk VALVE 1 yang akan menutup pintu (DOOR 1). Kemudian ketika pintu (DOOR1) menutup dan kemudian menyentuh LS1 yang akan mengaktifkan solenoid 2 , kemudian mengaktifkan VALVE 2 (Y16) dan menutup DOOR 2. Saat DOOR 2 menyentuh LS2 , maka AUX. RELAY HEATER (K17) , HEATER MAIN CONTACTOR (K18), dan HEATER CONTACTOR (K19) aktif dan proses pemanasan dimulai. Dimana dalam system ini digunakan pengasutan yang bertujuan untuk mencapai suhu 800 0C lebih cepat. Bila suhu tanur telah mencapai 800 0C maka saklar S17AE1 (sensor suhu) aktif / terputus , kemudian K17, K19 berhenti beroperasi dan AUX. RELAY (K16) , HEATER MAIN CONTACTOR (K18), HEATER Y CONTACTOR (K20M), dan HEATER TIMER (K21M) aktif, dimana K21M berfungsi mengaktifkan timer heater. Dimana dalam sistem pengasutan Y ini dilakukan
[32]

untuk tujuan mencapai suhu 820 0C. Jika tercapai suhu yang diinginkan maka saklar S17AE2 aktif dan memutus terputus arus pada rangkaian, kemudian K16 dan K20M berhenti bekerja. Saat timer heater habis, K22 aktif sedangkan Y16 dan K18M berhenti bekerja, kemudian system pada solenoid 1 dan 2 berhenti beroperasi, kemudian DOOR 1 dan DOOR 2 terbuka. Saat DOOR 2 membuka dan menyentuh LS3 , maka solenoid 3 aktif dan menggerakkan VALVE 3. VALVE 3 berfungsi mengambil benda yang telah dipanasi di dalam tanur , kemudian menarik benda tersebut keluar dari dalam tanur. Saat benda terjatuh ke dalam kontainer , benda tersebut juga melewati LIGHT BARRIER 2. LIGHT BARRIER 2 berfungsi mengaktifkan kembali CONVEYOR BELT (K11M), sehingga rangkaian pusat tanur ini dapat beroperasi kembali.

[33]

0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X

PUSAT AIRBLAST

GAMBAR RANGKAIAN

SAMPUL GAMBAR RANGKAIAN PUSAT AIRBLAST POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 20 MEI 2013

A4

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[34]

0 A

MCB 10A

MCB 10A

FUSE 6A

10 S6a EMERGENCY

F2

F4

F5

C
1,3,5 1,3,5 1,3,5 1,3,5 1

NORMAL 0 MANUAL
7

K8M

K7M
2,4,6 2,4,6

K6M
2,4,6

K13M

D
2,4,6

S7
2

S7
8 13

F6M

F13M
55

K22
14

K14T
56

S8a FAN OFF

1-3

4-6

7-9
13 53

H
5X2,5mm2

S6b NORM ON

K6M
14

S8b FAN ON

K6M
53

I
R,S,T,N,PE

10

M1

M2
95

67

55

K9T
68 61

K9T
56 61

K VOLT : AMPERE : Hz : 380/660 2,4/1,4 50 220/380 4,2/2,4 50

F6M
96

K8M
62

K7M
62

N
K6M K7M
NO NC 18 11 3X2 6 8

K8M
NO NC 17 3X1 7

K9T
NO NC 7 8

NO NC 7 3X3 9 28

P
VIBRATOR SUPPLY

Main contactor

FAN

DIAGRAM DAYA AIRBLAST


DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

A4

Star

Delta

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

00

DIP : H. RUSLAN ST., MT.

421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[35]

Star-Delta change over

0 A
09

20
33

K22
34 43

S14a Vibrator OFF

K22
44

D
13

K13M

E
21

14

S14b Vibrator ON

10
FLOW CONTROL

71

K22
22

K22 S13 11
NORMAL OFF

72

20 12
S16

14
Light barrier visolux

H
09

K11T

S14 13 15

53

21

13

53

87

53

K14T K7M
22

K16 K14T 14
3 1

K8M 16 K26
3 54

K7M
88

K13M
54

54 61

K22

62

17

95

M
green

F13M
green

96

K11T

H12

K13M

K14T

K16

H17

green

H19

NO NC 13

NO NC 13 19 26 13

NO NC

NO NC

Flow indicator

Time delay Vibrator fan

Time delay fan vibrator

Full indicator

Overload vibrator

14

13 7

15 25

Vibrator

RANGKAIAN KONTROL SISTEM AIRBLAST POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

A4

01

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A (D4 T.LSTRIK)

[36]

Vibrator ON

Fan ON

0 A
19

97

97

K16

F13M
98

K26
7

F6M
98

M
red red red

K22

H23

H24

H25

red

K26

H27

H28

NO NC 8 13 19 10 13 15

NO NC

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

RANGKAIAN KONTROL SISTEM AIRBLAST POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


DIG : DITA TRI ARUM SARI

A4

Overload fan

Full indicator

Overload vibrator

Buzzer manual operation

15 27

Manual operation

Manual operation

Overload vibrator

02

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[37]

0 A B C D E F G H I J K L

Silo

Light Barrier

S16

Fan Motor

M N O P Q R S
Silo

Flow Switch

S13

T U V W X

Motor Penggetar

M2

M1

BLOK DIAGRAM PROSES KERJA AIRBLAST SISTEM POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

S16

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

A4

03

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[38]

0 A

BLOK DIAGRAM B C
PENGGETAR NYM 4 x 1,5 mm2 PANEL

S16

SILO FULL

M2

S13

PENGONTROL ALIRAN

D E F G H I J DIAGRAM KERJA (FUNCTION DIAGRAM) K L M N O P Q POSISI SAKLAR NORMAL R S T U V W X


t
PENUH ARUS TERPUTUS NORMAL TEKAN START DARURAT

M1
SUMBER MOTOR PENIUP UDARA

POSISI SAKLAR MANUAL


PENGGETAR PENGGETAR ON

KIPAS TEKAN KIPAS ON

t
PENUH ARUS TERPUTUS NORMAL KIPAS PENGGETAR PENGGETAR DARURAT

PENGGETAR

MOTOR PENIUP

BLOK DIAGRAM & DIAGRAM KERJA AIRBLAST POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

A4

04

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[39]

5.3.b. Analisis Rangkaian Airblast Airblast merupakan aplikasi dari suatu proses transportasi yang biasa digunakan sebagai mesin pemindah bahan-bahan yang bersifat lunak seperti biji-bijian, bahan makanan ternak, serbuk semen, dan lain-lain yang dipindahkan dari sebuah silo melalui pipa cerobong ke silo yang lainnya menggunakan tiupan angin yang dihasilkan oleh Fan Motor. Prinsip kerja untuk mengoperasikan system Airblast ini, yaitu

mengoperasikan F2, F4 dan F5 yang merupakan pengaman pada rangkaian airblast system ini. Kemudian mengatur saklar pilih (selector switch) ke posisi NORMAL, kemudian menekan tombol normal operation on (S6B). Dengan menekan tombol normal operation ini, maka Fan motor (M1) akan beroperasi pada hubungan bintang sampai batas arus nominal bintang. Pada saat mencapai arus nominal bintang maka dengan otomatis Fan motor akan beroperasi dengan hubungan segitiga yang menghasilkan putaran penuh. Di dalam proses ini udara akan melewati sebuah kontrol aliran sehingga menyentuh saklar S13, dimana saklar ini akan membuka kunci motor penggetar sehingga motor tersebut akan beroperasi. Fan motor akan mentranspot benda yang ada di silo 1 menuju silo 2. Selama ada aliran motor penggetar (M2) ini akan selalu beroperasi hingga sebuah alat pengontrol penuh (LIGHT BARRIER) beroperasi menandakan tempat (silo) sudah penuh untuk menampung benda yang dikirim.Pengaruh ini akan mematikan motor penggetar (M2) secara otomatis dan setelah diperkirakan pipa pentranspot sudah kosong maka secara otomatis juga Fan motor (M1) akan berhenti beroperasi dengan demikian system airblast berhenti melakukan proses transportasi. Selain itu system airblast yang sedang beroperasi dapat dihentikan dengan menekan saklar tekan NORMAL OFF. Untuk membersihkan sisa sisa bahan yang ditranspot dapat dilakukan dengan memindahkan selector switch ke posisi MANUAL. Dalam

keadaan ini Fan motor dan motor penggerak dapat dioperasikan sendirisendiri, sehingga posisi manual dapat difungsikan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada system airblast tersebut.
[40]

0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X

PUSAT MILLING

GAMBAR RANGKAIAN

SAMPUL RANGKAIAN PUSAT MILLING


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 30 MEI 2013

A4

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[41]

0 A

9 10

B F02 10A C K23M


L1 L2 L3

F09 16A R1K R1L R1M


T1 T2 T3 4 5

D K19M E

K21M

F19M

F12M K25M L1 T1 L2 T2 L3 R2K R2L R2M T3


7

H
1 -- 3

8 9 13 -15

I L1 T1 K L2 T2 L3 R3K T3
10 11

K27M

R3L R3M

12

M1 3

M2 3

N POWER : VOLT : AMPERE : RPM : 1,1 Kw 380/660 2,44/1,41 A 2830


CONVEYOR BELT 1 / M1

5,5 Kw 220/380 V 31/15,5 A 1440


MILL / M2

DIAGRAM DAYA MILLING


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

A4

00

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[42]

0 A 09

7
EMERGENCY STOP

9 20

F16 B F11 10A C F13 10A F15 10A

10A

S17
95

F19M
96

D K31M E

K33M

NORMAL REPAIR K36M


2

S17a

1 S19 OFF 2

FREQUENCY CONVERTER

F31M

F36M

13

K19M
14

S19a
4

G
Start Command
Speed Control
22 -24 67

68

K32T

K33M

J F33M K
16 -18 19 -21

K16T

M3 3

M4 3

M5 3

K16T

K17

H18

K19M

N
NO NC NO NC NO NC

Frequency Convertor Worm Wheel/M4

1,1 Kw 380/660 2,44/1,41 A 2830


CONVEYOR BELT 2 / M3

1,1 Kw 380/660 4,23/2,44 A 2830

1,1 Kw 18 380/660 2,44/1,41 A 2830


Function Generator Buzzer REPAIR VIBRATOR /M5

DIAGRAM DAYA & RANGKAIAN KONTROL MILLING


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

A4

Buzzer repair

01

DIP : H. RUSLAN ST., MT.

421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[43]

Main Contactor /M1 CONVEYOR BELT 1

20 30 32 34 36
NORMAL / REPAIR

18 19 21 44 43

0 A 19

9 30

95

F21M
96

C
1

S21
2

87

87

K17
88

K19M
88

F
3

K21M
54

S21a
4

M2 ON

53

M2 OFF

61

K27M
62

67

13

67

13

67

53

K22T
68

K23M
14

K24T
68

K25M
14

K26T
68

K27M
54

K21M

K22T

K23M

K24T

K25M

K26T

K27M

N
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC

20 45 54 42 21

23

24

25

26

27

28 26 31 46

Time to step 1

Time to step 2

Step 2

Time to step 3

Main Contactor MILL/M2

Step 1

Step 3
MAKASSAR, 5 JUNI 2013

RANGKAIAN KONTROL MILLING


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

A4

02

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[44]

0 A 29

9 40

95

95

F31M
96

F33M
96

53 K35 54
E.P.V. OFF
1

95 F36M 96
M5 OFF
1

C
FC OFF
1

M3 OFF

75 K36M 76

97

S31
2

S33
2 87

S34
2

S36
2

F36M
98

53

13

13

K17
54

K27M
14

K17
14

K31M
88

3 K17 4

87 K32T 88

23 K17 24

87 K35 88 27

F
13 3 13 3

3
FC ON

53
K36

53 54

3 S36a 4 M5 ON
S38

K31M
14

S31a
M3 ON
4

K32T
14

S33a
4

S34a 4 EPV ON

K35 54

28

I 25 61 K35 62

K 26

Y 35

red

K31M

K32T

K33M

K35

K36M

H37

red

H38

red

H39

N
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC

Limit Switch/ valve closed Vibrator off

Electro Pneumatic vale

Main Contactor/ M3 Conveyor belt 2

EL.Pneumatic valve

RANGKAIAN KONTROL MILLING


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 5 JUNI 2013

A4

Valve closed

Freq.converter Wormwheel/M4

03

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[45]

Overload Vibrator

30 33 47 41 31

48 54 32 35

2x13 33 3x13 40

35 37 49 36

36 38 51 36 39

Vibrator/M5

0 A 39

9 50

C
97 97 F31M 98 97 F21M 98 97 F19M 98 87 K19M 88 29 87 K21M 88 83 K27M 84 53 K31M 54 5 K32T 6 83 K35 84

F33M 98

G
30

L
Green Green Green Green Green Red Red Red Red

H40

H41

H42

H43

H44

H45

H47

H48

H49

N
WORMWHEEL /M4 ON

OVERLOAD CONVEYOR BELT 2/M3

OVERLOAD MILL/M2

O
OVERLOAD WORMWHEEL/M4

OVERLOAD CONVEYOR BELT 1/M1

CONVEYOR BELT 1 M1 ON

RANGKAIAN KONTROL MILLING


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 30 MEI 2013

A4

04

DIP : H. RUSLAN ST., MT.

421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[46]

VALVE OPEN

CONVEYOR BELT 2 M3 ON

MILL/M2 ON

0 A 49

C
87

K36M 88

3 K32T 4

13 K21M 14

L
Green Green

H51

H52

FAN

VIBRATOR - - > ON

FENTILATOR

PLANT - - > ON

RANGKAIAN KONTROL MILLING


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

MAKASSAR, 30 MEI 2013

A4

05

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[47]

0 A

B MOTOR SLIPRING 3 STEP


M2 PENGGILIN G

F
BAN BERJALAN 2

M1

BAN BERJALAN 1

I
M3

K
SP IR AL

SILO

Y35

ELECTRO PNEUMATIC VALVE

Q MAKASSAR, 5 JUNI 2013

BLOK DIAGRAM PROSES KERJA MILLING SISTEM


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

FREK. KONV.

A4

M4

SILO

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[48]

P E NG AT UR

RO DA

PE NG M5 G ET AR

06

0 A

D
Junction Box

Green

Red

Katup Sudah Terbuka

Katup Masih Dibuka

K94

K94

K
K94

K94

H96
hijau

H97
merah

N
Katup Sudah Terbuka Katup Masih Dibuka

P
Ke Terminal No: Di Panel 25 26 27 28

Q MAKASSAR, 5 JUNI 2013

SIMULATOR UNTUK ELECTRO PNEUMATIC VALVE / Y35 DAN LIMIT SWITCH / S38

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

DIG : DITA TRI ARUM SARI

A4

07

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[49]

0 A

290

R1
R = 10,4 Ohm I = 11 Meter

240

290
E

R2
R = 5,8 Ohm I = 6 Meter

140

290

R3
H

85

R = 2,8 Ohm I = 3 Meter

Lobang diameter 5,5 mm

Langkah Kerja : 1. Pengukuran dan pemotongan material (Pipa PVC, ) 2. Pengeboran lobang sesuai dengan ukuran 3.Pemotongan kawat (sesuai dengan ukuran) dan isolasi dengan isolasi 3M 4.Menggulung kawat yang sudah diisolasi ke dalam pipa PVC 5.Pengecekan besarnya tahanan (dengan RCLMeter / toleransi +/- 10%)

Spesifikasi kawat : 60 meter kawat Chrom Nikel/ Stainless steel, diameter 1 mm

Q MAKASSAR, 5 JUNI 2013

CARA MEMBUAT STARTING RESISTOR


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

A4

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[50]

08

0 A

(Frekuensi Konventor)

BAN BERJALAN 2 NYY 5x1,5 mm


2

M4

NYY 5x1,5 mm
1,1 kW

1,1 kW

M3

D NYY 5x1,5 mm
1,1 kW
2

NYY 4x2,5 mm RPM control NYY 3x2,5 mm

2 2

M5
Electro

M2

5,5 kW

F
BAN BERJALAN 1

Pneumatic Valve

NYY 5x1,5 mm

NYY 5x1,5 mm

M1

1,1 kW

(Simulator)

Tahanan Pengasut

FrekwensiL

Konvertor

Q MAKASSAR, 5 JUNI 2013

PENGATUR RODA SPIRAL PADA MILLING


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI

A4

09

DIP : H. RUSLAN ST., MT. 421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)

[51]

5.4.b. Analisis Rangkaian Milling Milling merupakan sebuah aplikasi yang banyak dijumpai pada perusahaan semen, pemecah batu dan lain-lain dengan menggunakan ban berjalan untuk memindahkan material dari silo yang satu ke silo yang lainnya. Prinsip kerja dari milling adalah pertama-tama mengoperasikan F02 yang merupakan pengaman dari Conveyor Belt 1 ( M1 ), F09 yang merupakan pengaman dari Mill ( M2 ) yang menggunakan pengasutan autoresistor, F11 yang merupakan pengaman Conveyor Belt 2 ( M3 ), F13 yang merupakan pengaman Frequency Convertor Worm Wheel ( M4 ) dan F15 yang merupakan pengaman Vibrator ( M4 ). Pengaman ini merupakan pengaman untuk rangkaian daya, tapi pada praktek ini hanya dilakukan pengoperasian pada rangkaian kontrol yang menggunakan sebuah pengaman yaitu F16, dan dilengkapi dengan sebuah saklar Emergency Stop (S17). Untuk mengoperasikan rangkaian milling ini, pertama-tama dilakukan pengaturan posisi saklar selector, dimana ada dua posisi yaitu posisi Normal dan posisi Repair. Posisi repair digunakan untuk keadaan perbaikan maupun pemeliharaan. Karenapada posisi ini peralatan atau motor motor tidak bekerja saling mengunci. Setiap motor / peralatan dapat dioperasikan secara tersendiri tanpa dipengaruhi oleh peralatan lain. Posisi Normal digunakan karena system milling ini tidak dapat bekerja secara otomatis karena terdapat proses pengoperasian pada system ini yang bekerja secara berurutan dan mengunci, yang bertujuan untuk menjamin tidak ada hal-hal yang membahayakan. System pengoperasian motor motor

tersebut sebagai berikut : M5 (penggetar) dapat dioperasikan setelah M1, M2, M3 dan M4 beroperasi secara normal sedangkan untuk menghentikan system ini M1 tidak dapat dihentikan pengoperasiannya sebelum M5, M4, M3 dan M2 berhenti bekerja. Adapun langkah pengoperasian motor motor tersebut dalam

pengoperasian posisi normal adalah sebagai berikut : Menekan saklar tekan (S19a) untuk mengaktifkan kontaktor K19M, dimana K19M berfungsi
[52]

mengontrol motor M1. Sedangkan untuk meng-off-kan M1 dapat dilakukan dengan cara menekan saklar tekan(S19). Selanjutnya menekan saklar tekan(S21a) untuk mengaktifkan K21M, dimana K21M mengoperasikan

motor M2. Motor M2 dioperasikan dengan tiga step yang dikontrol oleh K23M, K25M, dan K27M. dimana ketiga step ini bekerja secara bergantian dan berurutan. Sedangkan untuk meng-off-kan motor M2 dilakukan dengan menekan saklar tekan(S21).Kemudian menekan saklar tekan(S31a) untuk mengoperasikan motor M3. Motor M3 dikontrol oleh K31M. Dan menekan saklar tekan(S31) untuk meng-off-kan motor M3. Lalu menekan saklar tekan(S33a) untuk mengoperasikan motor M4. Motor M4 dikontrol oleh kontaktor K33M. Dan menekan saklar tekan(S33) untuk meng-off-kan motor M4.Kemudian menekan push button S34a untuk mengaktifkan elektro pneumatic valve . Elektro pneumatic valve berfungsi sebagai katup / pintu lewat material yang diangkut. Dimana alat ini dikontrol oleh kontaktor K35. Dan menekan push button S35 untuk meng-off-kan alat ini.Dan terakhir menekan push button S36a untuk mengaktifkan kontaktor K36M. Kontaktor K36M berfungsi mengontrol motor M5. Dan menekan push button S36 untuk meng-off-kan motor M5.Untuk menghentikan system ini secara keseluruhan dapat dilakukan dengan menekan saklar emergency (S17).Untuk mematikan system operasi motor motor tersebut dilakukan dengan menekan saklar off masing masing motor dengan urutan sebagai berikut: M5 , M4, M3, M2, dan terakhir M1.

[53]

BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan Dengan berakhirnya kegiatan praktek di bengkel listrik pada semester 4 yang berkaitan dengan Kontrol Industri Konvensional ini, saya sebagai praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Dapat membaca rangkaian kontrol dari empat job yaitu pusat pompa, pusat tanur, airblast system dan milling. Pembacaan rangkaian kontrol adalah hal yang penting sebelum merangkai rangkaian kontrol, karena dengan membaca rangkaian kontrol dapat diketahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol yang akan dibuat sehingga dapat memudahkan saat merangkai. 2. Dapat merangkai beberapa rangkaian kontrol, dimana pada praktek ini praktikan telah merangkai beberapa rangkaian kontrol dari empat job. Rangkaian kontrol dari job-job tersebut berbeda-beda, selain itu dari setiap rangkaian kontrol yang di buat menggunakan komponen dengan fungsi yang berbeda-beda pula. 3. Dapat menganalisa beberapa rangkaian kontrol dan fungsinya, karena setelah merangkai beberapa rangkaian kontrol dan melakukan pengujian, maka dapat dilakukan analisa dari rangkaian kontrol tersebut dan mencocokkan fungsi dari rangkaian tersebut dengan pembacaan gambar rangkaian kontrol yang terdapat pada jobsheet. Dan apabila terdapat kekeliruan, maka dapat diatasi dengan baik setelah dilakukan analisa rangkaian kontrolnya. 4. Dapat merencanakan berbagai rangkaian kontrol, karena selama melakukan praktek ini, telah di dapatkan pengetahuan tentang beberapa rangkaian kontrol dan fungsinya masing-masing, sehingga setelah menjalami praktek ini, dapat melakukan perencanaan rangkaian-rangkaian kontrol lainnya.

[54]

6.2. Saran Dari segala hal yang telah didapatkan dan dirasakan oleh praktikan selama melaksanakan praktek di bengkel listrik, saya sebagai praktikan merekomendasikan beberapa saran, yaitu: 1. Sebaiknya penyediaan alat untuk masing-masing kelompok diberikan sesuai dengan kebutuhan para praktikan, sehingga tidak terjadi peminjaman antar kelompok yang dapat mengganggu kelangsungan praktek. 2. Sebaiknya komponen-komponen yang digunakan dalam praktek diberikan secara lengkap dan telah dilakukan pengetesan pada komponen tersebut, sehingga tidak ada komponen rusak yang digunakan oleh praktikan dan tidak ada kekurangan komponen yang didapatkan sehingga menggangu kelangsungan praktek saat akan melakukan pengetesan.

[55]

DAFTAR PUSTAKA 1. Syarifuddin dan Noor Nirwan A., Mesin Arus Searah dan

Transformator, 2012. 2. Daniel W Hart, Electrical Enginnering Basic Technology, 1997 3. PEDC, Teknik Bengkel, EDC EL CNS 0011, CN Poly DIII, Bandung, 1988 4. Jobsheet praktikum Bengkel Listrik Semester IV 5. www.scribd.com

[56]

LAMPIRAN

[57]

Anda mungkin juga menyukai