Bab 1 Pendahuluan 1.1.latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1.latar Belakang
Latar Belakang Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah untuk meningkatkan potensi kerja, keterampilan serta daya kreatifitas mahasiswa sehingga tercipta tenaga ahli yang professional di bidang kelistrikkan. Mengingat pentingnya persiapan bekal dalam meningkatkan daya kreatifitas di dunia kerja/industri. Sebagai mana yang diketahui, bahwa setelah melakukan pembelajaran di kelas, mahasiswa harus diarahkan pada sebuah praktek yang merupakan penerapan dari teori yang didapatkan selama proses perkuliahan yang mengacu pada mata kuliah di bidang kelistrikkan. Pada bengkel semester 4 ini, mahasiswa diberikan praktek yang bertujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang kontrol industry konvensional. Sehingga mahasiswa dapat menguasai system kontrol maupun instalasi daya pada beberapa aplikasi seperti pomp. station, tanur, airblast dan milling. Selain itu, mahasiswa dapat pula menguasai pembacaan diagram kontrol, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa. Pentingnya praktek ini terutama pada Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang dan khususnya pada bidang Kelistrikan. Yaitu agar setiap mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan semua Job yang diberikan dengan baik dan benar serta tepat waktu. Disamping itu dengan kegiatan bengkel ini juga diharapkan akan menambah keahlian dan keterampilan mahasiswa. Serta untuk menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang professional pada bidang kelistrikkan.
1.2.Tujuan Tujuan diadakannya praktek ini, selain sebagai penerapan dari teori yang telah didapatkan oleh mahasiswa, yaitu agar mahasiswa dapat: Membaca gambar rangkaian kontrol,
[1]
Merangkai beberapa rangkaian kontrol, Menganalisa beberapa rangkaian kontrol dan fungsinya, dan Merencanakan berbagai rangkaian kontrol.
[2]
2.1 Panel Hubung Bagi Panel adalah tempat beberapa komponen listrik atau alat kontrol yang dapat mendistribusikan tenaga listrik. Adapun beberapa fungsi dari panel, yaitu : 1. Sebagai penghubung, 2. sebagai pemutus, 3. sebagai pembagi, 4. sebagai pengaman, dan 5. sebagai Pengontrol. Faktor-faktor dalam pemasangan dan penempatan panel, yaitu : 1. Mudah dilayani dan aman, 2. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai, 3. Didepan panel ruangannya ruangannya harus bebas, dan 4. Penel tidak ditempatkan pada tempat yang lembab. Kontruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tahan terhadap pengaruh kelembaban.
Gambar 2.1. Simbol Panel Hubung Bagi 2.2 Kabel/Penghantar Penghantar adalah bahan yang dapat mengalirkan arus listrik, penghantar yang sering digunakan adalah tembaga dan aluminium. Suatu kawat penghantar yang berisolasi disebut kabel. Isolasi tersebut disesuaikan dengan
[3]
ukuran dan kegunaannya, yang terpenting dari suatu isolasi kawat penghantar itu adalah penandaan pada isolasi kawat penghantar tersebut yang nantinya akan mempermudah dalam pemakaian kabel untuk instalasi.
2.3 Pengaman Pengaman adalah alat yang berfungsi mengamankan peralatan listrik dengan cara memutuskan arus jika terjadi hubung singkat atau gangguan lainnya. Di dalam bidang kelistrikan,pengaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengaman lebur dan pengaman daya prinsip termal. Pengaman daya prinsip thermal adalah pengaman yang bekerja saat terjadi beban lebih atau overload, sehingga menimbulkan panas. Ada beberapa macam pengaman daya prinsip termal, diantaranya adalah:
a. Miniatur Circuit Breaker (MCB) Miniatur circuit breaker (MCB) merupakan alat pemutus otomatis apabila terjadi beban lebih dan hubugan singkat. MCB bekerja sebagaimana termal over load relay yang mempunyai bimetal yang dapat panas bila dialiri arus lebih. Jika terjadi arus lebih pada rangkaian, bimetal akan menjadi panas dan melengkung memutuskan kontak listrik sehingga rangkaian terlindungi. MCB terdiri dari beberapa jenis, ada MCB untuk 1phasa, MCB 2phasa, MCB 3phasa, dan lain-lain.
[4]
2.3.a. Miniatur Circuit Breaker (MCB) b. Thermal Overload Relay (TOR) Thermal Overload Relay (TOR) digunakan untuk mengamankan motor listrik terhadap beban lebih. Relay ini bekerja berdasarkan efek thermal dari arus listrik. Jika arus yang mengalir dalam TOR ini melebihi nilai setelannya akan terjadi pemutusan yang waktunya tergantung kepada arus. Makin besar arus ini, makin singkat waktu pemutusannya. Pemutusan diperlambat secara thermis, misalnya dengan menggunakan elemen dwilogam. Elemen-elemen dwilogam tersebut dipasang di dalam TOR. Kalau arus melalui TOR ini terlalu besar, elemen-elemen tersebut akan menjadi bengkok sehingga saklarnya akan membuka. Pengaman ini digunakan sebagai pengaman motor yang dirakit dengan kontaktor. Dimana alat ini di pasang setelah kontaktor sebelum ke motor listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah kontak utama dan kontak bantu yang terdiri dari NO dan NC. Beberapa faktor yang menjadi dasar mengapa menggunakan TOR dalam perlindungan beban lebih motor yakni : 1. Arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak, 2. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor, 3. Terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa. 4. Terjadi hubung singkat.
[5]
2.3.b. Thermal Overload Relay (TOR) 2.4 Kontaktor Kontraktor adalah komponen yang ketika di berikan arus maka ada gaya elektromagnetik yang menghubungkan atau memutuskan rangkaian.
Kontaktor disebut juga relay elektromagnetik yang prinsip kerjanya yaitu sebuah batang logam yang dibelit kumparan dan diberi arus listrik, maka batang logam tersebut berubah menjadi magnet. Kontaktor dapat dioperasikan oleh sebuah saklar, arus dari suplay akan menuju kumparan magnet yang diatur oleh kerjanya saklar. Pada anak kontaknya terdapat kontak NO dan NC. Penandaan pada terminal-terminal kontaktor yang tercantum pada kontaktor itu sendiri adalah sebagai berikut : 1,3,5, sebagai Terminal supply masukan (kontak utama yang dihubungkan ke sumber) 2,4,6, sebagai Terminal supply keluaran (kontak utama yang dihubungkan ke Beban). 13,14, sebagai Kontak Bantu NO (normally open) 21,22, sebagai Kontak Bantu NC (normally closed) A1,A2, sebagai Terminal kumparan magnet
[6]
2.5 Time Delay Timer adalah saklar waktu yang bekerja berdasarkan magnetisasi yang akan memutuskan rangkaian beban secara otomatis, dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang dapat dihubungkan langsung dengan kontaktor yaitu : timer on delay yang berfungsi menunggu untuk on, selama batas waktu yang telah di tentukan atau di atur, dan timer off delay yang berfungsi menunggu untuk off selasa batas waktu yang ditentukan atau diatur sebelumnya.
Gambar 2.5. Time Delay 2.6 Saklar Saklar adalah alat yang digunakan untuk dapat memutuskan dan menyambungkan arus listrik dari sumber ke beban. Sebuah saklar biasanya dilengkapi dengan pegas yang berfungsi pada saat saklar membuka dan merenggang sehingga rangkaian itu tidak lagi terhubung atau terputus dalam waktu yang singkat. 2.6.1. Saklar Tekan (Push Button) Saklar tekan, atau (push button) adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula.
2.6.2. Saklar Aliran Saklar aliran cairan mempunyai sensor seperti lidah yang harus dimasukan kedalam pipa untuk mengukur besar laju aliran pada pipa. Saklar ini bisa dipasang pada pipa yang horizontal maupun vertikal, apabila dipasang vertical cairan harus mengalir dari bawah ke atas.
Alir an
Gambar 2.6.2 Saklar Aliran 2.7 Macam-Macam Peralatan Selain alat-alat diatas, adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan suatu instalasi listrik, antara lain : a. Tang Pengupas Tang pengupas berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan digunakan untuk penyambungan.
Gambar 2.7.a. Tang Pengupas b. Tang Pemotong Tang pemotong berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan ukuran sesuai dengan benda kerja.
[8]
c. Tang Kombinasi Tang Kombinasi berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan seperti kabel atau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan.
Gambar 2.7.c. Tang Kombinasi d. Obeng Minus dan Obeng Plus Obeng minus dan obeg plus berfungsi untuk memutar atau
mengencangkan dan mengendurkan skrup / baut yang digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.
Gambar 2.7.d. Obeng Minus dan Obeng Plus 2.8 Lampu Lampu disebut juga penerangan buatan, lampu menjadi elemen yang sangat vital untuk penerangan malam hari karena kemudahan didapatkan saat memakai lampu dibandingkan sumber cahaya lain seperti lampu minyak, obor, lilin, dsb. Berbagai jenis lampu tersedia di pasaran dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Ada berbagai jenis lampu seperti lampu TL (Tube Lamp), Lampu halogen, Lampu led, Lampu sodium, lampu indicator, dll. Pada bengkel semester 3, yang digunakan adalah lampu pijar untuk di instalasi penerangan dan lampu indicator untuk instalasi tenaga. Lampu
[9]
pijar atau bohlam banyak digunakan karena harganya yang relative murah, walaupun hanya bertahan 3-4bulan saja. Lampu indicator dipakai pada instalasi tenaga karena untuk mengoperasikan suatu control listrik, perlu adanya penandaan untuk kondisi-kondisi tertentu, misalnya kondisi beban lebih (over load), kondisi manual maupun kondisi otomatis.
Gambar 2.8. Lampu indicator 2.9 Pompa Pada mesin pompa air ada saluran hisap dan ada saluran buang, alatotomatis atau sensornya menggunakan sensor tekanan atau disebut jugaPressure Switch dan dipasang pada tabung pada saluran keluaran pompa,ketika pompa dihidupkan atau dihubungkan dengan tegangan jalajala,maka pompa akan berputar sehingga dibagian dalam pompa terjadivaccum karena adanya perbedaan tekanan, sehingga air yang ada didalam tanah akan terhisap naik. Pada saat mesin pompa air berputar dan semua kran air yang adatertutup maka pada saluran keluaran pompa akan timbul tekanan yang cukup besar, ketika tekanan yang dihasilkan melebihi tekan set yang ada pada sensor atau pressure switch maka sensor akan bekerja dan pompa air akan mati, pompa air akan hidup lagi jika ada salah satu kran air terbuka disebabkan tekanan air sudah turun dan begitulah seterusnya.
BAB 3 ALAT DAN BAHAN 3.1. Tabel Daftar Alat No. 1 2 3 4 6 7 8 9 NAMA ALAT/BAHAN TANG KUPAS TANG POTONG TANG KOMBINASI TANG LANCIP OBENG PLUS (+) OBENG PLAT (-) OBENG TERMINAL PENITIK JUMLAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 SATUAN BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH DOS BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH
10 LASDOP 11 PALU 12 KUNCI PAS 10 13 KUNCI PAS 12 14 KUNCI PAS 14 15 MISTAR 16 METERAN 17 CUTTER 18 PENGIKAT KABEL
3.2. Tabel Daftar Bahan 3.2.1. Tabel Daftar Bahan Pusat Pompa ( Pomp. Station )
No. 1 1 2 3 4 MATERIAL 2 MCB MCB IMPULS SWITCH LINE UP TERMINAL SPESIFIKASI 3 3 Phasa 10 A 1 Phasa 6 A ABU ABU 8 mm JUMLAH 4 2 2 1 13 SATUAN 5 Buah Buah Buah Buah
[11]
No. 1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19
MATERIAL 2 SAKLAR TOMBOL TEKAN TOR SAKLAR LEVEL SAKLAR ALIRAN KONTACTOR LAMPU TANDA LAMPU TANDA TIMER ON DELAY POMPA KABEL NYAF MERAH KABEL NYAF KUNING KABEL NYAF HITAM KABEL NYAF BIRU
JUMLAH 4 1 1 2 2 2 10 3 4 2 2 10 5 5 3
SATUAN 5 Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Meter Meter Meter Meter
Telemecanique 220 V Z-BV.6.380 V (MERAH) Z-BV.6.380 V (HIJAU) MULTICOMET SIMIZHU 220 V 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2
[12]
12
VIBRATOR MOTOR
Buah
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
LIGHT BARRIER FLOW SWITCH KONTAKTOR RELAY CONTACTOR TIME ON DELAY KONTAK BANTU KONTAKTOR KONTAK BANTU KONTAKTOR KABEL NYAF MERAH KABEL NYAF KUNING KABEL NYAF HITAM KABEL NYAF BIRU
1 1 8 2 3 3 2 10 3 3 3
Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Meter Meter Meter Meter
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
MATERIAL 2 DIODE ELECTRO PNEUMATIC VALVE LINE UP TERMINAL SELECTOR SWITCH EMERGENCY STOP TOMBOL TEKAN TOMBOL TEKAN LAMPU TANDA LAMPU TANDA CONVEYOR BELT 1
SPESIFIKASI 3 IN 4005 PX
JUMLAH 4 1 1 30 1 1 5 5 7 6 1
SATUAN 5 Buah
12
MILL
13
CONVEYOR BELT 2
14
15
16 17 18 19
KABEL NYAF MERAH KABEL NYAF KUNING KABEL NYAF HITAM KABEL NYAF BIRU
ABU ABU 8 mm XBCD29314 C12 ZB2-BE 101 (NC) ZB2-BE 101 (NO) ZB2-BE 102 (NC) Z-BV.6.380 V (HIJAU) Z-BV.6.380 V (MERAH) 380/660 V 2,4 / 1,4 A 1,1 Kw, 2830 rpm 220/380 31 / 15,5 A 5,5 Kw, 1440 rpm 380/660 V 2,4 / 1,4 A 1,5 HP, 2830 rpm 220/380 V 4,2 / 2,4 A 1,1 Kw, 2830 rpm 380/660 V 2,4 / 1,4 A 1,1 Kw, 2830 rpm 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2 1,5 mm2
Buah
Buah
Buah
Buah
15 5 5 3
[14]
Tahapan-tahapan langkah kerja yang dilakukan selama praktikum bengkel listrik semester 4 Kontrol Industri Konvensionaladalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengecekan alat yang dibantu oleh teknisi 2. Menyiapkan untukpraktek. 3. Menuju ke ruangan kerja dan menentukan penggunaan jobsheet sesuai jenis pekerjaan yang ditentukan oleh penanggung jawab bengkel. 4. Menentukan tata letak komponen-komponen yang akan digunakan sesuai dengan gambar rangkaian pada jobsheet yang diberikan. 5. Memperbaiki tata letak panel dan komponen-komponen pada panel utama beserta kelengkapannya, seperti: Miniatur Circuit Breaker, kontaktor, bus bar/terminal-terminal hubung sesuai dengan kebutuhan untuk instalasi rangkaian yang telah ada pada jobsheet. Kemudian melakukan dan memeriksa kelengkapan bahan yang diperlukan
pemasangan kabel di dalam panel sesuai aturan pada jobsheet. 6. Memperbaiki tata letak komponen-komponen pada panel dan pintu panel seperti: push buton, kontaktor, Thermal Overload Relay, serta lampu indikator sesuai dengan tata letaknya pada jobsheet. 7. Menyambung atau mengkopel semua kabel-kabel instalasi pada
komponen-komponen listrik sesuai dengan diagram kontrol pada jobsheet. 8. Menyambung atau mengkopel semua kabel-kabel instalasi pada
komponen-komponen listrik sesuai dengan diagram daya pada jobsheet. 9. Mengecek ulang semua rangkaian instalasi listrik yang telah dikerjakan. 10. Mengkopel instalasi dengan supply atau sumber tegangan kemudian menaikkan MCB pada panel utama, lalu melakukan pengetesan satu persatu, untuk membuktikan kebenaran instalasi yang telah dilakukan. 11. Setelah melakukan pengetesan kebenaran pada instalasi yang telah dikerjakan, dan rangakaian telah terbukti benar, dan bekerja berdasarkan
[15]
fungsinya masing-masing, maka akan dilakukan pengetesan ulang oleh dosen Pembimbing atau Penanggung Jawab 12. Setelah Penanggung Jawab atau dosen Pembimbing menyatakan semua rangkaian telah benar maka para praktikan harus membongkar hasil pekerjaan yang telah diuji tersebut. 13. Membersihkan lokasi kerja dan memastikan lokasi kerja beserta komponen yang ada di lokasi kerja telah kembali pada keadaan awal. 14. Kemudian melakukan praktek untuk job-job berikutnya dengan langkah kerja seperti diatas. Hingga semua job yang ada pada praktek kontrol industri konvensional dilakukan. 15. Setelah semua job telah dilakukan dan dinyatakan benar oleh pembimbing ataupun Penanggung Jawab Bengkel. Kemudian
membersihkan lokasi kerja dan memastikan lokasi kerja beserta komponen yang ada di lokasi kerja telah kembali pada keadaan awal setelah itu, mengatur dan mengembalikan semua peralatan dan bahan kepada teknisi bengkel.
[16]
0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q
9 10
MCB E04 10 A
MCB E05 10 A
MCB E06 6A
S01 16 A
e21
e23
10
Badan Panel Pintu Panel Rangka Panel
R S T U V W X
SUPPLY
R S T N PE
U V W N
U V W N
POMPA II
POMPA I
A4 00
421 11 009 / 2A(D4 T.LSTRIK)
[17]
0 A B C b11 D E F G H I J K L M N O P Q R 09 Path 21
Alir an
9 20
09 3
SW
7
SW
4 d15 1 3 S10 2 1
b10.1
S15 2 5
2 13 d11 14
Alir an
b15.1
d11 68 56
6 13 d16 14
d16 56 68
18 1 d17 3
20
>
A1 d11 A2 A1 d12 A2 h13 A1 d14 A1 d15 A2 A2
Path A1 d16 23 A2
>
Pompa 1 NO NC NO NC 13 10 11 11 33
Pompa 1 tidak ada aliran
NO NC 15
NO NC 11 11 16 16
NO NC 15 16 16
NO NC 18 34
Pompa 2 tidak ada aliran
T U V W X
A4 01
[18]
0 A B C D E F G H 19
9 30
c21
95 96
c21 I J K 19 L M
84
N O P Q R S T U V W X
A1 c21 h A2 Pompa 1 NO NC 3 x 4 12 22 21 25 27
g22
Pompa 1 overload
Pompa 1 overload
A4 02
[19]
Pompa 2 overload
Pompa 1 kerja
Pompa 2 kerja
>
83
Path 11
Path 16
>
c23
95 96
c21
97 98
83 c23 84
53 c21 54
6 d27 7
53 c23 54
6 d30 7
22
24 n28
26 n29
30
21 h26 A1 d27 A2 NO NC 26 12 34
23 h28
25 h29
0 A B C D E 29 29 c23
S31
97 98
3 4
S32
3 4
Test pompa
1 1
Alarm off
S38
2
d32
3
11
9 6
b37 F G H 12
d37
11
d37
7
28
n38 I J
9
27
K 29 L M N O P Q R S
Pemilhan alarm
6
d12
7
d17
7
11
d27
9
d30
9 10
11
d35
3
A1 d30 A2 NO NC 29 17 35
5 7
d32
2
A1 d35 A2 NO NC 36
A1 d37 A2 NO NC 38 39
x1 x2
h39
10
NO NC 34
T
POMPA 2 Overload
U V W X
A4 03
[20]
Level tertinggi
0 A B
1 Bagian
2 Ukuran
3 Nomor Group
4 Terminal Nomor R S T N PE U V W PE U V W PE 1 2 PE 3 4 PE 5 6 PE 7 8 PE 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
01 C D 04 E F G 10 H I J K L M N O 11 15 16 36 37 38 04
2,5
Supplay
1,5
M1
Pompa 1
1,5
M2
Pompa 2
b37 Level tertinggi Alarm Level tertinggi n13 n19 n24 n25 n28 n29 n38
d17/h18
P Q R S
c21/h25
d27/h26
c23/h28
d30/h29
d37/h39
T U V W X
LK
A4 04
[21]
0 A
14
B C
merah
12
(b37)
D E F G
10
13
Level tertinggi
11
H I J K
7 9
merah
(b16)
Level switch P2
L M N O P
3 5 6
K4 (b15.1)
Aliran pompa 2
K4
(b11)
Level switch P1
Q R S T U
P1 V 2
K2 (b10.1)
Aliran pompa 1
K2
P1 V
V W X
SIMULATOR POMPA
DIG : DITA TRI ARUM SARI
A4 05
[22]
0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
T06
T07
d11
c21 c21
d15
c23 c23
E04 E05
E06
E06
E07
Line Up Terminal
PANEL POMPA
DIG : DITA TRI ARUM SARI
A4 06
[23]
0 A B
LEVEL 4
LEVEL 3
D E F G H I J K L M N O P Q R
BAK 2 B16 B11
LEVEL 2
LEVEL 1
B15.1
P2
B10.1
S T U V W X
SIMULASI POMPA
DIG : DITA TRI ARUM SARI
A4 07
[24]
P1
BAK 1
5.1.b. Analisis Rangkaian Pomp. Station Pusat pompa merupakan aplikasi dari rangkaian yang terdiri dari kontaktor, timer, thermal overload relay untuk rangkaian kontrolnya. Dan rangkaian dengan pengasutan langsung untuk rangkaian dayanya. Pusat pompa ini biasa diaplikasikan sebagai penyaringan air limbah. Prinsip kerja dari pusat pompa ini adalah dengan mengoperasikan saklar S01 pada posisi 1, saklar S01 merupakan supply untuk rangkaian pada pusat pompa ini, dimana pada rangkaian ini disupplay oleh tegangan 220 Volt. Setelah itu, kemudian mengoperasikan MCB E04 dan MCB E05 yang merupakan pengaman untuk rangkaian daya pusat pompa ini, dimana MCB E04 merupakan pengaman untuk pompa 1, dan MCB E05 merupakan pengaman untuk pompa 2. Kemudian, mengoperasikan MCB E06 yang merupakan pengaman untuk rangkaian kontrol dari pusat pompa ini. Setelah melakukan pengoperasian pada seluruh MCB, maka dilakukan pengoperasian pada rangkaian kontrol dari pusat pompa ini. Untuk pengoperasian rangkaian kontrol pada pusat pompa, terlebih dahulu dilakukan pengoperasian pada saklar S10 dan S15 yang merupakan saklar selektor, apabila saklar ini diatur pada posisi 1, maka rangkaian kontrol akan beroperasi secara automatis, sedangkan apabila saklar ini diatur pada posisi 3 maka rangkaian kontrol beroperasi secara manual. Untuk pengoperasian secara manual, pertama-tama saklar selector S10 dan S15 diatur pada posisi 3. Ketika saklar S10 diatur pada posisi manual, maka arus akan mengalir hingga timer d11 bekerja, kemudian setelah timer bekerja maka kontaktor d12 dan c21 bekerja, kemudian pompa 1 beroperasi hingga air pada pusat pompa mengalir ke bak 1. Apabila beberapa detik tidak ada aliran air maka pompa akan mati dengan sendirinya disebabkan oleh saklar b10.1 tidak bekerj, adapun tanda bahwa aliran pada pompa 1 tidak adayang ditunjukkan oleh lampu indicator H13 yang menyala dan anak kontak 9 10 dari kontaktor d35 menutup. Dan apabila saklar S15 diatur pada posisi manual, maka arus akan mengalir hingga timer d16 bekerja, kemudian setelah timer bekerja maka kontaktor d17 dan c23 bekerja, kemudian pompa 2
[25]
beroperasi hingga air pada pusat pompa terhisap ke bak 2.Bila pompa 2 tidak ada aliran air maka pompa 2 akan mati, disebabkan b15.1 tidak bekerja, yang ditunjukkan oleh lampu indicator H18 yang menyala. Untuk pengoperasian secara automatis,pertama-tama saklar selector S10 dan S15 diatur pada posisi 1, ketika saklar S10 dan S15 diatur pada posisi automatism aka rangkaian kontrol pada pusat pompa ini bekerja secara automatis, pada rangkaian kontrol secara automatis ini, rangkaiannya dilengkapi oleh sebuah impuls yang melakukan pergantian pengoperasian pompa 1 dan pompa 2 apabila air pada bak 1 mencapai level 2 maka saklar b11 menutup dan pompa 2 bekerja. Setelah beberapa detik dan ternyata aliran air tidak ada maka pompa 2 akan mati dan apabila ada aliran maka pompa 2 tetap bekerja. Dan apabila air di bak 1 berada pada level 3 maka pompa 2 tetap bekerja dan saklar b16 menutup sehingga pompa 1 bekerja. Setelah beberapa detik kemudian ternyata tidak ada aliran air pada pompa 1 maka pompa 1 akan mati. Dan apabila ada aliran air maka pompa 1 tetap bekerja. Dengan demikian pada level 3 kedua pompa bekerja bersamaan. Kemudian apabila air pada bak 1 berada pada level 4 maka kedua pompa bekerja bersamaan dan saklar b37 bekerja sehingga lampu indikator H39 menyala. Untuk mematikan alarm ini dapat dilakukan dengan menekan saklar S38. Kemudian apabila air pada bak 1 sudah menurun dibawah level 2, maka pompa 1 akan mati. Dan bila air mencapai level 1 maka pompa 2 mati. Sedangkan apabila air berada pada level 2 kembali maka b11 akan menutup dan pompa 1 bekerja. Hal ini disebabkan karena kerja pompa diatur secara bergantian pada level 2, dimana sistem ini diatur oleh paduan antara impuls d14 dan relay d15. Untuk menghentikan pengoperasian dari rangkaian pusat milling ini, pertama-tama, saklar selektor S10 dan S15 diatur pada posisi 2, dimana pada posisi ini tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian kontrol, kemudian menghentikan pengoperasian MCB E04, E05 dan E06. Kemudian mengatur saklar S01 pada posisi 0, yang berarti supply ke rangkaian pusat pompa telah diputus.
[26]
0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
PUSAT TANUR
GAMBAR RANGKAIAN
A4
[27]
0 A B C D
F7 6A
S8
S9 10
K20
7-9
M
Q R
E6
10
T U V W X
CONVEYOR BELT 1 KW
A4
00
[28]
0 A B C D E F
21
09
20
G
S 25 AE 53 K11M 54 S12AE
23 1) K13 2 24 1 K14 1 21 61 K22 62 S11 K22 2 22 71 K22 72 83 K17 84 29 21 K13 22 91 K22 92 K14 3 4 S16 LS1 30 S17 LS2 34 S17AE2 Th2-820 35 S17AE1 Th1-800 36 33
K20M
H I J K L M N O P Q R S T U V W X
22
53
53
21
K17 K18 22 54 54
25
27
21 31 22 K17
M
K11M S12AE 26 K13 K14M Y15 28 Y16 32 K16 K17 K18M K19M
NO NC
NO NC NO NC
NO NC
NO NC NO NC
NO NC
NO NC
5 21 5 5 12 28
13
12
14 15
20 22
18 16 19 20
6 6 6 18
6
6 6
20
LIGHT BARRIER 1
CONVEYOR BELT
A4
01
[29]
VALVE 1
VALVE 2
0 A B C D E F 19
61 G H I J K L M N O P K20M Q R S T U V W X NO NC 7 7 7 19 NO NC 21 22 NO NC 15 16 18 NO NC 24 K21M K22 K23T Y24 S25AE 10 K16 2 1 K17 3 4 K16 2 38 21 22 K19M 67 K21T 68 55
RED GREEN WHITE
K11M 62
K21T 1
K23T 56
H26
H27
H28
NO NC 10
HEATER TIMER
PLANT READY
A4
VALVE 3 DISCHARGE
LIGHT BARRIER 1
LIGHT BARRIER 2
02
[30]
0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
Valve 3
Light barrier 2
th2
th1
heater
Ls1
Ls2
Light barrier 1
door 1
Selenoid 1
Valve 1
BLOK DIAGRAM PROSES KERJA TANUR SISTEM POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI
A4
CONTAINER
03
[31]
5.2.b. Analisis Rangkaian Pusat Tanur Pusat tanur memiliki rangkaian yang sederhana sehingga dapat diselesaikan dengan waktu yang cukup singkat untuk membuat rangkaian kontrolnya. Pada rangkaian ini digunakan kontaktor, timer, saklar tekan, saklar batas (limit switch), thermal overload dan lampu indikator untuk rangkaian kontrolnya. Pusat tanur ini biasanya di aplikasikan di pabrikpabrik dan industri lainnya sebagai alat pengangkut barang dan sebagainya. Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah dengan mengoperasikan F1 dan F7 yang merupakan pengaman dari supplay untuk rangkaian pusat tanur ini. Untuk pengoperasian rangkaian ini pertama-tama dioperasikan push button S11 untuk mengaktifkan K11M . K11M berfungsi untuk mengaktifkan motor yang akan menggerakkan CONVEYOR BELT, dimana CONVEYOR BELT berfungsi mengangkut benda yang akan dimasukkan ke dalam tanur. Saat benda tersebut terjatuh ke dalam tanur, kemudian akan melewati LIGHT BARRIER 1. Dimana secara berurutan ketika LIGHT BARRIER 1 (S12AE) bekerja maka AUXIALARY RELAY LIGHT BARRIER 1 (K13) akan bekerja, kemudian kontaktor K13M mengaktifkan AUXIALARY RELAY CONTACT HOLDER (K14M), kemudian kontaktor K14M mengaktifkan VALVE 1 (Y15). Dimana relay Y15 akan mengaktifkan solenoid 1 untuk VALVE 1 yang akan menutup pintu (DOOR 1). Kemudian ketika pintu (DOOR1) menutup dan kemudian menyentuh LS1 yang akan mengaktifkan solenoid 2 , kemudian mengaktifkan VALVE 2 (Y16) dan menutup DOOR 2. Saat DOOR 2 menyentuh LS2 , maka AUX. RELAY HEATER (K17) , HEATER MAIN CONTACTOR (K18), dan HEATER CONTACTOR (K19) aktif dan proses pemanasan dimulai. Dimana dalam system ini digunakan pengasutan yang bertujuan untuk mencapai suhu 800 0C lebih cepat. Bila suhu tanur telah mencapai 800 0C maka saklar S17AE1 (sensor suhu) aktif / terputus , kemudian K17, K19 berhenti beroperasi dan AUX. RELAY (K16) , HEATER MAIN CONTACTOR (K18), HEATER Y CONTACTOR (K20M), dan HEATER TIMER (K21M) aktif, dimana K21M berfungsi mengaktifkan timer heater. Dimana dalam sistem pengasutan Y ini dilakukan
[32]
untuk tujuan mencapai suhu 820 0C. Jika tercapai suhu yang diinginkan maka saklar S17AE2 aktif dan memutus terputus arus pada rangkaian, kemudian K16 dan K20M berhenti bekerja. Saat timer heater habis, K22 aktif sedangkan Y16 dan K18M berhenti bekerja, kemudian system pada solenoid 1 dan 2 berhenti beroperasi, kemudian DOOR 1 dan DOOR 2 terbuka. Saat DOOR 2 membuka dan menyentuh LS3 , maka solenoid 3 aktif dan menggerakkan VALVE 3. VALVE 3 berfungsi mengambil benda yang telah dipanasi di dalam tanur , kemudian menarik benda tersebut keluar dari dalam tanur. Saat benda terjatuh ke dalam kontainer , benda tersebut juga melewati LIGHT BARRIER 2. LIGHT BARRIER 2 berfungsi mengaktifkan kembali CONVEYOR BELT (K11M), sehingga rangkaian pusat tanur ini dapat beroperasi kembali.
[33]
0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
PUSAT AIRBLAST
GAMBAR RANGKAIAN
A4
[34]
0 A
MCB 10A
MCB 10A
FUSE 6A
10 S6a EMERGENCY
F2
F4
F5
C
1,3,5 1,3,5 1,3,5 1,3,5 1
NORMAL 0 MANUAL
7
K8M
K7M
2,4,6 2,4,6
K6M
2,4,6
K13M
D
2,4,6
S7
2
S7
8 13
F6M
F13M
55
K22
14
K14T
56
1-3
4-6
7-9
13 53
H
5X2,5mm2
S6b NORM ON
K6M
14
S8b FAN ON
K6M
53
I
R,S,T,N,PE
10
M1
M2
95
67
55
K9T
68 61
K9T
56 61
F6M
96
K8M
62
K7M
62
N
K6M K7M
NO NC 18 11 3X2 6 8
K8M
NO NC 17 3X1 7
K9T
NO NC 7 8
NO NC 7 3X3 9 28
P
VIBRATOR SUPPLY
Main contactor
FAN
A4
Star
Delta
00
[35]
0 A
09
20
33
K22
34 43
K22
44
D
13
K13M
E
21
14
S14b Vibrator ON
10
FLOW CONTROL
71
K22
22
K22 S13 11
NORMAL OFF
72
20 12
S16
14
Light barrier visolux
H
09
K11T
S14 13 15
53
21
13
53
87
53
K14T K7M
22
K16 K14T 14
3 1
K8M 16 K26
3 54
K7M
88
K13M
54
54 61
K22
62
17
95
M
green
F13M
green
96
K11T
H12
K13M
K14T
K16
H17
green
H19
NO NC 13
NO NC 13 19 26 13
NO NC
NO NC
Flow indicator
Full indicator
Overload vibrator
14
13 7
15 25
Vibrator
A4
01
[36]
Vibrator ON
Fan ON
0 A
19
97
97
K16
F13M
98
K26
7
F6M
98
M
red red red
K22
H23
H24
H25
red
K26
H27
H28
NO NC 8 13 19 10 13 15
NO NC
A4
Overload fan
Full indicator
Overload vibrator
15 27
Manual operation
Manual operation
Overload vibrator
02
[37]
0 A B C D E F G H I J K L
Silo
Light Barrier
S16
Fan Motor
M N O P Q R S
Silo
Flow Switch
S13
T U V W X
Motor Penggetar
M2
M1
BLOK DIAGRAM PROSES KERJA AIRBLAST SISTEM POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI
S16
A4
03
[38]
0 A
BLOK DIAGRAM B C
PENGGETAR NYM 4 x 1,5 mm2 PANEL
S16
SILO FULL
M2
S13
PENGONTROL ALIRAN
M1
SUMBER MOTOR PENIUP UDARA
t
PENUH ARUS TERPUTUS NORMAL KIPAS PENGGETAR PENGGETAR DARURAT
PENGGETAR
MOTOR PENIUP
BLOK DIAGRAM & DIAGRAM KERJA AIRBLAST POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DIG : DITA TRI ARUM SARI
A4
04
[39]
5.3.b. Analisis Rangkaian Airblast Airblast merupakan aplikasi dari suatu proses transportasi yang biasa digunakan sebagai mesin pemindah bahan-bahan yang bersifat lunak seperti biji-bijian, bahan makanan ternak, serbuk semen, dan lain-lain yang dipindahkan dari sebuah silo melalui pipa cerobong ke silo yang lainnya menggunakan tiupan angin yang dihasilkan oleh Fan Motor. Prinsip kerja untuk mengoperasikan system Airblast ini, yaitu
mengoperasikan F2, F4 dan F5 yang merupakan pengaman pada rangkaian airblast system ini. Kemudian mengatur saklar pilih (selector switch) ke posisi NORMAL, kemudian menekan tombol normal operation on (S6B). Dengan menekan tombol normal operation ini, maka Fan motor (M1) akan beroperasi pada hubungan bintang sampai batas arus nominal bintang. Pada saat mencapai arus nominal bintang maka dengan otomatis Fan motor akan beroperasi dengan hubungan segitiga yang menghasilkan putaran penuh. Di dalam proses ini udara akan melewati sebuah kontrol aliran sehingga menyentuh saklar S13, dimana saklar ini akan membuka kunci motor penggetar sehingga motor tersebut akan beroperasi. Fan motor akan mentranspot benda yang ada di silo 1 menuju silo 2. Selama ada aliran motor penggetar (M2) ini akan selalu beroperasi hingga sebuah alat pengontrol penuh (LIGHT BARRIER) beroperasi menandakan tempat (silo) sudah penuh untuk menampung benda yang dikirim.Pengaruh ini akan mematikan motor penggetar (M2) secara otomatis dan setelah diperkirakan pipa pentranspot sudah kosong maka secara otomatis juga Fan motor (M1) akan berhenti beroperasi dengan demikian system airblast berhenti melakukan proses transportasi. Selain itu system airblast yang sedang beroperasi dapat dihentikan dengan menekan saklar tekan NORMAL OFF. Untuk membersihkan sisa sisa bahan yang ditranspot dapat dilakukan dengan memindahkan selector switch ke posisi MANUAL. Dalam
keadaan ini Fan motor dan motor penggerak dapat dioperasikan sendirisendiri, sehingga posisi manual dapat difungsikan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada system airblast tersebut.
[40]
0 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
PUSAT MILLING
GAMBAR RANGKAIAN
A4
[41]
0 A
9 10
D K19M E
K21M
F19M
H
1 -- 3
8 9 13 -15
I L1 T1 K L2 T2 L3 R3K T3
10 11
K27M
R3L R3M
12
M1 3
M2 3
A4
00
[42]
0 A 09
7
EMERGENCY STOP
9 20
10A
S17
95
F19M
96
D K31M E
K33M
S17a
1 S19 OFF 2
FREQUENCY CONVERTER
F31M
F36M
13
K19M
14
S19a
4
G
Start Command
Speed Control
22 -24 67
68
K32T
K33M
J F33M K
16 -18 19 -21
K16T
M3 3
M4 3
M5 3
K16T
K17
H18
K19M
N
NO NC NO NC NO NC
A4
Buzzer repair
01
[43]
20 30 32 34 36
NORMAL / REPAIR
18 19 21 44 43
0 A 19
9 30
95
F21M
96
C
1
S21
2
87
87
K17
88
K19M
88
F
3
K21M
54
S21a
4
M2 ON
53
M2 OFF
61
K27M
62
67
13
67
13
67
53
K22T
68
K23M
14
K24T
68
K25M
14
K26T
68
K27M
54
K21M
K22T
K23M
K24T
K25M
K26T
K27M
N
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
20 45 54 42 21
23
24
25
26
27
28 26 31 46
Time to step 1
Time to step 2
Step 2
Time to step 3
Step 1
Step 3
MAKASSAR, 5 JUNI 2013
A4
02
[44]
0 A 29
9 40
95
95
F31M
96
F33M
96
53 K35 54
E.P.V. OFF
1
95 F36M 96
M5 OFF
1
C
FC OFF
1
M3 OFF
75 K36M 76
97
S31
2
S33
2 87
S34
2
S36
2
F36M
98
53
13
13
K17
54
K27M
14
K17
14
K31M
88
3 K17 4
87 K32T 88
23 K17 24
87 K35 88 27
F
13 3 13 3
3
FC ON
53
K36
53 54
3 S36a 4 M5 ON
S38
K31M
14
S31a
M3 ON
4
K32T
14
S33a
4
S34a 4 EPV ON
K35 54
28
I 25 61 K35 62
K 26
Y 35
red
K31M
K32T
K33M
K35
K36M
H37
red
H38
red
H39
N
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
EL.Pneumatic valve
A4
Valve closed
Freq.converter Wormwheel/M4
03
[45]
Overload Vibrator
30 33 47 41 31
48 54 32 35
2x13 33 3x13 40
35 37 49 36
36 38 51 36 39
Vibrator/M5
0 A 39
9 50
C
97 97 F31M 98 97 F21M 98 97 F19M 98 87 K19M 88 29 87 K21M 88 83 K27M 84 53 K31M 54 5 K32T 6 83 K35 84
F33M 98
G
30
L
Green Green Green Green Green Red Red Red Red
H40
H41
H42
H43
H44
H45
H47
H48
H49
N
WORMWHEEL /M4 ON
OVERLOAD MILL/M2
O
OVERLOAD WORMWHEEL/M4
CONVEYOR BELT 1 M1 ON
A4
04
[46]
VALVE OPEN
CONVEYOR BELT 2 M3 ON
MILL/M2 ON
0 A 49
C
87
K36M 88
3 K32T 4
13 K21M 14
L
Green Green
H51
H52
FAN
VIBRATOR - - > ON
FENTILATOR
PLANT - - > ON
A4
05
[47]
0 A
F
BAN BERJALAN 2
M1
BAN BERJALAN 1
I
M3
K
SP IR AL
SILO
Y35
FREK. KONV.
A4
M4
SILO
[48]
P E NG AT UR
RO DA
PE NG M5 G ET AR
06
0 A
D
Junction Box
Green
Red
K94
K94
K
K94
K94
H96
hijau
H97
merah
N
Katup Sudah Terbuka Katup Masih Dibuka
P
Ke Terminal No: Di Panel 25 26 27 28
SIMULATOR UNTUK ELECTRO PNEUMATIC VALVE / Y35 DAN LIMIT SWITCH / S38
A4
07
[49]
0 A
290
R1
R = 10,4 Ohm I = 11 Meter
240
290
E
R2
R = 5,8 Ohm I = 6 Meter
140
290
R3
H
85
Langkah Kerja : 1. Pengukuran dan pemotongan material (Pipa PVC, ) 2. Pengeboran lobang sesuai dengan ukuran 3.Pemotongan kawat (sesuai dengan ukuran) dan isolasi dengan isolasi 3M 4.Menggulung kawat yang sudah diisolasi ke dalam pipa PVC 5.Pengecekan besarnya tahanan (dengan RCLMeter / toleransi +/- 10%)
A4
[50]
08
0 A
(Frekuensi Konventor)
M4
NYY 5x1,5 mm
1,1 kW
1,1 kW
M3
D NYY 5x1,5 mm
1,1 kW
2
2 2
M5
Electro
M2
5,5 kW
F
BAN BERJALAN 1
Pneumatic Valve
NYY 5x1,5 mm
NYY 5x1,5 mm
M1
1,1 kW
(Simulator)
Tahanan Pengasut
FrekwensiL
Konvertor
A4
09
[51]
5.4.b. Analisis Rangkaian Milling Milling merupakan sebuah aplikasi yang banyak dijumpai pada perusahaan semen, pemecah batu dan lain-lain dengan menggunakan ban berjalan untuk memindahkan material dari silo yang satu ke silo yang lainnya. Prinsip kerja dari milling adalah pertama-tama mengoperasikan F02 yang merupakan pengaman dari Conveyor Belt 1 ( M1 ), F09 yang merupakan pengaman dari Mill ( M2 ) yang menggunakan pengasutan autoresistor, F11 yang merupakan pengaman Conveyor Belt 2 ( M3 ), F13 yang merupakan pengaman Frequency Convertor Worm Wheel ( M4 ) dan F15 yang merupakan pengaman Vibrator ( M4 ). Pengaman ini merupakan pengaman untuk rangkaian daya, tapi pada praktek ini hanya dilakukan pengoperasian pada rangkaian kontrol yang menggunakan sebuah pengaman yaitu F16, dan dilengkapi dengan sebuah saklar Emergency Stop (S17). Untuk mengoperasikan rangkaian milling ini, pertama-tama dilakukan pengaturan posisi saklar selector, dimana ada dua posisi yaitu posisi Normal dan posisi Repair. Posisi repair digunakan untuk keadaan perbaikan maupun pemeliharaan. Karenapada posisi ini peralatan atau motor motor tidak bekerja saling mengunci. Setiap motor / peralatan dapat dioperasikan secara tersendiri tanpa dipengaruhi oleh peralatan lain. Posisi Normal digunakan karena system milling ini tidak dapat bekerja secara otomatis karena terdapat proses pengoperasian pada system ini yang bekerja secara berurutan dan mengunci, yang bertujuan untuk menjamin tidak ada hal-hal yang membahayakan. System pengoperasian motor motor
tersebut sebagai berikut : M5 (penggetar) dapat dioperasikan setelah M1, M2, M3 dan M4 beroperasi secara normal sedangkan untuk menghentikan system ini M1 tidak dapat dihentikan pengoperasiannya sebelum M5, M4, M3 dan M2 berhenti bekerja. Adapun langkah pengoperasian motor motor tersebut dalam
pengoperasian posisi normal adalah sebagai berikut : Menekan saklar tekan (S19a) untuk mengaktifkan kontaktor K19M, dimana K19M berfungsi
[52]
mengontrol motor M1. Sedangkan untuk meng-off-kan M1 dapat dilakukan dengan cara menekan saklar tekan(S19). Selanjutnya menekan saklar tekan(S21a) untuk mengaktifkan K21M, dimana K21M mengoperasikan
motor M2. Motor M2 dioperasikan dengan tiga step yang dikontrol oleh K23M, K25M, dan K27M. dimana ketiga step ini bekerja secara bergantian dan berurutan. Sedangkan untuk meng-off-kan motor M2 dilakukan dengan menekan saklar tekan(S21).Kemudian menekan saklar tekan(S31a) untuk mengoperasikan motor M3. Motor M3 dikontrol oleh K31M. Dan menekan saklar tekan(S31) untuk meng-off-kan motor M3. Lalu menekan saklar tekan(S33a) untuk mengoperasikan motor M4. Motor M4 dikontrol oleh kontaktor K33M. Dan menekan saklar tekan(S33) untuk meng-off-kan motor M4.Kemudian menekan push button S34a untuk mengaktifkan elektro pneumatic valve . Elektro pneumatic valve berfungsi sebagai katup / pintu lewat material yang diangkut. Dimana alat ini dikontrol oleh kontaktor K35. Dan menekan push button S35 untuk meng-off-kan alat ini.Dan terakhir menekan push button S36a untuk mengaktifkan kontaktor K36M. Kontaktor K36M berfungsi mengontrol motor M5. Dan menekan push button S36 untuk meng-off-kan motor M5.Untuk menghentikan system ini secara keseluruhan dapat dilakukan dengan menekan saklar emergency (S17).Untuk mematikan system operasi motor motor tersebut dilakukan dengan menekan saklar off masing masing motor dengan urutan sebagai berikut: M5 , M4, M3, M2, dan terakhir M1.
[53]
BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan Dengan berakhirnya kegiatan praktek di bengkel listrik pada semester 4 yang berkaitan dengan Kontrol Industri Konvensional ini, saya sebagai praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Dapat membaca rangkaian kontrol dari empat job yaitu pusat pompa, pusat tanur, airblast system dan milling. Pembacaan rangkaian kontrol adalah hal yang penting sebelum merangkai rangkaian kontrol, karena dengan membaca rangkaian kontrol dapat diketahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol yang akan dibuat sehingga dapat memudahkan saat merangkai. 2. Dapat merangkai beberapa rangkaian kontrol, dimana pada praktek ini praktikan telah merangkai beberapa rangkaian kontrol dari empat job. Rangkaian kontrol dari job-job tersebut berbeda-beda, selain itu dari setiap rangkaian kontrol yang di buat menggunakan komponen dengan fungsi yang berbeda-beda pula. 3. Dapat menganalisa beberapa rangkaian kontrol dan fungsinya, karena setelah merangkai beberapa rangkaian kontrol dan melakukan pengujian, maka dapat dilakukan analisa dari rangkaian kontrol tersebut dan mencocokkan fungsi dari rangkaian tersebut dengan pembacaan gambar rangkaian kontrol yang terdapat pada jobsheet. Dan apabila terdapat kekeliruan, maka dapat diatasi dengan baik setelah dilakukan analisa rangkaian kontrolnya. 4. Dapat merencanakan berbagai rangkaian kontrol, karena selama melakukan praktek ini, telah di dapatkan pengetahuan tentang beberapa rangkaian kontrol dan fungsinya masing-masing, sehingga setelah menjalami praktek ini, dapat melakukan perencanaan rangkaian-rangkaian kontrol lainnya.
[54]
6.2. Saran Dari segala hal yang telah didapatkan dan dirasakan oleh praktikan selama melaksanakan praktek di bengkel listrik, saya sebagai praktikan merekomendasikan beberapa saran, yaitu: 1. Sebaiknya penyediaan alat untuk masing-masing kelompok diberikan sesuai dengan kebutuhan para praktikan, sehingga tidak terjadi peminjaman antar kelompok yang dapat mengganggu kelangsungan praktek. 2. Sebaiknya komponen-komponen yang digunakan dalam praktek diberikan secara lengkap dan telah dilakukan pengetesan pada komponen tersebut, sehingga tidak ada komponen rusak yang digunakan oleh praktikan dan tidak ada kekurangan komponen yang didapatkan sehingga menggangu kelangsungan praktek saat akan melakukan pengetesan.
[55]
DAFTAR PUSTAKA 1. Syarifuddin dan Noor Nirwan A., Mesin Arus Searah dan
Transformator, 2012. 2. Daniel W Hart, Electrical Enginnering Basic Technology, 1997 3. PEDC, Teknik Bengkel, EDC EL CNS 0011, CN Poly DIII, Bandung, 1988 4. Jobsheet praktikum Bengkel Listrik Semester IV 5. www.scribd.com
[56]
LAMPIRAN
[57]